Anda di halaman 1dari 18

SALINAN

BUPATI TOBA
PROVINSI SUMATERA UTARA
PERATURAN BUPATI TOBA
NOMOR 26 TAHUN 2020
TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI TOBA SAMOSIR NOMOR 1
TAHUN 2020 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA
DESA DI KABUPATEN TOBA TAHUN ANGGARAN 2020
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI TOBA,
Menimbang : a. bahwa pelaksanaan mengenai penganggaran, pengalokasian,
penyaluran, penatausahaan, pedoman penggunaan dan
pemantauan serta evaluasi pengelolaan Dana Desa dan
penyaluran Bantuan Langsung Tunai Desa, telah diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2019
tentang Pengelolaan Dana Desa sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.07/2020
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
205/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Desa;
b. bahwa untuk penggunaan Dana Desa dalam mendukung
pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai Desa kepada
masyarakat miskin di Desa dilakukan penambahan
Penyaluran Bantuan Langsung Tunai Desa selama 6 (enam)
bulan sepanjang Dana Desa Tahun Anggaran 2020 masih
tersedia;
c. bahwa berdasarkan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dan
huruf b, perlu ditetapkan dengan Peraturan Bupati Toba
tentang Perubahan kedua atas Peraturan Bupati Nomor 1
Tahun 2020 tentang Tata Cara Pembagian dan Penetapan
Rincian Dana Desa di Kabupaten Toba Tahun Anggaran 2020;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang


Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Toba Samosir dan
Kabupaten Daerah Tingkat II Mandailing Natal (Lembaran
Negara Republik
Indonesia Tahun 1998 Nomor 188, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3794);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);

1|Page
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5539), sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6321);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5558) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 88, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5694);
6. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 1
Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan
stabilitas keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus
Disease (COVID-19) (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 87);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang
Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan
Penanganan Penyakit Corona Virus 2019 (COVID-19)
(Lembarang Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
91);
8. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan
Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Tahun 2020 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 94);

2|Page
9. Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan
Bencana Non-alam Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-
19);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018
tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 611);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020
tentang Percepatan Penanganan Pandemi Corona Virus
Disease (COVID-19) di lingkungan Pemerintah Daerah;
12. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
Dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019 tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2020 (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 1012) sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi
Nomor 7 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
Dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019 tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2020 (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 632);
13. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
Dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2020 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019 tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020;
14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2019
tentang Pengelolaan Dana Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 1700);
15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 19/PMK.07/2020 tentang
Penyaluran dan Penggunaan Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi
Umum dan Dana Insentif Daerah Tahun Anggaran 2020
dalam rangka Penanggulangan Corona Virus Disease 2019
(COVID-19);
16. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 35/PMK.07/2020
tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Tahun 2020 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 337);
17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40/PMK.07/2020
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
205/PMK.17/2019 tentang Pengelolaan Keuangan Desa;
18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.07/2020 tentang
Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
205/PMK.17/2019 tentang Pengelolaan Keuangan Desa;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir Nomor 15 Tahun
2019 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2020;
20. Peraturan Bupati Toba Samosir Nomor 47 Tahun 2019
tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Toba Samosir Tahun Anggaran 2020;
21. Peraturan Bupati Toba Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata
Cara Pembagian dan Penetapan Rincian Dana Desa di
Kabupaten Toba Tahun 2020 sebagaimana telah diubah

3|Page
dengan Peraturan Bupati Toba Nomor 18 Tahun 2020 tentang
Perubahan Atas Peraturan Bupati Toba Nomor 1 Tahun 2020
tentang Tata Cara Pembagian dan Penetapan Rincian Dana
Desa di Kabupaten Toba Tahun 2020.

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS
PERATURAN BUPATI TOBA NOMOR 1 TAHUN 2020 TENTANG
TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA
DESA DI KABUPATEN TOBA TAHUN ANGGARAN 2020.

Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Toba Nomor 1 Tahun 2020 tentang
Tata Cara Pembagian dan Penetapan Rincian Dana Desa di Kabupaten Toba Tahun
Anggaran 2020 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Nomor 18
Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Toba Nomor 1 Tahun 2020
tentang Tata Cara Pembagian dan Penetapan Rincian Dana Desa di Kabupaten
Toba Tahun Anggaran 2020, diubah sebagai berikut :

1. Ketentuan Pasal 1 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :


Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Toba.
2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Toba.
3. Bupati adalah Bupati Toba.
4. Kabupaten adalah Kabupaten Toba.
5. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah
Kabupaten.
6. Badan Pengelola Keuangan Dan Asset Daerah adalah Badan Pengelola
Keuangan Dan Asset Daerah Kabupaten Toba.
7. Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) Kabupaten adalah Inspektorat
Kabupaten Toba.
8. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat
yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
9. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
10. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibuat oleh
BPD bersama Kepala Desa.
11. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten dan digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan
masyarakat.
12. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain
dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa;
13. Jumlah Desa adalah jumlah Desa yang ditetapkan oleh Menteri Dalam
Negeri.
4|Page
14. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disingkat SiLPA adalah
selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu
periode anggaran.
15. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, yang selanjutnya disingkat
APBDes, adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
16. Rekening Kas Umum Daerah yang selanjutnya disingkat RKUD adalah
rekening tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh Bupati
untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh
pengeluaran daerah pada Bank yang ditetapkan.
17. Rekening Kas Desa adalah rekening tempat menyimpan uang Pemerintah
Desa yang menampung seluruh penerimaan desa dan digunakan untuk
membayar seluruh pengeluaran Desa pada Bank yang ditetapkan.
18. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disingkat SiLPA adalah
selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu
periode anggaran.
19. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
20. Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan
pertanggungjawaban keuangan desa.
21. Rencana Kerja Pemerintah Desa, selanjutnya disebut RKPDesa, adalah
penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun.
22. Alokasi Dasar adalah Alokasi Minimal Dana Desa yang akan diterima oleh
setiap desa secara merata yang besarnya dihitung berdasarkan persentase
tertentu dari anggaran Dana Desa yang dibagi dengan jumlah desa secara
nasional;
23. Alokasi Afirmasi adalah alokasi yang dihitung dengan memperhatikan
status desa tertinggal dan desa sangat tertinggal, yang memiliki jumlah
penduduk miskin tinggi.
24. Alokasi Formula adalah alokasi yang dihitung dengan memperhatikan
jumlah penduduk desa, angka kemiskinan desa, luas wilayah desa dan
tingkat kesulitan geografis desa setiap kabupaten.
25. Alokasi Kinerja adalah alokasi yang diberikan kepada desa yang memiliki
hasil penilaian kinerja terbaik.
26. Indeks Kemahalan Konstruksi yang selanjutnya disingkat IKK adalah
indeks yang mencerminkan tingkat kesulitan geografis yang dinilai
berdasarkan tingkat kemahalan harga prasarana fisik secara relatif antar
daerah.
27. Indeks Kebutuhan Dana Desa adalah indikasi dana yang perlu
dianggarkan dalam rangka pelaksanaan Dana Desa.
28. Pengguna Anggaran Bendahara Umum Negara yang selanjutnya disingkat
PA BUN adalah penjabat pemegang kewenangan pengguna anggaran
kementerian negara/lembaga.
29. Pembantu Pengguna Anggaran Bendahara Umum Negara yang selanjutnya
disingkat PPA BUN adalah unit organisasi di lingkungan Kementerian
Keuangan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan bertanggungjawab
atas pengelolaan anggaran yang berasal dari Bagian Anggaran Bendahara
Umum Negara.

5|Page
30. Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara yang selanjutnya disingkat BA
BUN adalah bagian anggaran yang tidak dikelompokkan dalam bagian
anggaran kementerian negara/lembaga.
31. Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Umum Negara yang selanjutnya
disingkat KPA BUN adalah satuan kerja pada masing-masing PPA BUN
baik di kantor pusat maupun kantor daerah atau satuan kerja di
kementerian negara/lembaga yang memperoleh penugasan dari Menteri
Keuangan untuk melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab
pengelolaan anggaran yang berasal dari BA BUN.
32. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Bendahara Umum Negara yang
selanjutnya disingkat DIPA BUN adalah dokumen pelaksanaan anggaran
yang disusun oleh PPA BUN.
33. Rencana Kerja dan Anggaran Bendahara Umum Negara Dana Desa yang
selanjutnya disebut RKA BUN Dana Desa adalah dokumen perencanaan
anggaran BA BUN yang memuat rincian kebutuhan dana desa tahunan
yang disusun oleh KPA BUN Transfer Non Dana Perimbangan.
34. Rencana Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara Transfer ke Daerah
yang selanjutnya disingkat RDP BUN TKDD adalah dokumen perencanaan
anggaran BA BUN yang merupakan Himpunan RKA BUN Transfer ke
Daerah dan Dana Desa.
35. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disebut KPPN
adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang
memperoleh kuasa dari BUN untuk melaksanakan sebagian fungsi kuasa
BUN;
36. Padat Karya Tunai adalah kegiatan pembangunan yang lebih banyak
menggunakan tenaga manusia untuk membuka lapangan kerja bagi
keluarga miskin atau kurang mampu yang mengalami kehilangan
penghasilan dan dibayar secara tunai;
37. Petugas Penjaga Pintu Air dan Petugas Penjaga Bendungan atau dengan
sebutan lain di Desa yang selanjutnya disebut P2A dan P2B adalah
petugas irigasi yang bertanggung jawab mengontrol pintu-pintu bangunan
bagi air, mengatur pembagian air pada pintu bangunan secara adil dan
merata, menjaga kebersihan sekeliling bangunan kebersihan dasar
saluran irigasi dan tanggul sepanjang minimal 500 m kehulu dan 500 m
ke sebelah hilir bangunan;
38. Kader Posyandu adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh, dari dan
masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat;
39. Kader Bina Keluarga Balita yang disebut Kader BKB adalah anggota
masyarakat yang bekerja secara sukarela dalam membina dan menyuluh
orang tua balita;
40. Kader Bina Keluarga Remaja yang selanjutnya disebut Kader BKR
merupakan upaya meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan
orang tua dan anggota keluarga;
41. Lembaga Desa adalah lembaga yang menyelenggarakan fungsi adat
istiadat dan menjadi bagian dari susunan asli desa yang tumbuh dan
berkembang atas prakarsa masyarakat Desa;
42. Satuan Perlindungan Masyarakat yang selanjutnya disebut Satuan Linmas
adalah warga masyarakat yang disiapkan dan dibekali pengetahuan juga
ketrampilan untuk melakukan kegiatan penanganan bencana guna
mengurangi bencana, menjaga keamanan dan ketentraman masyarakat
serta kegiatan sosial kemasyarakatan.

6|Page
43. Kader Pembangunan Manusia yang selanjutnya disebut Kader KPM adalah
warga masyarakat Desa yang dipilih melalui musyawarah desa untuk
bekerja membantu pemerintah desa dalam memfasilitasi masyarakat desa
dalam merencanakan, melaksanakan dan mengawasi pembangunan
sumber daya manusia di Desa;
44. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa yang selanjutnya disebut Kader
KPMD adalah Pendamping Desa yang berasal dari masyarakat desa dan
sudah secara aktif terlibat dalam proses pembangunan Desa.
45. Kader Teknik adalah Kader yang mampu membantu Kepala Desa untuk
menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) program pembangunan Desa.
46. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
47. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan,
dan tanah longsor.
48. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi,
gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit
49. Pandemi Corona Virus Disease yang selanjutnya disingkat (COVID-19)
adalah skala penyebaran penyakit Corona Virus Disease (COVID-19) yang
terjadi secara global di seluruh dunia.
50. Bantuan Langsung Tunai Desa yang selanjutnya disingkat BLT-Dana Desa
adalah pemberian uang tunai kepada keluarga miskin atau tidak mampu
di Desa yang bersumber dari Dana Desa untuk mengurangi dampak
ekonomi akibat adanya pandemi (COVID-19).

2. Ketentuan Pasal 10 diubah pada Lampiran I sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 10
Rincian DD masing-masing Desa adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
Peraturan Bupati ini.

3. Ketentuan ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) Pasal 12 diubah, dan diantara
ayat (6) dan ayat (7) disisipkan satu, sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 12
(1) Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4)
dilaksanakan setelah Kepala KPPN menerima dokumen persyaratan
penyaluran dengan ketentuan :
a. Tahap I dengan kelengkapan dokumen berupa :
1. Peraturan Bupati mengenai tata cara pembagian dan penetapan
rincian Dana Desa setiap Desa; dan
2. Surat kuasa pemindahbukuan Dana Desa.
b. Tahap II tanpa dokumen persyaratan; dan
c. Tahap III dengan kelengkapan dokumen berupa :

7|Page
1. Peraturan Bupati mengenai tata cara pembagian dan penetapan
rincian Dana Desa setiap Desa dan Peraturan Bupati mengenai
Perubahan tata cara pembagian dan penetapan rincian Dana Desa
setiap Desa;
2. Peraturan Desa mengenai APBDes;
3. Laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Desa tahun
anggaran sebelumnya;
4. Laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Desa sampai
dengan Tahap II menunjukkan realisasi penyerapan paling sedikit
sebesar 50% (lima puluh persen) dan capaian keluaran menunjukkan
paling sedikit sebesar 50% (lima puluh persen);
5. Laporan konvergensi pencegahan stunting tingkat Desa tahun
anggaran sebelumnya;
(2) Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (5)
dilaksanakan setelah Kepala KPPN menerima dokumen persyaratan
penyaluran, dengan ketentuan :
a. Tahap I berupa :
1. Peraturan Bupati mengenai tata cara pembagian dan penetapan
rincian Dana Desa setiap Desa; dan
2. Surat kuasa pemindahbukuan Dana Desa.
b. Tahap II berupa :
1. Peraturan Bupati mengenai tata cara pembagian dan penetapan
rincian Dana Desa setiap Desa dan Peraturan Bupati mengenai
perubahan tata cara pembagian dan penetapan rincian Dana Desa
setiap Desa;
2. Peraturan Desa mengenai APBDes;
3. Laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Desa tahun
angaran sebelumnya;
4. Laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Desa tahap I
menunjukkan realisasi penyerapan paling sedikit sebesar 50% (lima
puluh persen) dan capaian keluaran menunjukkan paling sedikit
sebesar 50% (lima puluh persen); dan
5. Laporan konvergensi pencegahan stunting tingkat Desa tahun
anggaran sebelumnya.
(3) Bupati bertanggungjawab untuk menerbitkan surat kuasa
pemindahbukuan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
angka 2 dan ayat (2) huruf a angka 2 untuk seluruh Desa, dan wajib
disampaikan pada saat penyampaian dokumen persyaratan penyaluran
Tahap I pertama kali;
(4) Capaian keluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c angka 3
dan angka 4 dan ayat (2) huruf b angka 3 dan angka 4 dihitung
berdasarkan rata-rata persentase capaian keluaran dari seluruh kegiatan
setiap Desa;
(5) Penyusunan laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dan ayat (2) huruf b dilakukan
sesuai dengan tabel referensi data bidang , kegiatan, uraian keluaran,
volume keluaran, satuan keluaran, dan capaian keluaran;
(6) Dokumen persyaratan penyaluran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) disampaikan dengan surat pengantar yang ditandatangani oleh
Bupati atau Wakil Bupati atau penjabat yang ditunjuk;

8|Page
(6a)Pemerintah Daerah menandai pengajuan penyaluran Dana Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) atas Desa yang layak
salur melalui aplikasi yang disediakan oleh Direktorat Jenderal
Perbendaharaan;
(7) Dokumen persyaratan penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) disampaikan dalam bentuk dokumen fisik (hardcopy)
dan/atau dokumen elektronik (softcopy);
(8) Dokumen elektronik (softcopy) sebagaimana dimaksud pada ayat (7) diolah
melalui aplikasi yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

4. Ketentuan Pasal 12A diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 12A
(1) Dalam hal Desa belum salur Dana Desa Tahap I, Dana Desa disalurkan
dengan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1),
dengan tambahan ketentuan :
a. Penyaluran Dana Desa Tahap I dilakukan dalam 3 (tiga) kali dengan
besaran :
1. Penyaluran pertama sebesar 15% (lima belas persen);
2. Penyaluran kedua sebesar 15% (lima belas persen); dan
3. Penyaluran ketiga sebesar 10% (sepuluh persen);
b. Penyaluran Dana Desa Tahap II dilakukan dalam 3 (tiga) kali dengan
besaran :
1. Penyaluran pertama sebesar 15% (lima belas persen);
2. Penyaluran kedua sebesar 15% (lima belas persen); dan
3. Penyaluran ketiga sebesar 10% (sepuluh persen);
c. Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf
b dengan rentang waktu antar penyaluran paling cepat 2 (dua) minggu;
dan
d. Tahap III dilaksanakan sesuai ketentuan dalam Pasal 11 ayat (4) huruf c
dan memenuhi persyaratan penyaluran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (1) huruf c.
(2) Dalam hal Desa telah salur Dana Desa Tahap I sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (4) :
a. Penyaluran Dana Desa tahap II dilakukan dalam 3 (tiga) kali dengan
besaran :
1. Penyaluran pertama sebesar 15% (lima belas persen);
2. Penyaluran kedua sebesar 15% (lima belas persen) dan;
3. Penyaluran ketiga 10% (sepuluh persen);
b. Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada huruf a dengan
rentang waktu antar penyaluran paling cepat 2 (dua) minggu; dan
c. Tahap III dilaksanakan sesuai ketentuan dalam Pasal 11 ayat (4) huruf c
dan memenuhi persyaratan penyaluran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ayat (1) huruf c.
(3) Dalam hal Desa telah salur Dana Desa Tahap II sebagaimana dimaksud
dalam pasal 11 ayat (4), penyaluran Dana Desa tahap III dilaksanakan
sesuai ketentuan dalam Pasal 11 ayat (4) dan memenuhi persyaratan
penyaluran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1).

9|Page
5. Ketentuan Pasal 12B diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 12B
(1) Dalam hal Desa berstatus Desa Mandiri belum salur Dana Desa Tahap I
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (5), Dana Desa disalurkan
dengan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2),
dengan tambahan ketentuan :
a. Penyaluran Dana Desa tahap I disalurkan dalam 3 (tiga) kali penyaluran
dengan besaran masing-masing :
1. Penyaluran pertama sebesar 20% (dua puluh persen);
2. Penyaluran kedua 20% (dua puluh persen); dan
3. Penyaluran ketiga 20% (dua puluh persen);

b. Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada huruf a dengan


rentang waktu antar penyaluran paling cepat 2 (dua) minggu;
c. Penyaluran Dana Desa tahap II dilaksanakan sesuai ketentuan dalam
Pasal 11 ayat (5) huruf b dan memenuhi
d. Persyaratan penyaluran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2)
huruf b.
(2) Dalam hal Desa berstatus Desa Mandiri telah salur Dana Desa Tahap I
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (5) huruf a, penyaluran Dana
Desa tahap II dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 11 ayat
(5) huruf b dan memenuhi persyaratan penyaluran sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (2) huruf b.

6. Ketentuan ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) Pasal 13 diubah, sehingga Pasal 13
berbunyi sebagai berikut :

Pasal 13
(1) Dalam rangka penyampaian dokumen persyaratan penyaluran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1), Kepala Desa menyampaikan dokumen
persyaratan penyaluran kepada Bupati, dengan ketentuan :
a. Tahap I tanpa dokumen persyaratan;
b. Tahap II tanpa dokumen persyaratan; dan
c. Tahap III berupa :
1. Peraturan Desa mengenai APBDes;
2. Laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Desa
tahun anggaran sebelumnya;
3. Laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Desa
sampai dengan tahap II menunjukkan realisasi penyerapan paling
sedikit sebesar 50% (lima puluh persen) dan capaian keluaran
menunjukkan paling sedikit sebesar 50% (lima puluh persen); dan
4. Laporan konvergensi pencegahan stunting tingkat Desa tahun
anggaran sebelumnya.
(2) Dalam rangka penyampaian dokumen persyaratan penyaluran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2), Kepala Desa menyampaikan dokumen
persyaratan penyaluran kepada Bupati, dengan ketentuan :
a. Tahap I tanpa dokumen persyaratan; dan
b. Tahap II berupa :
1. Peraturan Desa mengenai APBDes;

10 | P a g e
2. Laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Desa
tahun anggaran sebelumnya;
3. Laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Desa
Tahap I menunjukkan realisasi penyerapan paling sedikit sebesar
50% (lima puluh persen) dan capaian keluaran menunjukkan paling
sedikit sebesar 50% (lima puluh persen); dan
4. Laporan Konvergensi pencegahan stunting tingkat Desa tahun
anggaran sebelumnya.

(3) Capaian keluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c angka 2
dan angka 3 dan ayat (2) huruf b angka 2 dan angka 3 dihitung
berdasarkan rata-rata persentase capaian keluaran dari seluruh kegiatan
setiap Desa.
(4) Penyusunan laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan sesuai dengan
tabel referensi bidang, kegiatan, sifat kegiatan, uraian keluaran, volume
keluaran, cara pengadaan, dan capaian keluaran.
(5) Bupati melakukan verifikasi kesesuaian dokumen persyaratan penyaluran
sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) dengan kondisi penyerapan
dan capaian keluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4).
(6) Berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Bupati
menyampaikan dokumen persyaratan penyaluran atas Desa yang layak
salur kepada Kepala KPPN setiap minggu.
(7) Dalam hal tabel referensi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) belum
memenuhi kebutuhan input data, Kepala Desa menyampaikan perubahan
tabel referensi untuk dilakukan pemutakhiran.
(8) Perubahan tabel referensi sebagaimana dimaksud pada ayat (7) mengacu
pada peraturan yang ditetapkan oleh Kementerian Dalam Negeri.

7. Ketentuan Pasal 13A diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 13A
(1) Dalam hal Desa belum salur Dana Desa Tahap I sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (4), Dana Desa disalurkan dengan ketentuan :
a. Penyaluran Dana Desa tahap I dilakukan dalam 3 (tiga) kali dengan
besaran :
1. Penyaluran pertama sebesar 15% (lima belas persen;
2. Penyaluran kedua 15% (lima belas persen; dan
3. Penyaluran ketiga 10% (sepuluh persen);
b. Penyaluran Dana Desa Tahap II dilakukan dalam 3 (tiga) kali dengan
besaran :
1. Penyaluran pertama sebesar 15% (lima belas persen);
2. Penyaluran kedua sebesar 15% (lima belas persen);
3. Penyaluran ketiga sebesar 10% (sepuluh persen);
c. Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf
b dengan rentang waktu antar penyaluran paling cepat 2 (dua) minggu;
dan
d. Tahap II dilaksanakan sesuai ketentuan dalam Pasal 11 ayat (4) huruf c
dan memenuhi persyaratan penyaluran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (1) huruf c.
(2) Dalam hal Desa telah salur Dana Desa Tahap I sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (4) :

11 | P a g e
a. Penyaluran Dana Desa tahap II dilakukan dalam 3 (tiga) kali dengan
ketentuan :
1. Penyaluran pertama sebesar 15% (lima belas persen);
2. Penyaluran kedua sebesar 15% (lima belas persen); dan
3. Penyaluran ketiga 10% (sepuluh persen);
b. Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada huruf a dengan
rentang waktu antar penyaluran paling cepat 2 (dua ) minggu; dan
c. Tahap III dilaksanakan sesuai ketentuan dalam Pasal 13 ayat (4) huruf c
dan memenuhi persyaratan penyaluran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (1) huruf c.
(3) Pengajuan Permohonan penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a dan huruf b dan ayat (2) huruf a dilaksanakan oleh
Bupati kepada KPPN.

8. Ketentuan Pasal 13B diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 13B
(1) Dalam hal Desa berstatus Desa Mandiri belum salur Dana Desa Tahap I
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (5), Dana Desa disalurkan
dengan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2),
dengan tambahan ketentuan :
a. Penyaluran Dana Desa tahap I dilakukan dalam 3 (tiga) kali dengan
besaran :
1. Penyaluran pertama sebesar 20% (dua puluh persen);
2. Penyaluran kedua 20% (dua puluh persen); dan
3. Penyaluran ketiga 20% (dua puluh persen);
b. Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dengan rentang waktu antar penyaluran paling cepat 2 (dua) minggu;
dan
c. Penyaluran Dana Desa tahap II dilaksanakan sesuai ketentuan dalam
Pasal 11 ayat (5) dan memenuhi persyaratan penyaluran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2).
(2) Dalam hal Desa berstatus Desa Mandiri telah salur Dana Desa Tahap I
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (5), penyaluran Dana Desa
tahap II dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 11 ayat (5) dan
memenuhi persyaratan penyaluran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
ayat (2).

9. Ketentuan ayat (4), ayat (5) dan ayat (6) Pasal 14A diubah, diantara ayat (1) dan
ayat (2) Pasal 14A disisipkan 1 (satu) ayat, yakni ayat (1a), dan ayat (7) dihapus,
sehingga Pasal 14A berbunyi sebagai berikut :

Pasal 14A
(1) Jaring pengaman sosial di Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
ayat (1A) huruf b, berupa BLT-Dana Desa kepada keluarga miskin atau
tidak mampu di Desa sebagai keluarga penerima manfaat.
(1a) Dana Desa diprioritaskan untuk BLT Dana Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
(2) Pemerintah Desa wajib menganggarkan dan melaksanakan kegiatan BLT-
Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
(3) Calon keluarga penerima manfaat BLT-Dana Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) paling sedikit memenuhi kriteria sebagai berikut :

12 | P a g e
a. Keluarga miskin atau tidak mampu yang berdomisili di Desa
bersangkutan; dan
b. Tidak termasuk penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH),
Kartu Sembako, dan Kartu Pra Kerja dan bantuan lainnya yang
diberikan Pemerintah Daerah.
(4) Pendataan calon penerima BLT-Dana Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) huruf b mempertimbangkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
(DTKS) dari Kementerian Sosial.
(5) Besaran BLT-Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
sebesar :
a. Rp. 600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) untuk bulan pertama sampai
dengan bulan ketiga per keluarga penerima manfaat;
b. Rp. 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) untuk bulan keempat sampai
dengan bulan keenam per keluarga penerima manfaat.
(6) Pembayaran BLT-Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dilaksanakan selama 6 (enam) bulan paling cepat bulan April 2020.
(7) Persetujuan yang diberikan oleh Bupati setelah adanya permohonan Kepala
Desa setelah diverifikasi Camat.
(8) Ketentuan mengenai kriteria, mekanisme pendataan, penetapan data
keluarga penerima manfaat BLT-Dana Desa dan pelaksanaan pemberian
BLT-Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

10. Diantara ayat (3) ditambahkan 2 (dua) ayat yaitu ayat (3a) dan (3b), sehingga
Pasal 17A berbunyi sebagai berikut :

Pasal 17 A
Penanganan (COVID-19)
(1) Bencana nonalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf d
merupakan bencana yang terjadi sebagai akibat kejadian luar biasa seperti
penyebaran penyakit yang mengancam dan/atau menimpa warga
masyarakat secara luas atau skala besar, paling sedikit berupa:
a. pandemi COVID-19;
b. pandemi flu burung;
c. wabah penyakit Cholera; dan/atau
d. penyakit menular lainnya.
(2) Penanganan dampak pandemi COVID-19 sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat berupa kepada keluarga miskin di Desa sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(3) Keluarga miskin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang menerima
merupakan keluarga yang kehilangan mata pencaharian atau pekerjaan,
belum terdata menerima Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT), dan kartu pra kerja, serta yang mempunyai
anggota keluarga yang rentan sakit menahun/kronis.
(3a) Dalam hal ditentukan keluarga miskin sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
tidak masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosial, tetap menerima BLT
Dana Desa.
(3b) Data penerima BLT Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3a)
dicatat dalam pemuktakhiran data terpadu kesejahteraan sosial sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

13 | P a g e
11. Setelah ayat (4) huruf b angka 5 Pasal 17B ditambahkan 1 (satu) huruf yaitu
huruf (6), sehingga Pasal 17B berbunyi sebagai berikut :
Pasal 17 B
(1) Bencana nonalam yang berupa pandemi COVID-19 dapat menggunakan
Dana Desa dengan Membentuk Relawan Desa Lawan COVID-19 dengan
struktur sebagai berikut:

Ketua : Kepala Desa


Wakil Ketua : Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Anggota :
a. Perangkat Desa
b. Anggota BPD
c. Kepala dusun;
d. Pendamping Lokal Desa;
e. Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH);
f. Pendamping Desa Sehat;
g. Pendamping lainya yang berdomisili di Desa;
h. Bidan Desa;
i. Tokoh Agama;
j. Tokoh Adat;
k. Tokoh Masyarakat;
l. Karang Taruna;
m. PKK; dan
n. Kader Penggerak Masyarakat Desa (KPMD).
o. Babinkamtibmas;
p. Babinsa; dan
q. Pendamping Desa
(2) Tugas Relawan Desa adalah sebagai berikut :
a. melakukan edukasi melalui sosialisasi yang tepat dengan menjelaskan
perihal informasi terkait dengan COVID-19 baik gejala, cara penularan,
maupun langkah-langkah pencegahannya.
b. mendata penduduk rentan sakit, seperti orang tua, balita, serta orang
yang memiliki penyakit menahun, penyakit tetap, dan penyakit kronis
lainnya, serta mendata keluarga yang berhak mendapat manfaat atas
berbagai kebijakan terkait jaring pengamanan sosial dari pemerintah
pusat maupun daerah, baik yang telah maupun yang belum menerima;
c. mengidentifikasi fasilitas-fasilitas Desa yang bisa dijadikan sebagai ruang
isolasi
d. melakukan penyemprotan disinfektan menyediakan tempat cuci tangan
dan/atau cairan pembersih tangan (hand sanitizer) ditempat umum.
e. menyediakan alat kesehatan untuk deteksi dini, perlindungan, serta
pencegahan penyebaran wabah dan penularan COVID-19 antara lain :
1. Pengadaan Bahan Cairan Disinfektan;
2. Pengadaan Alat Semprot;
3. Pengadaan masker;
4. Pembuatan Baliho Cegah COVID-19 dan Pola Hidup Bersih dan
Sehat;

14 | P a g e
5. Pembuatan Leftlet anjuran hidup sehat;
6. Pengadaan Sarana Cuci Tangan Pakai Sabun;
7. Pengukur suhu badan;
8. Suplemen penambah daya tubuh (vitamin);
9. Sembako bagi yang diisolasi di rumah; dan
10. Alat kesehatan lainnya berdasarkan kebutuhan Desa
f. menyediakan informasi penting terkait dengan penanganan COVID-19
seperti nomor telepon rumah sakit rujukan, nomor telepon ambulan, dan
lain-lain;
g. melakukan deteksi dini penyebaran COVID-19, dengan memantau
pergerakan masyarakat melalui:
a) Pencatatan tamu yang masuk ke Desa;
b) Pencatatan keluar masuk warga desa setempat ke daerah lain;
c) Pendataan warga desa yang baru datang dari rantau, seperti buruh
migran dan warga yang bekerja di kota-kota besar; dan
d) Pemantauan perkembangan Orang Dalam Pantauan (ODP) dan Pasien
Dalam Pantauan (PDP) COVID-19.
h. mendirikan Pos Jaga Gerbang Desa (24 Jam);
i. memastikan tidak ada kegiatan warga berkumpul dan/atau kerumunan
banyak orang, seperti pengajian, pernikahan, tontonan dan hiburan
massa, dan hajatan atau kegiatan serupa lainnya;
j. Senantiasa melakukan koordinasi secara intensif dengan Pemerintah
Kabupaten c.q Dinas Kesehatan dan/atau Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa atau sebutan lain serta Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD).
k. Biaya Operasional bagi Relawan Penanggulangan COVID-19 adalah
makan, minum dan snak.
(3) Penanganan COVID-19 dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. bekerja sama dengan rumah sakit rujukan atau puskesmas setempat
b. penyiapan ruang isolasi di Desa;
c. merekomendasikan kepada warga yang pulang dari daerah terdampak
COVID-19 untuk mengisolasikan diri;
d. membantu menyiapkan logistik kepada warga yang masuk ruang isolasi;
e. menghubungi petugas medis dan/atau Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) untuk tindak lanjut berikutnya terhadap warga yang
masuk ruang isolasi.
(4) Pengunaan Dana Desa dalam Penanganan, Pencegahan dan Penyebaran
COVID-19 diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Sasaran penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) adalah keluarga
miskin non PKH/Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) antara lain:
1) kehilangan mata pencaharian;
2) belum terdata (exclusion error); dan
3) mempunyai anggota keluarga yang rentan sakit menahun/kronis.
b. Mekanisme Pendataan

15 | P a g e
1) melakukan pendataan dilakukan oleh Relawan Desa lawan COVID-
19;
2) pendataan terfokus mulai dari Desa;
3) hasil pendataan sasaran keluarga miskin dilakukan musyawarah
Desa khusus/musyawarah insidentil dilaksanakan dengan agenda
tunggal, yaitu validasi dan finalisasi data;
4) legalitas dokumen hasil pendataan ditandatangani oleh Kepala Desa
dan BPD; dan.
5) dokumen hasil pendataan diverifikasi desa, oleh Kepala Desa dan
Kadus dilaporkan kepada Bupati melalui Camat dan dapat
dilaksanakan kegiatan-kegiatan dalam waktu selambat-lambatnya 5
(lima) hari kerja per tanggal diterima di kecamatan.
6) dokumen penetapan dan KK penerima BLT-Dana Desa dilaporkan
dan disahkan oleh Bupati atau penjabat yang ditunjuk dalam waktu
selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja per tanggal diterima
c. Perubahan Perencanaan
1. Perubahan Perdes/RKPDes;
2. Perubahan APBDes/RPJMDes dalam bentuk Berita Acara penetapan
desaminasi; dan
3. Biaya pendataan.
12. Ketentuan ayat (1) dan ayat (2) Pasal 17D diubah, diantara ayat (2) dan ayat (3)
disisipkan 4 (empat) ayat, yakni ayat (2a), ayat (2b), ayat (2c) dan ayat (2d),
sehingga Pasal 17D berbunyi sebagai berikut :

Pasal 17D
Jangka waktu dan besaran pemberian

(1) Masa penyaluran BLT Dana Desa 6 (enam) bulan terhitung sejak April
2020;
(2) Besaran BLT Dana Desa per bulan sebesar Rp 600.000,00 (enam ratus ribu
rupiah) per keluarga untuk 3 (tiga) bulan pertama (April, Mei dan Juni);
(2a) Besaran BLT Dana Desa per bulan sebesar Rp 300.000,00 (tiga ratus ribu
rupiah) per keluarga untuk 3 (tiga) bulan berikutnya (Juli, Agustus dan
September);
(2b) BLT Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2a), dapat disalurkan
sepanjang Dana Desa Tahun Anggaran 2020 masih tersedia;
(2c) Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BLT Dana Desa sebagaimana diatur
dalam ayat (2b) mengikuti data KPM sebelumnya kecuali diubah melalui
Musyawarah Desa Khusus;
(2d) Berdasarkan penambahan jangka waktu penyaluran sebagaimana
dimaksud pada angka 1, ketentuan BLT Dana Desa sebagaimana dimaksud
pada Pasal 17C ayat 1dinyatakan tidak berlaku;
(3) Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan oleh:
1) Badan Permusyawaratan Desa;
2) Camat; dan
3) Inspektorat Kabupaten.
(4) Penanggung jawab penyaluran adalah Kepala Desa.
(5) Mekanisme Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa(APBDes)
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

16 | P a g e
13. Diantara Pasal 32 dan Pasal 33 disisipkan 1 (satu) Pasal yaitu Pasal 32A, yang
berbunyi sebagai berikut :

Pasal 32A
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
(1) Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
dan atau KPPN bersama dengan Kementerian Dalam Negeri, dan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
melakukan pemantauan atas pengalokasian, penyaluran, dan penggunaan
Dana Desa secara sendiri-sendiri atau bersama-sama.
(2) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap:
a. Penerbitan Peraturan Bupati mengenai tata cara pembagian dana
penetapan rincian Dana Desa setiap Desa;
b. Penyaluran Dana Desa;
c. Laporan Realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Desa;
d. Penyampaian laporan konvergensi pencengahan stunting tingkat Daerah
Kabupaten;
e. Sisa Dana di RKD; dan
f. Pencapaian keluaran Dana Desa.
(3) Pemantauan sisa Dana Desa di RKD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf e dilakukan untuk mengetahui besaran Dana Desa Tahun Anggaran
sebelumnya yang belum digunakan oleh Desa.
(4) Sisa Dana di RKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperhitungkan
dengan penyaluran Dana Desa tahap II tahun anggaran berjalan.

14. Setelah ayat (2) Pasal 34A ditambahkan 3 (tiga) ayat yaitu ayat (3), ayat (4) dan
ayat (5), sehingga Pasal 34A berbunyi sebagai berikut :

Pasal 34A
(1) Dalam hal Pemerintah Desa tidak menganggarkan dan tidak melaksanakan
kegiatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 14A ayat (2), dikenakan sanksi
berupa penghentian penyaluran Dana Desa Tahap III tahun anggaran
berjalan;
(2) Pemerintah Desa berstatus Desa Mandiri yang tidak menganggarkan dan
tidak melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14A ayat
(2), dikenakan sanksi berupa pemotongan Dana Desa sebesar 50% (lima
puluh persen) dari Dana Desa yang akan disalurkan pada Tahap II tahun
anggaran berikutnya.
(3) Pengenaan sanksi kepada Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) dikecualikan dalam hal berdasarkan hasil musyawarah
Desa khusus/musyawarah insidentil tidak terdapat calon keluarga
penerima BLT Dana Desa yang memenuhi kriteria.
(4) Hasil musyawarah Desa khusus/musyawarah insidentil sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dalam Peraturan Kepala Desa yang
diketahui oleh Pemerintah Daerah Kabupaten atau penjabat yang ditunjuk.
(5) Peraturan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disampaikan
kepada Kepala KPPN sebagai syarat penyaluran Dana Desa tahap III atau
tahap II bagi Desa dengan status Desa Mandiri.

15. Ketentuan Pasal 37A diubah, sehingga Pasal 37A berbunyi sebagai berikut :

17 | P a g e
Pasal 37A
1. Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku :
a. Terhadap Desa yang telah salur tahap II, perhitungan sisa Dana Desa
Tahun 2019 di RKD dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 205/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan Dana Desa; dan
b. Terhadap permohonan penyaluran Dana Desa Tahun Anggaran 2020 :
1) Yang telah diajukan oeh Bupati ke KPPN; dan
2) Yang telah disampaikan oleh Bupati kepada KPPN namun diperlukan
penyesuaian/perbaikan dokumen, dilaksanakan berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 40/PMK.07/2020 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2019 tentang
Pengelolaan Dana Desa.

Pasal II
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Toba.

Ditetapkan di Balige
pada tanggal 2020

BUPATI TOBA,

Cap/dto

DARWIN SIAGIAN
Diundangkan di Balige,
Pada tanggal 2020
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TOBA,

Cap/dto

AUDI MURPHY O. SITORUS


BERITA DAERAH KABUPATEN TOBA TAHUN 2020 NOMOR

Salinan sesuai dengan aslinya


KEPALA BAGIAN HUKUM
SETDAKAB TOBA SAMOSIR

LUKMAN J. SIAGIAN,SH
PEMBINA
NIP. 19750804 200502 1 002

18 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai