Anda di halaman 1dari 18

DESAIN STRUKTUR DALAM ARSITEKTUR MODERN

Ivan Pranata

Abstract
Technology is far more than a method, it is a world in itself. As a method it is superior in almost
every respect. But only where it is left for itself, as in gigantic structures of engineering, there technology
reveals its true nature. Whenever technology reaches its real fulfilment, it transcends into architecture. It is
true that architecture depends on fact, but its real field of activity is in the realm of significance.
The effects of structure design in the form of technology are so strong as a design that they make
architecture real. Technology is a witness of architecture development, not only in modern epoch but the
oldest civilization like Mesir. Technology of structure always blooms, has more values not only to bring
about an architecture design. The values are more than that. As Mies van der Rohe said, it has its own
world. In the certain conditions when structure has completed architecture requirement, structure will form
a new architecture because a need of structure that was influenced by special factors until become a
building. The power of structure will give an own identity to architecture design.
In connection between structural design and architecture form, the conclusion is the structural and
the non structural alements in a structure design can be combinated become a new architecture form, as a
pure form that formed from structural elements as a load carried. Altough it is just as a cover element to
make a form that we want.
Key words: structure design, modern architecture.

Abstrak
Teknologi lebih dari sekedar sebuah metode, melainkan sebuah dunia di dalam dirinya sendiri.
Sebagai sebuah metode, teknologi sangat superior di hampir semua aspek. Tetapi ketika hanya menjadi
dirinya sendiri, sebagai sebuah struktur besar dari mesin, maka teknologi menjelma menjadi sebuah si fat
dasar yang nyata. Sewaktu-waktu ketika teknologi mencapai penyelesaian yang sebenarnya, ia menjelma
menjadi arsitektur. Benar bahwa arsitektur tergantung pada kenyataan, tetapi pemenuhan akan aktifitas
terdapat dalam batas-batas yang berarti.
Pengaruh desain konslruksi berupa teknologi sangat kuat sebagai desain yang akan mewujudkan
karya arsitektur. Teknologi merupakan saksi dari perkembangan arsitektur, tidak hanya zaman moderen
tetapi juga sejak peradaban arsitektur tertua yaitu Mesir. Teknologi yang selalu berkembang, mempunyai
nilai lebih dari hanya sekedar teknologi yang akan merealisasikan suatu desain arsitektur. Nilai teknologi
jauh melebihi itu. Teknologi sesuai yang ditegaskan Mies van der Rohe, mempunyai dunianya sendiri, dalam
kondisi-kondisi tertentu ketika teknologi (struktur) sudah memenuhi persyaratan arsitektur maka teknologi
akan membentuk suatu arsitektur baru yang disebabkan karena kebutuhan akan struktur yang dipengaruhi
faktor-faktor tertentu sehingga membentuk suatu bangunan. Kekuatan dari nilai teknologi (struktur) akan
memberikan suatu identitas tersendiri bagi desain arsitektur.
Dari penjabaran hubungan antara desain struktural dan bentuk arsitektur, dapat disimpulkan bahwa
elemen-elemen struktural dan non struktural pada sebuah desain konstruksi dapat dikombinasikan menjadi
suatu bentuk arsitektur, baik bentuk murni dibentuk oleh elemen struktural yang berfungsi sebagai pemikul
beban maupun yang hanya berfungsi sebagai elemen penutup semata demi dicapainya bentuk yang
diinginkan.
Kata kunci: desain strukur, arsitektur modern

Alumni Jurusan Arsitektur - FDTP - Universitas Pelita Harapan

Desain Struktur Dalam Arsitektur Modern (Ivan)

77

PENDAHULUAN
Telah diakui bahwa apresiasi terhadap peranan struktur merupakan hal yang pokok
untuk memahami arsitektur. Vitruvius, yang menulis pada awal kekaisaran Romawi,
mengidentifikasi tiga komponen dasar arsitektur yaitu firmitas, utilitas, dan venustas. Sir
Henry Wooton (Angus J.Macdonald,2001 : viii) pada abad ketujuh belas, mengartikannya
sebagai ketangguhan (firmness), komoditas (commodity), dan kesenangan (delight). Teoriteori yang berkembang selanjutnya mengajukan sistem yang berbeda, yang dengannya
berbagai bangunan dapat dianalisis, kualitasnya dapat dibahas dan pengertiannya dapat
dipahami, tetapi rincian Vitruvius masih memberikan dasar pemikiran dan kritikan yang
benar terhadap sebuah bangunan.
'Komoditas', yang mungkin merupakan kualitas Vitruvius yang paling jelas untuk
dimengerti, mengacu pada fungsi praktis bangunan, memprasyaratkan bahwa kumpulan
ruang-ruang yang ada mempunyai manfaat dan memenuhi kegunaan bangunan yang
dimaksudkan. 'Kesenangan', merupakan istilah untuk pengaruh bangunan pada perasaan
estetika dari mereka yang berhubungan dengan bangunan tersebut. Hal itu mungkin
ditimbulkan oleh lebih dari satu faktor. Pengertian simbolik dari bentuk-bentuk pilihan,
kualitas estetika bentuk, tekstur dan warna, penyelesaian yang anggun dimana berbagai
permasalahan yang bersifat praktis dan programatik telah diselesaikan, dan cara-cara yang
di dalamnya telah dibuat hubungan antara aspek-aspek desain yang berbeda, semuanya
merupakan kunci yang memungkinkan dihasilkannya 'kesenangan / delight'.
'Kekokohan I firmness' adalah kualitas yang paling dasar. Kekokohan ini dikaitkan
dengan kemampuan bangunan untuk menjaga keutuhan fisiknya dan bertahan di bumi
sebagai objek fisik. Bagian bangunan yang memenuhi kebutuhan untuk kekokohan adalah
struktur / konstruksi. Struktur merupakan hal yang fundamental, tanpa struktur tidak ada
bangunan dan dengan demikian tidak ada komoditi. Tanpa desain struktur yang baik tidak
ada 'kesenangan /delight'.
Untuk mengerti sepenuhnya tentang kualitas sebuah pekerjaan arsitektur, kita
sebaiknya mengetahui sedikit banyak susunan struktumya. Diperlukan kemampuan intuitif
untuk membaca bangunan sebagai objek struktur, sebuah keahlian yang tergantung pada
pengetahuan kita mengenai persyaratan fungsional struktur dan kemampuan kita untuk
membedakan antara bagian struktural dan non struktural pada bangunan.
Bentuk pelindung struktur sudah pasti sangat berkaitan dengan bentuk bangunan
yang ditumpunya, dan tindakan perancangan sebuah bangunan untuk menentukan bentuk
totalnya adalah juga karena tindakan perancangan strukturalnya. Hubungan antara desain
struktur dan desain arsitektur dapat mengambil banyak bentuk. Pada satu keadaan yang
ekstrim adalah mungkin bagi seorang arsitek untuk benar-benar mengesampingkan
pertimbangan struktur ketika merancang bentuk bangunan dan menyembunyikan
sepenuhnya elemen-elemen struktur dalam bentuk versi bangunan yang lengkap. Sebagai
contohnya adalah Patung Liberty (Gambar 1) yang berada di pintu masuk pelabuhan New
York, yang memiliki sebuah sistem sirkulasi internal tangga dan elevator, dapat
dipertimbangkan sebagai sebuah bangunan. Juga bangunan-bangunan ekspresionis pada
awal abad ke-20, seperti Menara Einstein di Postdam oleh Mendelson (Gambar 2).
Semua bangunan ini mengandung struktur, tapi persyaratan teknis struktur tidak
banyak mempengaruhi bentuk yang diambil, dan elemen struktur itu sendiri bukan
merupakan elemen penyumbang yang penting untuk estetika arsitekturnya Pada bangunan
awal zaman Modern milik Grophius, Mies van der Rohe, Le Corbusier dan lainnya, bentuk
yang diambil sangat dipengaruhi oleh jenis geometri yang cocok untuk rangka kerja baja
dan beton bertulang.

78

Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH, Vol. 3, No. 1, 2006 : 77- 93

Hubungan antara struktur dan arsitektur dengan demikian dapat mengambil banyak
bentuk. Dimana hubungan antara keduanya dapat mengeksplorasi elemen-elemen
struktural dan non struktural sedemikian rupa sehingga membentuk suatu bentuk massa
arsitektur yang baru.

Gambar 1
Kerangka yang membentuk Patung Liberty di
New York

Gambar 2
Bentuk massa yang ekspresionis dari Menara
Einstrein oleh Mendelson

(Sumber: Trampton, Kenneth, Modern Architecture a Critical history. London: Thames and Hudson
Ltd, 1992.)

HUBUNGAN STRUKTUR TERHADAP BANGUNAN


Fungsi struktur adalah untuk memberikan kekuatan dan kekakuan yang diperlukan
untuk mencegah sebuah bangunan mengalami keruntuhan. Lebih khususnya, struktur
merupakan bagian bangunan yang menyalurkan beban-beban. Beban-beban tersebut
menumpu di atas titik-titik untuk selanjutnya disalurkan pada bagian bawah tanah
bangunan, sehingga beban-beban tersebut akhirnya dapat ditahan.

Gambar 3
Stuktur yang menyeluruh pada Igloo
(Sumber: www.indstate.edu)

Gambar 4
Struktur terpisah dengan kulit pemebntuknya
pada Tepee
(Sumber: www.asap21.org)

Lokasi struktur dalam bangunan tidak selalu jelas karena struktur dapat
digabungkan dengan bagian-bagian non struktural dengan berbagai cara. Kadang-kadang,

Desain Struktur Dalam Arsitektur Modern (Ivan)

79

seperti pada contoh sebuah igloo (Gambar 3), dimana blok-blok es membentuk tumpuan
sendiri untuk menahan kubah, elemen-elemen struktur dan penutup ruang merupakan satu
kesatuan. Kadang-kadang elemen-elemen struktur dan penutup ruang terpisah sama sekali.
Sebuah contoh yang sederhana adalah tepee (Gambar 4), yang mempunyai permukaan
pelindung berupa lapisan kain yang tidak mempunyai kekakuan yang cukup untuk
membentuk suatu penutup. Tepee sendiri ditumpu di atas rangka kerja dari batang kayu.
Pemisahan yang lengkap dari struktur dan permukaan terjadi di sini, permukaan luar
sepenuhnya merupakan elemen non struktural dan tiang memiliki fungsi struktur yang
murni.

Gambar 5
Shell sebagai struktur dan kulit pada ruang
pameran CNIT di Paris
(Sumber: www.intairnet.co.uk)

Gambar 6
Kapel Notre-Dame-du-Haut Ronchamp olch
Le Corbusier
(Sumber: www.archiweb.cz/builds/sakral/
ronchamp.htm)

Ruang pameran CNIT di Paris (Gambar 5) merupakan sebuah versi canggih dari
sebuah igloo. Shell dari beton bertulang yang merupakan elemen utama penutup ini
sekaligus berfungsi sebagai tumpuan sehingga merupakan elemen struktural. Pemisahan
lapisan dan struktur terjadi pada dinding yang transparan, dimana permukaan kaca
ditumpu di atas sebuah struktur tiang. Kapel yang dirancang oleh Le Corbusier di
Ronchamp (Gambar 6) merupakan contoh yang paling mendekati. Dinding dan atap
bangunan ini dibuat dari kombinasi tembok dan beton dan merupakan sistem tumpuan
sendiri. Pada waktu yang sama elemen-elemen tersebut menentukan penutup dan elemenelemen struktural yang memberikan kemampuan untuk mempertahankan bentuknya dan
menahan beban-beban.

Gambar 7
Gedung rangka baja di Thameshead oleh
Foster Associates
(Sumber: Trampton, Kenneth, Modern
Architecture a Critical history. London:
Thames and Hudson Ltd, 1992.)

80

Gambar 8
Showroom mobil Renault di Swindon oleh
Foster Associates
(Sumber:
www.architecture.arizona.hiehtect)

Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH, Vol. 3, No. 1, 2006 : 77- 93

Gedung rangka baja yang dirancang oleh Foster Associates di Thamesmead, UK


(Gambar 7) hampir sama dengan Tepee. Elemen-elemen yang membentuknya adalah
struktur murni atau seluruhnya non struktural karena lapisan lembaran logam yang
bergelombang sepenuhnya ditumpu oleh rangka baja, yang mempunyai fungsi struktur
murni. Sebuah contoh yang mirip dapat dilihat pada bangunan berikut ini, oleh arsitek
yang sama, yaitu gudang dan showroom untuk perusahaan mobil Renault di Swindon
(Gambar 8).
Pada sebagian besar bangunan, hubungan antara lapisan permukaan luar dan
struktur lebih rumit dibandingkan dengan contoh-contoh di atas, dan seringkali disebabkan
karena bagian dalam bangunan dibagi-bagi menjadi bentang yang amat luas oleh dinding
bagian dalam dan lantai. Contohnya, pada bangunan Foster Associates untuk Willis, Faber
dan Dumas, Ipswich, UK (Gambar 9), struktur beton bertulang pada pelat lantai dan
kolom mempunyai dua fungsi. Kolom sepenuhnya adalah elemen struktural meskipun
kolom tersebut terdapat di bagian dalam bangunan dan merupakan elemen-elemen
pemisah ruangan. Lantai berfungsi sebagai elemen struktural dan pemisah ruangan. Situasi
ini dipersulit oleh kenyataan bahwa struktur pelat lantai dilapisi oleh bahan finishing nonstruktural dan memiliki langit-langit yang digantung di bawahnya. Lantai yang telah
diselesaikan dan langit-langit ini dapat dianggap sebagai elemen-elemen pembatas ruangan
yang sebenarnya dan pelatnya sendiri memiliki fungsi struktur murni. Dinding kaca dari
bangunan seluruhnya merupakan elemen non struktural yang memiliki fungsi sebagai
penutup ruangan saja.

Gambar 9
Elemen struktural dan non struktural bangunan untuk
Willis, Faber dan Dumas di Ipswich, UK oleh Foster Associates
(Sumber: Trampton, Kenneth, Modern Architecture a Critical history. London: Thames and Hudson
Ltd, 1992.)

Bangunan pameran dan pertemuan Ulm oleh Richard Meier juga disokong oleh
struktur beton bertulang. Di sini struktur bersifat menerus dan kemampuan pencetakan
yang diberikan beton dimanfaatkan untuk membuat pengaturan pensejajaran solid dan void
yang kompleks. Bangunan tersebut memiliki kesamaan tipe dasar dengan bangunan yang
dibuat oleh Foster, yaitu sebuah rangka struktur beton bertulang yang menyokong elemen
lapisan penutup non-struktural.

Desain Struktur Dalam Arsitektur Modern (Ivan)

81

Gambar 10
Centre Pompidou oleh Piano dan Rogers
(Sumber: www.kottke.org/01/06/index)

Pada Centre Pompidou yang terletak di Paris (Gambar 10), rancangan Piano dan
Rogers, sebuah rangka baja bertingkat banyak digunakan untuk menyokong lantai beton
bertulang dan dinding kaca yang bukan penahan beban
Kesimpulannya, beberapa contoh bangunan di atas menunjukkan bahwa semua
bangunan mengandung struktur, yang fungsinya untuk menyokong lapisan permukaan
bangunan dengan meneruskan gaya-gaya yang diberikan pada struktur tersebut dari titik
titik dimana gaya-gaya tersebut bekerja pada bangunan menuju tanah di bawahnya dimana
gaya-gaya ini ditahan sepenuhnya. Kadang-kadang struktur tidak dapat dibedakan dari
penutup dan permukaan pembagi ruang bangunan. Kadang-kadang penutup dan pembagi
ruang ini sepenuhnya terpisah dari struktur, tetapi lebih sering terdapat campuran antara
elemen-elemen struktural, non-struktural, dan kombinasi dari fungsi-fungsi di atas. Pada
semua kasus, bentuk struktur sangat berhubungan dengan bangunan sebagai suatu kesatuan
dan struktur yang memenuhi fungsinya adalah sesuatu yang mempengaruhi kualitas
arsitektur.

JENIS-JENIS HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR DAN ARSITEKTUR MODERN


1. Struktur sebagai Arsitektur
Selalu ada bangunan yang terdiri dari struktur dan hanya struktur. Igloo dan
tepee adalah sebagai contohnya, yang telah ada sepanjang sejarah dan terutama
pada masa prasejarah manusia. Dalam dunia sejarah arsitektur dan pembahasannya,
hal tersebut lebih dianggap sebagai vernacular ketimbang arsitektur. Kadangkadang bangunan semacam ini masuk ke dalam wacana arsitektur dan ketika hal ini
terjadi biasanya disebabkan contoh yang berskala sangat besar. Contohnya adalah
Crystal Palace (Gambar 11) dan bangunan CNIT (Gambar 5) di abad ke dua
puluh. Bangunan-bangunan ini adalah bangunan di mana batas dari apa yang
mungkin secara teknis dikerjakan, tanpa memungkinkan kompromi terhadap
persyaratan struktur. Hal ini dapat diartikan struktur sebagai arsitektur.

82

Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH, Vol. 3, No. 1, 2006 : 77- 93

Gambar 11
Crystal Palace, London, UK oleh Joseph Paxton
(Sumber: Trampton, Kenneth, Modern Architecture a Critical history. London: Thames and
Hudson Ltd, 1992.)

2. Struktur Sebagai Penghasil Bentuk


Struktur sebagai penghasil bentuk dan struktur yang diterima digunakan
untuk menggambarkan hubungan antara struktur dan arsitektur di mana persyaratan
struktural diijinkan untuk sangat kental mempengaruhi bentuk bangunan walaupun
struktur tersebut sebenarnya tidak diekspos. Dalam jenis hubungan ini digunakan
susunan elemen yang paling pantas secara struktur dan arsitektur disesuaikan
dengannya. Alasan mengapa kedua kasus dibedakan adalah karena bentuk
kedekatan hubungan antara arsitektur dan struktur sangat bervariasi. Kadang kadang hal ini sangat positif, dengan kemungkinan bentuk struktur yang dihasilkan
dapat digunakan untuk disumbangkan pada suatu gaya arsitektur. Alternatif kedua,
meskipun bentuk bangunan sangat ditentukan untuk memenuhi persyaratan
struktural, kepentingan arsitektural diletakkan di tempat lain.
Struktur kubah pada jaman Romawi Kuno merupakan contoh dari
kemungkinan yang pertama. Tidak adanya bahan struktur yang kuat pada masa itu
yang dapat menahan tegangan mendorong penggunaan struktur form-active tekan
untuk mencapai bentang yang panjang. Bagian dalam tinggi yang mengesankan
keagungan dibentuk dengan menempatkan kubah pada puncak dinding yang tebal
untuk mengakomodasi daya dorong lateral.
Arsitek dan Insinyur romawi dengan cepat mengetahui bahwa dinding
tidak harus solid dan kemudian dikembangkan sistem dinding berongga sehingga
memungkinkan didapatkannya ketebalan dinding dengan volume material yang
minimum. Rongga pada dinding dan koper pada kubah digunakan oleh arsitek
Imperial Roma untuk menghasilkan arsitektur yang khusus pada interiornya.
Pantheon di Roma (Gambar 12) adalah salah satu contoh yang terhebat, pada
bangunan ini pola koper yang terletak di bagian bawah kubah menambah ukuran
interior yang diperkirakan. Rongga yang ada pada dinding yang menopang kubah
menambah ukuran interior yang diperkirakan. Rongga yang ada pada dindidng
yang meopang kubah menciptakan ilusi seolah dinding sepertinya tidak ada
sehingga kubah terlihat melayang di atas tanah.

Desain Struktur Dalam Arsitektur Modern (Ivan)

83

Gambar 12
Pantheon di Roma
(Sumber: Trampton, Kenneth, Modern Architecture a Critical history. London: Thames and
Hudson Ltd, 1992.)

Banyak arsitek pada abad kedua puluh mencoba untuk menghasilkan


arsitektur moderen dengan mengikuti prinsip yang sama. Salah satu tokoh yang
paling bersemangat dalam pengunaan struktur sebagai penghasil bentuk adalah Le
Corbusier, teknologi struktur yang disukainya adalah struktur pelat datar beton
bertulang non form-active dengan kemampuan bantang dua arah kantiveler di luar
garis keliling kolom. Aksi struktur ini diekspresikan dalam gambarnya yang
terkenal (Gambar 13) dan peluang arsitektur yang memungkinkan pencapaiannya
disimpulkan oleh Le Corbusier dalam teori
Lima Poin Arsitektur Baru"
(Corbusier, 1926:23) yaitu:
Pilar harus bebas untuk bangkit menembus ruang terbuka rumah
Kemerdekaan fungsional dari kerangka dan dinding, tidak hanya dari dinding
luar tapi juga dari partisi dalam.
Denah bebas mengkomposisikan ruang interior dengan dinding ruang dalam
yang tidak menggangu beban.
Tampak muka yang bebas dimana dinding sepenuhnya fleksibel dan variabel,
yang hanya suatu kulit pendukung (non struktural).
- Terdapat taman atap sebagai ruang kehidupan tambahan.

Gambar 13
Maison Domino oleh Le Corbusier
(Sumber: Trampton, Kenneth,
Modern Architecture a Critical
history. London: Thames and
Hudson Ltd, 1992.)

Gambar 14
Villa Savoye, Poissy oleh Le Corbusier
(Sumber: www.csulb.edu)

Pendekatan ini digunakan oleh Le Corbusier dalam perancangan sebagian


besar bangunannya. Architype pada Villa Savoye (Gambar 14) merupakan
bangunan utama yang penting pada pengembangan perbendaharaan visual di abad
kedua puluh moderenisme.

?84

Jurnal Ilnjijah. Arsjtektur UPH^V.ol.,?,.{fo L ^ O f r : , , ^ , ^

3. Struktur yang Diabaikan dalam Proses Pembuatan Bentuk dan Bukan


Bagian dari Pembentukan Estetika.
Sejak pengembangan teknologi struktur dengan menggunakan baja dan
beton bertulang, maka memungkinkan untuk merencanakan bangunan tanpa
pertimbangan bagaimana struktur tersebut dapat didukung dan dibangun setidaknya
pada proses tahap persiapan atau pendahuluan
Pada masa awal digunakannya baja dan beton bertulang untuk bangunan di
akhir abad kesembilan belas, arsitektur yang dominan dalam dunia industri adalah
modernisme internasional. Kebanyakan arsitek pada zaman pergerakan ini
mengacu pada doktrin rasionalisme dan mempertahankan pendapat bahwa
bangunan seharusnya tektonik, yaitu mereka mempercayai perbendaharaan visual
seharusnya muncul dari (atau setidaknya langsung berhubungan dengan)
perlindungan struktur bangunan, yang seharusnya ditentukan dengan pengertian
rasional. Akibat dari hal di atas maka bentuk bangunan kebanyakan lebih polos
dalam pandangan struktur, yaitu berdasarkan geometri rangka kerjapost-and-beam.
Kepandaian insinyur sipil sangat dibutuhkan untuk menemukan solusi
terhadap struktur bangunan untuk bangunan dengan bentuk seni pahat murni. Kapel
di Ronchamp sangat mengagumkan, dengan struktur yang sangat sederhana yang
mendukung atap berbentuk bebas. Dinding pada bangunan juga merupakan
pendukung yang terbuat dari batu pasangan bata yang dicat putih. Antara puncak
dinding dan bagian bawah atap terdapat celah untuk memasukkan sedikit cahaya ke
bagian dalam, dalam cara yang bermakna secara arsitektur. Oleh karena itu,
dinding-dindingnya tidak memikul berat atap.
Dua hal penting harus dipertimbangkan ketika bentuk yang direncanakan
menyimpang dari persyaratan struktur. Pertama, karena bentuk struktur hampir
secara pasti menggunakan bentuk non-aktif maka struktur harus memiliki
perlawanan terhadap momen lentur akibat gaya dalam. Kedua, jarak antara gaya
dalam yang dihasilkan akan memberikan hubungan dengan beban yang dipikul.
Terlibatnya kedua pertimbangan di atas akan mengakibatkan struktur akan menjadi
tidak efisien dan ukuran elemen akan menjadi lebih besar untuk menghasilkan
tegangan yang cukup. Perkiraan di atas dapat terjadi pada struktur yang
sembarangan dan kaku.
Skala yang digunakan juga akan berpengaruh terhadap struktur karena
tegangan pada bahan struktur akan tetap konstan walaupun ukuran strukturnya
ditambah. Bentuk struktur cenderung untuk berkurang efisiensinya seiring dengan
bertambahnya bentang. Bentang maksimum untuk bentuk tertentu dapat dipakai
ketika tegangan bahan untuk mendukung berat sendiri struktur terpenuhi. Jika
bentuk yang dipakai tidak efisien karena bentuk tersebut dirancang tanpa mengacu
pada persyaratan struktur, maka bentang maksimum yang dapat digunakan lebih
kecil.
Dari penjabaran hubungan antara desain struktural dan bentuk arsitektur diatas,
dapat disimpulkan bahwa elemen-elemen struktural dan non struktural pada sebuah desain
konstruksi dapat dikombinasikan menjadi suatu bentuk arsitektur, baik bentuk murni
dibentuk oleh elemen struktural yang berfungsi sebagai pemikul beban maupun yang
hanya berfungsi sebagai elemen penutup semata demi dicapainya bentuk yang diinginkan.

Desain Struktur Dalam Arsitektur Modern (Ivan)

85

Pengkombinasian tersebut meliputi:


1. Elemen Struktural dan Non Struktural Digabung
a. Elemen Struktural sebagal Pemikul Beban Juga Sebagai Penutup
Contoh aula pameran pada CNIT dimana struktur shell sebagai
struktur utama bentang lebar, juga berfungsi sebagai penutup
bangunan. Elemen non struktural terdapat pada kaca yang ditopang
pada sebuah tiang.
b. Elemen Struktural dan Non Struktural Digabung Menjadi Suatu
Bentuk yang Menyatu
Contoh kapel Ron Champ oleh Le Corbusier dimana bangunan
dibentuk oleh rangka 'post and beam'' dimana dinding-dindingnya
diisi oleh pasangan bata. Sedangkan atap yang dibentuk dari beton
bertulang hanya berfungsi sebagai elemen penutup (non struktural).
Secara visual terlihat suatu bangunan yang menyatu antara elemen
struktural dan non struktural yang ada.
2. Elemen Struktural dan Non Struktural Dipisah
a. Elemen Struktural sebagai Pembentuk Ruang
Rangka struktur berfungsi sebagai pembentuk ruang seperti yang
terjadi pada teknologi struktur bentang lebar. Sedangakan elemen non
struktural berfungsi sebagai pelapis kulit luar bangunan dan penyekat
ruang.
b. Kombinasi Elemen Struktural ('Post and Beam'') dan Non Struktural
Percampuran antara elemen-elemen struktural dan non struktural yang
tidak terbatas karena bentuk sebagai kekuatan telah ditopang oleh
rangka 'post and beam'.
c. Elemen Struktural Dipisah dari Non Struktural
Pengeksposan elemen struktural menunjukkan 'kejujuran' dari sebuah
desain. Diperlihatkan struktur yang membentuk suatu massa yang
dipisahkan dari kulit yang merupakan elemen non struktural.
Contohnya adalah Rumah Tinggal Deddy dan Mia Prasetyo di Kudus.
d. Elemen Struktural (Eksternal) Menyokong Elemen Non Struktural
Kolom dan berbagai elemen struktural lainnya berada di luar
bangunan sehingga selain sebagai penopang elemen non struktural
juga secara visual berfungsi sebagai rangka yang melindungi elemen
non struktural. Contoh bangunan Richard Meier
e. Elemen Struktural (Internal) Menyokong Elemen Non Struktural
Struktur membentuk suatu bentuk kerangka bangunan yang kompleks
sedangkan elemen non struktural yang berupa pembatas ruang baik
secara vertikal dan horisontal diletakkan diatas rangka struktural. Hal
ini tercermin pada bangunan Centre Pompidu yang memperlihatkan
keteraturan dari sistem pemasangan elemen struktural dan non
struktural.

ANALISIS PROYEK
Pada bagian ini diangkat beberapa proyek untuk dianalisa karena proyek-proyek
tersebut sangat mencerminkan peranan desain struktur dalam memberikan bentuk massa
arsitektur. Proyek rumah tinggal Deddy dan Mia Prasetyo, rumah tinggal Kenneth dan

86

Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH, Vol. 3, No. 1, 2006 : 77- 93

rumah tinggal Joelianto yang apabila dilihat secara arsitektural, memperlihatkan


kombinasi-kombinasi permainan bentuk massa yang ekspresionis yang mencerminkan
suatu prinsip cutting edge design dari biro konsultan arsitek Andra Matin. Perencanaan
desain struktur dan desain arsitektural yang berjalan bersamaan sejak awal proses desain
memberikan kemudahan dalam pelaksanaan tahap konstruksi.
Perencanaan bentuk massa yang menentukan desain struktur yang dipakai, tidak
terlepas dari latar belakang proyek tersebut, baik dari karakter dan kemauan owner,
maupun kesan bentuk dan ruang yang ingin diciptakan oleh arsitek. Perkembangan
teknologi yang pesat di abad ke-20 memungkinkan arsitek mengembangkan struktur
secara free form yang menghasilkan bentuk geometri yang leluasa yang dicerminkan oleh
salah satu proyek di atas.

Gambar 15
Gambar 16
Rumah tinggal Deddy dan Mia Prasetyo
Rumah tinggal Kenneth
(Number : Dokumentasi Proyek Andra matin)

Gambar 17
Rumah tinggal Joelianto
(Sumber : Dokumentasi Proyek Andra matin)

Ketiga proyek diatas dapat menjelaskan contoh hubungan antara desain struktur
dengan desain arsitektur moderen yang telah direalisasikan di Indonesia. Dimana dalam
bagian sebelumnya telah disimpulkan jenis-jenis hubungan antara struktur dan arsitektur
khususnya arsitektur moderen, maka di dalam proyek tersebut dapat dilihat modifikasi
desain struktur yang dipakai sesuai dengan konteks desain yang ingin diangkat oleh arsitek
yaitu desain struktur yang akan membentuk massa arsitektur. Hubungan antara struktur
dan arsitektur dengan demikian dapat mengambil banyak bentuk. Dimana hubungan antara
keduanya dapat mengeksplorasi elemen-elemen struktural dan non struktural sedemikian
rupa sehingga membentuk suatu bentuk massa arsitektur yang baru.
Analisis Antara Struktur dan Arsitektur Modern
1. Struktur Sebagai Arsitektur
Konteks struktur sebagai arsitektur terdapat pada proyek rumah tinggal
Joelianto, yaitu berupa rangka baja yang sebenarnya tidak terlalu berfungsi sebagai

Desain Struktur Dalam Arsitektur Modern (Ivan)

87

melindungi bangunan dari iklim. Penggunaan baja sebagai teknologi primadona


semenjak revolusi industri di Inggris membuat jarak bentang menjadi lebih lebar.
Kolom-kolom pada rumah tinggal Deddy dan Mia Prasetyo dan rumah tinggal
Joelianto merupakan contoh bagaimana kemampuan baja sebagai teknologi modern
dapat menahan beban lenturan untuk konstruksi bentang yang termasuk panjang.
Sifat karakter baja dapat dioptimalkan pada kedua bangunan ini menjadi suatu yang
menjadi arsitektur.
Pada rumah tinggal Joelianto, rangka struktur baja dengan bracing-bracing
yang menyerupai ranting pohon tidak berfungsi untuk menahan beban bangunan
atau lebih tepatnya sebagai ornamen arsitektur. Sehingga batasan persyaratan
teknis menjadi minim. Akibatnya arsitek bebas untuk bereksplorasi dalam desain
kerangka baja tersebut, salah satunya dengan desain bracing yang menyerupai
ranting-ranting pohon. Keberhasilan desain struktur menjadi suatu arsitektur pada
rumah tinggal ini dapat dilihat dari cara arsitek yang melepaskan rangka baja
tersebut dari permasalahan teknis bangunan. Atau dengan kata lain secara
struktural, rangka baja merupakan elemen non struktural tetapi secara visual
memiliki pengertian yang sebaliknya.
Tantangan kerangka baja pada rumah tinggal Deddy dan Mia Prasetyo serta
rumah tinggal Joelianto bukan lagi pada masalah kecepatan seperti yang terjadi
pada bangunan Crystal Palace, namun lebih dihadapkan pada sisi ekspresi yang
diberikan stuktur tersebut terhadap desain secara keseluruhan. Mechanical and
electrical tidak serumit seperti yang terjadi pada bangunan-bangunan public.
Akhirnya penggunaan baja dapat disebut sebagai rangka 'struktur eksternal' yang
lepas dan melindungi elemen 'non struktural' di dalamnya. Hal ini dapat dikatakan
sebagai inovasi baru di dalam arsitektur moderen di Indonesia.
2. Struktur Sebagai Penghasil Bentuk
Struktur sebagai penghasil bentuk berlaku untuk semua desain arsitektur di
atas yaitu dengan digunakannya prinsip rangka kerja 'post and beam' sebagai
pembentuk ruang. Di sini elemen struktur intern berfungsi membentuk dan
menahan beban elemen-elemen non struktural seperti dinding dan kaca.
Pada desain rumah tinggal Deddy dan Mia Prasetyo, 'kejujuran' yang ingin
diciptakan oleh arsitek terwujud dalam desain struktur yang diterapkan di
bangunan ini. Elemen struktur berupa rangka kerja 'post and beam' dimodifikasi
sehingga dapat dilihat suatu elemen struktural dalam suatu bangunan terpisah dari
elemen non strukturalnya. Hal ini juga terdapat pada rumah tinggal Kenneth di
beberapa ruangan.
Pada umumnya desain kolom struktur pada bangunan diletakkan di dalam
dinding non struktural dengan tujuan agar ruang yang ada di dalamnya memiliki
area yang lebih luas karena tidak terhalang oleh kolom-kolom struktur. Tetapi pada
proyek rumah tinggal Deddy dan Mia Prasetyo, kolom sebagai struktur penyangga
bangunan dengan sengaja ditarik keluar dari dinding (Gambar 18).

88

Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH, Vol. 3, No. 1, 2006 : 77- 93

Gambar 18
Rumah tinggal Deddy dan Mia Prasetyo
Sumber : Dokumentasi Proyek Andra matin

Ekspresi akan kejujuran desain struktur yang membentuk bangunan rumah


tinggal dirasakan telah berhasil diterapkan ke dalam desain. Pengalaman ruang
yang 'jujur' akan dirasakan oleh orang yang berada di dalam bangunan yaitu
bentuk struktur yang terlihat secara jelas di dalam interior bangunan sehingga
pengguna bangunan akan merasakan kekuatan serta keindahan dari struktur yang
membentuk rumah tersebut. Sehingga jelas terlihat apa yang ingin diperlihatkan
oleh arsitek yaitu dalam konteks hubungan antara struktur dan arsitektur moderen
terdapat suatu keterkaitan yang jelas yaitu struktur sebagai penghasil bentuk yang
diekspose sesara jelas dalam desain interior rumah tinggal ini.
Prinsip 'lima poin arsitektur baru' Le Corbusier terasa penerapannya pada
ketiga desain rumah di atas. Sebagai kerangka pembentuk ruang, digunakan
struktur 'post and beam yang secara efektif membentuk bangunan secara flexibel.
Struktur beton sebagai pembentuk struktur 'post and beam' sudah terbukti efektif
dalam perjalanan arsitektur moderen. Dengan kata lain, hal ini sesuai dengan poin
pertama yaitu pilar harus bebas untuk bangkit menembus ruang terbuka bangunan.
Poin kedua menegaskan akan pentingnya kemerdekaan fungsional dari
kerangka dan dinding, tidak hanya dari dinding luar tapi juga dari partisi dalam.
Desain rumah tinggal Kenneth di Surabaya menjadi cerminan dari pentingnya poin
yang kedua. Pada rumah tinggal ini, elemen struktural yang membentuk rumah
tetap menggunakan struktur 'post and beam' hampir di seluruh massa
bangunannya. Dengan acuan poin yang pertama, kerja sama yang baik dari kolom,
balok, dan plat lantai membentuk suatu kerangka struktur yang flexibel. Dindingdinding partisi dalam yang termasuk elemen non struktural dengan bebas
diletakkan untuk membagi-bagi ruangan sesuai desain yang diinginkan. Di sini kita
dapat melihat kemerdekaan fungsional telah berhasil diterapkan dalam sisi ruang
dalam bangunan.
Salah satu keunggulan struktur 'post and beam', denah secara bebas dapat
mengkomposisikan ruang interior dengan dinding ruang dalam yang tidak
mengganggu beban. Secara prinsip elemen struktural telah membentuk suatu
sistem struktur yang akan menyokong elemen-elemen nonstruktural seperti dinding
partisi, kaca, dan bahkan furniture sebagai pendukung ruang interior. Dindingdinding partisi karena bukan merupakan bagian dari interior, dapat diletakkan
bebas sesuai dengan denah yang diinginkan. Hal ini terlihat dari ketiga desain
rumah tinggal diatas. Komposisi denah pada setiap desain tidak terpaku pada
peletakkan dinding yang harus mengikuti jalur kolom dan sebagainya. Ini tentunya
memberikan 'kebebasan yang luar biasa kepada arsitek untuk dapat
mengeksplorasikan desain yang ada secara Optimal ke dalam denah."

Desain Struktur Dalam Arsitektur Modern (Ivan)

89

Gambar 19
Rumah tinggal Kenneth
Sumber : Dokumentasi Proyek Andra matin

Pada desain rumah tinggal Kenneth, eksplorasi desain mencakup bagian


atas dari bangunan rumah tinggal (Gambar 19). Karena bentuk yang dikehendaki
oleh arsitek adalah bentuk geometris dengan atap flat, maka digunakan konstruksi
dak beton sebagai struktur penutup bangunan. Ada dua faktor penting yang harus
dipertimbangkan secara matang dalam penggunaan dak beton sebagai penutup
yaitu iklim tropis dan fungsi dari ruang atas itu sendiri. Seperti yang sudah kita
ketahui sifat dari material beton adalah dengan cepat mendistribusikan panas dari
luar ke dalam bangunan. Tentunya hal ini memberikan dampak negatif terhadap
ruangan. Akan terbentuk temperatur udara yang cukup tinggi di dalam ruangan
yang membuat ruangan menjadi tidak nyaman. Diperlukan energi yang besar untuk
mendinginkan ruangan melalui AC. Juga diperlukan rentang waktu oleh AC untuk
mencapai temperatur udara yang normal. Hal tersebut menyebabkan bangunan
menjadi tidak hemat energi dan tidak efisien. Oleh karena itu diperlukan suatu
penyekat kalor yang efektif untuk meredam panas, apakah itu diatas dak beton
ataupun di bawahnya yang berupa ceiling. Faktor yang berikutnya adalah fungsi
dari ruang atas itu sendiri. Sejak awal perancangan, arsitek mengkehendaki ruangruang yang fleksibel dan dinamis di seluruh ruang-ruang yang ada sesuai dengan
karakter dan kebutuhan owner. Dua hal tersebut yang menjadi pertimbangan yang
cukup menantang.
Atas pertimbangan itulah atap dak beton difungsikan sebagai taman atap
yang dapat mengakomodir kebutuhan-kebutuhan di atas. Pemecahan akan
permasalahan yang pertama sangat efektif. Tanah serta rumput yang diletakkan
diatas dak beton dapat mendinginkan panas dari sinar matahari yang
didistribusikan ke atap. Tanah sebagai penyekat sangat efektif sebagai pendingin
yang menutup kelemahan beton terhadap panas yang dipancarkan matahari.
Difungsikannya atap itu sendiri sebagai taman atap, dapat menampung kebutuhan
arsitek akan ruang-ruang terbuka yang berfungsi sebagai ruang pesta outdor dan
sarana relaksasi untuk penghuni. Taman atap dapat disimpulkan sebagai ruang
kehidupan tambahan dimana atap tidak menjadi batasan bagi penghuni untuk
beraktifitas ke semua bagian dari bangunan. Dari segi bentuk, tetap didapat bentuk
geometris yang flat pada bagian atapnya dan bahkan rumput memberikan
kesegaran pada implementasi bangunan akan pergerakan-pergerakan yang
fleksibel.
3. Struktur yang Diabaikan dalam Proses Pembuatan Bentuk dan Bukan
Bagian dari Pembentukan Estetika
Desain struktur seperti ini lerlihat pada desain rumah tinggal Kenneth di
Surabaya. Karakter pihak owner sebagai eksekutif muda yang sedang berkembang
Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH, Vol. 3, No. 1, 2006 : 77- 93

pesat, yang diterjemahkan oleh arsitek melalui bentuk-bentuk massa linear yang
disusun bertumpuk memutar sehingga menciptakan suatu ruang kosong di
tengahnya serta bentuk massa yang ekspresionis didukung desain elemen penutup
yang bebas adalah cerminan dari kuatnya pengekspresian bentuk arsitektur
terhadap bangunan. Desain struktur dalam hal ini mengikuti bentuk dari arsitektur.
Teknologi yang berkembang pesat pada abad ke-20 memungkinkan
pengeksplorasian bentuk kulit bangunan yang ekspresionis dari segi kemiringan
menjadi dapat direalisasikan.
Dinding-dinding clading miring diwujudkan secara menakjubkan oleh
insinyur sipil dengan menggunakan beton bertulang serta pasangan bata dimana
terjadi realisasi yang sukses walaupun bangunan memiliki bangunan yang
kompleks yang tidak berhubungan dengan fungsi struktur (Gambar 20). Skala
bangunan yang relatif kecil pada kasus ini mengartikan bahwa tidak sulit untuk
menghasilkan perlindungan struktur yang dapat mendukung bentuk.
Pengkombinasian elemen-elemen struktural dan non struktural menjadi suatu
bentuk arsitektur didesain secara padu. Banyak terjadi pengkombinasian kedua
elemen tersebut sehingga dihasilkan suatu pengalaman ruang yang sangat menarik.
Sebagai 'selimut' dinding-dinding luar terbentuk dari elemen struktural berupa
beton bertulang dan elemen non struktural berupa pasangan bata yang digabung
menjadi suatu bentuk yang menyatu.

Gambar 20
Dinding Clading Miring Pada Rumah Tinggal Kenneth
(Number : Dokumentasi Proyek Andra matin)

Perencanaan kolam renang pada bangunan ini dilakukan secara


menakjubkan. Kolam renang didesain memanjang dengan memiliki trap ketinggian
yang cukup tinggi yaitu perbedaan satu level ketinggian. Sisi kolam renang yang
lebih tinggi, bila dilihat dari tampak samping, terlihat suatu desain kolam renang
yang melayang. Beban kolam renang yang secara struktural patut diperhitungkan
mendesak arsitek untuk memikirkan desain konstruksi yang seperti apakah yang
sesuai dengan desain rumah tinggal ini dengan tetap mempertahankan desain yang
dinamis. Pada bagian kolam renang, dapat dilihat secara jelas, kombinasi hubungan
desain struktur terhadap desain arsitektur yang dipakai oleh arsitek yaitu elemen
struktural menyokong elemen non struktural. Kolom-kolom yang terletak di bawah
kolam renang disusun agak miring namun masih dalam perhitungan kekuatan
struktur yang masih dapat dipertahankan.

Desain Struktur Dalam Arsitektur Modern (Ivan)

91

KESIMPULAN
Teknologi berakar di masa lalu, mendominasi masa sekarang, dan tertuju kepada
masa mendatang. Merupakan sebuah perjalanan sejarah yang nyata, salah satu
perkembangan hebat dimana bentuk mewakili zamannya.
Hal itu dapat dibandingkan hanya dengan penemuan zaman klasik dimana
seseorang berperan sebagai manusia, zaman Romawi yang memperlihatkan kekuatan dan
zaman pertengahan yang memperlihatkan pergerakan religius.
Teknologi lebih dari sekedar sebuah metode, melainkan sebuah dunia di dalam
dirinya sendiri. Sebagai sebuah metode, teknologi sangat superior di hampir semua respek.
Tetapi ketika hanya menjadi dirinya sendiri, sebagai sebuah struktur besar dari mesin,
maka teknologi menjelma menjadi sebuah sifat dasar yang nyata. Sewaktu-waktu ketika
teknologi mencapai penyelesaian yang sebenarnya, ia menjelma menjadi arsitektur. Benar
bahwa arsitektur tergantung pada kenyataan, tetapi pemenuhan akan aktifitas terdapat
dalam batas-batas yang berarti. -Mies van der Rohe- (Kenneth Frampton, 1992:232)
Bentuk dan desain struktur sangat berhubungan dengan bentuk bangunan sebagai
suatu kesatuan dan struktur yang memenuhi fungsinya yaitu sesuatu yang mempengaruhi
desain arsitektur. Struktur dalam bentuk desain harus berjalan berdampingan dengan
perancangan arsitektur.
Dari kajian analisa hubungan antara desain struktural dan bentuk arsitektur, dapat
disimpulkan bahwa elemen-elemen struktural dan non struktural pada sebuah desain
konstruksi dapat dikombinasikan menjadi suatu bentuk arsitektur, baik bentuk murni
dibentuk oleh elemen struktural yang berfungsi sebagai pemikul beban maupun yang
hanya berfungsi sebagai elemen penutup semata demi tercapainya bentuk yang diinginkan.
Teori yang dikemukakan oleh Vitruvius yaitu firmness (ketangguhan), comodity
(komoditas), dan delight (kesenangan) diperlihatkan oleh keberhasilan ketiga bangunan
rumah tinggal tersebut.
Arsitektur dapat merupakan apresiasi dari bentuk struktur yang murni. Struktur
bukan hanya berfungsi sebagai kekuatan dalam suatu bangunan, yang membentuk hingga
menjaga kekokohan bangunan, melainkan bagian dari desain itu sendiri. Melalui analisa
ketiga proyek diatas, ingin ditegaskan kembali bahwa desain arsitektur dan struktur hams
berjalan secara berdampingan dalam proses perancangan. Proses dalam arsitektur adalah
proses desain yang selalu berjalan maju dan mundur tidak konstan, selalu fleksibel dalam
. keterkaitannya mengenai bermacam-macam aspek sehingga kedua aspek tersebut saling
berkaitan satu sama lain. Komoditas berupa fungsi dan kesenangan / delight yang
^merupakan wujud apresiasi dari seni hanya dapat diwujudkan dengan aspek firmness I
ketangguhan yang baik. Begitu pula firmness yang bertujuan membentuk komoditas dan
delight yang menampung segala aktifitas.
Desain-desain para maestro arsitektur moderen dari Grophius, Gaudi, Mies van de
Rohe, Le Corbusier, Alvar Alto, Frank Lloyd Wright, dan sebagainya yang akhirnya
direalisasikan dengan baik memperlihatkan suatu karya arsitektur jenius yang
memperlihatkan suatu hubungan yang harmonis antara desain arsitektur dan desain
struktur. Pertimbatigan struktur sejak awal akan menjamin arsitek jarang sekali menemui
kesulitan struktur di akhir perancangan. Hal itu berarti struktur termasuk dalam desain
yang mempengaruhi kualitas desain arsitektural yang di dalamnya tercakup desain elemen
struktural dan non struktural.

92

Jurnal llmiah Arsitektur UPH, Vol. 3, No. 1, 2006 : 77- 93

DAFTAR PUSTAKA
Dobney, Stephen, Norman Foster : Selected and Current Works of Foster and Partners.
Australia: The Images Publishing Group Pty Ltd, 1997.
Lasseau, Paul & Tice, James, Between Principle and Form. New York: Van Nostrand
Reinhold, 1992.
Macdonald, Angus. J., Structure and Architecture second edition. Jakarta: Erlangga, 2001.
Manfredo, Tafuri, Francesco Dal co, Modern Architecture /2. New York: Electa Editrice,
1976.
>

Sumalyo, Yulianto, Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan abad XX. Yogyakarta : Gajah
Mada University Press, 1997.
Trampton, Kenneth, Modern Architecture a Critical history. London: Thames and Hudson
Ltd, 1992.

Desain Struktur Dalam Arsitektur Modern (Ivan)

93

Volume 3 No. 1, Januari 2006

ISSN: 1693-6825

PETUNJUK PENULISAN NASKAH :

PEMASUKAN NASKAH :

Naskah yang diterima adalah naskah dengan topik lingkungan alam dan binaan/
buatan. Naskah dapat berupa artikel asli (Hasil penelitian sendiri), studi
kepustakaan / tinjauan pustaka, laporan kasus, resensi buku dan komentar pakar
(berisi pendapat seorang pakar tentang artikel asli karya pengarang dalam dan
luar negeri)
Naskah dikirim rangkap dua dan dalam format disket, dengan menggunakan
program Microsoft Word., dialamatkan kepada : Sekretariat Jurnal Arsitektur UPH
Tower Lippo Karawaci, Tangerang 15811, Indonesia., Telp : (021) - 5460901,
Fax : (021) - 5460910, atau dikirimkan melalui e-mail, dengan memakai program
Microsoft word ke alamat e-mail : jurnal_arsitektur@uph.edu

NASKAH:

Naskah diketik pada kertas putih A4 , jenis huruf Times New Roman, ukuran 12
pt (TNR, 12 pt), jarak ketikan 1 spasi, margin minimal 25 mm dan nomor halaman
pada kanan bawah, maksimum 20 halaman.
Ketikan / cetakan hanya pada satu sisi kertas, tidak timbal-balik. Ketikan berisi
urutan : Halaman judul, Abstrak, Teks / Naskah (Untuk laporan hasil penelitian :
Pendahuluan, Metode / Teori, Diskusi, Kesimpulan / Hasil), Catatan dan Daftar
Pustaka. Gambar dan tabel diberi keterangan serta mencantumkan sumbernya.
Dalam naskah tercantum nama penulis, dengan nama instansi tempat dimana
penulis bekerja
Pada bagian bawah ditulis keterangan tentang jenis makalah, misalnya makalah
pernah disajikan dalam diskusi/seminar ilmiah ( tuliskan waktu, tanggal, dan
tempat ) atau makalah berkaitan dengan laporan pendahuluan ( tuliskan judul
artikel).
Abstrak ditulis tidak lebih dari 200 kata, ditulis dalam bahasa Inggris ( bila teks
naskah dalam bahasa Inggris) atau ditulis baik dalam bahasa Inggris dan
Indonesia ( bila teks naskah dalam bahasa Indonesia ) dengan penulisan TNR
ukuran 10 pt. Kata kunci {keywords) dicantumkan pada abstrak yang memuat inti
penulisan
Kepustakaan disusun secara alphabet dan mencantumkan : Nama keluarga dan
inisial penulis. (Tahun penerbitan). "Judul Artikel atau Buku". Judul Jurnal atau
Prosiding, nama editor (jika ada), nama penerbit, volume dan nomor jurnal atau
kota tempat penerbitan buku dan prosiding, nomor halaman

Jurnal Ilmiah Arsitektur Universitas Pelita Harapan

Anda mungkin juga menyukai