PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konservasi berasal dari kata conservation yang terdiri dari kata con
(together) dan servare (keep/save), jadi konsrevasi merupakan perlindungan atau
pelestarian yang dilakukan secara bersama.
Tak salah memang jika Indonesia disebut sebagai salah satu surga dunia.
Tak hanya alamnya yang indah, Indonesia juga kaya akan flora dan fauna yang
hanya ada di nusantara. Tercatat tidak kurang dari 515 spesies mamalia (terbanyak
di dunia), 270 amfibi (terbanyak kelima di dunia), 600 spesies reptile (terbanyak
ketiga di dunia), 121 spesies kupu – kupu (terbanyak di dunia) dan 20.000 spesies
tumbuhan berbunga (terbanyak ketujuh di dunia) menghuni daratan dan lautan
Indonesia.
Namun sayangnya, dewasa ini banyak flora dan fauna di Indonesia yang
sudah langka, bahkan punah. Maka dari itu untuk mencegh hewa yang sudah
langka dari kepunahan, maka sudah sepantasnya bagi kita bersama dengan
pemerintah untuk melindungnya.
Di Indonesia, berdasarkan peraturan perundang-undangan, Konservasi
(sumber daya alam hayati) adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang
pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan
persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
keanekaragaman dan nilainya. Sudah sejak ribuan tahun manusia beriteraksi
dengan alam, namun kerusakan lingkungan yang sangat tinggi terlihat pada
beberapa dekade terakhir. Nenek moyang kita mengembangkan berbagai
pengetahuan maupun kearifan lokal untuk dapat hidup selaras dengan alam
sehingga dapat menekan kerusakan lingkungan. Banyak masyarakat tradisional
memiliki etika konservasi yang kuat dan cocok bagi perlindungan keanekaragaman
hayati. Melindungi keanekaragaman hayati secara menyeluruh merupakan hal yang
sulit karena masih banyak spesies yang belum ditemukan ilmu pengetahuan
(ilmuwan), bahkan spesies yang adapun sering tidak dikenal oleh masyarakat
umum.
1
Taman nasional mempunyai ekosistem asli yang dimanfaatkan untuk tujuan
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan
rekreasi. Taman hutan raya untuk tujuan koleksi tumbuhan dan satwa yang
dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. Taman wisata alam
dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam. Cagar alam karena keadaan
alamnya mempunyai kekhasan tunbuhan, satwa, atau ekosistem tertentu yang perlu
dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Suaka margasatwa
mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwanya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana upaya konservasi di daerah pulau Jawa ?
2. Bagaimana upaya konservasi yang bersumber dari kearifan lokal dalam
hubungan sesama manusia ?
3. Bagaimana hewan dan tumbuhan yang ada di Jawa ?
4. Bagaimana penerapan konservasi dalam 5w+1h ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui upaya konservasi di daerah pulau Jawa.
2. Untuk mengetahui upaya konservasi yang bersumber dari kearifan lokal dalam
hubungan sesama manusia.
3. Untuk mengetahui hewan dan tumbuhan yang ada di jawa.
4. Untuk mengetahui penerapan konservasi dalam 5W+1H
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dirusak manusia misalnya unntuk dijadikan lahan pertanian, perumahan, industri,
dan sebagainya. Flora dan fauna yang jumlahnya sangat terbatas tersebut
dinyatakan sebagai flora dan fauna langka. . Untuk mencegah semakin punahnya
flora dan fauna ini maka dilakukan upaya-upaya seperti Ditetapkan tempat
perlindungan bagi flora dan fauna agar perkembangbiakannya tidak terganggu.
Tempat-tempat perlindungan ini berupa cagar alam bagi flora dan suaka
margasatwa bagi fauna, Membangun beberapa pusat rehabilitasi dan tempat-
tempat penangkaran bagi hewan-hewan tertentu, Pembangunan yang
berwawasan lingkungan, berarti pembangunan harus memperhatikan
keseimbangan yang sehat antara manusia dengan lingkungannya, Menetapkan
beberapa jenis binatang yang perlu dilindungi, Melakukan usaha pelestarian
hutan, Melakukan usaha pelestarian hewan, Melakukan usaha pelestarian biota
perairan, dan sebagainya.
4
Penerapan Undang-undang No. 4 Tahun 1984 tentang ketentuan-ketentuan
pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Di dalam ketentuan tersebut juga diatur
pembangunan yang berwawasan lingkungan. Upaya-upaya untuk melestarikan
beraneka ragam satwa liar telah diwujudkan oleh pemerintah dan masyarakat
dengan menetapkan bentang-bentang alam tertentu sebagai kawasan-kawasan
konservasi seperti :
Taman Nasional Ujung Kulon terletak di ujung paling barat Pulau Jawa.
Taman nasional ini adalah habitat terakhir dari hewan-hewan yang terancam
punah, seperti badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus), banteng (Bos
sondaicus), harimau loreng (Panthera tigris), Surili (Presbytis aygula), dan owa
jawa (Hylobathes moloch).
Taman Nasional Gunung Gede – Pangrango terletak di Kabupaten Bogor,
Cianjur, dan Sukabumi. Taman nasional ini mewakili hutan hujan tropis
pegunungan di Jawa. Karena iklimnya lembap, kawasan ini didominasi oleh
jenis paku-pakuan, misalnya, Hymmenophyllaceae, Gleischenia, Gaulthenisa,
dan semak Rhododendron. Pohon raksasa yang ada ialah rasamala (Altingia
exelsa) yang dapat mencapai tinggi 60 m. Di samping itu, juga terdapat bunga
abadi yang tidak pernah layu, yaitu bunga Anaphalis javanica.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru membentang di
Kabupaten Probolinggo, Malang, Pasuruan, dan Lumajang, Jawa Timur.
Jenis tumbuhan yang spesifik adalah cemara gunung (Cassuarina junghuniana),
sedangkan jenis fauna yang dilindungi adalah kijang, ayam hutan, babi hutan,
ajak, rusa, dan macan tutul.
Taman Nasional Baluran terletak di ujung timur Pulau Jawa.
Taman nasional ini merupakan contoh ekosistem dataran rendah kering, dengan
musim kering yang panjang antara 4 – 9 bulan. Flora yang dilindungi di sana,
antara lain, dadap biru (Eythrina eudophylla), pilang, kosambi, kemloko, widoro,
klampis, kemiri, talok, wungur, laban, dan asam. Faunanya, antara lain, banteng,
rusa, kerbau liar, ular piton, macan tutul, ajak, linsang, kijang, dan babi hutan
Keberadaan hewan di indonesia semakin hari semakin berkurang, perilaku
manusia yang menyebabkan langkanya spesies hewan ini adalah dampak buruk
bagi kelestarian alam semesta sehingga pemerintah mengadakan pemgembangan
5
daerah konservasi. Pengembangan daerah konservasi, yaitu dengan menggunakan
kawasan konservasi sebagai tempat peneltian, pendidikan, dan daerah wisata.
Namun demikian, dalam pengembangannya jangan sampai bertentangan dengan
tujuan utama yaitu melestarikan serta melindungi flora dan fauna dari kepunahan.
Pelestarian di luar kawasan konservasi, dilakukan dengan beberapa cara berikut :
Perbaikan kondisi lingkungan hutan.
Mencegah pencurian kayu dan penebangan liar.
Mencegah perusakan wilayah perairan.
Melindungi anak ikan dari gangguan/penangkapan.
Jika dari segi ekonomi:
Untuk mencegah kerugian yang diakibatkan oleh sistem penyangga kehidupan
misalnya kerusakan pada hutan lindung, daerah aliran sungai dan lain-lain.
Kerusakan pada lingkungan akan menimbulkan bencana dan otomatis akan
mengakibatkan kerugian.
Untuk mencegah kerugian yang diakibatkan hilangnya sumber genetika yang
terkandung pada flora yang mengembangkan bahan pangan dan bahan untuk
obat-obatan.
Jadi upaya konservasi dari kearifan lokal dalam hubungan sesama manusia
mungkin agak susah. Karena, sistem pengetahuan lokal sebagai hasil interaksi
terus menerus yang terbangun karena kebutuhan-kebutuhan seperti pangan,
perumahan, sistem produksi dan lain sebagainya.
6
memiliki luas 4960 hektar, meliputi gunung Welirang, Gunung Arjuno, Gunung
Kembar I dan II. Kawasan Arjuno Lalijiwo memiliki vegetasi hutan tropika,
dimana terdapat banyak tumbuhan seperti pinus, cemara, wadang dan triwulan
tumbuh di sini. Sedangkan untuk fauna, kawasan ini berada di garis Wallace,
yang termasuk dalam zona fauna Asia seperti babi hutan, kijang, elang Jawa dan
masih banyak lagi.
7
Pane, Ranu Regulo dan Ranu Kumbolo. Masyarakat yang tinggal di sekitar taman
nasional ini adalah suku asli Tengger. Masyarakat Tengger merupakan salah satu
komunitas Hindu minoritas di Pulau Jawa. Agama lokal yang dianut adalah
kepercayaan sisa dari era kerajaan Majapahit.
Oleh karena itu, budaya dan agama yang dianut mirip dengan Bali, tapi
cenderung lebih ke animisme. Masyarakat Tengger percaya bahwa mereka adalah
keturunan langsung dari Majapahit yang berekspansi ke bukit-bukit di sekitar
kawasan ini, setelah kedatangan masyarakat suku Madura Muslim selama abad
ke-19.
8
Rusa (Cervus timorensis) dan Kera (Macaca Fascicularis) berdatangan untuk
bermain dan mencari siput dan ketam.
9
Taman Nasional Baluran terletak di ujung timur Pulau Jawa.
Taman nasional ini merupakan contoh ekosistem dataran rendah
kering, dengan musim kering yang panjang antara 4 – 9 bulan. Flora
yang dilindungi di sana, antara lain, dadap biru (Eythrina
eudophylla), pilang, kosambi, kemloko, widoro, klampis, kemiri, talok,
wungur, laban, dan asam. Faunanya, antara lain, banteng, rusa, kerbau
liar, ular piton, macan tutul, ajak, linsang, kijang, dan babi hutan.
Who ?
Hewan dan tumbuhan yang terancam punah ada di Indonesia khususnya di
Pulau Jawa akibat diburu oleh para pemburu-pemburu yang memburu hewan-
hewan tersebut tanpa memikirkan akibat dari perbuatannya.
When ?
Di Indonesia khususnya di Pulau Jawa pada awal 1984 sejak penetapan dari
Undang-undang sampai saat ini pemburu masih saja tidak menghiraukan hukum
yang ada pada undang-undang tersebut untuk tidak berburu seenaknya sendiri.
Why ?
Karena sampai saat ini satwa liar masih menjadi incaran oleh para pemburu
gelap dengan beberapa alasan mengapa mereka diburu. Pertama, untuk
diperjualbelikan sebagai satwa peliharaan. Semakin langka suatu satwa, semakin
mahal pula harganya. Kedua, untuk dikonsumsi daging atau telurnya. Di beberapa
daerah Kepulauan Nusantara, menyantap satwa liar merupakan bagian tradisi
penduduk setempat. Ketiga, untuk dijadikan hiasan. Hiasan dapat berasal dari
tubuh hewan yang diawetkan, atau dari bagian tubuh tertentu seperti gading gajah
dan kerapas penyu. Keempat, sebagai bahan baku pembuatan barang-barang
seperti tas, sepatu, dan mantel. Kelima, sebagai bahan obat-obatan. Banyak orang
percaya bahwa satwa liar memiliki khasiat menyembuhkan penyakit. Beberapa
jenis satwa liar yang biasa digunakan sebagai obat adalah ular kobra, kukang, dan
badak. Darah, empedu dan sumsum kobra dipercaya dapat menyembuhkan
penyakit liver.
How ?
Untuk menjaga keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem, harus
diusahakan agar tidak ada satu atau lebih komponen ekosistem yang mengalami
10
kepunahan. Oleh sebab itu, usaha pelestarian keanekaragaman hayati harus
dilakukan secara terpadu, artinya dalam suatu pelestarian itu, seluruh komponen
ekosistem harus dilestarikan secara keseluruhan. Sikap manusia sangat
berpengaruh terhadap perlindungan satwasatwa langka yang mulai terancam
kepunahan ini. Manusia harus sadar bahwa makhluk hidup apa pun jika telah
punah, keberadaannya di alam tidak dimungkinkan lagi.
Dalam usaha melestarikan hewan-hewan langka, cara yang ditempuh oleh
berbagai pihak yang berkompeten adalah:
1. membuat undang-undang perburuan dengan aturan-aturannya yang meliputi
batas-batas daerah perburuan, masa berburu, jumlah hewan yang boleh diburu,
jenis hewan, umur, jenis kelamin hewan, dan yang paling penting adalah hasil
buruan tidak untuk diperjualbelikan;
2. membiakkan hewan-hewan langka yang hampir punah, misalnya, dengan
mengisolasi hewan-hewan tertentu, memelihara, dan membiakkannya,
kemudian dilepaskan kembali ke asalnya;
3. memindahkan hewan langka yang hampir punah ke tempat lain yang
habitatnya lebih sesuai dan lebih aman;
4. mengambil telur hewan-hewan tertentu pada saat tertentu untuk kemudian
menetaskannya, membiakkannya, dan mengembalikannya ke habitat semula.
11
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Pelestarian di luar kawasan konservasi, dilakukan dengan beberapa cara
berikut.
Perbaikan kondisi lingkungan hutan.
Mencegah pencurian kayu dan penebangan liar.
Mencegah perusakan wilayah perairan.
Melindungi anak ikan dari gangguan/penangkapan.
Penerapan Undang-undang No. 4 Tahun 1984 tentang ketentuan-ketentuan
pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Upaya-upaya untuk melestarikan
beraneka ragam satwa liar telah diwujudkan oleh pemerintah dan masyarakat
dengan menetapkan bentang-bentang alam tertentu sebagai kawasan-kawasan
konservasi seperti taman-taman nasional.
B. Saran
Adapun saran dari penulis kepada:
1. Pembaca
Diharapkan dapat memahami isi dari makalah ini sehingga kedepannya
pengetahuan tersebut dapat bermanfaat khususnya dalam bidang pendidikan
dan pembangunan yang berwawasan geografi.
2. Mahasiswa
Diharapkan dapat menambah wawasan serta pengetahuan tentang mata
kuliah Geografi Tumbuhan dan Hewan.
12
DAFTAR RUJUKAN
http://kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/
basisdata-kawasan-konservasi/details/1/83 .(Diakses 18 Desember 2015,
10:15WIB)
http://www.eastjava.com/books/glorious/ina/nature.html.(Diakses 18 Desember
2015, 11:00WIB)
http://sapakabar.blogspot.co.id/2015/08/
upaya-konservasi-flora-dan-fauna.html .(Diakses 18 Desember 2015,
09:00WIB)
13