PSIKODIAGNOSTIKA III
WAWANCARA INDIVDU
Disusun Oleh :
Nama : Salwa Azizah Siradz
NIM : 200207251
Menurut (Mussen P. H., 1989) berbagai perilaku prososial memiliki beberapa macam bentuk,
antara lain:
a. Berbagi (Sharing), yaitu kesediaan dalam berbagi perasaan dengan orang lain baik
dalam suasana suka maupun duka. Berbagi juga dilakukan apabila penerima
menunjukkan minat sebelum tindakan berlangsung melalui adanya dukungan verbal
dan fisik.
b. Menolong (Helping), yaitu kesediaan untuk membantu atau menolong orang lain yang
sedang mengalami kesulitan. Bentuk pertolongan juga meliputi perilaku membantu
orang lain, memberi informasi, menawarkan bantuan kepada orang lain atau
melakukan suatu hal yang menunjang berlangsungnya kegiatan orang lain.
c. Kerjasama (Cooperating), yaitu bersedia bekerjasama dengan orang lain untuk
mencapai tujuan tertentu. Kerjasama umumnya mencakup hal yang saling
menguntungkan, saling memberi, saling membantu.
d. Bertindak jujur (Honesty), yaitu melakukan suatu hal dengan apa adanya tanpa
bertindak curang sesuai dengan situasi yang nyata.
e. Kedermawanan (Generosity), yaitu suatu perilaku yang dilakukan atas dasar
kesadaran diri sendiri, dan kedermawanan juga menunjukkan adanya rasa
kemanusiaan karena telah memberikan sebagian barang atau makanan kepada
sekelompok individu lain yang membutuhkan.
Dari beberapa aspek di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap individu memiliki kemampuan
perilaku prososial yang berbeda-beda, seperti halnya berbagi, menolong, bekerjasama, dan
lainnya.
Guideline Wawancara:
Kedermawanan Memberikan
(Generosity) bantuan/sebagian 1. Bagaimana cara anda
barang memberi perhatian
kepada seseorang yang
membutuhkannya?
2. Apakah anda merasa
bertanggung jawab
(melakukan yang terbaik)
terhadap teman sebaya
ataupun orang lain?
Mengapa?
3. Apakah anda harus selalu
menolong orang lain?
Mengapa?
4. Apah anda pernah
berbagi makanan kepada
orang yang
membutuhkan?
Kondisi tubuh :
● terlihat bersih
● Keadaan sehat bersemangat
● Kondisi tertentu/khas : gemuk
● Kesan pertama/first impact : menarik dan asik
PERTANYAAN/
NO KATEGORI
PERNYATAAN
1. Iter : Assalamualaikum ✓
Itee : Waalaikumsalam
Iter : Assalamualaikum
34. ✓
Itee : Waalaikumsalam
Penilaian Kualitas Interview
1. Kuantitatif
𝑂+𝐸−𝑖𝑛
Rumus : 𝑁−(𝐹+𝑆) ×100%≥60%
𝑂+𝐸𝑖𝑛
Nilai interview = 𝑁−(𝐹+𝑆)
×100%
1 +28
= 57−(5+21)
×100%
30
= 57−26
×100%
30
= 31
×100%
= 0, 96×100%
= 96%
2. Kualitatif
Penilaian secara kualitatif terhadap wawancara ini dapat dilihat dari norma
wawancara yang sudah ditentukan, yaitu telah terpenuhinya norma free attitude. Salah
satu norma dalam wawancara ini dapat dilihat dari kecenderungan munculnya 10
kategori yang Vrolijk sebut sebagai reaksi verbal, yaitu : E-ex (eksplorasi eksternal),
E-in (Eksplorasi internal), O (Ordening), I (Informasi), S (Sisipan), F (Formal), Ev
(Evaluasi), A (Asumsi), Adv (Advice) dan M (Menentramkan).
Secara norma A dan Ev tidak boleh ada dalam wawancara ini, dan hal ini telah
interviewer penuhi. Selain itu E-ex pun dilakukan hanya pada pernyataan mula saja,
selebihnya interviewer lebih banyak menggunakan E-in, yaitu sebanyak 29 kali. Pada
dasarnya E-in ini digunakan untuk menggali hal-hal yang dirasa perlu di eksplor lebih
jauh dari pernyataan interviewee.
Dalam mengawali dan mengakhiri wawancara ini pun interviewer banyak
menggunakan reaksi verbal Sisipan (S) untuk membangun rasa nyaman dan merasa di
hargai dalam setiap jawaban interviewee . Adapun S yang dilakukan sebanyak 21 kali,
selain itu interviewer mencoba banyak melakukan Ordening berupa Content response
dan Echo response, juga kalimat-kalimat Formil semisal “ Assalamualaikum, Selamat
pagi”, dsb. Sebagai bentuk respon membangun hubungan yang baik dengan
interviewee.
III. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada hari Kamis, taggal 16 Juni 2022
itee merupakan seorang mahasiswa yang sedang berkuliah di Universitas Islam Bandung.
Berdasarkan hasil dari wawancara yang telah dilakukan secara keseluruhan menunjukan
angka sesebesar 96% selama proses wawancara berlangsung. Pada proses wawancara itee
dapat menjawab pertanyaan yang di ajukan dengan rasa percaya diri hal ini terlihat dari
cara duduk yang tegap dan sering juga melakukan kontak mata dengan iter sehingga iter
mendapatkan informasi diri itee dari awal hingga akhir proses wawancara berlangsung.
Dan itee juga sangat ramah, sopan dan cara berpakaiannya yang rapih, dan juga bersih.
Itee membentuk perilaku prososial dalam gaya hidup nya dengan tolong menolong
biasannya perilaku prososial terjadi dilingkungan yang terkadang setiap orang
membutuhkan bantuan dari orang lain dengan cara yang sederhana seperti memberi
perhatian, berbagi, menawarkan bantuan, dan saling menolong. Itee dapat bersosialisasi
dengan teman-teman dan akan lebih mudah untuk melakukan perilaku prososial dan gaya
hidup yang bertujuan untuk menjadi pusat perhatian dari kelompoknya. Tetapi para
remaja juga suka saling menolong jika salah satu dari mereka belum mampu memenuhi
apa yang ia inginkan maka teman yang lain akan membantunya.
Sudah dibuktikan dalam wawancara ini bahwa dukungan sosial teman sebaya mampu
mempengaruhi perilaku prososial remaja, semakin tinggi kematangan emosi dan
dukungan sosial teman sebaya maka semakin tinggi juga perilaku prososial remaja.
Sedangkan untuk meningkatkan dukungan sosial teman sebayanya dengan mendapatkan
perhatian, mendapat kehangatan dalam kelompok teman sebayanya, mendapat dukungan
untuk terus maju, mendapat dukungan yang positif. Dari semua cara tersebut remaja dapat
meningkatkan perilaku prososialnya dengan baik.