D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmah Nyalah, sehingga Tugas ini dapat diselesaikan. Penyusunan
makalah ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai tugas
mata kuliah Filsafat Pendidikan.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan .................................................................................................. 4
A. Latar belakang..................................................................................... 4
B. Rumusan masalah......................................................................... 4
C. Tujuan……………………………………………………………..5
D. Manfaat……………………………………………………………5
BAB II Pembahasan.................................................................................................. 6
Kesimpulan ........................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengertian perkembangan sosial adalah sebuah proses interaksi yang dibangun oleh seseorang
dengan orang lain. Perkembangan sosial ini berupa jalinan interaksi anak dengan orang lain,
mulai dari orang tua, saudara, teman bermain, hingga masyarakat secara luas. Perkembangan
sosial adalah proses belajar mengenal normal dan peraturan dalam sebuah komunitas. Manusia
akan selalu hidup dalam kelompok, sehingga perkembangan sosial adalah mutlak bagi setiap
orang untuk di pelajari, beradaptasi dan menyesuaikan diri.
Perkembangan emosional adalah luapan perasaan ketika anak berinteraksi dengan orang lain.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa perkembangan sosial emosional tidak dapat dipisahkan.
Dengan kata lain membahas perkembangan sosial harus melibatkan emosional.
B. RUMUSAN MASALAH
b) Agar mahasiswa dapat menjelaskan pengaruh hubungan sosial terhadap tingkah laku.
D. MANFAAT
PERKEMBANGAN SOSIAL
Kemampuan hubungan sosial individu berkembang karena adanya dorongan rasa ingin
tahu terhadap segala sesuatu yang ada di dunia sekitarnya. Dalam perkembangannya, setiap
individu ingin tahu bagaimanakah cara melakukan hubungan secara baik dan aman dengan dunia
sekitarnya, baik yang bersifat fisik maupun sosial. Hubungan sosial dapat diartikan sebagai cara-
cara individu bereaksi terhadap orang-orang disekitarnya dan bagaimanakah pengaruh hubungan
itu terhadap dirinya. Dalam hubungan sosial ini menyangkut juga penyesuaian diri terhadap
lingkungan, seperti makan dan minum sendiri, berpakaian sendiri, mentaati peraturan,
membangun komitmen bersama dalam kelompok atau organisasinya, dan sejenisnya.
hubungan sosial ini mula-mula dimulai dari lingkungan rumah sendiri kemudian berkembang ke
lingkungan sekolah, dan dilanjutkan kepada lingkungan yang lebih luas lagi yaitu tempat
berkumpulnya teman sebaya. Namun kenyataannya, yang sering terjadi adalah bahwa hubungan
sosial anak dimulai dari rumah, kemudian dilanjutkan dengan teman sebaya, baru kemudian
dengan teman sebaya, baru kemudian dengan teman-temannya di sekolah. Keluarga merupakam
peletak dasar hubungan sosial anak dan yang terpenting adalah pola asuh orang tua terhadap
anak.
Hubungan sosial memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap tingkah laku individu.
Hubungan sosial individu dimulai sejak individu lahir, hubungan bayi dengan orang
disekitarnya, terutama ibu, memiliki arti yang sangat penting. Hubungan ini paling dirasakan
kehangatannnya dan kemudian menjadi pengalaman hubungan sosial yang amat mendalam
adalah melalui sentuhan ibu terhadap anak bayi, terutama saat menyusui. Kasih saying ibu ini
memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan jiwa anak di kemudian hari.
Perkembangan hubungan sosial anak semakin berkembang pada usia prasekolah, kira-kira 18
bulan. Pada usia ini dimulai dengan tumbuhnya kesadaran diri dan kepemilikannya, selain itu
keinginan untuk mengeksplorasi lingkungan semakin besar. Pada masa ini hingga akhir masa
sekolah ditandai dengan meluasnya lingkungan sosial. Selain dengan anggota keluarganya, anak
juga mulai mendekatkan diri kepada orang-orang lain disekitarnya.dalam proses ini teman-teman
sebaya dan guru-gurunya mempunyai peranan yang sangat penting bagi mereka.
Thibaut dan kelly (1979), yang merupakan pakar dalam teori interaksi, mendefinisikan interaksi
sebagai peristiwa yang saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir
bersama, mereka menciptakan satu hasil satu sama lain, atau berkomunikasi satu sam lain. Jadi
pada setiap kasus interaksi tindakan setiap orang bertujuan untuk memepengaruhi individu lain.
Chaplin mendevinisikan bahwa interaksi merupakan hubungan sosial antara beberapa individu
yang bersifat alami dimana individu-indivu itu saling mempengaruhi satu sama lain secara
serempak.
Adapun Homans mendefinisikan interaksi sebagai suatu kejadian dimana suatu aktivitas atau
sentimen yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman
dengan menggunakan suatu aktivitas atau sentimen oleh individu lain yang menjadi
pasangannya.
Jadi konsep yang dikemukakan oleh Humans ini mengandung pengertian bahwa suatu tindakan
yang dilakukan seseorang dalam sautu interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan
individu lain yang menjadi pasangannya. Sedangkan Shaw mendefinisikan bahwa interaksi
adalah suatu pertukaran antarpribadi dimana masing-masing orang menunjukkan perilakunya
satu sama lain dalam kehadiran mereka, dan masing-masing perilaku itu memepengaruhi satu
sama lain.
Jadi, interaksi mengandung pengertian hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih, dan
masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam interaksi
juga lebih sekedar terjadi hubungan antara pihak-pihak yang terlibat melainkan terjadi saling
memengaruhi.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
2. Hubungan sosial memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap tingkah laku individu.
Hubungan sosial individu dimulai sejak individu lahir. Selain dengan anggota
keluarganya, anak juga mulai mendekatkan diri kepada orang-orang lain disekitarnya,
dalam proses ini teman-teman sebaya dan guru-gurunya mempunyai peranan yang sangat
penting bagi mereka.
3. Interaksi mengandung pengertian hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih, dan
masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam
interaksi juga lebih sekedar terjadi hubungan antara pihak-pihak yang terlibat melainkan
terjadi saling mempengaruhi.
4. Dilihat dari sudut komunikasi, interaksi dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: (a)
interaksi verbal, (b) interaksi fisik, (c) interaksi emosional. Berdasarkan banyaknya
individu yang terlibat dalam proses interaksi serta pola interaksi yang terjadi, interaksi
dapat dibedakan menjadi dua jenis: (a) interaksi dyadic, (b) interaksi tryadic.
5. Interaksi antara remaja dengan orang tua memiliki pola yang khas dan unik sehingga
Jersild; Brook; dan Brook diberi istilah “three-act-drama” (drama-tiga-tindakan). First act
drama, interaksi remaja memiliki ketergantungan dengan orang tua, tetapi sudah mulai
menyadari keberadaan dirinya sebagai pribadi dibandingkan fase sebelumnya. Second act
drama, disebut juga dengan istilah “perjuangan untuk emansipasi” yakni remaja
melakukan perjuangan yang kuat untuk membebaskan dirinya dari ketergantungan
terhadap orang tua. Third act drama, remaja berusaha menempatkan dirinya untuk
berteman dengan orang tua dan berinteraksi secara lancar dengan mereka. Namun, masih
sering mengalami hambatan karena orang tua masih belum melepaskan anak remajanya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. http://www.psychologymania.com/2012/06/pengertian-perkembangan-sosial.html
diakses tanggal 1/3/2014 pukul 13.30
Sunarto dan B. Agung Hartono. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta