A. Interaksi Sosial
1. Pengertian dan Syarat Interaksi Sosial
Salah satu ciri manusia adalah selalu hidup bersama manusia lainnya.
Kehidupan manusia sejak lahir di dunia sampai akhir hayat dikandung badan,
terlibat di dalam interaksi sosial. Pada saat masih bayi terlibat interaksi
terutama dengan ibu atau pengasuhnya. Setelah besar terlibat interaksi
dengan tetangga, teman-teman sepermainan, dan teman-teman sekolah.
Setelah dewasa terlibat interaksi dengan teman-teman seprofesi dan
seterusnya. Sangat sulit menemukan manusia yang menyendiri tanpa
melakukan interaksi dengan manusia lain.
Ilmu Pengetahuan 8
Pada dasarnya manusia selalu ingin berkumpul dengan manusia lain,
selalu ingin bertemu, berbicara atau ingin melakukan kegiatan-kegiatan lain
dengan manusia. Melalui pergaulannya di masyarakat, manusia terbentuk
sebagai makhluk sosial. Manusia disebut makhluk sosial, karena ia memiliki
gregariuosness yaitu suatu naluri untuk selalu hidup dengan orang lain.
Misalnya saja, nasi yang kita makan sehari-hari merupakan hasil kerja keras
para petani, rumah yang menjadi tempat tinggal kita merupakan hasil dari
kerja sama para pekerja bangunan atau mungkin tetangga kita yang sudah
membantu untuk mendirikan rumah.
Dengan demikian manusia harus berinteraksi dengan sesama anggota
masyarakat. Bertemunya seseorang dengan orang lain atau kelompok
lainnya, kemudian mereka saling berbicara, bekerja sama, dan seterusnya
untuk mencapai tujuan bersama. Kegiatan itu dapat dikatakan sebagai proses
interaksi sosial. Apa sebenarnya interaksi sosial itu? Perhatikan gambar 2.1.
berikut ini!
Aktivitas Individu
Dalam pelaksanaan kerja sama, ada lima bentuk kerja sama yaitu
kerukunan, bergaining, kooptasi, koalisi, dan joint venture. Contohnya :
kerja sama di masyarakat sekitar, antara sesama teman bermain, teman
sekolah, teman sekantor, dan sebagainya.
2). Akomodasi
Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia
untuk meredakan suatu pertentangan, yaitu usaha-usaha untuk mencapai
kestabilan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan
pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak
kehilangan kepribadiannya.
2). Kontravensi
Kontravensi adalah sikap mental yang tersembunyi terhadap orang lain
atau terhadap unsur-unsur kebudayaan suatu golongan tertentu. Kontravensi
ini ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang
dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian atau keraguan
terhadap kepribadian seseorang. Contohnya, OSIS di sekolahmu mempunyai
suatu rencana, tetapi kelasmu kurang setuju terhadap rencana tersebut
sehingga berkembang rasa tidak suka atau benci namun masih
disembunyikan. Contoh lainnya, kontravensi bisa jumpai di dunia politik. Di
mata masyarakat para politikus tampak akrab. Namun, terdapat sikap-sikap
lain yang tersembunyi di antara mereka. Sikap tersebut dapat berubah
menjadi kebencian, tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian.
3). Pertentangan (Konflik)
Pertentangan (konflik) adalah suatu proses di mana individu atau
kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang
pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan. Konflik terjadi
jika dua pihak
Sumber : www.google.co.id/2010/09/22/pertentangan-dan-integrasi-sosial/
Gambar 2.4 Pertentangan
Aktivitas Individu