Anda di halaman 1dari 11

BERITA DUNIA - TABLOIDJUBI.

COM
Lebih 500 Penerbangan Dibatalkan Akibat Hujan Es di Chicago
Taiwan Desak Permohonan Maaf Jepang Pasca Perjanjian Dengan Korea Selatan
Menteri Australia Mundur Setelah Kejadian di Bar Hongkong
Jumlah Korban Hilang Akibat Gempa di Shenzen jadi 91 Orang
Sembilan Aparat Militer Niger Ditahan atas Tuduhan Kudeta
PM Inggris Ingin Perempuan Berlatih untuk Garis Depan
RSF: Jumlah Penculikan Wartawan 2015 Meningkat Tajam
Banjir Diperkirakan Rendam Inggris Utara
Rusia akan Pasok Senjata Buat Polisi Afghanistan
Tiongkok dan Taiwan Lakukan Kontak Langsung Pertama
Search
 

ORANG PAPUA BACA JUBI

 HOME
 TANAH PAPUA
 BERITA PAPUA
 NUSA
 ARTIKEL
 STOP PRESS!!!
 MORE
 RESOURCES
Home  Artikel  Opini  MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI BAGI MANUSIA DAN ALAM
MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI BAGI
MANUSIA DAN ALAM

ADMIN JUBIFEB 18, 2014OPINI1 COMMENT

LIKE













Hendrite Loisa Ohee, sejak awal tekun
meneliti ikan air tawar. Ikan pelangi,
Danau Sentani atau Ikan Hew telah
mengantarkannya sebagai pakar Sentani
Rainbouw Fish.(Jubi/dam)
Oleh : Dr.rer.nat. Henderite Loisa Ohee, M. Si.
Indonesia menduduki posisi  penting dalam hal keanekaragaman hayati di tingkat dunia, karena
termasuk salah satu megadiversity country, selain Columbia, Mexico, Zaire dan Brazil. Bukan hanya itu
saja, negara kepulauan ini juga memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, terutama taxa
tumbuhan berkayu, serangga, amphibia, reptilia, burung dan mamalia.
Sedangkan Tanah Papua saja menyumbang sekitar 30 – 50 persen keanekaragaman hayati Indonesia. 
Lebih dari pada itu, Papua (bersama-sama dengan Papua New Guinea) juga merupakan salah satu dari
tiga daerah  di dunia yang dikategorikan sebagai Belantara Tropis Utama Dunia (Global Tropical
Wilderness Areas) dengan tutupan hutan lebih dari 70persen, dengan jumlah tumbuhan berkayu
endemik melebihi 15.000 spesis. Ketiga daerah Hutan Belantara Tropis Utama Dunia adalah Belantara
Tropis Amazonia, Belantara Tropis Kongo dan Belantara Tropis New Guinea (yang mencakup Papua
New Guinea dan Papua) (CI 2002)

Walaupun Papua menjadi rumah bagi tingginya keanekaragamanhyati, namun saat ini, Papua sedang
menghadapi pembangunan sosial dan ekonomi yang buruk perencanaannya.  Kondisi ini semakin
meningkat sejak pemerintah pusat memberikan status Otonomi Khusus untuk Papua 2001.
Pembangunan yang cepat dan sering tanpa perencanaan yang baik telah meningkatkan kerusakan
habitat di Papua, ini jelas memberikan dampak negatif terhadap keanekaragaman hayati yang unik
dan ekosistem alamiahnya, juga pembangunan itu sendiri. Selain itu, dampak negatif terhadap
kehidupan sosial, budaya dan ekonomi pun mengikutinya.

Indonesia menduduki posisi penting didunia dalam keanekaragaman hayati, karena memiliki kekayaan
jenis (species richness) yang sangat tinggi, khususnya untuk beberapa taxa yaitu mamalia, burung dan
reptilia. Papua sebagai salah pulau yang mendukung tingginya keanekaragaman hayati Indonesia, tidak
hanya memiliki kekayaan jenis yang tinggi, tetapi juga memiliki tingkat endemisitas jenis (species
endemism)yang tinggi, jika dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya di Indonesia.
Papua sangat kaya dan memiliki beragam fauna, mencakup paling tidak ada 3,764 vertebrata atau 81
persen vertebrata yang ditemukan di Pulau New Guinea (4,665 spesis) dan kemungkinan lebih dari
200,000 invertebrata. Papua juga memiliki sekitar 62 persen  ikan-ikan laut, sedangkan ikan air tawar
dan ikan air bakau terdiri hampir 8 persen. Kelompok burung menyumbang hampir 15 persen dari
vertebrata Papua, diikuti oleh gabungan amfibi dan reptile yaitu sekitar 10 persen. Kelompok fauna
terkecil yang telah diketahui sampai saat ini adalah mamalia, terdiri dari 5 persen. Vertebrata darat
dan perairan tawar (tidak ternasuk ikan laut dan ikan payau, juga vertebrata laut seperti penyu dan
ular laut), terdapat 1,240 spesis yang diketahui dari Papua, tetapi hanya 250 (20 persen) adalah jenis
endemik (Allison 2007). Diperkirakan Papua menyumbang 30 – 50 persen dari keanekaragaman hayati
Indonesia

Keanekaragaman hayati yang kaya di Papua akan punah jika tidak dikelola dengan bijaksana. Sangat
disayangkan, banyak aspek dari keanekaragaman hayati yang belum dipahami, tetapi jika terus
dibiarkan menghadapi berbagai aktivitas pembangunan, maka suatu saat tingginya keanekaragaman
hayati Papua hanya tinggal sejarah.  Oleh karena itu, usaha perlindungan, pengawetan dan
pemanfaatan yang berkelanjutan perlu dilakukan, yang umum dikenal sebagai usaha konservasi
keanekaragaman hayati.

Apakah yang dimaksud dengan konservasi? Memanfaatkan keanekaragaman hayati secara bijaksana
adalah pengertian konservasi secara ringkas.  Pembangunan dan hubungan etika antar manusia dan
tanah dan sumber daya lainnya, yang berarti penggunaan sumber daya secara bijaksana, tidak
merusak kapasitasnya untuk keperluan generasi yang akan datang. Dengan demikian, sebenarnya 
konservasi keanekaragaman hayati seharusnya bisa berjalan seiring dengan pembangunan ekonomi
dan sosial, sehingga dapat mendatangkan kebaikan bagi manusia dan lingkungannya.

Konservasi biologi adalah ilmu lintas-disiplin (terpadu) yang dikembangkan untuk menghadapi
berbagai tantangan demi melindungi spesis dan ekosistemnya (Indrawan et al. 2007). Dengan kata lain,
konservasi biologi saling kait-mengait dengan berbagai ilmu lain: ekologi, biogeografi, antropologi, ilmu
lingkungan, genetika, sosiologi, taksonomi, dan lain sebagainya. Berbagai gagasan, keahlian,
pengalaman dari berbagai latar belakang ilmu menjadi dasar untuk merencanakan dan melakukan
konservasi biologi. Dengan demikian, konservasi berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan.

Manfaat Keanekaragaman hayati


Jika kita bertanya, apakah manfaat keanekaragaman hayati untuk manusia? Jawabannya adalah
sangat banyak, dari manfaat yang dapat dirasakan secara langsung tiap hari (nilai ekonomi langsung)
maupun manfaat tidak langsung yang dirasakan oleh manusia (nilai ekonomi tidak langsung)
(Indrawan et al. 2007). Beberapa manfaat keanekaragaman hayati dapat dijelaskan sebagai berikut:

 Manfaat ekonomi langsung


Manfaat keanekaragaman hayati sebagai kayu bakar, bahan makanan,

obat-obatan, tali-temali, bahan bangunan yang dimanfaatkan langsung oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari (nilai kegunaan konsumtif). Selain itu, keanekaragaman hayati juga dapat
menjadi sumber pendapatan dengan menjualnya ke pasaran pada skala lokal, nasional, bahkan
internasional dan menghasilkan uang bagi manusia (nilai kegunaan produktif). Keanekaragaman
hayati yang dijual dapat langsung dari alam maupun hasil olahannya. Keanekaragaman hayati yang
dijual dapat berupa hasil hutan kayu dan bukan kayu:  rotan, getah, tanaman obat, juga berbagai jenis
hewan yang telah diketahui memiliki manfaat sebagai sumber obat bagi manusia.

Contoh : keanekaragaman hayati sebagai makanan dan obat-obatan

 Salah satu keanekaragaman hayati yang khas bagi masyarakat Papua adalah sagu (Metroxylon sp.),
yang dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok di berbagai daerah. Salah satunya adalah Suku
Sentani di Jayapura. Salah satu kampung di Sentani yaitu Kehiran, mempunyai 20 jenis sagu yang
terdiri dari 11 jenis tidak berduri dan 9 jenis sagu berduri, yang dipanen untuk diambil patinya, kecuali
6 jenis yang jarang dipanen untuk diambil patinya dan dianggap sagu liar(Novarianto et al. 1996).
 Tumbuhan Dianella  nemorosa Lam. atau dikenal dengan nama Indonesia yaitu Tegari , Pra Kepey
(Papua), termasuk famili Liliaceae. Di Papua, tumbuhan
D. nemorosa Lam. atau pra kepey digunakan oleh masyarakat Kampung Tablasupa di Jayapura sebagai
obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti kanker, paru-paru basah dan asma serta dapat
menyembuhkan luka dalam dan luka luar, serta patah tulang.
ü  Karim et al.(2012) melaporkan D. nemorosa asal Papua ini memiliki aktivitas sitotoksik terhadap
beberapa sel kanker seperti sel kanker T47D (sel kanker payudara), MCF-7 (sel kanker payudara),
HeLa (sel kanker leher rahim), WiDr (kolon/usus besar) dan sel Raji (beta limfoma,  berkaitan dengan
darah) yang duji dengan MTT Assay
ü  Karim et al.(2013) melaporkan ekstrak metanol daun D. nemorosa asal Papua ini memiliki aktivitas
proliferatif  (aktivitas perbanyakan sel) terhadap sel kanker HeLa dan HCT-116 (kolon/usus besar),
tapi tidak pada sel kanker C2C12 (sel mioblas, berkaitan dengan otot)dan 293A (kanker ginjal) dengan
menggunakan metode WST-1
ü  D. nemorosa asal Papua ini memiliki aktivitas menginduksi protein p53 (protein regulator dalam sel
manusia, protein penekan tumor) dan menekan ekspresi enzim COX-2 (enzim siklooksigenase-2 yang
dihasilkan dalam jaringan dan bertanggung jawab menghasilkan prostaglandin yang berperan dalam
homeostatis, saluran pencernaan aliran darah ginjal dan pembuluh darah. Enzim ini dihasilkan kalau
ada reaksi inflamasi/peradangan) yang dianalisis dengan Imunositokimia pada sel Hela dan HCT-116
(Karim 2013)
 Manfaat ekonomi tidak langsung
Berbagai jasa lingkungan yang disediakan oleh komunitas biologi adalah manfaat tidak langsung, yang
nilainya kadang melebihi nilai dari keanekaragaman hayati yang dimanfaatkan secara langsung oleh
manusia, dimana kadang tidak disadari pada saat manusia mengubah habitat. Tumbuhan sebagai
sumber oksigen yang dihasilkan melalui proses fotosintesis, fungsi tumbuhan sebagai pengontrol iklim,
pengontrol banjir dan kekeringan, melindungi resapan air, memelihara jasa dan kualitas air, mencegah
erosi dan longsor, fungsi pengontrol polutan dari limbah kotoran, industri, logam berat dan pestisida.
Juga, hubungan antara spesies menciptakan jaring-jaring kehidupan dan rantai makanan yang akan
mengganggu semua system dalam ekosistem termasuk manusia, jika terganggu. Jenis-jenis tumbuhan
dan hewan tertentu dipakai sebagai indikator peringatan dini untuk memantau kesehatan lingkungan.
Jasa lain yang disediakan oleh keanekaragaman hayati dan ekosistemnya adalah jasa rekreasi,
ekowisata, olah raga seperti berburu dan memancing dan nilai pendidikan dan ilmiah yang
menciptakan banyak ilmuwan dan menghasilkan banyak penemuan baru bagi kebaikan manusia.

Contoh:

Cagar Alam Pegunungan Cyclop adalah salah satu kawasan konservasi di Papua untuk melindungi
hewan dan tumbuhan yang unik di wilayah ini. Selain itu, fungsi lain yang dilindungi dalam cagar alam
ini adalah fungsi penyerapan air, yang menjadi sumber air bagi penduduk di Jayapura dan sekitarnya.
Fungsi ini tidak dapat digantikan jika cagar alam ini rusak. Menurunnya kualitas cagar alam akan
mengganggu fungsi penyerapan air. Akibatnya yang dapat terjadi adalah kekurangan penyediaan air
bagi penduduk di Jayapura dan sekitarnya.

Penulis adalah dosen Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan IPA dari Universitas
Cenderawasih, 2014
Editor : dominggus a mampioper
Sumber :
COPYRIGHT © JUBI 2015

TAGMANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI


 FACEBOOK

 TWITTER

 GOOGLE+

 LINKEDIN

 TUMBLR

 PINTEREST

 MAIL

Previous PostDKN
CARI TAHU SITUASI PAPUA JELANG PEMILUNext
PostBANYAK GURU DI KABUPATEN DEIYAI, INCAR JABATAN KEPALA
SEKOLAH

ADMIN JUBI

RELATED ARTICLES

STOP PRESS!!!
Resiko Kanker Paru-Paru Lebih Rendah Bagi Perempuan yang Pernah
Melahirkan

Admin JubiDec 16, 2015 0 Comments

STOP PRESS!!!

Ada Hotel Berhantu di Bali?


Admin JubiDec 16, 2015

FEATUREDSTOP PRESS!!!

Inilah Potret Kesehatan Perempuan dan Anak di Koroway


Victor MamborDec 16, 2015

 Populer
 Tak Berkibar di Papua, Bintang Kejora Berkibar di Kota-Kota
Ini ( 8,252 )

 Waktunya Gereja Berhenti Kotbah ( 5,816 )

 Pernyataan Pers Pimpinan Gereja Papua, Sinode: GKI, KINGMI,


BAPTIS dan GIDI ( 4,704 )

 Pemilik Hak Ulayat Freeport Minta Ketua DPR RI


Dipecat ( 3,488 )
 Bayi Ini Lahir dari Sperma Berusia 23 Tahun ( 3,450 )

 KNPB Serukan Peringati 1 Desember, Tanpa Pengibaran


Bendera ( 1,882 )

 LBH : Menjelang 1 Desember, Orang Papua Sudah Mulai


Ditangkap ( 1,646 )
Daftar Mailing List Kami

* indicates required
Email Address *
First Name
Last Name

Subscribe

 WEST PAPUA DAILY

 Governor : President’s Special Staff Would Not Ask for Cash to Regions  December 28, 2015
 Lekhaka Telenggen Claims Responsibility for Sinak Police Attack December 28, 2015
 Task Force Sent to Sinak after Three Officers Killed in Attack on Police Station December 28,
2015
 Benny Wenda Responds to The Indonesian Government, “West Papua will Never be Part of
Indonesia.” December 28, 2015
 Church Must Pay Attention to Papuan Education, Filep Karma Says December 28, 2015
 Food Prices Gradually Increase December 28, 2015
 10 Percent of Freeport’s Shares is Best Resolution for Papua Security  December 28, 2015

 LAPORAN WARGA

 berlangganan koran jubi November 26, 2015


 RI akan membangun jalur kereta apiNovember 25, 2015
 KEPADA YTH TNI DAN POLRI DI JAYAPURANovember 25, 2015
 BANYAK PENIPUAN YANG TERJADI DI DINAS P DAN P KOTA  November 2, 2015
 Banyak kuburan tak mempunyai namaNovember 1, 2015
 Medya yg kritis bukan brpegang pd kode etikOctober 31, 2015
 Muting dujuluki 'kuburan tua October 31, 2015

 Pedoman Pemberitaan Media Siber


 
 Tentang Kami
 
 Disclaimer
 
 Tarif Iklan
 
 Kontak Kami
 
 FORMULIR PENGADUAN KE DEWAN PERS
 
 Install QR Code Reader
Teras Lampung | Ekuatorial | Berita Lingkungan | DeGorontalo | Kabar Kota | Berita
Bali | Kalteng Pos | News Balikpapan | Sultra Satu | Suara Kendari | Celebes.Co | Kabar
Selebes | Suara Papua |Majalah Selangkah | Cahaya Papua | Aceh Traffic | Aceh Baru | Ranah
Minang | News Balikpapan | Suara | Suara Kendari | Sultra Satu | Kabar Makassar | Kabar
Medan | Kabar Pulau | Merdeka |Radio New Zealand | Solomon Star | Vanuatu
Daily | PINA | Islands Business | Fiji Sun | Maori Television | Post Courier
Copyright All rights reserved 2015 tabloidjubi.com. Dedicated for West Papuan | From Sorong to
Samarai Property of PT Jujur Bicara Papua

Anda mungkin juga menyukai