Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA

PERILAKU REMAJA:

PERILAKU MENYIMPANG DIKALANGAN REMAJA

DISUSUN OLEH :

Sandy Saputra

A23121028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2021

1
Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah saya berjudul Perilaku Menyimpang Dikalangan Remaja
tepat waktu. Makalah Perilaku Menyimpang Dikalangan Remaja disusun guna memenuhi
tugas Bapak Fajar Nugroho S.Pd, M.Pd pada mata kuliah Ilmu Sosial Dan Budaya di
Universitas Tadulako. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang perilaku remaja.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Fajar Nugroho


S.Pd, M.Pd selaku dosen mata kuliah Ilmu Sosial Dan Budaya. Tugas yang telah diberikan
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.

Palu, 16 Desember 2021

Sandy Saputra (A23121028)

2
DAFTAR ISI

PERILAKU MENYIMPANG DIKALANGAN REMAJA .................................................1

Kata pengantar ......................................................................................................................2

DAFTAR ISI ..........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................4

A. Latar Belakang ................................................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................5

C. TUJUAN MAKALAH ....................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................6

A. REMAJA .......................................................................................................................6

B. Perilaku remaja dalam masyarakat .................................................................................8

C. Perilaku menyimpang dikalangan remaja ..................................................................... 10

D. Dampak perilaku menyimpang dikalangan remaja ....................................................... 12

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 15

A. KESIMPULAN .......................................................................................................... 15

B. SARAN ...................................................................................................................... 16

Daftar pustaka ..................................................................................................................... 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perilaku remaja masa kini semakin bertolak belakang dengan norma yang
berlaku di Indonesia, perilaku remaja saat ini cenderung mendekati perilaku yang
negatif tidak memungkiri karena semakin berkembangnya era globalisasi gaya
hidup dan perilaku remaja saat ini didalam sebuah pergaulan remaja Indonesia
sudah tercampur dengan gaya pergaulan dari luar, alhasil banyak kebudayaan
Indonesia tidak menjadi tradisi di kalangan remaja. Perilaku di anggap sebagai
sesuatu yang tidak di tujukan oleh seseorang sehingga dapat di sebut dengan
sesuatu tindakan sosial yang amat mendasar oleh sebagian manusia, tindakan
manusia tidak sama dengan perilaku sosial karna perilaku manusia adalah
perilaku yang khusus di tunjukan oleh manusia. Saat ini masyarakat telah
menunjukan perilaku sosial yang ada pada individu, seperti ketergantungan
dengan pergaulan yang ada seperti di kalangan remaja saat ini berpacaran dengan
mesra didepan umum dan lainlain, menurut remaja jaman sekarang di anggap
menjadi kebiasaan, namun kebiasaan itu telah di campur tangankan dengan
pergaulan di negara lain yang pergaulan di luar menganut pergaulan bebas.a

Tidak semua remaja yang bisa melakukan pergaulan yang negatif namun ada
remaja yang mengetahui pergaulan yang begitu luas namun tidak di lakukan atau
di contoh dalam kehidupannya faktor utama kesalahan dari pergaulan remaja itu
bagaimana keluarga serta lingkungan yang ada di sekitar individu.a

Faktanya setiap perilaku remaja usia 14-22 ada di masa melakukan hobinya
bermain dengan temannya sesuai dengan hobby dan kesamaan minat, anak remaja
juga biasanya berkelompok, membuat kelompok bermain membuat anak dapat
memilih ingin bermain dengan siapa dan bermain apa, Pihak orang tua lah yang
harusnya mempunyai peran besar terhadap anak memiliki perhatian lebih
terhadap anak, anak bermain dengan siapa, anak bermain apa agar nantinya anak

4
terkontrol dan terkendali orang tuapun harus menjadi sahabat terbaik bagi anak.a
Perilaku Antisosial remaja masa kini semakin bertolak belakang dengan norma
yang berlaku di Indonesia, perilaku antisosial remaja saat ini cenderung
mendekati perilaku yang negatif tidak memungkiri karena semakin
berkembangnya era globalisasi gaya hidup dan perilaku remaja saat ini, serta
adanya rasa ingin ikut-ikutan terhadap teman sebaya di dalam sebuah pergaulan
remaja Indonesia sudah tercampur dengan gaya pergaulan dari luar, alhasil
banyak kebudayaan indonesia tidak menjadi tradisi di kalangan remaja.

B. RUMUSAN MASALAH

a. Apa itu remaja


b. Bagaimana perilaku remaja dalam masyarakat
c. Apa itu perilaku menyimpang dikalangan remaja
d. Bagaimana dampak perilaku menyimpang dikalangan remaja

C. TUJUAN MAKALAH

a. Mendeskripsikan apa itu remaja


b. Mendeskripsikan bagaimana perilaku remaja dalam masyarakat
c. Mendeskripsikan apa itu perilaku menyimpang dikalangan remaja
d. Mendeskripsikan Bagaimana dampak perilaku menyimpang dikalangan remaja

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. REMAJA

a. Definisi Remaja

Remaja merupakan masa peralihan dari usia anak menjadi dewasa. Pada
umumnya masa remaja dianggap mulai saat anak secara seksual menjadi
matang dan berakhir saat anak mencapai usia matang secara hukum. Adanya
perilaku sikap dan nilai-nilai sepanjang masa remaja menunjukkan perbedaan
awal masa remaja yaitu kira-kira dari usia 13 tahun – 16 tahun atau 17 tahun
usia saat dimana remaja memasuki sekolah menengah. masa remaja awal yang
dimulai dari umur 12-15 tahun, masa remaja pertengahan dari umur 15-18
tahun dan masa remaja akhir dari umur 18-21 tahun (Monks dan Haditono,
2002). Piaget (dalam Hurlock, 1990) menyatakan secara psikologi masa remaja
adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di
mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua
melainkan berada dalam tingkatan yang sama, atau paling tidak sejajar.
Memasuki masyarakat dewasa ini mengandung banyak aspek afektif, lebih
atau kurang dari usia pubertas. Sedangkan, menurut (Monks dan Haditono,
2002) menyatakan bahwa masa remaja dimulai dari usia 12 – 21 tahun,
selanjutnya untuk remaja indonesia menggunakan batasan usia 11 – 24 tahun
dan belum menikah. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
yg dimaksud dengan remaja adalah setiap individu yang berada pada rentang
usia 12 – 21 tahun.

b. Ciri-ciri remaja

Dipandang dari sudut batas usia, remaja sebenarnya tergolong kalangan


yang transaksional artinya keremajaan merupakan gejala sosial yang bersifat

6
sementara karena berada diantara kanak-kanak dengan dewasa.
Menurut Hurlock (1990) ciri-ciri masa remaja adalah:
1. Masa remaja sebagai periode yang penting Perkembangan fisik yang cepat
disertai dengan cepatnya perkembangan mental, terutama pada awal
remaja. Semua pekembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian
mental dan perlunya pembentukan sikap, niat dan minat baru.
2. Masa remaja sebagai sama peralihan dalam setiap periode peralihan status,
individu tidak jelas dan keraguan akan peran yang harus dilakukan, pada
masa remaja ini bukan lagi seorang anak dan bukan juga orang dewasa.
3. Masa remaja sebagai masa perubahan Tingkat perubahan dalam sikap dan
perilaku selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik
selama masa awal remaja, ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat
perubahan sikap dan perilaku juga turut. Ada juga empat perubahan yang
sama bersifat universal, pertama meningginya emosi yang intensitasnya
bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi,
karena perubahan emosi biasanya terjadi lebih cepat selama awal masa.
Kedua perubahan tubuh, minat dan peran yang dihadapkan oleh
lingkungan sosial untuk dipesankan menimbulkan masalah baru. Ketiga
dengan perubahan minat dan pola prilaku maka nilai-nilai juga akan
berubah.
4. Masa remaja sebagai usia bermasalah Karena ketidakmampuan remaja
untuk mengatasi masalahnya sendiri menurut cara mereka menjalani
sendiri banyak remaja yang akhirnya menemukan bahwa penyelesaian
tugas selalu baik.
5. Masa remaja sebagai usia mencari identitas Pada awal-awal remaja,
penyesuaian diri dengan kelompok masih tetap penting bagi anak laki-laki
dan perempuan lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri dan
tidak puas dan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal.
6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan Anggapan sterotip
budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi yang tidak dapat

7
dipercaya dan cenderung merusak, menyebabkan orang dewasa yang
harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja mudah takut
bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku yang
tidak normal.
7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistis Menjelang berakhirnya
masa remaja pada umumnya baik laki-laki maupun perempuan sering
terganggu oleh idealisme berlebihan bahwa segera melepas kehidupan
mereka yang lebih bila mencapai status orang dewasa.
8. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa Dengan semakin mendekatnya
usia kematangan yang sah, para remaja menjadi gelisah untuk
meninggalkan sterotive belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa
mereka sudah hampir dewasa.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri remaja


adalah masa remaja sebagai periode yang penting, masa remaja sebagai masa
peralihan, masa remaja sebagai masa perubahan, masa remaja sebagai usia
bermasalah, masa remaja sebagai usia mencari identitas, masa remaja sebagai
usia yang menimbulkan ketakutan, masa remaja sebagai masa yang tidak
realistis, masa remaja sebagai ambang masa dewasa.

B. Perilaku remaja dalam masyarakat

Remaja adalah bagian dari warga masyarakat yang paling rentan dalam
menghadapi godaan dan tekanan dari lingkungan sosialnya. Ketidaksiapan remaja
dalam menghadapi godaan dapat menimbulkan berbagai perilaku menyimpang
seperti yang belakangan ini makin mencemaskan, seperti kenakalan remaja,
penyalahgunaan obat terlarang, ancaman seks bebas, terlibat dalam geng,
penyakit menular seksual (PMS) dan HIV/AIDS, kehamilan yang tidak
dikehendaki, aborsi dan lain sebagainya.

Di berbagai daerah, khususnya di kota besar, remaja umumnya tidak selalu


dan tidak sepenuhnya steril dari berbagai pengaruh negatif. Berbagai perilaku

8
yang terkategori menyimpang, cukup banyak dilakukan kelompok peer-group
remaja, sehingga langsung maupun tidak langsung menjadi godaan tersendiri. Di
kalangan remaja, tidak sedikit dari mereka yang pernah melihat film porno,
melakukan hubungan seks bebas, dan berbagai perilaku menyimpang lainnya.
Kehadiran teknologi informasi dan internet adalah hal baru yang membuat remaja
makin berpeluang tergoda melakukan berbagai hal yang menyimpang.

Kadang-kadang remaja nampak “besar kepala” sebagai suatu usaha untuk


meyakinkan orang bahwa mereka lebih percaya diri dari pada yang dia rasakan.
Rasa percaya diri ini perlu dibangun, namun seringkali orang dewasa disekitar
mereka berusaha merendahkan perasaan ini dengan mengatakan “Dia besar
kepala”, “Dia sok jagoan”, “Dia Sombong” dan lain-lain. Umumnya orang perlu
merasa dirinya baik. Cara seseorang memandang dirinya sangat mempengaruhi
tindakan dan perilakunya. Remaja yang mempunyai “harga diri” tinggi akan
berpikir positif tentang dirinya, sehingga mereka lebih berprestasi di sekolah,
mungkin lebih kompetitif, cenderung banyak teman, dan merasa sanggup
menjalani kehidupannya. Orang tua yang suka mengeritik atau menghukum akan
memberikan kesan bahwa mereka tidak menghargai anak, akibatnya anak akan
menyerap pandangan negatif itu terhadap dirinya, sehingga dia tidak memiliki
rasa percaya diri.

Remaja yang mempunyai harga diri sangat rendah seringkali tak dapat
menyesuaikan diri. Remaja yang suka marah, merusak disekolah, atau melakukan
kenakalan, cenderung mempunyai harga diri yang rendah sehingga berisiko
menyebabkan ketergantungan pada NAPZA. Depresi juga berkaitan dengan harga
diri yang rendah karena merasa tak berdaya menghadapi kesulitan dalam
kehidupan, Kepercayaan bahwa mereka berguna dan cukup dicintai dapat
membangun harga diri seorang anak. Harga diri biasanya berkembang dimasa
remaja. Mereka yang punya harga diri biasanya berasal dari keluarga yang
menghargai keberhasilan anak dan mendorong untuk mengambil keputusan serta
diberi tanggung jawab terhadap dirinya sendiri

9
Sedangkan perubahan sosial pada masa remaja merupakan salah satu tugas
perkembangan masa remaja yang tersulit, yaitu berhubungan dengan penyesuaian
sosial. Pada perubahan sosial ini, remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan
jenis (atau sesama jenis) dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan
harus menyesuaikan dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan
sekolah. Pada masa remaja juga ditandai dengan menonjolnya kerja kelenjar seks
dengan aktif sehingga tampak dari perubahan tingkah lakunya, seperti misalnya
cinta birahi terhadap jenis kelamin lain, terjadi mimpi basah yaitu bermimpi
bersanggama yang mana saat itu anak remaja mulai merasakan orgasme (Willis
1994). Sebenarnya pada masa pubertas hal ini sudah ada bahkan ini merupakan
ciri biologi awal pada masa remaja khususnya laki-laki. Menurut Sarwono (1994),
pada remaja perempuan biasanya ditandai dengan masa mentruasi yang terjadi
pada setiap bulan, dan masa tersebut diikuti dengan pertumbuhan payudara yang
membesar.

Pada umumnya remaja berusaha untuk melepaskan diri dari orang tua dan
lebih memilih teman-temannya. Debesse (dalam Monks, 2001) berpendapat
bahwa remaja sebetulnya menonjolkan apa yang membedakan dirinya dari orang
dewasa, yaitu originalitasnya. Originalitas merupakan sifat khas pengelompokkan
anak-anak muda.

Meskipun usaha ke arah originalitas pada remaja tersebut pada satu pihak
dapat dipandang sebagai suatu pernyataan emansipasi sosial, yaitu pada waktu
remaja membentuk suatu kelompok dan melepaskan dirinya dari pengaruh orang
dewasa, pada lain pihak hal ini tidak lepas dari adanya bahaya terutama bila
mereka lalu bersatu membentuk kelompok. Dalam tiap kelompok kecenderungan
kohesi atau keterikatan bertambah dengan bertambahnya frekuensi interaksi
(Homanas dalam Monks, 2001).

C. Perilaku menyimpang dikalangan remaja

10
Dikalangan remaja sering dijumpai adanya perilaku yang menyimpang.
Perilaku menyimpang merupakan hasil dari proses sosialisasi yang tidak
sempurna. Kelompok yang paling rentan dalam proses perilaku menyimpang
yaitu para remaja. Hal ini dapat ditanggulangi apabila fungsi keluarga berjalan
dengan baik, karena Keluarga merupakan fungsi sosialisasi bagi anggota keluarga
terutama anak, karena pertama kali anak dilahirkan adalah di dalam keluarga yang
merupakan lembaga pertama dan utama.

Menurut Kartono (2010:6) Penyimpangan Perilaku remaja dapat juga


disebut dengan kenakalan remaja adalah suatu perbuatan yang melanggar norma,
aturan atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau
transisi masa anak-anak dan dewasa. Kenakalan remaja dalam studi masalah
sosial dapat dikategorikan kedalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif
perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan
perilaku dan berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma sosial
yang berlaku menyimpang dapat di definisikan sebagai suatu perilaku
yang diekpresikan oleh seorang atau lebih dari anggota masyarakat, baik disadari
ataupun tidak disadari, tidak menyesuaikan diri dengan norma-norma yang
berlaku atau yang telah diterima oleh sebagian masyarakat.

Menurut Kartini Kartono (2010:49), Tipe-tipe perilaku kenakalan remaja


dapat dibagi menjadi empat, yaitu:

a. Kenakalan terisolir (Delinkuensi terisolir). Kelompok ini merupakan


jumlah terbesar dari remaja nakal. Pada umumnya mereka tidak menderita
kerusakan psikologis.
b. Kenakalan Neurotik (Delinkuensi neurotik). Pada umumnya, remaja nakal
tipe ini menderita gangguan kejiwaan yang cukup serius, antara lain
berupa kecemasan, merasa selalu tidak aman, merasa bersalah dan berdosa
dan lain sebagainya.

11
c. Kenakalan Psikopatik (Delinkuensi psikopatik), Delinkuensi psikopatik
ini sedikit jumlahnya, akan tetapi dilihat dari kepentingan umum dan segi
keamanan, mereka merupakan oknum kriminal yang paling berbahaya.
d. Kenakalan Defek Moral (Delinkuensi defek moral). Defek (defect,
defectus) artinya rusak, tidak lengkap, salah, cedera, cacat, kurang.
Mereka merasa cepat puas dengan prestasinya, namun perbuatan mereka
sering disertai agresivitas yang meledak. Remaja yang defek moralnya
biasanya menjadi penjahat yang sukar diperbaiki.

Adapun bentuk-bentuk perilaku menyimpang di kalangan remaja


menurut Narwako (2007:101) secara Umum dapat digolongkan antara lain:

a. Tindakan nonconform. Perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai atau


norma-norma yang ada.
b. Tindakan anti sosial atau asosial yaitu tindakan yang melawan kebiasaan
masyarakat atau kepentingan umum.
c. Tindakan-tindakan kriminal. Tindakan yang nyata-nyata telah melanggar
aturan-aturan hukum tertulis dan mengancam jiwa atau keselamatan orang
lain.

D. Dampak perilaku menyimpang dikalangan remaja

Bentuk penyimpangan dalam pergaulan remaja yang jelas melanggar norma


di masyarakat adalah pergaulan bebas, penyalahgunaan narkoba, minum-
minuman keras, hingga tindak kekerasan dan kriminal. Penyimpangan-
penyimpangan semacam ini tentu akan membawa berbagai dampak negatif.

Dampak buruk dari perilaku menyimpang remaja tidak hanya memengaruhi


diri remaja itu sendiri sebagai pelaku. Berdasarkan Akidah Akhlak yang
diterbitkan oleh Kementerian Agama (Kemenag), dampak buruk perilaku
penyimpangan dapat berpengaruh secara negatif terhadap diri sendiri, orang lain,
dan lingkungan.

12
Dampak negatif bagi diri sendiri meliputi:

 Pelaku dicap sebagai remaja yang buruk, kurang berguna, dan tidak patut
dicontoh Pelaku memendam rasa malu yang sulit dihilangkan
 Pelaku sulit mendapat kepercayaan dalam keluarga, lingkungan, maupun
pergaulan
 Pelaku tidak disukai oleh banyak orang
 Pelaku sulit mendapatkan kembali nama baiknya karena dicap buruk dalam
waktu yang lama.

Dampak negatif bagi orang lain meliputi:

 Orang lain merasa tidak nyaman tinggal di lingkungan remaja yang


berperilaku menyimpang
 Orang lain sulit mendapatkan kepercayaan pada pelaku maupun orang-orang
yang dekat dengan pelaku
 Orang lain malas mendekati pelaku penyimpangan
 Orang lain tidak mau mengakui keberadaan pelaku
 Orang lain, khususnya keluarga dan kerabat pelaku merasa malu dan sedih
terhadap tindakan-tindakan menyimpang yang dilakukan oleh orang
tedekatnya.

Sementara, dampak negatif bagi lingkungan meliputi:

 Tidak memberikan manfaat baik bagi lingkungan


 Membawa nama buruk bagi lingkungan
 Menyebabkan ketertiban, keamanan, dan kenyamanan di lingkungan
terganggu
 Mengacaukan nilai dan norma yang telah tertanam di masyarakat
 Membawa pengaruh buruk bagi lingkungan dan rentan diikuti oleh remaja
lainnya. Hal ini kemudian memunculkan lebih banyak perilaku penyimpangan
karena dianggap wajar.

13
Cara Mencegah Perilaku Menyimpang Remaja

Perilaku menyimpang sebenarnya dapat dicegah. Menurut Dadan Sumara,


dkk. dalam jurnal Kenakalan Remaja dan Penanganannya (2017), pembinaan
remaja merupakan salah satu upaya untuk mencegah perilaku menyimpang pada
remaja. Pembinaan yang diberikan dapat berupa:

 Memperkuat mental remaja agar mampu menyelesaikan masalah yang sedang


dihadapi.
 Memberikan pendidikan agama, budi pekerti, dan pendidikan etika.
 Menyediakan sarana agar tercipta suasana yang optimal. Hal ini penting untuk
mendukung perkembangan pribadi remaja secara wajar.
 Memberikan remaja nasihat atau wejangan yang bermanfaat Mendorong dan
memotivasi remaja untuk berperilaku dan memiliki hubungan sosial yang baik
 Membentuk kelompok diskusi dimana remaja diberikan kesempatan untuk
mengemukakan pendapatnya di arah yang positif.
 Memperbaiki kondisi lingkungan sekitar, termasuk lingkungan sosial dan
keluarga yang banyak terjadi kenakalan remaja.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Remaja merupakan masa peralihan dari usia anak menjadi dewasa. Pada
umumnya masa remaja dianggap mulai saat anak secara seksual menjadi matang
dan berakhir saat anak mencapai usia matang secara hukum. Dipandang dari
sudut batas usia, remaja sebenarnya tergolong kalangan yang transaksional
artinya keremajaan merupakan gejala sosial yang bersifat sementara karena
berada diantara kanak-kanak dengan dewasa.

Di berbagai daerah, khususnya di kota besar, remaja umumnya tidak selalu


dan tidak sepenuhnya steril dari berbagai pengaruh negatif. Berbagai perilaku
yang terkategori menyimpang, cukup banyak dilakukan kelompok peer-group
remaja, sehingga langsung maupun tidak langsung menjadi godaan tersendiri. Di
kalangan remaja, tidak sedikit dari mereka yang pernah melihat film porno,
melakukan hubungan seks bebas, dan berbagai perilaku menyimpang lainnya.

Dikalangan remaja sering dijumpai adanya perilaku yang menyimpang.


Perilaku menyimpang merupakan hasil dari proses sosialisasi yang tidak
sempurna. Kelompok yang paling rentan dalam proses perilaku menyimpang
yaitu para remaja.

Dampak buruk dari perilaku menyimpang remaja tidak hanya memengaruhi


diri remaja itu sendiri sebagai pelaku. Berdasarkan Akidah Akhlak yang
diterbitkan oleh Kementerian Agama (Kemenag), dampak buruk perilaku
penyimpangan dapat berpengaruh secara negatif terhadap diri sendiri, orang lain,
dan lingkungan.

15
B. SARAN

Langkah pencegahan munculnya kenakalan remaja harus dilakukan secara


holistik oleh semua pihak. Di level keluarga, tindakan preventif yang dapat
dilakukan adalah:

1) Membangun hubungan yang baik dengan anak

2) Membuat peraturan dan ekspektasi yang jelas

3) Tambah pengetahuan dan pemahaman mengenai perkembangan remaja

4) Jadilah orangtua yang suportif dan selalu ada bagi anak remaja Anda

5) Menjadi panutan yang baik

6) Ajarkan tanggung jawab

7) Memberikan pujian padanya

8) Tetap tenang

Di masyarakat pencegahan kenakalan remaja dapat dilakukan dengan


menjamin rasa aman bagi anak selama bersosialisasi di lingkungan tersebut.
Selain membangun fasilitas seperti pusat kegiatan yang positif, setiap individu di
masyarakat juga harus menghargai hak orang lain dan menghormati perbedaan
yang ada.

16
Daftar pustaka

Berfyn Berkadwitrialis. 2017. Perilaku remaja masa kini pada masa era Globalisasi.
https://pengantarpsikologi.wordpress.com/2017/12/10/perilaku-remaja-masa-kini-
padamasa-era-globalisasi/.

Herlina. 2013. Mengatasi Masalah Anak dan Remaja melalui Buku. Bandung:
Pustaka
Cendekia Utama. (https://doi.org/10.1016/j.jvoice.2013.08.014)

https://www.sehatq.com/artikel/mengidentifikasi-penyebab-kenakalan-remaja-dan-
cara-mencegahnya

https://tirto.id/dampak-negatif-perilaku-menyimpang-dalam-pergaulan-remaja-gjkm

https://media.neliti.com/media/publications/90282-ID-perilaku-menyimpang-di-
kalangan-remaja-d.pdf

https://pkbi-diy.info/sikap-dan-perilaku-remaja/

http://news.unair.ac.id/2020/08/04/remaja-perilaku-menyimpang-dan-dukungan-
lingkungan-sosial/

17

Anda mungkin juga menyukai