,Psikolog
Disusun Oleh :
1971042053
KELAS A
FAKULTAS PSIKOLOGI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi seperti saat ini semua aspek kehidupan manusia semakin
kompleks. Ekonomi, Politik, Kesehatan, Pendidikan, Sosial, dan Teknologi Informasi
misalnya, pemenuhan aspek-spek tersebut menjadi serba cepat, luas, praktis, dan semakin
efisien. Namun karena tuntutan untuk praktis dan efisien semakin besar, usaha serta harga
guna memperolehnya juga semakin tinggi. Disadari atau tidak, masyarakat pun berlomba
dalam tuntutan tersebut. Globalisasi sendiri memberikan ruang dan pengaruh dalam
masyarakat berupa kebebasan (freedom).
Seolah tanpa batas, orang-orang semakin mudah dan bebas dalam memperoleh
serta memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun karena terlalu bebas dan mudah itulah,
masyarakat menjadi berlebihan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya (terutama materi)
dan seolah lupa akan intisari kehidupan serta nilainilai kehidupan yang lebih penting dan
meaningful, mereka hidup dengan harapan yang sama, mengejar kebahagiaan . Alasan
mendasar mengapa manusia harus bahagia adalah karena dengan bahagia membuat
manusia menjadi positif atau baik. Sedangkan bersedih atau tidak bahagia membuat
manusia menjadi tidak nyaman dan menjadi negatif.
Alasan mendasar mengapa manusia harus bahagia adalah karena dengan bahagia
membuat manusia menjadi positif atau baik. Sedangkan bersedih atau tidak bahagia
membuat manusia menjadi tidak nyaman dan menjadi negatif. Kebahagiaan merupakan
konsekuensi yang mungkin terjadi dari keterlibatan sepenuhnya dalam kehidupan.
Kondisi kebahagiaan itu sendiri bukanlah merupakan kekuatan yang memotivasi tetapi
merupakan dampak dari termotivasinya aktivitas seseorang. Sehingga kebahagiaan
tercipta oleh sesuatu hal, tidak datang secara tiba-tiba. Kemudian yang patut dicermati,
disaat seseorang dapat merasa bahagia, pastilah dia pernah merasa sedih, tidak ada
seorang pun yang kebal terhadap sedih dan luka. Allport (Wirawan, 2010)
Perilaku prososial merupakan salah satu bentuk perilaku yang muncul dalam
kontak sosial, sehingga perilaku prososial adalah tindakan yang dilakukan atau
direncanakan untuk menolong tanpa mempedulikan motif-motif si penolong. Tindakan
menolong sepenuhnya dimotivasi oleh kepentingan sendiri tanpa mengharapkan sesuatu
untuk dirinya. Tindakan prososial lebih menuntut pada pengorbanan tinggi dari si pelaku
dan bersifat sukarela atau lebih ditunjukkan untuk menguntungkan orang lain daripada
untuk mendapatkan imbalan materi maupun sosial (Asih & Pratiwi, 2010). Ada empat
karakteristik yang selalu ada pada orang yang memiliki kebahagiaan dalam hidupnya,
yaitu mampu menghargai diri sendiri, memiliki optimisme tinggi, terbuka serta mampu
mengendalikan dirinya, (Myers, 2013)
Pengambilan data awal dengan metode wawancara juga telah dilakukaan dengan
menginterview 3 orang mahasiswa di kota Makassar, yang pertama ada D, MH, ALF
terkait apakah perilaku prososial memiliki hubungan dengan kebahagiaan pada remaja.
Berdasarkan hasil dari pengambilan data awal ketiga subjek mengatakan bahwa perilaku
prososial sangat memengaruhi mempengaruhi kebahagiaan pada mahasiswa, oleh karena
hal tersebut dapat dipastikan bahwa perilaku prososial memiliki hubungan dengan
kebahagiaan pada mahasiswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa orang yang sering
melakukan perilaku prososial adalah orang yang sering bahagia, sementara orang yang
mengejar kebagiaan bagi dirinya sendiri bukan orang yang paling bahagia, melainkan
orang yang peduli terhadap orang lainlah yang paling bahagia.
Kebahagiaan bagi mahasiswa merupakan hal yang sangat penting. Hal tersebut
ditegaskan oleh Balatsky dan Diener yang menyatakan bahwa kebahagiaan menjadi
dambaan mahasiswa baik di negeri Barat maupun Timur. Dalam sebuah penelitian
kebahagiaan, dikatakan bahwa mahasiswa-mahasiswa yang merasa paling bahagia adalah
mereka yang merasa puas dengan kehidupanya yang memiliki relasi sosial yang baik
(Muslim dan Nashori, 2007).
Kemudian pada penelitian lain di Amerika, dikatakan bahwa dari 800 alumnus
sebuah perguruan tinggi, saat ditanyakan ”Apakah yang diperlukan untuk kebahagiaan
Anda?”, lebih dari 50% responden memiliki alasan akan kepuasan dalam hubungan erat
dengan keluarga, teman-teman, dan pasangan (Candra, 2010). Data lain dari World Value
Survey mengungkapkan bahwa ternyata tingkat ekonomi yang sangat tinggi maupun
status sosial yang tinggi bukan merupakan sumber terpenting dalam menghasilkan
kebahagiaan (Diener dalam Wirawan, 2010).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk Mengetahui
Hubungan perilaku prososial dengan kebahagiaan.
D. Manfaat
a. Aspek Teoritis
Manfaat teori dari penelitian ini yaitu dapat menjadi referensi bagi pengembangan
ilmu pengetahuan khususnya ilmu psikologi sosial mengenai hubungan perilaku
prososial dengan kebahagiaan, serta pengembanan teori teori yang sudah ada terkait
dengan prososial dan kebahagiaan.
b. Aspek Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat membuat pihak terkait meningkatkan
kebahagiaannya, terutama dengan melakukan perilaku prososial serta pihak terkait
mampu lebih memahami kebahagiaan secara mendalam dan memandang kebahagiaan
lebih luas dengan hal tersebut. Sehingga pihak terkait tidak matang secara akademis
saja tetapi juga matang dalam bersikap.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Kebahagiaan
Kebahagiaan timbul dari pemenuhan kebutuhan atau harapan, dan merupakan
penyebab atau sarana untuk menikmati. Kebahagiaan dapat diraih apabila kebutuhan
serta harapan dapat diraih. Melalui pemenuhan tersebut, individu akan mendapatkan
kepuasan sebagai tanda kebahagiaan. Kepuasan yang dirasakan membuat individu dapat
menikmati kehidupannya dengan tenang dan damai (Hurlock, 1997).
Kebahagiaan adalah tujuan bagi setiap manusia. Kebahagiaan adalah sesuatu hal yang
menyenangkan, suka cita, membawa kenikmatan serta tercapainya sebuah tujuan.
Kebahagiaan pada tiap orang memang berbeda, karena kebahagiaan adalah hal yang
subjektif. Kebahagiaan tiap individu berbeda satu sama lain meskipun mengalami
kejadian yang sama. Kebahagiaan pada tiap individu tergantung pada pemaknaan dan
memahami kebahagiaan (Lukman, 2008).
Kebahagiaan merupakan suatu keadaan pikiran atau perasaan kesenangan dan
ketentraman hidup secara lahir dan batin yang bermakna untuk meningkatkan fungsi diri.
Kebahagiaan membuat individu memiliki kepribadian yang sehat. Suasana hati yang
positif dapat membuat individu lebih obyektif menyikapi sesuatu, kreatif, toleran, tidak
defensif, murah hati dan lateral atau mampu memecahkan masalah secara kreatif (Yulia
Woro Puspitorini, 2012)
Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa definisi kebahagiaan
(happiness) dalam penelitian ini adalah kesenangan dan ketenteraman hidup secara lahir
dan batin yang diraih melalui kepuasan pemenuhan kebutuhan dan harapan yang
digunakan untuk meningkatkan fungsi diri. Kepuasan yang didapatkan individu
merupakan suatu pertanda bahwa individu bahagia. Semakin individu merasa puas, maka
individu semakin bahagia.
B. Aspek-Aspek Kebahagiaan
Terdapat tiga aspek yang terkandung di dalam kebahagian menurut Hurlock
(1997) yaitu berupa:
a. Sikap menerima (acceptance)
kebahagiaan adalah bagaimana individu memandang keadaan diri sendiri
dan bukan membandingkan dengan milik orang lain. Kebahagiaan bergantung
pada sikap menerima dan menikmati keadaan orang lain dan apa yang dimiliki,
serta mempertahankan keseimbangan antara harapan dan prestasi.
b. Kasih sayang (affection)
Kasih sayang merupakan hal yang normal yang dialami manusia. Kasih sayang
muncul dari sikap penerimaan orang lain terhadap diri sendiri. Semakin diterima
baik oleh orang lain, maka semakin banyak kasih sayang yang diharapkan.
Dengan semakin banyak kasih sayang yang dirasakan, maka semakin banyak pula
kebahagiaan yang dialami individu.
c. Prestasi (achievement)
Prestasi adalah ketercapaiannya sebuah tujuan seseorang. Kebahagiaan akan
tercipta seiring dengan prestasi yang diraihnya. Jika individu memiliki tujuan
yang kurang realistis, maka akan menimbulkan kegagalan yang berakibat
timbulnya rasa tidak puas dan tidak bahagia.
c. specific theory
Kebahagiaan merupakan suatu keadaan pikiran atau perasaan kesenangan dan
ketentraman hidup secara lahir dan batin yang bermakna untuk meningkatkan
fungsi diri. Kebahagiaan membuat individu memiliki kepribadian yang sehat.
Suasana hati yang positif dapat membuat individu lebih obyektif menyikapi
sesuatu, kreatif, toleran, tidak defensif, murah hati dan lateral atau mampu
memecahkan masalah secara kreatif (Yulia Woro Puspitorini, 2012)
c. specific theory
Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa definisi prososial
merupakan segala perilku (tindakan) yang dilakukan seseorang yang dilakukan
secarasukarela untuk menyongkong kesejahtraan orang lain baik fisik maupun
psikis tanpa memikirkan kepentingan sendiri.
I. Kerangka Teori
Gambar 1. Kerangka Berfikir
Bagan Kerangka Berfikir
Prososial Kebahagiaan
Keterangan:
Merah: Variabel Independent
Hitam: Variabel Dependent
J. Hipotesis
H0 : tidak ada Hubungan antara perilaku prososial dengan kebahagiaan pada mahasiwa di
Kota Makassar.
Ha : Adanya Hubungan antara perilaku prososial dengan kebahagiaan pada mahasiwa di
Kota Makassar.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel dua arah.
(A)Variabel Terikat (Y) : Prososial
(B)Variabe Bebas (X) : Kebahagiaan
B. Operasionalisasi Variabel
a. Variabel Independen
Prososial merupakan segala perilku (tindakan) yang dilakukan seseorang
yang dilakukan secarasukarela untuk menyongkong kesejahtraan orang lain
baik fisik maupun psikis tanpa memikirkan kepentingan sendiri.
b. Variabel Dependent
kebahagiaan merupakan kesenangan dan ketenteraman hidup secara lahir
dan batin yang diraih melalui kepuasan pemenuhan kebutuhan dan harapan
yang digunakan untuk meningkatkan fungsi diri. Kepuasan yang didapatkan
individu merupakan suatu pertanda bahwa individu bahagia. Semakin individu
merasa puas, maka individu semakin bahagia.
b. Sampel
Dalam skala Likert, terdapat dua jenis item, yaitu favorable (F) dan
unfavorable (UF). Pemberian skor pada favorable biasanya “1, 2, 3, 4, 5”
sedangkan pemberian skor pada unfavorable kebalikan dari favorable, yaitu “5, 4,
3, 2, 1” (Periantalo dan Jelpa, 2015). Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah skala kebahagiaan dan skala perilaku prososial. Peneliti menyusun
instrumen pengumpulan data yang diperlukan untuk mengumpulkan data.
a. Uji Linearitas
Uji linearitas merupakan jenis analisis datayang bertujuan untuk menguji
asumsi bahwa data yang digunakan memilikihubungan yang linear atau tidak.
Perhitungan data meliputi uji prasyarat dananalisis korelasi dalam penelitian ini
menggunakan bantuan program SPSS23.0 for Windows.Taraf yangdigunakan
dalam uji linearitas hubungan antara variabel bebas danvariabel terikat pada
penelitian ini adalah taraf signifikansi = 0,000 (≤0,05). Jika p > 0.05 maka
hubungan antara keduanya adalahl inear dan sebaliknya apabila p ≤ 0.05 maka
hubungan antara keduavariabel tidak linear (Sugiyono, 2014).
b. Uji Hipotesis
Jenis uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
spearman dengan bantuan SPSS 25,0 for windows. Teknik teknik spearman
digunakanuntuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua
variablebila kedua data variable berbentuk interval atau ratio, dan sumber data
sama (Sugiyono, 2014).
F. Tahapan Penelitian
1. Persiapan
Sebelum mengumpulkan data, peneliti terlebih dahulu memiminta ijin kepada peneliti
sebelumnya pada masing masing variabel yaitu Skala Prososial dan Kebahagiaan.
Setelah mendapatkan ijin penelini kemudian menyebarkan skala melakui google
form.
2. Pengumpulan data
Proses pengambilan data tidak dapat dilakuakan secara langsung karena melihat
kondisi yang tidak memungkinkan akibat Covid-19 sehingga pengumpulaan data
pada penelitian ini dilakukan melalui google form pada tanggal 8-27 Mei 2021.
Peneliti kemudian menyebarkan link google form melalui media sosial seperti
whasapp dan instagram. Sebanyak 50 responden yang berpartisipasi untuk mengisi
skala yang disebar oleh peneliti.
3. Analisis Data
Data yang telah rampung dianalisis pada tanggal 28 Mei 2021. Peneliti memasukkan
data ke dalam tabulasi dengan menggunakan program Microsoft Office Excel dengan
jumlah responden 50 orang.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Deskripsi Subjek
Subjek pada penelitian ini sebanyak mahasiswa aktif yang berada di kota makassar
berusia 17 – 21 tahun yang berdomisili di Kota Makassar. Adapun data demografi
subjek yaitu usia,jenis kelamin,suku. Berikut ini adalah pengambaran dari kategori
tersebut.
Kolmogorov-Smirnov Test
Variabel Keterangan
Unstandardized Residual
b. Uji Linearitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas mempunyai
hubungan yang linear dengan variabel terikat.
Tabel 4.6 Hasil Uji Linearitas
Anova Sig.
Prososial dan Linearity 0,004
Deviation from 0,180
Kebahagiaan
Linearity
a. Hasil Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat pada tabel anova. Hasil
yang diperolah dapat dilihat pada tabel berikut.
C. Keterbatasan Penelitian
Setelah dilakukan pembahasan terhadap hasil penelitian, peneliti menyadari
bahwa penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan. Keterbatasan penelitian ini yaitu
peneliti tidak memiliki banyak waktu untuk membuat dan menyebarkan skala, serta
penliti juga kesulitan mencari subjek dikarenakan universitas yang ada di Makassar di
liburkan selama masa pandemic, sehingga peneliti harus menggunakan google form
untuk menyebar skala.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan
diantaranya:
1. Tingkat kebahagian pada mahasiswa di Kota Makassar berada pada kategori sedang,
sedangkan tingkat Perilaku prososial berada pada kategori sedang.
2. Terdapat hubungan positif antara perilaku prososial dengan kebahagiaan pada
mahasiswa di Kota Makassar. Artinya semakin tinggi tingkat prososial maka
semakin tinggi pula tingkat kebahagiaan pada mahasiswa, begitu pula dengan
semakin rendah tingkat kebahagiaan, maka semakin rendah juga tingkat perilaku
prososial mahasiswa.
Saran
Berdasarkan hasil secara keseluruhan dari penelitian ini, ada beberapa saran yang
peneliti berikan terkait dengan proses dan hasil penelitian ini. Adapun saran-saran yang
diberikan antara lain:
1. Bagi Mahasiswa di Kota Makassar
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan peneliti bahwa sebagian besar
mahasiswa di kota Makassar memiliki perilaku prososial dan tingkat kebahagiaan
dalam kategori sedang. Oleh karena itu bagi mahasiswa yang memiliki perilaku
prososial dan tingkat kebahagiaan yang sedang agar meningkatkannya dengan cara
lebih memanfaatkan apa yang dimilikinya secara positif sesuai dengan situasi dan
kondisi apapun yang dihadapi maupun yang akan di hadapi.
Wirawan, E.H. (2010). Kebahagiaan Menurut Dewasa Muda Indonesia. Jakarta: Universitas
Tarumanagara.
Yulia Woro Puspitorini. (2012). Tingkah Laku Prososial dan Kebahagiaan. Skripsi Publikasi: Fakultas
Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata
Lukman, M. Edy.(2008). Bahagia Tanpa Menunggu Kaya. Jawa Timur: Kanzun Book
Asih, G. Y., & Pratiwi, M. M. S. (2010). Perilaku Prososial Ditinjau Dari Empati Dan Kematangan
Emosi. Jurnal Psikologi Universitas Muria Kudus.
Walker, M. (2007). Happy People Pills and Prosocial Behaviour. Philosophica 79 (2007) pp. 93-111.
Myers, D. G. (2013). Psychology Ninth Edition in Modules. In Journal of Chemical Information and
Modeling. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Septian, L. H., Kurniati, F., & Tampubolon, A. C. (2021). Faktor Pengaruh Kebetahan Dan Kebahagiaan
Pada Ruang Yang Sering Digunakan Di Rumah. Tesa Arsitektur, Journal of Architectural
Discourses, 18(2), 104-116.