Anda di halaman 1dari 8

Modul Kuliah

Teori Perancangan Arsitektur

PERTEMUAN 13

Modul-3
METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR
Topik-2
TAHAPAN PERANCANGAN (Bagian-5)
Sub-topik : SINTESIS

Disiapkan oleh :
Dr. Cut Nuraini, ST., MT.
Materi di modul ini dikutip berdasar Nuraini (2010)
(4). Synthesis (sintesa)

Sintesis berasal dari bahasa Yunani syn = tambah dan thesis = posisi) yang
biasanya berarti suatu integrasi dari dua atau lebih elemen yang ada, yang
menghasilkan suatu hasil baru. Dialektika sintesis adalah hasil akhir dari
percobaan untuk menggabungkan antara thesis dan antithesis.

Contoh paling mudah untuk dapat dipahami adalah pada kasus Jin Mao
Tower (Sumber : Priatman J., http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/hal.9 dalam
Nuraini, 2010 : Lihat materi sebelumnya, yaitu Analisis) yang telah dikutip
sebagian pada bahasan sebelumnya. Sintesis dilakukan terhadap arsitektur dan
struktur pada bangunan tinggi multi fungsi. Menurut Jimmy Priatman
(http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/hal.9 dalam Nuriani, 2010) lebih dari
dua dekade setelah lahirnya arsitektur pasca modern, pemisahan antara
tekknologi konstruksi dan ekspresi kultural dalam arsitektur menjadi semakin lebar.
Dengan perkecualian pada beberapa gedung “high-tech”, kesatuan antara seni
dan teknologi dalam tahap desain terlihat menghadapi tantangan yang semakin
berat, tetapi menarik untuk diamati karena situasi yang terus berubah. Banyak
faktor dan tokoh arsitek memegang peranan penting dalam perubahan ini.
Banyak bangunan baru mendemontrasikan bahwa artefak fungsional tidak perlu
menindas kreativitas, tetapi justru membangkitkan inovasi baru. Salah satu
kontributor yang sangat penting adalah Jin Mao Tower di Shanghai-China.
Priatman menunjukkan dalam analisisnya bahwa bangunan tersebut merupakan
hasil sintesis orijinal yang masih memungkinkan antara kecerdasan rasional
dengan puisi seni arsitektur.

SINTESIS S (struktur) dan E (selubung –arsitektur):


Mega kolom yang mengecil gradual sebagai “form giver” fasade frontal yang
menerima beban lateral langsung (bekerjasama dengan core wall via outrigger)
dan sekaligus sebagai fasade arsitektural (jendela-dinding).

SINTESIS S (struktur) dan I (interior– arsitektur):

2|Page
Shear Wall bulat pada bagian tengah , pada lantai 51 ke atas berfungsi sebagai
dinding interior dengan bentuk bulat yang membentuk atrium kolosal sampai
lantai 88 menyatu dengan tatanan ruang-ruang tidur.

SINTESIS S (struktur) dan M (mekanikalelektrikal):


Perletakkan outrigger pada lantai 24-26, 51-53, 85 sekaligus merupakan
terminal zona-zona mekanikal-elektrikal dan juga lantai transisi antar fungsi
arsitektur yang berbeda (perkantoran dengan hotel, hotel dengan ruang
observasi). Di sini sekaligus S dengan M dan arsitektur (I).

SINTESIS E (selubung) dan M (mekanikal-elektrikal):


Selubung atap (puncak makara) sebagai pusat iluminasi tata cahaya yang juga
merupakan simbolik urban dan focal point arsitektur.

SINTESIS E (selubung) dan I (interior– arsitektur):


Selubung dinding sebagai modul partisi interior dan selubung atap sekaligus
sebagai plafon yang merupakan sumber cahaya (skylight) pada atrium interior.

SINTESIS M (mekanikal-elektrikal) dan I (interior – arsitektur):


Sarana transportasi vertikal (lift) dengan sistim tata lampu lift membentuk dinding
interior transparan setengah lingkaran pada atrium yang imaginatif dan
menampilkan nuansa yang futuristik pada grand atrium lobby.

S = Sistim Struktur
E = Sistim Envelope ( Selubung – Arsitektur)
I = Sistim Interior ( Arsitektur)
M= Sistim Mekanikal (&Elektrikal)

Gambar 1. Sistem tetrahedron


Sumber: The Building Systems Integration Handbook
p. 316 (http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/hal.15 dalam Nuraini, 2010)

3|Page
Sintesis antara arsitektur dan struktur pada bangunan sebenarnya
merupakan proses alamiah yang berjalan secara berkesinambungan, sampai
tercapai suatu keterpaduan yang sinergis. Pendekatan arsitektur yang simultan
dengan struktur dapat di ibaratkan sebagai tarian dan musik, sebagaimana
dinyatakan oleh Merce Cunningham : “When John (Cage) and I first thought of
separating the dance and the music, it was very difficult, because people had this idea
about the music supporting the dance rhythmically. I can remember so clearly, in one
piece I made some kind of very big movement, and there was no sound at all. But
right after it came this incredible sound on the prepared piano, I understood that
these two separate things could make something that couldn’t have happened any
other way”.
Melalui studi analisis Jin Mao Tower dapat dipelajari bagaimana idea dan
filosofis arsitektural yang mengangkat aspek kultur tradisional bangunan pagoda
dapat ber integrasi secara sinergis dengan sistim mega struktur (core & outrigger)
yang memberikan peluang lantai lantai transisi sebagai perpindahan fungsi dan
lantai penampungan darurat apabila terjadi kebakaran, sedangkan mega shear
wall pada core memberikan peluang adanya atrium (di dalam core) yang
menyatu dengan tata letak kamar kamar hotel.
Pada contoh lain, fasade bangunan (dinding dan jendela) sekaligus
merupakan elemen struktural terlihat pada Miglin-Beitler Tower Chicago.
Sebenarnya gagasan sistim struktur tersebut pernah dieksplorasi oleh Fazlur Khan
pada tahun 1960, tetapi tidak sempat terrealisasi sampai munculnya proposal
pencakar langit Miglin Beitler Tower-Chicago pada dekade 80, dan
diimplementasikan pada Petronas Tower oleh Cesar Pelli dengan tim enjiner yang
sama, serta Jin Mao Tower oleh S.O.M. yang kini menempati ranking ke2 dan ke 4
dalam jajaran gedung tertinggi di dunia.
Analasis antara sistem, yaitu struktur, envelope (selubung arsitektur), interior
dan sistem mekanikal-elektrikal dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini.

4|Page
Mega kolom (S) sbg selubung (E)

Shear wall (S) sbg interior atrium (I)

Tatanan lift (M) sbg dinding interior (I)

Selubung atap (E) sbg konsentrasi tata cahaya (M)

Outrigger (S) sbg sentra mekanikal-elektrikal (M)

Atap Skylight (E) sbg plafon


atrium interior (I)

Tatanan lift (M) sbg dinding


interior (I)

Gambar 2. Sistem tetrahedron


Sumber: The Building Systems Integration Handbook
p. 316 (http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/hal.15 dalam Nuraini, 2010)

5|Page
Arsitek sekaligus enjiner Pier Luigi Nervi maupun Buckminster Fuller
mendemonstrasikan adanya suatu dorongan puitis yang relevan dengan kultur
pada karya karya mereka yang memadukan seni dan sains. Untuk generasi
arsitek masa kini, S.O.M, Santiago Calatrava , Helmut Jahn dan beberapa arsitek
lainnya berada pada jalur yang sama dengan inspirasi para perintis tersebut
untuk memadukan dua paradigma dalam kesatuan, yakni pendekatan sintetik,
intuitif, artistik dengan pendekatan analitik, matematis dan saintifik secara
simultan menuju karya arsitektur bangunan tinggi yang monolitik pada era global
kini, sebagaimana harapan yang diungkapkan oleh Mies van der Rohe :
“Architecture depends on its time,..the crystallization of its inner structure, the slow
unfolding of its form. That is the reason why technology and architecture are so
closely related. Our real hope is that they grow together, that someday the one will
be the expression of the other, then will we have an architecture as a true symbol of
our time” (Priatna J., http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/hal.17 dalam
Nuraini, 2010)

RESUME
Proses Perancangan dalam arsitektur adalah rangkaian tindakan dan
pengalaman dari suatu aktifitas yang kreatif dalam menciptakan sesuatu yang
bermanfaat, dengan mempertimbangkan empat hal, yaitu fungsi, bentuk, ekonomi
dan waktu. Proses tersebut secara mendasar memiliki dua model, yaitu yang
sederhana dan beralur. Dua model ini lazim digunakan pada proses-proses
perancangan sederhana yang tidak terlalu membutuhkan banyak data dan
kebutuhan ruang. Model sederhana dilakukan dari data ke desain sedangkan
model beralur dilakukan dari tujuan ke desain dengan membatasi diri pada
permasalahan tertentu atau memasukkan tema ke dalam tujuan perancangan.

Salah satu cara efektif dalam menyelesaikan konflik perancangan adalah


dengan cara membuat program dari apa yang dibutuhkan perancangan.
Pemrograman ini dikenal dengan pemrograman arsitektur yang dapat disusun
secara mendetail sesuai dengan tujuannya sehingga diharapkan konflik

6|Page
perancangan semakin kecil dan proses perancangan dapat berjalan dengan
lancar.

LATIHAN

1. Apa yang dimaksud dengan Proses Perancangan Arsitektur ? Jelaskan


dengan skema dan ilustrasi !
2. Bagaimana proses perancangan arsitektur berlangsung ? Jelaskan
modelnya dengan skema dan ilustrasi pendukung !
3. Buatlah contoh pemrograman untuk sebuah fungsi bangunan yang di
dalamnya terdapat fungsi-fungsi ruang. Fungsi bangunan yang akan
dibuat pemrogramannya boleh diambil berdasarkan tugas studio
perancangan masing-masing, atau bangunan fungsi wisma, suka, karya
atau ibadah !

TUGAS

1. Skemakan proses perancangan tugas Studio Perancangan Anda dan


kategorikan model perancangan tersebut termasuk dalam kelompok yang
mana dari dua model yang sudah dipelajari di topik ini !
2. Buatlah sebuah analisis, konsep dan sintesis dari tugas studio perancangan
anda secara sederhana, sajikan secara skematik !

7|Page
BACAAN

Irsyadi, Nur dkk., 1985, Proses Perancangan Yang Sistematis, Djambatan, Jakarta
Ching, Francis D.K., 1991, Arsitektur : Bentuk Ruang dan Susunannya, Erlangga,
Jakarta
Ishar, H.K., 1982, Pedoman Umum Merancang Bangunan, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
Van de Ven, Cornelis, 1995, Ruang Dalam Arsitektur, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
Surya, Rudi IR, 1987, Diktat Kuliah Azas-azas Perencanaan dan Perancangan
Arsitektur, Universitas Tarumanegara, Jakarta
Priatman, J., 2005, Bangunan Tinggi Multifungsi Sebagai Sitesis Arsitektur dan
Struktur (Studi Analisis: Jin Mao Tower – Grand Hyatt Shanghai), Dimensi
Teknik Arsitektur, Vol. 33, No. 1, Juli 2005: 9 - 17

Nuraini, C. 2010. Metode Perancangan Arsitektur, KPB, Bandung

8|Page

Anda mungkin juga menyukai