Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH BAHASA INDONESIA

Kalimat Efektif

Oleh :
Syahrul Hidayat
Nur Fadilla A.R.
Visakha Thio
Muhammad Fathurahman
Teknik Arsitektur
Universitas Hasanuddin
Makassar
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan kami semua
kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Bahasa Indonesia yang berjudul
“Kalimat Efektif” dapat selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan. Tersusunnya makalah ini
tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara materil dan moril, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan  penyusun, makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia . Makalah ini membahas tentang kalimat
efektif.
Tak ada gading yang tak retak Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.

Gowa , 26 Oktober 2016

     Penyusun   
BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang


Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota
masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada
pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung
maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh
pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan
kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan pikiran secara jelas kepada
pembaca sehingga mencapai sasarannya. Apabila gagasan yang disampaikan sudah tepat,
pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti
apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak
tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang
diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan
pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya,
unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang
seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat
diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat
sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang
dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca
sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif.
Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala
permasalahannya.

B.        Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?


2. Bagaimana ciri kalimat efektif yang baik?

C.        Tujuan Pembahasan


1. Mengetahui definisi dari kalimat efektif
2. Mengetahui ciri – ciri kalimat efektif yang baik
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi kalimat efetif

Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan pikiran secara jelas kepada
pembaca sehingga mencapai sasarannya. Kalimat efektiflah yang menyebabkan proses penyampaian
dan penerimaan pikiran dapat berlangsung dengan baik.

B. Ciri-ciri kalimat efektif

Kalimat yang efektif ditandai oleh adanya:

1. Kepaduan unsur kalimat


Kata- kata yang dipakai untuk membentuk kalimat harus ditempatkan pada posisi yang tepat
dalam struktur kalimat agar jelas fungsinya (sebagai subjek, objek, predikat, atau keterangan)
masing–masing. Kalimat yang bagian- bagiannya terpadu menjadi sarana pengembangan pikiran
yang efektif dan jelas maknanya.

Pikiran utama Kalimat Keterangan

Kehidupan 1) Untuk kehidupan modern (tidak padu karena tidak jelas subjeknya)
modern menuntut cara berpikir dan (padu/efektiff)
bertindak yang efektif dan
efisien
2) Kehidupan Modern
menuntut cara bertindak
dan berpikir yang efektif
dan efisien

2. Kelogisan hubungan antabagian kalimat.


Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam pembentukan kalimat yang logis :

1. Pemahaman makna kata secara cermat dan

2. Penempatan kata secara tepat dalam struktur kalimat.

Kedua hal tersebut saling menunjang untuk menghasilkan kalimat yang logis sebagai salah satu
tanda kalimat efektif. Beberapa contoh berikut dapat menjelaskan kedua hal tersebut.
No. Contoh kalimat Keterangan

1.1 Waktu dan tempat kami (tidak logis, karena waktu dan tempat bukan subjek
1.2 persilahkan! yang dapat dipakai untuk menjawab pertanyaan
Rektor, Bapak Rady A. Gany siapa)
disilakan. (logis/efektif)

2.1 Dirgahayu Proklamasi (tidak logis, karena peringatan hari ulang tahun
2.2 Kemerdekaan RI yang ke-45! kemerdekaan ke-45 hanya sehari, sedangkan kata
Dirgahayu ke-45 Republik dirgahayu mengandung arti semoga panjang umur,
Indonesia! kemudian penempatan ke-45 setelah RI
menunjukkan jumlah RI ada 45 buah)
(logis/efektif)

3.1 Penjahat itu berhasil ditangkap (tidak logis, karena yang berhasil menangkap adalah
3.2 petugas keamanan petugas keamanan)
3.3 Penjahat itu berhasil melarikan (logis/efektif)
diri (logis/efektif)
Petugas keamanan berhasil
menangkap penjahat itu.

3. Pemusatan perhatian pada bagian-bagian tertentu

Penonjolan atau pemsatan perhatian pada bagian-bagiantertentu dalam suatu kalimat dapat
dilakukan dengan berbagai cara tanpa mengubah makna kalimat secara keseluruhan.

a) Penempatan bagian yang ditonjolkan pada posisi awal kalimat Pemusatan perhatian
pembaca. langsung tertuju pada awal pembacaan.

No. Contoh Kalimat Keterangan

1. Kita harus menyelesaikan tugas (pemusatan perhatian pada subjek sebagai pelaku)
itu selama seminggu. (pemusatan perhatian pada
a. Selama seminggu kita keterangan waktu)
harus menyelesaikan (pemusatan perhatian pada sbjek sebagai sasaran
tugas itu.Tugas itu perbuatan)
harus kita selesaikan
selama seminggu.
2. Rombongan kesenian tersebut (pemusatan perhatian pada subjek sebagai pelaku)
berangkat ke Jakarta kemarin (pemusatan perhatian pada keterangan alat)
dengan kapal laut. (pemusatan perhatian pada keterangan)
a. Dengan kapal laut,
rombongan kesenian
tersebut berangkat ke
Jakarta kemarin.
b. Kemarin, rombongan
kesenian tersebut
berangkat ke Jakarta
dengan kapal laut.

b) Pengulangan kata

Pengulanagan kata tertentu dapat memperjelas maksud penulis, tetapi harus dibatasi. Keseringan
pengulangan kata dalam kalimat, khususnya dalam bahasa tulis, dapat menimbulkan kebosanan
bagi pembaca.

Contoh:

1. Tekun membaca buku pelajaran, tekun mengikuti kuliah, dan tekun mengerjakan tugas yang
diberikan oleh dosen, dapat menjamin meningkatkan indeks prestasi mahsiswa.

Orang yang ingin maju harus berani menghadapi berbagai tantangan, baik tantangan yang
datang dari lingkungan keluarganya sendiri maupun tantangan yang datang dari masyarakat
sekitarnya.

c) Penggunaan partikel

Pemusatan perhatian dapat juga diarahkan dengan menggunakan partikel –lah, -kah, dan pun.

Ketiga partikel ini sering digunakan dalam kalimat untuk menegaskan pernyataan (-lah dan pun)
dan untuk menegaskan pernyataan (-kah).

Contoh :

1. Sayalah yang seharusnya membantu yang bersangkutan.

2. Dialah biang keladi keributan tersebut.

3. Siapakah yang datang tadi ke sini?

4. Kami pun menyaksikan peristiwa yang mengerikan itu.


4. Kehematan penggunaan kata

Penggunaan kata dalam kalimat harus selektif.

Keborosan penggunaan kata dalam kalimat akan menciptakan kalimat yang kaku, sedangkan
kehematan penggunaan kata dalam kalimat akan menciptakan kalimat yang dinamis.

1. Surat kabar harian Pedoman Harian Pedoman Rakyat menyediakan ruangan


Rakyat menyediakan ruangan untuk tulisan tentang kesenian
untuk mengisi tulisan yang
membicarakan tentang kesenian.

2. Dalam rangka untuk meningkatkan Untuk meningkatkan prestasi akademik


prestasi akademik mahasiswa, mahasiswa, hendaknya para dosen berusaha
hendaknya para dosen berusaha memperbaiki proses belajar-mengajar yang
dan berikhtiar memperbaiki menjadi tanggung jawabnya.
proses belajar-mengajar yang
menjadi tanggung jawabnya

3. Ia akan melangsungkan Ia akan mengawinkan anaknya bertempat di


perkawinan anaknya dengan rumah barunya.
mengambil tempat di rumah
barunya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyusunan kalimat dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti yang dikemukakan pada uraian
dan contoh di atas.

Contoh–contoh yang terbatas yang dikemukakan pada bagian pelajaran ini dapat menjadi bahan
banding untuk menumbuhkan kreativitas calon penulis mengembangkan pikirannya dalam karya
tulis yang logis dan sistematis.

Anda mungkin juga menyukai