TENTANG
PENETAPAN KELUARGA PENERIMA MANFAAT BANTUAN LANGSUNG TUNAI
DESA (BLT DESA) TAHUN ANGGARAN 2020
MEMUTUSKAN
Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala Desa ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Pekalongan
2. Kecamatan adalah Kecamatan Karangdadap
3. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
5. Kepala Desa adalah Pejabat pemerintahan desa yang mempunyai
wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga
desanya dan melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah
Daerah.Kewenangan lokal berskala Desa adalah kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat Desa yang telah dijalankan
oleh Desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh Desa atau yang muncul
karena perkembangan Desa dan prakarsa masyarakat Desa.
6. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
lembaga yang melaksanakan fungsi Pemerintahan yang anggotanya
merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah
dan ditetapkan secara demokratis.
7. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah
antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur
masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk
menyepakati hal yang bersifat strategis.
8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, selanjutnya disingkat
RPJM Desa, adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka
waktu 6 (enam) tahun.
9. Rencana Kerja Pemerintah Desa, selanjutnya disingkat RKP Desa, adalah
penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
10. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
11. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APB Desa,
adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
12. Prioritas Penggunaan Dana Desa adalah pilihan kegiatan yang didahulukan
dan diutamakan daripada pilihan kegiatan lainnya untuk dibiayai dengan
Dana Desa.
13. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan
belanja negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui
anggaran pendapatan dan belanja Daerah Kabupaten dan digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan
Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat
Desa.
14. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
15. Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19) adalah skala penyebaran
penyakit Corona Virus Disease (COVID-19) yang terjadi secara global di
seluruh dunia.
16. Bantuan langsung Tunai Desa yang selanjutnya disingkat BLT Desa adalah
pemberian uang tunai kepada keluarga miskin atau tidak mampu di Desa
yang bersumber dari Dana Desa untuk mengurangi dampak ekonomi akibat
adanya pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
Pasal 2
(1) Penggunaan Dana Desa diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan
masayarakat desa, peningkatan kualitas hidup manusia serta
penanggulangan kemiskinan dan dituangkan dalam rencana kerja
Pemerintah Desa.
(2) Prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
termasuk kegiatan dalam rangka menanggulangi dampak ekonomi akibat
dari:
a. Pandemi COVID-19;
b. Pandemi Flu Burung;
c. Wabah penyakit Colera; dan/atau
d. Penyakit menular lainnya;
(3) Penanganan dampak pandemi COVID-19 sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a dapat berupa kegiatan pencegahan, penanganan dan jaring
pengaman sosial di Desa.
(4) Jaring pengaman sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat berupa
pemberian BLT Desa kepada keluarga miskin di Desa sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Keluarga miskin sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat 4 yang
menerima BLT Desa merupakan keluarga miskin, kehilangan mata
pencaharian atau pekerjaan, Non Program Keluarga Harapan (PKH), Non
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Non Kartu Prakerja, serta yang
mempunyai anggota keluarga yang rentan sakit menahun/kronis.
Pasal 3
(1) Pendataan keluarga miskin calon penerima BLT Desa dilakukan oleh
relawan desa dengan mempertimbangkan :
a. Terdapat dalam DTKS tetapi belum terdata menerima program PKH,
BPNT, Kartu Pra Kerja.
b. Tidak terdapat dalam DTKS yang kehilangan mata pencaharian atau
pekerjaan dan/atau mempunyai anggota keluarga yang rentan sakit
menahun/kronis.
c. Memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK).
d. Belum mendapat bantuan sosial terdampak COVID-19 dari
APBN/APBD.
(2) Hasil pendataan keluarga miskin calon penerima BLT Desa disampaikan
dalam musyawarah Desa khusus/musyawarah insidentil dengan agenda
tunggal, yaitu validasi dan finalisasi data untuk kemudian dituangkan
dalam Berita Acara dan ditandatangani oleh Kepala Desa bersama Ketua
Badan Perwakilan Desa (BPD) selanjutnya ditetapkan menjadi Peraturan
Kepala Desa tentang Penetapan Keluarga Penerima Manfaat BLT Desa.
(3) Apabila setelah ditetapkannya Peraturan Kepala Desa tentang Penetapan
Keluarga Penerima Manfaat BLT Desa ternyata ada penerima BLT Desa
yang mendapat bantuan Jaring Pengaman Sosial lainnya, maka akan
dilakukan perubahan Perkades tersebut melalui mekanisme musyawarah
desa khusus kembali.
(4) Khusus bagi Keluarga Miskin non DTKS oleh Kepala Desa diusulkan ke
Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial Kementrian Sosial melalui
Dinas Sosial untuk mendapatkan legalitas DTKS.
(5) Materi usulan berupa hardcopy dan pengisian pada sistem informasi
kesejahteraan sosial (SIKS-NG) sesuai ketentuan.
Pasal 4
(1) BLT Desa dialokasikan sebesar Rp 426.600.000 (empat ratus dua puluh
enam juta enam ratus ribu rupiah atau 35% (tiga puluh lima persen) dari
jumlah Pagu Dana Desa untuk 237 Kepala Keluarga.
(2) Daftar nama-nama penerima BLT Desa Terlampir yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dalam peraturan Kepala Desa ini.
(3) Besaran BLT Desa ditetapkan sebesar Rp.600.000,- (enam ratus ribu
rupiah) dibayarkan setiap bulan selama 3 (tiga) bulan yaitu bulan mei,
bulan juni, dan bulan juli tahun 2020.
(4) Penyaluran BLT Desa dilaksanakan oleh pemerintah desa dengan metode
tunai.
Pasal 5
Peraturan Kepala Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Kepala Desa ini dengan penempatannya dalam Berita Desa
Kebonrowopucang.
SLAMET NURUDIN,S.E
Kegiatan : Musdesus
Hari, tanggal : Kamis, 14 Mei 2020
Jam : 20.00 WIB
Tempat : Aula Balai Desa Kebonrowopucang
Pimpinan rapat : Zamroni
A. Kepala desa memberikan informasi bahwa agenda pada hari ini yaitu membahas dan menetapkan calon
penerima manfaat BLT dari Dana Desa maksimal 35% dari pagu DD TA 2020. Nominal BLT Dana
Desa tersebut yaitu Rp 430.200.000 (empat ratus tiga puluh juta dua ratus ribu rupiah).
BLT ini diperuntukan untuk warga miskin Desa Kebonrowopucang dengan rincian Rp 600.000 per KK
x 3 bulan. Jadi penerima BLT tersebut sebanyak 239 KK di Desa Kebonrowopucang.
Kemudian dari jumlah kuota 239 KK dibagi per dusun dengan memperhatikan prosentase jumlah warga
miskin di masing-masing dusun dengan rincian sebagai berikut :
a. Dusun 1 : 18 KK
b. Dusun 2 : 17 KK
c. Dusun 3 : 29 KK
d. Dusun 4 : 18 KK
e. Dusun 5 : 36 KK
f. Dusun 6 : 40 KK
g. Dusun 7 : 33 KK
h. Dusun 8 : 48 KK
B. Ketua BPD Desa Kebonrowopucang mengajak kepada anggota rapat agar ikut mensukseskan program
BLT Dana Desa tersebut. Sekaligus agar bisa menetapkan calon penerima BLT Dana Desa agar tepat
sasaran dan tidak ada penerima bantuan yang ganda dengan bantuan bersumber lain.
Ketua BPD juga berharap para hadirin untuk bisa mensosialisasikan kepada warga masyarakat desa
kebonrowopucang, sehingga warga bisa tetap dalam kondusif dan tidak muncul permasalahan yang
berlebihan dikemudian hari.
Notulen
Mengetahui,
Kepala Desa Kebonrowopucang Ketua BPD