1. Pasang Surut Harian Ganda (Semi Diurnal Tide) yaitu terjadinya dua kali
pasang dan dua kali air surut dengan tinggi yang hampir sama dalam satu hari
(secara berurutan dan teratur). Periode pasang surut biasanya 24 jam 50 menit.
2. Pasang Surut Harian Tunggal (Diurnal Tide) yaitu terjadinya satu kali air
pasang dan satu kali air surut dengan periode rata-rata 12 jam 24 menit.
3. Pasang Surut Campuran Condong ke Harian Ganda yaitu terjadinya dua
kali air pasang dan dua kali air surut namun dengan tinggi permukaan laut dan
periode yang berbeda-beda.
4. Pasang Surut Campuran Condong ke Harian Tunggal yaitu terjadinya satu
kali air pasang dan satu kali air surut dalam satu hari, namun terkadang hanya
untuk sementara waktu (sebentar) terjadi dua kali air pasang dan dua kali air
surut.
5. Dua pasang purnama (spring tides) Selain keempat pasang surut di atas,
pasng surut yang terjadi dalam satu bulan juga dapat dikategorikan menjadi
dua macam, yakni dua pasang purnama dan dua pasang perbani. Yang pertama
adalah dua pasang purnama atau spring tides. Pasang purnama ini terjadi
dengan ditandai naiknya permukaan air laut yang tinggi. pasang purnama ini
terjadi pada saat bulan purnama atau bulan baru, maka dari itu dinamakan
sebagai dua pasang purnama.
6. Dua pasang perbani (neap tides) Tipe pasang surut selanjutnya adalah dua
pasang perbani atau neap tides. Pasang surut jenis ini ditandai dengan naiknya
sedikit permukaan air laut. Pasang perbani ini terjadi ketika bulan seperempat.
Pasal 7
1. perhitungan batas sempadan pantai sebagaimana dimaksud pasal 6 ayat 2
huruf a huruf b, dan huruf c ditentukan berdasarkan tingkat risiko bencana.
2. Tingkat risiko bencana sebagiaman dimaksud pada ayat 1 ditentukan
berdasarkan:
a. indeks ancaman
b. indeks kerentanan
3. Indeks ancaman dan indeks kerentanan sebgaimana dimaksud pada ayat 2
dikelompokkan menjadi
a. tingi
b. sedang
c. rendah
Pasal 8
Indeks ancaman sebagiaman dimaksud dalam Pasal 7 ayat 2 huruf a ditentukan
melalui:
a. pendekatan praktis
b. pendekatan analitik atau numeric
Pasal 9
1. pendekatan praktis dimaksud dalam pasal 8 huruf a merupakan pendekatan
yang dilakukan berdasarkan pengalaman empiris dan historis.
2. Pendekatan praktis sebagiamana dimaksud pada ayat 1 dilakukan berdasarkan:
a. rekaman atau riwayat sejarah kejadian:
1. gempa
2. tsunami
3. erosi atau abrasi
4. badai
5. banjir dari laut
c. kebradaan factor ancaman
1. gempa
2. tsunami
3. erosi atau abrasi
4. badai
5. banjir dari laut
Data Analisis
• Pasang surut tertinggi yaitu 30 m, namun berada di kawasan budidaya.
• Pasang surut tertinggi yang berada di kawasan permukiman yaitu 28 m.
• Pulau Lae-Lae memiliki histroris banjir dari laut saat terjadi air pasang,
kejadian yang terjadi dibuln bulan tertentu saja.
Daftar Pustaka
Pengertian Pasang Surut Air Laut, Penyebab, Proses Terjadinya, Jenis dan Manfaat Pasang
Surut Air Laut Lengkap. 2018. https://www.pelajaran.co.id/2018/12/pengertian-penyebab-
proses-terjadinya-jenis-dan-manfaat-pasang-surut-air-laut.html. Diakses pada 19 November
2019.
Proses Terjadinya Pasang Surut Air Laut. 2012.
http://sekolahmandiri.blogspot.com/2012/07/proses-terjadinya-pasang-surut-air-laut.html. Diakses pada
19 November 2019.
Laut Pasang Surut: Pengertian, Teori, Penyebab, Tipe dan Manfaat. 2017.
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/laut/laut-pasang-surut. Diakses pada 19 November 2019.
Adistian, Karina Dwi. Pasang Surut Air Laut Akibat Gravitasi Bulan. 2018.
https://blog.ruangguru.com/pasang-surut-air-laut-akibat-gravitasi-bulan. Diakses pada 19 November
2019.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2016 tentang Batasan Sempadan
Pantai.