PROPOSAL
Oleh:
HARDIANSYAH SAPUTRA
1873201022
PENDAHULUAN
juga sering disebut dengan Adolescense yang berasal dari bahasa latin yang berarti
mempunyai peran penting dalam membentuk identitas dirinya dan menentukan apa
yang dibutuhkan dan apa yang diperoleh. (Yuris et al., 2019). Usia remaja dimulai
dari usia anak-anak dan dewasa yang matang, terjadi perkembangan pesat, termasuk
dalam kajian psikologi sosial dan sosiologi. Altruisme merujuk pada tindakan
sukarela yang dilakukan individu untuk membantu orang lain tanpa mengharapkan
Perilaku altruisme merupakan perilaku monolong yang dilakukan tanpa tekanan atau
sosial ekonomi mengacu pada posisi relatif individu dalam hierarki sosial
atribut lainnya. Hubungan antara altruisme dan status sosial ekonomi menjadi
perhatian karena dapat memberikan wawasan tentang faktor-faktor yang
Status sosial ekonomi dapat diartikan sebagai bentuk dari kedudukan seseorang
kelompok yang dibagi oleh aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, jenis
signifikan terhadap perilaku altruistik telah menjadi tema penting dalam penelitian.
Beberapa pandangan mengklaim bahwa individu dengan status sosial ekonomi yang
lebih tinggi cenderung memiliki akses yang lebih besar terhadap sumber daya,
lain menunjukkan bahwa individu dengan status sosial ekonomi yang lebih rendah
status sosial ekonomi telah memberikan wawasan yang beragam tentang hubungan
antara kedua konsep ini. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa individu dengan
status sosial ekonomi yang lebih tinggi cenderung memiliki lebih banyak sumber
daya dan kemampuan untuk membantu orang lain, baik dalam bentuk donasi,
oleh Dunn, Aknin, & Norton (2008) menemukan bahwa individu dengan pendapatan
yang lebih tinggi cenderung lebih untuk memberikan donasi dan membantu orang
hubungan ini. Penelitian oleh (Piff et al. 2010) menunjukkan bahwa individu dengan
status sosial ekonomi yang lebih rendah mungkin lebih mungkin untuk menunjukkan
perilaku altruistik dalam beberapa konteks, seperti memberikan bantuan kepada orang
lain yang membutuhkan. Studi ini menemukan bahwa individu dari kelompok sosial
yang lebih rendah cenderung lebih empatik dan peka terhadap perasaan orang lain,
hubungan ini, tetapi terdapat keragaman temuan yang mungkin dipengaruhi oleh
faktor budaya, konteks sosial, dan metode penelitian yang digunakan. Oleh karena
itu, penelitian yang lebih mendalam dan kontekstual diperlukan untuk lebih
memahami dan mengklarifikasi hubungan antara altruisme dan status sosial ekonomi.
individu dengan berbagai tingkat status sosial ekonomi, penelitian ini bertujuan untuk
mediasi atau moderasi yang dapat mempengaruhi hubungan antara altruisme dan
budaya, norma sosial, dan orientasi nilai dapat memodifikasi bagaimana individu
dengan berbagai status sosial ekonomi merespons peluang untuk membantu orang
lain.
Meskipun banyak penelitian yang telah dilakukan dalam bidang ini, terdapat
menyebabkan hasil yang bervariasi. Oleh karena itu, diperlukan penelitian yang lebih
altruisme dan status sosial ekonomi dapat bervariasi di berbagai populasi dan situasi.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka runusan masalah dalam penelitian ini
yaitu Apakah Ada Hubungan Perilaku Altruisme Dengan Status Sosial Ekonomi Di
Kota Pekanbaru?
psikologi sosial.
1 Bagi remaja
referensi yang membahas tentang pengaruh status sosial terhadap perilaku altruisme,
TINJAUAN PUSTAKA
memiliki arti orang lain. Dalam bahasa latin altruisme berasal dari kata atler
yang memiliki arti yang lain atau lain (Agustin, 2010). Altruisme dalam bahasa
Inggris disebut juga dengan altruism yang berarti kepentingan orang lain.
Altruisme juga memiliki arti sebuah pandangan yang tertuju pada kewajiban
yang sudah ada pada diri manusia. Altruisme bersifat naluri yang berbentuk
dalam sebuah tindakan untuk memberi bantuan pada orang lain. Perilaku
memberikan keuntungan bagi orang lain, salah satu cara melalui pengorbanan
diri(Li, Kirkman, dan Porter, 2014). Perilaku altruistik dinilai sebagai norma
1. Cooperative (kerjasama)
2. Sharing(berbagi)
3. Helping(menolong)
Menolong orang lain dengan cara mengurangi beban baik secara fisik
4. Genereocity(bederma)
orang lain
5. Honesty(kejujuran)
mengutamakan kejujuran
pada dirinya.
1. Faktor situasional
2. Faktor interpersonal
ditolong.
3. Faktor personal
Faktor yang berasal dari diri sendiri yang punya niat untuk
sosial adalah kedudukan seseorang dalam suatu kelompok yang dibagi oleh
dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulannya, prestatsinya dan hak-
2016)
Untuk mengukur status sosial seseorang secara rinci dapat dilihat dari
yang diukur melalui materi dan lainnya yang dapat menunjukkan status sosial
sebagainya,
kumuh,
(Abdul, 2012).
Status sosial ekonomi seseorang juga dapat dilihat dari beberapa faktor
yang diterima seseorang dalam bentuk gaji, upah sewa, bunga laba
Perilaku altruisme dapat disebut sebagai investasi status sosial bagi individu
individu tersebut menjadi populer dan menaikkan status sosialnya (Egilmez dan
Tincknell, 2017).
Individu dengan status sosial ekonomi rendah memiliki perilaku altruisme lebih
tinggi jika dibandingkan dengan individu dengan status ekonomi tinggi. Hal ini
dikarenakan individu dengan status sosial ekonomi rendah sering bergantung pada
orang sekitar dan masyarakat tempat tinggalnya. Karena itu mereka memiliki perilaku
dan perilaku altruistik menyatakan bahwa individu yang berorientasi pada keluarga
dan menghabiskan lebih banyak waktu dengan anggota keluarga, akan meningkatkan
Keterangan:
: Memiliki
: Berhubungan
positif, yaitu: semakin tinggi status sosial, maka semakin tinggi pula perilaku
altruisme, sebaliknya semakin rendah status sosial, maka akan semakin rendah pula
perilaku altruisme.
BAB III
METODE PENELITIAN
tujuan untuk mengutamakan kepentingan orang lain tanpa mengharapkan balas budi.
Skor total dari perilaku altruisme menunjukkan tinkat altruisme pada remaja.
Semakin tinggi skor yang didapat dalam skala altruisme, maka semakin tinggi pula
perilaku altruisme pada remaja. Sebaliknya, semakin rendah skor yang didapatkan
dalam skala altruisme, maka semakin rendah juga perilaku altruisme pada remaja.
1.2.2 Status sosial
Status sosial dapat dinilai dari barang kepemilikan yang dimiliki mulai dari
Status sosial adalah kedudukan seseorang dalam kelompok individu yang ditentukan
oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingakat pendidikan, jenis tempat tinggal
Skor total dari skala status sosial menunjukkan tingkat status sosial pada
remaja. Semakin tinggi skor yang didapatkan dalam skala status sosial, maka semakin
tinggi pula status sosial pada remaja. Sebaliknya, jika skor yang didapatka rendah,
Populasi adalah area generalisasi yang terdiri dari benda-benda atau orang-
orang dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang telah dipilih oleh para
Populasi pada penelitian ini ialah remaja Pekanbaru dan peneliti akan membatasi
populasi yang akan diambil menjadi sampel. Populasi pada penelitian ini adalah
Tujuan dari mengambil sejumlah bagian dari populasi adalah dikarenakan luasnya
(2008) yang menyatakan demi kestabilan minimal diperlukan jumlah sampel 200
sampling ialah metode yang digunakan dalam menetapkan sampel dari populasi yang
memiliki ciri-ciri khusus hingga jumlah kuota yang ditentukan (Sugiyono, 2017).
Sampel yang digunakan peneliti, ya itu: remaja yang berdomisili di wilayah provinsi
angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik, maka metode ini disebut sebagai
memakai alat ukur skala. Sugiyono (2017) mengemukakan bahwa skala pengukuran
adalah persetujuan yang dipakai menjadi rujukan yang digunakan untuk menetapkan
panjang pendeknya interval yang ada di dalam suatu alat ukur. Penelitian ini
digunakan dua skala yaitu skala status sosial dan skala perilaku altruisme. Skala
Likert adalah jenis skala yang digunakan. Sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau kelompok terhadap lingkungan sosial dapat diukur dengan menggunakan skala
Likert. (Sugiyono, 2012). Nilai skala likert ini mempunyai 5 alternatif pilihan
jawaban. Skor 1 dinilai untuk “sangat tidak setuju”, 2 untuk “tidak setuju”, 3 untuk
Validitas berasal dari validity yaitu seberapa akurat dan benar suatu alat ukur
dalam menjalankan fungsi ukurnya (Azwar, 2012). Untuk mengetahui sesuai dengan
tujuan dan pendekatan validasi perlu dilakukan uji validitas. Uji validitas yang
digunakan adalah validitas isi. Validitas isi adalah tes yang digunakan untuk
memeriksa seberapa cocok item dengan indeks atribut yang diukur, kelayakan suatu
item dapat ditentukan dari hasil penilaian (judgment) (Azwar, 2012). Dalam
penelitian ini profesional judgment adalah dosen pembimbing skripsi, yaitu: Rini
Daya diskriminasi item adalah sejauh mana suatu item dapat dibandingkan
sendiri antara individu atau kelompok individu dengan dan tanpa atribut yang diukur.
Adapun standar yang digunakan dalam menentukan validitas dalam penelitian ini
adalah nilai daya diskriminasi item > 0,30. Jika nilai daya diskriminasi item < 0,30,
dipercaya sehingga membawa data agar lebih reliable. Instrumen yang reliabel
digunakan untuk mengukur objek yang sama, yang akan menghasilkan data yang
sama (Sugiyono, 2017). Reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini diamati dengan
dengan nilai dalam rentang 0 hingga 1,00. Koefisien reliabilitas yang mendekati 1,00
Sebelum mengetahui uji hipotesis penting untuk melakukan dahulu uji asumsi
1, Uji Normalitas
yang berasal dari populasi sebarannya normal (Sugiyono, 2017). Pengujian ini
bertujuan untuk mengetahui kenormalan distribusi. Kaidah yang dipakai jika P > 0,05
berarti sebarannya normal dan begitu sebaliknya apabila P < 0,05 berarti sebarannya
2017). Teknik analisa data yang digunakan yaitu teknik test of linearity. Linieritas
menyatakan bahwa hubungan antara variabel yang hendak dianalisa itu mengikuti
garis lurus. Kaidahnya dengan melihat jika p < 0,05 maka hubungan linear. Namun
diketahui dengan cara melakukan uji hipotesis. Teknik analisa data yang digunakan
variabel tersebut dan menguji apakah korelasi signifikan atau tidak signifikan
(Sugiyono, 2017). Uji korelasi product moment pearson dengan interpretasi P value <
0,05.