COM
Lebih 500 Penerbangan Dibatalkan Akibat Hujan Es di Chicago
Taiwan Desak Permohonan Maaf Jepang Pasca Perjanjian Dengan Korea Selatan
Menteri Australia Mundur Setelah Kejadian di Bar Hongkong
Jumlah Korban Hilang Akibat Gempa di Shenzen jadi 91 Orang
Sembilan Aparat Militer Niger Ditahan atas Tuduhan Kudeta
PM Inggris Ingin Perempuan Berlatih untuk Garis Depan
RSF: Jumlah Penculikan Wartawan 2015 Meningkat Tajam
Banjir Diperkirakan Rendam Inggris Utara
Rusia akan Pasok Senjata Buat Polisi Afghanistan
Tiongkok dan Taiwan Lakukan Kontak Langsung Pertama
Search
HOME
TANAH PAPUA
BERITA PAPUA
NUSA
ARTIKEL
STOP PRESS!!!
MORE
RESOURCES
Home Artikel Opini MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI BAGI MANUSIA DAN ALAM
MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI BAGI
MANUSIA DAN ALAM
LIKE
Hendrite Loisa Ohee, sejak awal tekun
meneliti ikan air tawar. Ikan pelangi,
Danau Sentani atau Ikan Hew telah
mengantarkannya sebagai pakar Sentani
Rainbouw Fish.(Jubi/dam)
Oleh : Dr.rer.nat. Henderite Loisa Ohee, M. Si.
Indonesia menduduki posisi penting dalam hal keanekaragaman hayati di tingkat dunia, karena
termasuk salah satu megadiversity country, selain Columbia, Mexico, Zaire dan Brazil. Bukan hanya itu
saja, negara kepulauan ini juga memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, terutama taxa
tumbuhan berkayu, serangga, amphibia, reptilia, burung dan mamalia.
Sedangkan Tanah Papua saja menyumbang sekitar 30 – 50 persen keanekaragaman hayati Indonesia.
Lebih dari pada itu, Papua (bersama-sama dengan Papua New Guinea) juga merupakan salah satu dari
tiga daerah di dunia yang dikategorikan sebagai Belantara Tropis Utama Dunia (Global Tropical
Wilderness Areas) dengan tutupan hutan lebih dari 70persen, dengan jumlah tumbuhan berkayu
endemik melebihi 15.000 spesis. Ketiga daerah Hutan Belantara Tropis Utama Dunia adalah Belantara
Tropis Amazonia, Belantara Tropis Kongo dan Belantara Tropis New Guinea (yang mencakup Papua
New Guinea dan Papua) (CI 2002)
Walaupun Papua menjadi rumah bagi tingginya keanekaragamanhyati, namun saat ini, Papua sedang
menghadapi pembangunan sosial dan ekonomi yang buruk perencanaannya. Kondisi ini semakin
meningkat sejak pemerintah pusat memberikan status Otonomi Khusus untuk Papua 2001.
Pembangunan yang cepat dan sering tanpa perencanaan yang baik telah meningkatkan kerusakan
habitat di Papua, ini jelas memberikan dampak negatif terhadap keanekaragaman hayati yang unik
dan ekosistem alamiahnya, juga pembangunan itu sendiri. Selain itu, dampak negatif terhadap
kehidupan sosial, budaya dan ekonomi pun mengikutinya.
Indonesia menduduki posisi penting didunia dalam keanekaragaman hayati, karena memiliki kekayaan
jenis (species richness) yang sangat tinggi, khususnya untuk beberapa taxa yaitu mamalia, burung dan
reptilia. Papua sebagai salah pulau yang mendukung tingginya keanekaragaman hayati Indonesia, tidak
hanya memiliki kekayaan jenis yang tinggi, tetapi juga memiliki tingkat endemisitas jenis (species
endemism)yang tinggi, jika dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya di Indonesia.
Papua sangat kaya dan memiliki beragam fauna, mencakup paling tidak ada 3,764 vertebrata atau 81
persen vertebrata yang ditemukan di Pulau New Guinea (4,665 spesis) dan kemungkinan lebih dari
200,000 invertebrata. Papua juga memiliki sekitar 62 persen ikan-ikan laut, sedangkan ikan air tawar
dan ikan air bakau terdiri hampir 8 persen. Kelompok burung menyumbang hampir 15 persen dari
vertebrata Papua, diikuti oleh gabungan amfibi dan reptile yaitu sekitar 10 persen. Kelompok fauna
terkecil yang telah diketahui sampai saat ini adalah mamalia, terdiri dari 5 persen. Vertebrata darat
dan perairan tawar (tidak ternasuk ikan laut dan ikan payau, juga vertebrata laut seperti penyu dan
ular laut), terdapat 1,240 spesis yang diketahui dari Papua, tetapi hanya 250 (20 persen) adalah jenis
endemik (Allison 2007). Diperkirakan Papua menyumbang 30 – 50 persen dari keanekaragaman hayati
Indonesia
Keanekaragaman hayati yang kaya di Papua akan punah jika tidak dikelola dengan bijaksana. Sangat
disayangkan, banyak aspek dari keanekaragaman hayati yang belum dipahami, tetapi jika terus
dibiarkan menghadapi berbagai aktivitas pembangunan, maka suatu saat tingginya keanekaragaman
hayati Papua hanya tinggal sejarah. Oleh karena itu, usaha perlindungan, pengawetan dan
pemanfaatan yang berkelanjutan perlu dilakukan, yang umum dikenal sebagai usaha konservasi
keanekaragaman hayati.
Apakah yang dimaksud dengan konservasi? Memanfaatkan keanekaragaman hayati secara bijaksana
adalah pengertian konservasi secara ringkas. Pembangunan dan hubungan etika antar manusia dan
tanah dan sumber daya lainnya, yang berarti penggunaan sumber daya secara bijaksana, tidak
merusak kapasitasnya untuk keperluan generasi yang akan datang. Dengan demikian, sebenarnya
konservasi keanekaragaman hayati seharusnya bisa berjalan seiring dengan pembangunan ekonomi
dan sosial, sehingga dapat mendatangkan kebaikan bagi manusia dan lingkungannya.
Konservasi biologi adalah ilmu lintas-disiplin (terpadu) yang dikembangkan untuk menghadapi
berbagai tantangan demi melindungi spesis dan ekosistemnya (Indrawan et al. 2007). Dengan kata lain,
konservasi biologi saling kait-mengait dengan berbagai ilmu lain: ekologi, biogeografi, antropologi, ilmu
lingkungan, genetika, sosiologi, taksonomi, dan lain sebagainya. Berbagai gagasan, keahlian,
pengalaman dari berbagai latar belakang ilmu menjadi dasar untuk merencanakan dan melakukan
konservasi biologi. Dengan demikian, konservasi berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan.
obat-obatan, tali-temali, bahan bangunan yang dimanfaatkan langsung oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari (nilai kegunaan konsumtif). Selain itu, keanekaragaman hayati juga dapat
menjadi sumber pendapatan dengan menjualnya ke pasaran pada skala lokal, nasional, bahkan
internasional dan menghasilkan uang bagi manusia (nilai kegunaan produktif). Keanekaragaman
hayati yang dijual dapat langsung dari alam maupun hasil olahannya. Keanekaragaman hayati yang
dijual dapat berupa hasil hutan kayu dan bukan kayu: rotan, getah, tanaman obat, juga berbagai jenis
hewan yang telah diketahui memiliki manfaat sebagai sumber obat bagi manusia.
Salah satu keanekaragaman hayati yang khas bagi masyarakat Papua adalah sagu (Metroxylon sp.),
yang dimanfaatkan sebagai bahan makanan pokok di berbagai daerah. Salah satunya adalah Suku
Sentani di Jayapura. Salah satu kampung di Sentani yaitu Kehiran, mempunyai 20 jenis sagu yang
terdiri dari 11 jenis tidak berduri dan 9 jenis sagu berduri, yang dipanen untuk diambil patinya, kecuali
6 jenis yang jarang dipanen untuk diambil patinya dan dianggap sagu liar(Novarianto et al. 1996).
Tumbuhan Dianella nemorosa Lam. atau dikenal dengan nama Indonesia yaitu Tegari , Pra Kepey
(Papua), termasuk famili Liliaceae. Di Papua, tumbuhan
D. nemorosa Lam. atau pra kepey digunakan oleh masyarakat Kampung Tablasupa di Jayapura sebagai
obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti kanker, paru-paru basah dan asma serta dapat
menyembuhkan luka dalam dan luka luar, serta patah tulang.
ü Karim et al.(2012) melaporkan D. nemorosa asal Papua ini memiliki aktivitas sitotoksik terhadap
beberapa sel kanker seperti sel kanker T47D (sel kanker payudara), MCF-7 (sel kanker payudara),
HeLa (sel kanker leher rahim), WiDr (kolon/usus besar) dan sel Raji (beta limfoma, berkaitan dengan
darah) yang duji dengan MTT Assay
ü Karim et al.(2013) melaporkan ekstrak metanol daun D. nemorosa asal Papua ini memiliki aktivitas
proliferatif (aktivitas perbanyakan sel) terhadap sel kanker HeLa dan HCT-116 (kolon/usus besar),
tapi tidak pada sel kanker C2C12 (sel mioblas, berkaitan dengan otot)dan 293A (kanker ginjal) dengan
menggunakan metode WST-1
ü D. nemorosa asal Papua ini memiliki aktivitas menginduksi protein p53 (protein regulator dalam sel
manusia, protein penekan tumor) dan menekan ekspresi enzim COX-2 (enzim siklooksigenase-2 yang
dihasilkan dalam jaringan dan bertanggung jawab menghasilkan prostaglandin yang berperan dalam
homeostatis, saluran pencernaan aliran darah ginjal dan pembuluh darah. Enzim ini dihasilkan kalau
ada reaksi inflamasi/peradangan) yang dianalisis dengan Imunositokimia pada sel Hela dan HCT-116
(Karim 2013)
Manfaat ekonomi tidak langsung
Berbagai jasa lingkungan yang disediakan oleh komunitas biologi adalah manfaat tidak langsung, yang
nilainya kadang melebihi nilai dari keanekaragaman hayati yang dimanfaatkan secara langsung oleh
manusia, dimana kadang tidak disadari pada saat manusia mengubah habitat. Tumbuhan sebagai
sumber oksigen yang dihasilkan melalui proses fotosintesis, fungsi tumbuhan sebagai pengontrol iklim,
pengontrol banjir dan kekeringan, melindungi resapan air, memelihara jasa dan kualitas air, mencegah
erosi dan longsor, fungsi pengontrol polutan dari limbah kotoran, industri, logam berat dan pestisida.
Juga, hubungan antara spesies menciptakan jaring-jaring kehidupan dan rantai makanan yang akan
mengganggu semua system dalam ekosistem termasuk manusia, jika terganggu. Jenis-jenis tumbuhan
dan hewan tertentu dipakai sebagai indikator peringatan dini untuk memantau kesehatan lingkungan.
Jasa lain yang disediakan oleh keanekaragaman hayati dan ekosistemnya adalah jasa rekreasi,
ekowisata, olah raga seperti berburu dan memancing dan nilai pendidikan dan ilmiah yang
menciptakan banyak ilmuwan dan menghasilkan banyak penemuan baru bagi kebaikan manusia.
Contoh:
Cagar Alam Pegunungan Cyclop adalah salah satu kawasan konservasi di Papua untuk melindungi
hewan dan tumbuhan yang unik di wilayah ini. Selain itu, fungsi lain yang dilindungi dalam cagar alam
ini adalah fungsi penyerapan air, yang menjadi sumber air bagi penduduk di Jayapura dan sekitarnya.
Fungsi ini tidak dapat digantikan jika cagar alam ini rusak. Menurunnya kualitas cagar alam akan
mengganggu fungsi penyerapan air. Akibatnya yang dapat terjadi adalah kekurangan penyediaan air
bagi penduduk di Jayapura dan sekitarnya.
Penulis adalah dosen Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan IPA dari Universitas
Cenderawasih, 2014
Editor : dominggus a mampioper
Sumber :
COPYRIGHT © JUBI 2015
GOOGLE+
TUMBLR
Previous PostDKN
CARI TAHU SITUASI PAPUA JELANG PEMILUNext
PostBANYAK GURU DI KABUPATEN DEIYAI, INCAR JABATAN KEPALA
SEKOLAH
ADMIN JUBI
RELATED ARTICLES
STOP PRESS!!!
Resiko Kanker Paru-Paru Lebih Rendah Bagi Perempuan yang Pernah
Melahirkan
STOP PRESS!!!
FEATUREDSTOP PRESS!!!
Populer
Tak Berkibar di Papua, Bintang Kejora Berkibar di Kota-Kota
Ini ( 8,252 )
* indicates required
Email Address *
First Name
Last Name
Subscribe
Governor : President’s Special Staff Would Not Ask for Cash to Regions December 28, 2015
Lekhaka Telenggen Claims Responsibility for Sinak Police Attack December 28, 2015
Task Force Sent to Sinak after Three Officers Killed in Attack on Police Station December 28,
2015
Benny Wenda Responds to The Indonesian Government, “West Papua will Never be Part of
Indonesia.” December 28, 2015
Church Must Pay Attention to Papuan Education, Filep Karma Says December 28, 2015
Food Prices Gradually Increase December 28, 2015
10 Percent of Freeport’s Shares is Best Resolution for Papua Security December 28, 2015
LAPORAN WARGA