Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keragaman hayati (biodiversity atau biological diversity) merupakan istilah
yang digunakan untuk menggambarkan kekayaan berbagai bentuk kehidupan di bumi
ini mulai dari organisme bersel tunggal sampai organisme tingkat tinggi. Keragaman
hayati mencakup keragaman habitat, keragaman spesies (jenis) dan keragaman
genetik (variasi sifat dalam spesies).
Masyarakat dimanapun berada merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
berbagai organisme lain yang ada pada habitat tersebut dan membentuk suatu sistem
ekologi dengan ciri saling tergantung satu sama lain. Masyarakat secara alamiah telah
mengembangkan pengetahuan dan teknologi untuk memperoleh kehidupan dari
keragaman hayati yang ada di lingkungannya baik yang hidup secara liar maupun
budidaya. Misalnya masyarakat pemburu memanfaatkan ribuan jenis hewan dan
tumbuhan untuk makanan, obat-obatan dan tempat berteduh. Masyarakat petani,
peternak dan nelayan mengembangkan pengetahuan dan teknologi untuk
memanfaatkan keragaman hayati di darat, sungai, danau dan laut untuk memenuhi
berbagai kebutuhan hidup mulai dari makanan, pakaian, perumahan sampai obat-
obatan. Masyarakat industri memanfaatkan keragaman hayati untuk menghasilkan
berbagai produk industri seperti tekstil, industri makanan, kertas, obat-obatan,
pestisida, kosmetik. Ilustrasi ini menggambarkan bagaimana keragaman hayati sangat
erat hubungannya dengan masyarakat tanpa memandang tingkatan penguasaan
teknologi, status sosial ekonomi maupun budaya. Dengan demikian, keragaman hayati
adalah tulang punggung kehidupan, baik dari segi ekologi, sosial, ekonomi maupun
budaya.
Indonesia adalah salah satu pusat keragaman hayati terkaya didunia. Di
Indonesia terdapat sekitar 25.000 spesies tumbuhan berbunga (10% dari tumbuhan
berbunga dunia). Jumlah spesies mamalia adalah 515 (12% dari jumlah mamalia
dunia). Selain itu ada 600 spesies reptilia; 1500 spesies burung dan 270 spesies
amfibia. Diperkirakan 6.000 spesies tumbuhan dan hewan digunakan oleh masyarakat
Indonesia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ada sekitar 7.000 spesiers ikan air
tawar maupun laut merupakan sumber protein utama bagi masyarakat Indonesia
(Shiva, 1994).

1
Keanekargaman hayati Indonesia adalah sumber daya yang penting bagi
pembangunan nasional. Dimana keragaman hayati tersebut sangat memberikan
manfaat yang lebih bagi masayarakat Indonesia, mulai dari nilai ekonomisnya, sosial
maupun budaya yang terus berkembang sampai saat ini. Sifatnya yang mampu
memperbaiki diri merupakan keunggulan utama untuk dapat di manfaatkan secara
berkelanjutan. Sejumlah besar sektor perekonomian nasional tergantung secara
langsung ataupun tak langsung dengan keanekaragaman flora-fauna, ekosistem alami
dan fungsi-fungsi lingkungan yang dihasilkannya. Untuk itu Konservasi
keanekaragaman hayati sangat diperlukan agar kehidupan keragaman hayati terus
berlanjut bukan hanya pada masa sekarang tapi juga untuk masa yang akan datang.
Dengan demikian peran keragaman hayati sangat penting dalam menentukan
keberlanjutan sektor-sektor seperti kehutunan, pertanian, dan perikanan, kesehatan,
ilmu pengetahuan, industri dan kepariwisataan, serta sektor-sektor lain yang terkait
dengan sektor tersebut.
Keragaman flora dan fauna di Indonesia dapat dimanfaatkan dengan baik,
dimana tumbuhan-tumbuhan yang di Indonesia dapat dimanfaatkan dan dijadikan
sebagai tanaman obat, sumber makanan dan lain sebagainya, tetapi dalam
pemanfaatannya harus menyesuakaian dengan daya dukung lingkungan yanag ada.
namun pada kenyataanya masih bnyak maslah-maslah yang harus dihapadapi yaitu
sumber daya manusia indonesia masih trlalau minim dalam mengenal , menjaga dan
melesetarikan flora dan fauna di indonesia sehingga banyak dari keragaman flora dan
fauna tertsebut tidak dapat dimanfaatkan secara optimal dan tidak dimanfaatkan
sesuai dengan peruntukannya. Padahal yang kita lihat pemanfaatanya sangan beragam
bahkan lebih dari yang kita inginkan. Namun banyknya faktor-faktor lingkungann
yang tidak mendukung sehingga keragaman tersebut tidak dapat diamnfaatakn secara
maksimal dan baik.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik ekonomi sosial budaya serta ekologis tumbuhan dan


hewan di Indonesia bagi manusia?
2. Bagaimana manfaat ekonomi sosial budaya serta ekologis tumbuhan di Indonesia
bagi manusia?
3. Bagaimana manfaat ekonomi sosial budaya serta ekologis hewan di Indonesia bagi
manusia?

2
4. Bagaimana penerapan analisis sinergisme dalam ekonomi sosial budaya serta
ekologis tumbuhan dan hewan di Indonesia dengan menggunakan 5w + 1 H ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui karakteristik ekonomi sosial budaya serta ekologis tumbuhan dan
hewan di Indonesia bagi manusia.
2. Untuk mengetahui manfaat ekonomi sosial budaya serta ekologis tumbuhan di
Indonesia bagi manusia.
3. Untuk mengetahui manfaat ekonomi sosial budaya serta ekologis hewan di Indonesia
bagi manusia.
4. Untuk mengetahui penerapan analisis sinergisme dalam ekonomi sosial budaya serta
ekologis tumbuhan dan hewan di Indonesia dengan menggunakan 5w + 1 H.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Tumbuhan Dan Hewan Di Indonesia


Keanekaragaman flora dan fauna di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi geologis masa
lampau. Wilayah barat dahulu pernah bersatu dengan Benua Asia dan wilayah timur
pernah bersatu dengan Benua Australia. Oleh karena itu, fauna di bagian barat mirip
dengan fauna di Asia (Asiatis) dan fauna di bagian timur mirip dengan fauna di Australia
(Australis).
1. Persebaran Tumbuhan Di Indonesia

Peta persebaran flora di indonesia

Indonesia kaya dengan bermacam-macam tumbuhan dan hewan. Kekayaan


tumbuhan di Indonesia dapat dibuktikan dengan adanya 4.000-an jenis pohon, 1.500-
an jenis pakis, dan 5.000-an jenis anggrek.

Keberadaan bermacam-macam tumbuhan di suatu tempat dipengaruhi oleh


iklim. Tumbuhan di daerah iklim tropis tentu berbeda dengan tumbuhan di daerah
iklim dingin. Selain faktor iklim dan tanah, air juga merupakan faktor pengaruh
terhadap persebaran tumbuhan. Tumbuhan di daerah tanah kapur berbeda dengan
tumbuhan di daerah tanah merah (laterit). Tumbuhan di daerah yang banyak air
berbeda dengan tumbuhan di daerah yang kurang air atau daerah yang kering.

4
Oleh karena beriklim tropis dan banyak mendapat hujan, Indonesia
mempunyai hutan-hutan lebat, disebut hutan hujan tropis, dibedakan menjadi tiga
wilayah.

a. Indonesia bagian barat dengan karakterisitiknya:


1. Daun lebat
2. Rata-rata ketinggian pohon 60 cm
3. Banyak terdapat pohon memanjat
4. Banyak tumbuhan pohon pakis dan anggrek
b. Indonesia bagian tengah dengan karakteristiknya:
1. Pohon lebih rendah dari hutan hujan tropis
2. Pada musim kemarau daunnya gugur
3. Pada musim penghujan mulai bertunas
c. Indonesia bagian timur dengan karakteristiknya;
1. Padang rumput,
2. terdapat semak belukar,
3. dan pohon-pohon rendah

Pohon jati

5
Pohon mahoni padi

Kunyit

6
2. Persebaran Hewan di Indonesia

Peta persebaran flora di indonjesia


Kehidupan hewan sangat dipengaruhi oleh keadaan tumbuh-tumbuhan dan
iklim. Seperi pada pembagian tumbuhan, Indonesia juga dibagi menjadi tiga daerah
hewan.
a. Indonesia bagian barat dengan karakteristiknya:
 Mencakup wilayah Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan.
 Merupakan mamalia berukuran besar, seperti gajah, macan, tapir, badak
bercula satu, banteng, kerbau, rusa, babi hutan, orang utan, monyet.
 Banyak ditemui reptil seperti ular, buaya, tokek, kadal, biawak, bunglon,
kura-kura, dan trenggiling.
 Berbagai jenis persebaran burung yang dapat ditemui seperti burung
hantu, gagak, jalak, elang, merak, kutilang, & berbagai macam unggas.
 Berbagai macam ikan air tawar seperti pesut (sejenis lumba-lumba di
Sungai Mahakam) dapat ditemui di wilayah Indonesia ini.

Badak jawa

7
b. Indonesia bagian tengah dengan karakteristik:

 Wilayah fauna Indonesia Tengah di sebut pula wilayah fauna


kepulauan Wallace, mencakup Sulawesi, Maluku, Timor, & Nusa
Tenggara.
 Fauna yang menghuni wilayah Indonesia ini antara lain babi rusa,
anoa, ikan duyung, kuskus, monyet hitam, kuda, sapi, monyet saba,
beruang, tarsius, sapi, & banteng.
 Selain itu terdapat pula reptil, amfibi, & berbagai jenis burung.
Reptil yang terdapat di persebaran daerah Indonesia ini di
antaranya biawak, komodo, buaya, & ular. Berbagai macam fauna
burung yang terdapat di wilayah indonesia ini di antaranya maleo,
burung dewata, mandar, raja udang, rangkong, & kakatua nuri.
 Merupakan hewan asli Indonesia.

Komodo
c. Indonesia bagian timur dengan karakteristiknya karakteristik:
 Tersebar di wilayah Papua, Halmahera, dan Kepulauan Aru.
 Merupakan hewan berkantong antara lain kangguru,
 Terdapat mamalia seperti beruang, walabi, landak irian (nokdiak),
kuskus, pemanjat berkantung (oposum layang), kangguru pohon, &
kelelawar.
 Di samping mamalia tersebut, terdapat pula persebaran reptil
seperti biawak, buaya, ular, kadal. Berbagai jenis burung ditemui di
wilayah persebaran Indonesia ini di antaranya burung
cenderawasih (burung ciri khas Indonesia timur), nuri, raja udang,
kasuari, dan namudur.

8
Burung cendrawasih
B. Manfaat Ekonomi Sosial Budaya serta Ekologis Tumbuhan di Indonesia bagi
Manusia

1. Manfaat ekonomi
Tumbuhan (flora) dapat diperbaharui dan dimanfaatkan secara
berkelanjutan. Indonesia memiliki keanekaragaman flora yang begitu banyak baik
dari tumbuhan yang berjenis tmubuhan paku-pakuan, umbi-umbian dan lain
sebagaianya. Kondisi tanah yang ada di wilayah Indonesia memiliki jenis tanah
yang berbedah-bedah hal inilah yang membuat banyaknya flora yang tumbuh
disana sesuai dengan kondisis tanahnya. Contohnya, di Indonesia timur tanahnya
tidak telalu basah dan kering sehingga cocok ditanamai tumbuhan kaktus yang
mana dapat dimanfaatkan sebagai hiasan rumah. Indonesia tengah kondisi
tanahnya tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering sehingga cocok ditanami
tanaman yang berbatang besar seperti cengkeh yang dapat dimanfaatkan sebagai
bahan dasar dalam pembuatan rokok. Sedangkan Indonesia bagian barat kondisi
tanahnya basah dan tidak kering cocok ditanaman padi dimana dapat
dimanfaatkan dan diolah sebagai beras. Adapun beberapa jenis kayu memiliki
manfaat bagi kepentingan masyarakat Indonesia maupun untuk kepentingan
ekspor. Dimana kepentingan ekspor ini dapat menambah devisa Negara yang
mana berwujud dalam kayu mentah yang sudah di tebang dan dalam bentuk yang
sudah jadi contohnya kursi, meja yang diekspor ke Negara lainnya. Jenis kayu-
kayu tersebut antara lain adalah kayu ramin, gaharu, meranti, dan jati jika di

9
ekspor akan menghasilkan devisa bagi negara. Beberapa tumbuhan juga dapat
dijadikan sebagai sumber makanan yang mengandung karbohidrat, protein,
vitamin serta ada tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat-oabatan dan
kosmetika. Selain tumbuhan, seperti hutan lindung bisa dijadikan salah satu aset
wisata untuk dapat menambah nilai ekonomis tumbuhan dalam suatu daerah.

2. Manfaat ekologis
Keanekaragaman hayati merupakan komponen ekosistem yang sangat
penting, misalnya hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki nilai ekologis
atau nilai lingkungan yang penting bagi bumi, antara lain:
a. Merupakan paru-paru bumi, kegiatan fotosintesis hutan hujan tropis dapat
menurunkan kadar karbondioksida (CO2) di atmosfer, yang berarti dapat
mengurangi pencemaran udara dan dapat mencegah efek rumah kaca.
b. Dapat menjaga kestabilan iklim global, yaitu mempertahankan suhu dan
kelembaban udara.
Tumbuhan merupakan penghasil zat organik dan oksigen, yang dibutuhkan
oleh organisme lain. Selain itu, tumbuh-tumbuhan dapat membentuk humus,
menyimpan air tanah, dan mencegah erosi. Keanekaragaman yang tinggi
memperkokoh ekosistem. Ekosistem dengan keanekaragaman yang rendah
merupakan ekosistem yang tidak stabil. Bagi manusia, keanekaragaman yang
tinggi merupakan gudang sifat-sifat unggul (plasma nutfah) untuk dimanfaatkan di
kemudian hari. Keanekaragaman hayati yang dapat dimanfaatkan di Indonesia
contohnya, pohon palem dan pohon beringin yang berada di tengah-tengah atau di
taman jalan raya dimana pohon-pohon tersebut membantu menstabilkan polusi
udara yang ada di Indonesia di mana pohon-pohon tersebut menghasilkan oksigen
dan menyerap kembali karbondioksida.

3. Manfaat Sosial Budaya

10
Sirkus hewan merupakan salah satu manfaa budaya

Pembuatan obat dengan menggubnakan tumbuhin kunyim sebagai manfaat


sosial budaya.

Sedikitnya ada 5.100 spesies tumbuhan digunakan masyarakat untuk


ramuan obat cina. Sekitar 80% penduduk di Dunia ketiga (lebih kurang 3 milyar)
tergantung pada pengobatan tradisonal (Shiva, 1994). Selain pengobatan
tradisional, pengobatan moderenpun sangat tergantung pada keragaman hayati
terutama tumbuhan dan mikroba
Masyarakat Aborigin Australia misalnya, menggunakan banyak sekali
tanaman lokal sebagai obat-obatan. Sebagian kecil obat-obatan Aborigin telah
dipergunakan secara luas sebagai obat-obatan di Barat, seperti minyak eukaliptus
untuk melegakan infeksi jalur pernafasan, akan tetapi saat ini lebih banyak lagi
yang sedang diteliti. Sumber daya dari tanaman liar, hewan dan mikroorganisme
juga sangat penting dalam pencarian bahan-bahan aktif bidang kesehatan. Banyak
obat-obatan yang digunakan saat ini berasal dari tanaman; beberapa antibiotik,
berasal dari mikroorganisme, dan struktur kimia baru ditemukan setiap saat.

11
Budaya Keanekaragaman hayati dapat dikembangkan sebagai tempat
rekreasi atau pariwisata, di samping untuk mempertahankan tradisi. Banyak
spesies pohon di Indonesia yang dipercaya sebagai pengusir roh jahat atau tempat
tinggal roh jahat seperti beringin dan bambu kuning (di Jawa). Upacara kematian
di Toraja menggunakan berbagai spesies tumbuhan yang dianggap mempunyai
nilai magis untuk ramuan memandikan mayat. Misalnya limau, daun kelapa,
pisang, dan rempah-rempah lainnya. Pada upacara Ngaben di Bali digunakan 39
spesies tumbuhan. Dari 39 spesies tersebut banyak tumbuhan yang tergolong
sebagai penghasil minyak atsiri dan bau harum seperti kenanga, melati, cempaka,
pandan, sirih, dan cendana. Jenis lain, yaitu dadap dan tebu hitam diperlukan
untuk menghanyutkan abu ke sungai.
Masyarakat Indonesia ada yang menetap di wilayah pegunungan, dataran
rendah, maupun dekat dengan wilayah perairan. Masyrakat tersebut telah terbiasa
dan menyatu dengan keadaan lingkungan sekitarnya. Kegiatan memanen hasil
hutan maupun pertanian merupakan kebiasaan yang khas bagi masyarakat yang
tinggal di pegunungan atau dataran tinggi. Masyarakat tersebut yang hidup
berdekatan dengan laut, sungai, dan hutan memiliki aturan tertentu dalam upaya
memanfaatkan tumbuhan dan hewan. Masyarakat memiliki kepercayaan tersendiri
mengenai alam. Dengan adanya aturan-aturan tersebut, keanekaragaman hayati
akan terus terjaga kelestariannya.
Fungsi sosial keanekaragaman hayati adalah memberikan kesempatan atau
lapangan kerja, bagian dari elemen spiritual masyarakat yang membentuk budaya
setempat, serta membentuk jati diri masyarakat.

C. Manfaat Ekonomi Sosial Budaya serta Ekologis Hewan di Indonesia bagi


Manusia
1. Manfaat ekonomi
Sumber daya yang berasal dari hewan dapat dimanfaatkan sebagai sumber
makanan kegiatan industri dan sebagai tempat wisata. Dua pertiga wilayah
Indonesia adalah perairan yang dapat dijadikan sumber daya alam yang bernilai
ekonomi. Laut, sungai, dan tambak merupakan sumber-sumber perikanan yang
berpotensi ekonomi. Beberapa jenis diantaranya dikenal sebagai sumber bahan
makanan yang mengandung protein. Selain di Indonesia banyak terdapat kebun
binatang yang bisa dijadikan salah satu tempata wisata yang memberikan nilai
12
eknomis tinggi, adapaun hal lainnya dalam kegiatan industri contohnya industri
kulit dari hewan memberikan keuntungan yang besar dimana salah satau produk
kulit hewan seperti tas sudah sampai ke perdagang intenasional, hal itu yang
membuktikan bahwa hewan di Indonesia memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

2. Manfaat Ekologi
Selain berfungsi untuk menunjuang kehidupan manusia, keanekaragaman
hayati memiliki peranan dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem.
Masing-masing jenis organisme memiliki peranan dalam ekosistemnya. Peranan
ini tidak dapat digantikan oleh jenis yang lain. Sebagai contoh, burung hantu dan
ular di ekosistem sawah merupakan pemakan tikus. Jika kedua pemangsa ini
dilenyapkan oleh manusia, maka tidak ada yang mengontrol populasi tikus.
Akibatnya perkembangbiakan tikus meningkat cepat dan di mana-mana terjadi
hama tikus.

3. Manfaat sosial budaya

Dimana hewan pada zaman dulu dan sekarang tidak jauh berebeda. Hal ini
dilihat dari ketika orang zaman dulu melangsungkan hidupnya dengan \ berburu
dan meramu. Mereka membutuhkan atau mamanfaatkan hewan sabagai alat
indranya dan juga sebagai alat bantu dalam membajak sawah , serta tempat
wisata atau tontonan orang sperti sirkus.
Selain itu, Indonesia juga memiliki sekitar 350 suku dengan
keanekaragaman agama, kepercayaan dan adat istiadat. Dalam upacara ritual
keagamaan atau adat, banyak digunakan keanekaragaman hayati. Contohnya
umat Islam menggunakan sapi dan kambing dewasa pada setiap hari raya
Qurban, sedangkan umat Kristen memerlukan pohon cemara setiap Natal. Umat
Hindu membutuhkan berbagai spesies keanekaragaman hayati untuk setiap
upacara keagamaan yang dilakukan.

D. Analisis Sinergisme

13
Tumbuhan, hewan dan mikroorganisme penghuni bumi ini, saling berinteraksi
didalam lingkungan fisik suatu ekosistem, merupakan fondasi bagi pembangunan
berkelanjutan. Sumber daya hayati dari kekayaan kehidupan ini mendukung kehidupan
manusia dan memperkaya aspirasi serta memungkinkan manusia untuk beradaptasi
dengan peningkatan kebutuhan hidupnya serta perubahan lingkunganya.
Pada saat manusia memasuki revolusi industri, ada kurang lebih 850 juta jenis
flora-fauna yang bersama-sama menghuni bumi. Pada saat ini, dengan populasi manusia
sekitar enam kali, dan dengan tingkat konsumsi sumber daya yang berlipat jauh lebih
besar, peningkatan kapasitas alam melalui upaya budi daya dan pengelolaan sumber daya
tidak mampu mengikuti peningkatan pertumbuhan populasi dan kebutuhan hidupnya.
Dari komponen-komponen keanekaragaman hayati, baik diperoleh langsung dari
alam maupun melalui budidaya, umat manusia memperoleh semua bahan pangan dan
sejumlah besar obat-obatan, serat bahan baku industi. Sumbangan perekonomian dari
pemanenan komponen keanekaragaman hayati dari alam saja telah mennyumbang empat
setengah persen GDP Amerika, atau bernilai 87 milyar dollar pada akhir tahun 1970.
Perikanan lepas pantai, yang berasal dari jenis-jenis non budidaya telah menyumbang
sekitar 100 juta ton bahan pangan. Pada beberapa negara berkembang masyarakat masih
mencari bahan kebutuhan pangan pokok mereka dari alam. Umbi-umbian, dan sagu di
Irian jaya, dan beberapa sumber karbohidrat utama di beberapa negara masih diperoleh
langsung dari alam.
Nilai komponen keanekaragaman hayati yang dibudidayakan jauh lebih besar lagi.
Pertanian menyumbang sekitar 32 persen dari GDP negara-negara berkembang.
Perdagangan produk pertanian pada tahun 1989 mencapai 3 triliyun dolar. Komponen
keanekaragaman hayati juga penting bagi kesehatan manusia. Sebelum industri sintesa
muncul, semua bahan obat-obatan diperoleh dari alam, dan bahkan sekarang bahan-bahan
alami ini masih vital. Obat-obatan tradisional mendukung pemeliharaan kesehatan bagi
sekitar 80 % penduduk negara berkembang, atau lebih dari tiga milyar jiwa secara
keseluruhan. Pengobatan tradisional saat ini di dorong perkembangannya oleh Badan
Kesehatan Dunia WHO, dan juga di banyak negara,termasuk negara maju.
Demikian juga untuk pengobatan modern, seperempat dari resep obat-obatan yang
di berikan Amerika Serikat mengandung bahan aktif yang diekstraksi dari tumbuh-
tumbuhan dan hewan, dan lebih dari 3000 antibiotik, termasuk penisilin dan tetrasiklin,
diperoleh dari mikroorganisma. Siklosporin, di kembangkan dari suatu kapang tanah,
merupakan penemuan revolusioner bagi transplantasi jaringan manusia, seperti untuk
14
jantung dan ginjal, karena mampu menekan efek penolakan tubuh atas organ baru.
Aspirin dan banyak obat-obatan lainnya yang sekarang mampu disintesakan kimiawi,
pertama kali diekstraksi dari tumbuhan liar. Senyawa-senyawa yang diekstraksi dari
tumbuhan, mikroba dan hewan merupakan komponen dalam perumusan 20 obat-obatan
terlaris di Amerika yang mencapai angka perdagangan sebesar 6 milyar dolar pada tahun
1988. Komponen keanekaragaman hayati juga mempunyai fungsi sebagai komoditi
pariwisata. Diseluruh dunia, pariwisata alam menghasilkan sekitar 2 hingga 12 milyar
dolar pendapatan setiap tahun.
Selain fungsi ekonomi seperti tersebut diatas, keanekeragaman hayati mempunyai
fungsi sosial dan ekologis. Fungsi sosial keanekaragaman hayati adalah memberikan
kesempatan atau lapangan kerja, bagian dari elemen spiritual masyarakat yang
membentuk budaya setempat, serta membentuk jati diri masyarakat. Nilai spiritual dan
aspirasi dari fungsi sosial ini juga mempengaruhi atau meningkatkan kesehatan jiwa
masyarakat. Fungsi ekologis keanekaragaman hayati berkaitan dengan proses-proses
ekologis keanekaragaman hayati, yaitu proses pertumbuhan, perkembangbiakan, dan
evolusi. Tumbuhan menghasilkan oksigen dan menyaring polutan udara, memberikan
mutu udara yang diperukan untuk pernafasan manusia serta makhlluk hidup lainnya.
Proses mikroorganisme tanah memperbaiki kondisi kimiawi dan biologis tanah, struktur
tanah serta kesuburan tanah secara umum, serta proses-proses lainnya mendukung
kehidupan manusia dalam hal memberikan kualitas kehidupan yang lebih baik.
Fungsi, jasa dan produk komponen keanekaragaman hayati diatas, serta besarnya
nilai ekonomi yang dihasilkan tidak akan dapat diperoleh secara lestari jika sumber
dayanya sendiri tidak dikelola secara lestari. Dari gambaran di atas, dapat di ketahui
bahwa keanekaragaman hayati berperan sangat penting dan vital untuk menjamin
kehidupan dan kesejahteraan umat manusia. Mulai dari mutu udara, mutu air, mutu tanah,
dan mutu lingkungan secara keseluruhan, hingga untuk pemenuhan kebutuhan dasar
manusia, semuanya tergantung secara langsung maupun tak langsung pada
keanekaragaman hayati.
a. Analisis sinergisme dalam 5 W +1 H: pemburuan hewan (buaya) untuk diambil
kulitnya dan pembabatan tumbuhan anggrek unuk dijadikan benang.
 What : Apa analisis yang digunakan : analisis sinergisme
- Analisis sinergisme berepran dalam mengabungkan 2 hal yang salin
mnguntungkan, namun disini diambil masahlanya anlisis sinergisme, jika
pemburuan buaya dan pembabatn teratai diambil dengan daya dukung
15
lingkung yang adan akan saling mngtungkan namun disni diambil
maslahnya.
 Where : Dimana kegiatan ini dilakukan ?
-Di Indonesia
 When : Kapan hal ini terjadi?
- 2015
 Why : Mengapa pemburuan buaya dan pembabatan bunga terati dilakukan?
- Pemburuan buaya dan pembabatan teratai sudah lama ini dilkakuan di
Indonesia, para oknum-oknum tertentu hanya ingin mencari keuntungan
semata rela memburu dan membabat buaya dan anggrek untuk djadikan
prodak tas kulit dan benang anggrek yang bernilai timggi, tanpa mereka sadari
bahwa dengan cara pemburuan liar dan pembabatan buta akan mengakibatkan
terjadinya kepunahan yang akan terus berlanjut. Hal ini dilkaukan hanya untuk
mencari keuntungan yang lebih dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka
sehari-hari.
 Who : Siapa yang berperan dalam kegiatan ini?
- Tumbuhan, hewan, dan manusia
 How : Bagaiamana proses pemburuan buaya untuk dimbil kulitnya dan
pembabatan bunga teratai untuk dijadikan benang serta upaya menanggulangi
masalah tersebut?
- Dalam kehidupan sejkarang ini banyak orang tidak lagi berpikir jernih,
dimana banyak oknum-oknum terentu berusa mendapat keuntungan hanya
untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan hidupnya sendiri. Mereka
dengan sengaja memburu buaya di sungai-sungai ulalu membunguhnya serta
memisahkan kulit buaya tersbut dari btubuh buaya. Stelah itu tubuh buaya itu
di buang dan tidak manfaatkan lagi. Kulit yang telah di ambil dibersihkan lalu
dikeringkan. Setelah itu di buat pola atau bentuk tas yang diinginkan di kertas
lalu kulit-kulit tersebut di olah di mesin produksi sesuai dengan pola yang ada.
Kegiatan ini jika terus dilakukan akan sangat berdampak pada kehidupan
buaya dan lama kelamaan buaya tersebut akan punah karena pemburuan buaya
atau pmnaafantannya sangan berlebihan tidak sesuai dengan daya dukung
lingkungan yang ada.
- Teratai merupakan salah satu tumbuhahn yang begitu banyak terdapat di
Indonesia. Proses pembabat tumbuhan teratai ini dilakukan oleh oknum-
16
oknum tertentu nyang sama halanya dilakukan sperti pada pemburuan buaya.
Prosesmpenambilan teratai yaitu, di potong dari akarnya atau dipisahkan lalau
sertanya diambil stekah itu dimaska agar awat dan lender dari teratai tersebiutt
keluar stelah itu dikeringkan lalu diolah menjadi benag.
- Cara yang tepat dalam menangani hal diatas yaitu, kita sebagai manusia
seharusnya dapat memanfaatkan dan melindungi buaya dan anggrek secara
berkelanjutan, bukan dengan cara pemburuan liar dan pembabatan buta. Jika
hal ini dilakukan terus menerus maka akan terjadi kepunahan. Cara yang
terbaik dalam menganatisispasi ini semua yaitu , melakukan penangkaran
buaya, sedangkan anggrek dimabil batangnya dijadikan benang tetapi harus
dibudiayakan lagi. Hal lainnya yaitu harusnya menyesuaikan dengan
lingkungan agar adaptasinya sesuai dengan kehidupannya. Baik tanah, suhu,
kelembaban, udara.

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keanekaragaman flora dan fauna di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi
geologis masa lampau. Wilayah barat dahulu pernah bersatu dengan Benua Asia dan
wilayah timur pernah bersatu dengan Benua Australia. Oleh karena itu, fauna di
bagian barat mirip dengan fauna di Asia (Asiatis) dan fauna di bagian timur mirip
dengan fauna di Australia (Australis). Karakteristik flora dan fauna di indonseia
sangat beragam ditunjukkan oleh adanya berbagai variasi bentuk, ukuran, warna, dan
sifat-sifat dari makhluk hidup lainnya. Keanekaragaman hayati disebabkan oleh dua
faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan.
Manfaat ekologis, sosial, ekonomi dan budaya tumbuahn dan hewan sangat
dibutuhkan dan sangat berperan penting bagi kehidupan masyarkat Indonesia, sebagai
contoh hutan hujan tropis mmemberikan manfaat sebgai paru-paru dunia, sedangkan
faunanya sperti kbun binatang dapat dijadikan tempat pariswisata yang dapat
memberikan nilai keonomis tinggi. Adpun hal lainnnya yatu kita harus menjaga
keragaman hayati tersebut agar tidajk terjadi kepunahan apabila dislahgunakan.
Teknologi yang berkembang saat ini yang diilhami oleh keragaman hayati
hendaknya digunakan semaksimal mungkin untuk melestarikan keragaman hayati itu
sendiri, bukan sebaliknya menghancurkan keragaman hayati. Pemanfaatan
keanekaragaman hayati bagimasyarakat harus secara berkelanjutan. Yang dimaksud
dengan manfaat yang berkelajutan adalah manfaat yang tidak hanya untuk generasi
sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan datang.

B. Saran
Sebagai generasi penerus diharapkan agar dapat melestarikan keanekaragaman hayati
agar tidak punah dan mampu menimbulkan manfaat yang lebih banyak dalam
berbagai bidang. Bagi masdayarakat agar dapat melstarikan dan menjaga flora dan
fauna yang ada diindonesia serta dapat memanfaatkannya sesaui dengan
peruntukannya, sedangkan bagi pemrintah agar dapat membuat peraturan tentanf
perlindungan flora dan fauna di indnseia serta trut membantu dalam melestraikan
manfaat flora dan fauna sesuai dengmn daya lingkung yang ada serta beruoaya

18
menagkan para oknum-oknum tertentu yang dengan sengaja membru fauna dan flora
tampa izin dari pemrintah yang berwenng didaerah tersbut.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://www.crayonpedia.org/mw/Keanekaragaman_Hayati_Di_Indonesia_10.2

http://arnold040993.wordpress.com/2009/02/17/keanekaragaman-hayati

http://www.scribd.com/doc/46949937/Pengertian-Keanekaragaman-Hayati

https://lingkarhayati.wordpress.com/2010/03/28/manfaat-keanekaragaman-hayati/

20

Anda mungkin juga menyukai