Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DENGAN KECENDERUNGAN DEPRESI PADA REMAJA DI DESA NEUSU JAYA BANDA ACEH A.

Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang dapat berfungsi dengan baik, dan memerlukan manusia manusia yang lain. Di dalam pergaulan antar sesama manusia, keterampilan sosial memainkan peranan yang penting. Jika ini tidak terjadi dengan baik, maka manusia tidak mampu berfungsi dengan baik, sehingga hubungan dengan orang lain akan berjalan tidak lancar ( Steven, dkk . 1999) Salah satu dampak dari interaksi beberapa faktor yang cukup penting mempengaruhi munculnya gangguan perilaku adalah rendahnya ketrampilan sosial anak, yaitu kemampuan anak mengatur emosi dan perilakunya untuk menjalin interaksi yang efektif dengan orang lain atau lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami gangguan perilaku ini memiliki ketrampilan sosial yang rendah (Cartledge & Milburn, 1995; Coie, Dodge & Kupersmidt dalam Conduct Problems Prevention Research Group (CPPRG), 1999). Mereka cenderung menunjukkan prasangka permusuhan, saat berhadapan dengan stimulus sosial yang ambigu mereka sering mengartikannya sebagai tanda permusuhan sehingga menghadapinya dengan tindakan agresif (Crick & Dodge dalam Carr, 2001). Mereka juga kurang mampu mengontrol emosi, sulit memahami perasaan dan keinginan orang lain, dan kurang terampil dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial (Lochman, dkk. Dalam CPPRG,

1999; Carr, 2001). Rendahnya ketrampilan sosial ini membuat anak kurang mampu menjalin interaksi secara efektif dengan lingkungannya dan memilih tindakan agresif sebagai strategi coping. Mereka cenderung mengganggap tindakan agresif merupakan cara yang paling tepat utnuk mengatasi permasalahan sosial dan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Akibatnya, mereka sering ditolak oleh orang tua, teman sebaya, dan lingkungan (Dariany, 2009 dikutip dari Patterson & Bank dalam CPPRG, 1999 ). Penolakan ini justru semakin berdampak buruk bagi anak. Jaringan sosial dan kualitas hubungan mereka dengan lingkungan menjadi rendah, padahal kedua kondisi ini merupakan media yang paling dibutuhkan anak untuk

mengembangkan ketrampilan sosialnya. Anak juga menjadi lebih suka bergaul dengan teman yang memiliki karakteristik sama dengan mereka. Seolah-olah seperti lingkaran setan, hal ini akan membuat ketrampilan sosial anak tetap rendah dan gangguan perilaku mereka semakin parah yang pada akhirnya akan membuat mereka semakin dijauhi oleh lingkungan ( Baskoro, 2010). Depresi adalah suatu gejala yang diobservasi sudah ada sejak dahulu dan merupakan masalah kesehatan jiwa yang utama dewasa ini. Hal ini sangat penting karena orang dengan depresi menyebabkan produktifitasnya menurun, dan ini sangat buruk akibatnya bagi dirinya sendiri, bagi masyarakat, dan bangsa yang sedang membangun. Orang yang mengalami depresi dapat dikatakan orang yang sangat menderita ( Tim Pustaka Familia, 2006).

Organisasi kesehatan dunia (WHO, 1974) menyebutkan bahwa 17% pasien-pasien yang berobat ke dokter adalah pasien dengan depresi. Diperkirakan prevalensi pada populasi masyarakat dunia adalah 3%. Sementara itu Sartorius (1974) memperkirakan 100 juta penduduk di dunia mengalami depresi. Angka ini semakin bertambah untuk masa mendatang yang disebabkan oleh beberapa hal, antara lain : usia harapan hidup semakin bertambah, stresor psikososial semakin berat, bertambahnya peyakit-penyakit kronik, bertambahnya pemakaian obat-obat yang memacu terjadinya depresi, dan kehidupan beragama yang semakin ditinggalkan masyarakat saat ini. Depresi bisa melanda siapa saja, pada segala rentang usia. Yang menarik, depresi pada kelompok umur remaja ternyata relatif tinggi. Dengan kata lain, remaja rentan terkena depresi. Masa remaja sering dianggap masa yang rentan masalah, salah satu wujud dari masalah-masalah tersebut adalah apa yang kemudian dikenal sebagai perilaku antisosial. Kondisi ini perlu disikapi dengan serius, karena dapat memicu hal yang negatif, termasuk kecenderungan penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lain, serta berbagai tindakan pelanggaran hukum lainnya (Tim Pustaka Familia, 2006). Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan antara keterampilan sosial dengan kecenderungan depresi pada remaja di Desa Neusu Jaya Banda Aceh.

B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara keterampilan sosial dengan kecenderungan depresi pada remaja di Desa Neusu Jaya Banda Aceh. 2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara keterampilan

sosial dalam bentuk perilaku interpersonal terhadap kecenderungan depresi pada remaja di Desa Neusu Jaya Banda Aceh.
b. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara keterampilan

sosial dalam bentuk perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri terhadap kecenderungan depresi pada remaja di Desa Neusu Jaya Banda Aceh.
c. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara keterampilan

sosial dalam bentuk perilaku yang berhubungan dengan kesuksesan akademis terhadap kecenderungan depresi pada remaja di Desa Neusu Jaya Banda Aceh.
d. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara keterampilan

sosial dalam bentuk peer acceptance terhadap kecenderungan depresi pada remaja di Desa Neusu Jaya Banda Aceh.

e. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara keterampilan

sosial dalam bentuk keterampilan komunikasi terhadap kecenderungan depresi pada remaja di Desa Neusu Jaya Banda Aceh. 3. Kerangka Konsep Kerangka konsep penilitian tersebut dapat di gambarkan sebagai berikut sesuai dengan konsep yang dikemukakan oleh Elksnin & Elksnin (dalam Adiyanti, 1999) mengidentifikasi ketrampilan sosial dengan beberapa ciri, yaitu : Variabel Independen
Jenis jenis Keterampilan sosial : - Perilaku interpersonal

Variabel Dependen

- Perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri - Perilaku yang berhubungan dengan kesuksesan akademis - Peer acceptance

Kecenderungan perilaku depresi

4. Hipotesa Penelitian Hipotesa mayor Ho : Tidak ada hubungan antara keterampilan sosial dengan

kecenderungan depresi pada remaja di Desa Neusu Jaya Banda Aceh.

Ha : Ada hubungan antara keterampilan sosial dengan kecenderungan depresi pada remaja di Desa Neusu Jaya Banda Aceh.

Hipotesa minor 1. Ho : Tidak ada hubungan antara keterampilan sosial dalam bentuk perilaku interpersonal terhadap kecenderungan depresi pada remaja di Desa Neusu Jaya Banda Aceh Ha : Ada hubungan antara keterampilan sosial dalam bentuk perilaku interpersonal terhadap kecenderungan depresi pada remaja di Desa Neusu Jaya Banda Aceh 2. Ho : Tidak ada hubungan antara keterampilan sosial dalam bentuk perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri terhadap kecenderungan depresi pada remaja di Desa Neusu Jaya Banda Aceh Ha : Ada hubungan antara keterampilan sosial dalam bentuk perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri terhadap kecenderungan depresi pada remaja di Desa Neusu Jaya Banda Aceh

3. Ho : Tidak ada hubungan antara keterampilan sosial dalam bentuk perilaku yang berhubungan dengan kesuksesan akademis terhadap kecenderungan depresi pada remaja di Desa Neusu Jaya Banda Aceh Ha : Ada hubungan antara keterampilan sosial dalam bentuk perilaku yang berhubungan dengan kesuksesan akademis terhadap kecenderungan depresi pada remaja di Desa Neusu Jaya Banda Aceh 4. Ho : Tidak ada hubungan antara keterampilan sosial dalam bentuk peer acceptance terhadap kecenderungan depresi pada remaja di Desa Neusu Jaya Banda Aceh Ha : Ada hubungan antara keterampilan sosial dalam bentuk peer acceptance terhadap kecenderungan depresi pada remaja di Desa Neusu Jaya Banda Aceh 5. Ho : Tidak ada hubungan antara keterampilan sosial dalam bentuk perilaku yang berhubungan dengan kesuksesan akademis terhadap kecenderungan depresi pada remaja di Desa Neusu Jaya Banda Aceh Ha : Ada hubungan antara keterampilan sosial dalam bentuk perilaku yang berhubungan dengan kesuksesan akademis terhadap kecenderungan depresi pada remaja di Desa Neusu Jaya Banda Aceh 5. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Korelatif yaitu untuk mendapatkan hubungan antara variabel dependen dan variabel independen (Arikunto, 2003). 6. Populasi Dan Sampel Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seleruh remaja di Desa Neusu Jaya Banda Aceh

Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan cara simple random sampling yaitu pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap

individu mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sample (Budiarto, 2002). Untuk mengetahui jumlah sampel minimal yang akan di ambil sebagai responden, penulis menggunakan pengambilan sampel dengan menggunakan rumus Slovin, (1960, dikutip dari Notoatmodjo, 2002) sebagai berikut:
N 1 + N (d ) 2

n=

Keterangan : n : Besar sampel

N : Besar populasi d : Penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketidak tepatan yang diinginkan (10%)

7. REFERENSI Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian ( Suatu Pendekatan dan Praktik ). Jakarta: Rieneka Cipta. 1998. Baskoro, Muhammad Dwi Panji. 2010. Hubungan Antara Depresi Dengan Perilaku Antisosial Pada Remaja Sekolah. FK Universitas Diponegoro. http://www.infogigi.com/HUBUNGAN-STRESOR-PSIKOSOSIALDENGAN-KECENDERUNGAN-DEPRESI-PADA-....html# Darmiany. 2009. Efektifitas Structured Learning Approach (SLA) Untuk Melatih Keterampilan Sosial Siswa Sekolah Menengah. jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/101091827.pdf Notoatmodjo, S. 2002. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Cetakan I. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Stevens, P.J.M . Bordui, F . Weyde Van Der. 1999. Ilmu Keperawatan Jilid II Edisi 2. EGC. Jakarta.

Tim Pustaka Familia. 2006. Seri Pustaka Familia Konsep Diri Positif, Menentukan Prestasi Anak. Kanisius. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai