Anda di halaman 1dari 11

152 | Kurniawan, Eva – Hubungan Antara Dukungan ______________________________________________

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN


PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA RANTAU
Said Robby Kurniawan
Universitas Negeri Malang
saidrobby77@gmail.com
Nur Eva
Universitas Negeri Malang

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antata dukungan sosial dengan
kesejahteraan psikologis pada mahasiswa rantau. Rancangan penelitian yang digunakan adalah
deskriptif korelasional, dengan analisis korelasi menggunakan spearman-brown formula. Teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling, yang terdiri dari
375 mahasiswa rantau. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Multidimensional Scale of
Perceived Social Support dan Psychological Wellbeing Scales yang telah diadaptasi sebelumnya
oleh Eva & Bisri. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara dukungan sosial dengan
kesejahteraan psikologis pada mahasiswa rantau, dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 (p<0.005)
dan koefisien korelasi sebesar 0.405 yang artinya terdapat hubungan positif dan signifikan antara
dukungan sosial dengan kesejahteraan psikologis.
Kata Kunci: dukungan sosial; kesejahteraan psikologis; mahasiswa rantau
tinggi tersebut membuat banyak mahasiswa
Individu yang telah lulus dari SMA atau memilih untuk merantau.
pendidikan yang setingkat akan dihadapkan Salah satu Universitas yang menjadi
pada dua pilihan yaitu bekerja atau tujuan untuk merantau adalah Universitas
melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih Negeri Malang (UM) yang terletak di jawa
tinggi. Arnett (2012) menyebutkan bahwa timur. Berdasarkan data dari Subag Akedemik
jumlah orang berusia 18-21 tahun yang masuk Universitas Negeri Malang pada februari 2020,
ke dalam Universitas ada sebanyak 70% dari 7636 mahasiswa aktif yang terdaftar, 5944
dibandingkan pada tahun 1970 yang kurang di antaranya adalah mahasiswa yang berasal
dari 50% di USA. Di Indonesia sendiri terdapat dari luar kota atau mahasiswa rantau. Dengan
peningkatan jumlah mahasiswa dari tahun merantau dari kota atau pulau lain dapat
1997 yang berjumlah 2.1 juta sementara pada menyebabkan beberapa masalah bagi
tahun 2018 jumlah mahasiswa yang tergabung mahasiswa, salah satunya adalah gegar budaya
pada Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan (culture shock) yang akan membuat
Tinggi Swasta ada sebanyak 7 juta (Jayani, mahasiswa rantau merasa terisolasi (Devinta,
2019). Hal tersebut menunjukkan adanya 2016), dan juga loneliness yang
peningkatan jumlah minat lulusan SMA untuk mengindikasikan rendahnya kesejahteraan
melanjutkan pendidikannya sebagai seorang psikologis (Halim & Dariyo, 2016).
mahasiswa. Tetapi banyaknya jumlah Studi awal yang dilakukan pada tiga puluh
mahasiswa tersebut tidak merata di seluruh mahasiswa rantau UM mengindikasikan
Indonesia, hal ini terbukti dari artikel yang rendahnya kesejahteraan psikologis pada
ditulis di Tirto.id bahwa dari 4,472 Perguruan mahasiswa rantau, terutama pada dimensi
Tinggi di Indonesia, hanya 50 diantaranya yang otonomi yang disebabkan karena kurangnya
terakreditasi A (Ratnasari, 2017). Banyaknya manajemen uang dan manajemen waktu
Universitas yang masih belum berkualitas ketika berpisah dari keluarga, kemudian pada
penguasaan lingkungan yang disebabkan
PROSIDING SEMINAR NASIONAL DAN CALL PAPER “PSIKOLOGI POSITIF MENUJU MENTAL WELLNESS”
Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang Bersama Asosiasi Psikologi Positif Indonesia (AP2I)
Malang, 17-18 Juni 2020
_________________________________________________________________________________________________ 153

karena perbedaan budaya di Kota Malang yang (Cohen & Wills, 1985). Dukungan sosial adalah
membuat mereka tidak nyaman, dan juga pada perilaku yang dilakukan oleh orang lain agar
dimensi membangun hubungan positif dengan seseorang merasakan atau memiliki persepsi
orang lain yang disebabkan karena adanya kalau rasa nyaman, kepedulian, dan
perbedaan bahasa ketika berkomunikasi pertolongan akan selalu ada jika dibutuhkan.
sehingga menyulitkan mereka berbicara. Dukungan ini dapat bersumber dari mana saja,
Kesejahteraan psikologis adalah keadaan bisa dari pasangan, keluarga, teman,
dimana seseorang bisa berfungsi secara positif komunitas, ataupun organisasi (Sarafino,
dalam kehidupan sehari-hari, mengarah ke 2010). Zimet, dkk. (1988) menyebutkan
aktualisasi, dan kedewasaan (maturity) (Ryff & dimensi-dimensi pada dukungan sosial terbagi
Singer, 1966). Dodge, dkk (2012) mengatakan menjadi tiga yaitu: (1) dimensi keluarga, (2)
bahwa kesejahteraan psikologis adalah dimensi teman, (3) dimensi orang signifikan.
keseimbangan antara sumber-sumber Selain itu, faktor yang mempengaruhi
psikologis, sosial, dan fisik terhadap dukungan sosial itu sendiri ada dua yaitu faktor
tantangan-tantangan dalam hidup yang internal yang berasal dari keinginan individu
membutuhkan sumber tersebut. Dimensi- untuk mencari dukungan sosial itu sendiri, dan
dimensi pada kesejahteraan psikologis ada yang kedua adalah faktor eksternal yang
enam yaitu (1) penerimaan diri, (2) berasal dari kesediaan orang lain untuk
membangun hubungan positif pada orang lain, membantu (Sarafino 2010). Mahasiswa yang
(3) otonomi, (4) penguasaan lingkungan, (5) memiliki dukungan sosial yang baik akan lebih
memiliki tujuan hidup, (6) memiliki potensi diri memiliki kesejahteraan psikologis yang lebih
(Ryff, 1989). tinggi. Hal ini didukung oleh penelitian
Terdapat beberapa faktor yang sebelumnya yang dilakukan oleh Aprianti
mempengaruhi kesejahteraan psikologis yang (2012) pada 131 mahasiswa rantau tahun
pertama adalah faktor psikososial yang pertama Universitas Indonesia yang
merupakan identitas dan pengalaman hidup menunjukkan bahwa mahasiswa rantau yang
individu, faktor yang kedua adalah memiliki dukungan sosial yang baik maka
sosiodemografis yang berhubungan dengan semakin tinggi juga kesejahteraan psikologis.
data demografis individu seperti gender, umur, Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Adyani,
dsb, faktor ketiga adalah resiliensi yang dkk. (2019) menyimpulkan bahwa adanya
merupakan ketahanan individu terhadap hubungan signifikan antara dukungan sosial
lingkungan meskipun kondisi yang dengan kesejahteraan psikologis pada
menyulitkan, faktor keempat adalah dukungan mahasiswa rantau Universitas Malikussaleh.
sosial yang merupakan persepsi bahwa orang Penelitian yang dilakukan oleh Fransisca
akan memberikan pertolongan jika (2018) pada 50 orang mahasiswa rantau juga
dibutuhkan, faktor yang terakhir adalah teknik menunjukkan bahwa adanya hubungan positif
koping seseorang yang berarti merubah fungsi signifikan antara kesejahteraan psikologis dan
kognitif dan perilaku untuk tuntutan eksternal dukungan sosial pada mahasiswa rantau di
yang menekan (Ryff & Singer, 2008; Malkoc & Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Yalcin, 2015). Pentingnya dilakukan penelitian ini
Salah satu faktor yang paling disebabkan oleh banyaknya jumlah mahasiswa
mempengaruhi kesejahteraan psikologis UM yang berasal dari luar kota sehingga
adalah dukungan sosial yang berfungsi sebagai dibutuhkannya pengetahuan untuk
buffer (penengah) antara individu dan stressor mengetahui hal-hal yang berhubungan terkait
154 | Kurniawan, Eva – Hubungan Antara Dukungan ______________________________________________

kesejahteraan psikologis agar mahasiswa Instrumen yang digunakan dalam penelitian


rantau dapat menyelesaikan permasalahan- ini yaitu Multidimensional Scale of Social
permasalahan yang datang saat merantau Support yang sebelumnya diadaptasi oleh Eva
sehingga tetap berfungsi secara positif dan & Bisri (2018). Skala ini memiliki 12 aitem, dan
tidak merasa terisolasi yang menimbulkan juga loading factor di atas 0.5 pada setiap
permasalahan yang lebih besar dengan aitemnya, serta memiliki reliabilitas di atas 0.3.
mencari dukungan sosial dari berbagai Skala ini memiliki 7 pilihan jawaban yaitu
sumber. Penelitian ini juga merupakan “sangat tidak setuju sekali”, “sangat tidak
penyempurnaan dari penelitian sebelumnya setuju”, “sedikit tidak setuju”, “netral”,
dimana pada penelitian ini menggunakan “sedikit setuju”, “setuju sekali”, “sangat setuju
metodologi yang lebih baik, seperti sekali”. Ssalah satu contoh aitem yang
mengetahui jumlah populasi yang sebenarnya, terdapat dalam skala adalah “Saya memiliki
penggunaan subjek yang berasal dari teman-teman untuk berbagi suka dan duka.”
Universitas yang berbeda, dan penggunaan Instrumen kedua yang digunakan dalam
metode sampling yang lebih representatif penelitian ini adalah Psychological Wellbeing
dibandingkan penelitian terkait mahasiswa Scale yang juga telah diterjemahkan dan
rantau sebelumnya. digunakan pada penelitian sebelumnya oleh
Eva & Bisri (2018). Skala ini memiliki 42 aitem,
METODE dan juga loading factor di atas 0.5 pada setiap
Penelitian ini menggunakan pendekatan aitemnya, serta memiliki reliabilitas di atas 0.3.
kuantitatif dengan rancangan penelitian Skala ini memiliki 7 pilihan jawaban yaitu
berupa deskriptif korelasional. Formula “sangat tidak setuju sekali”, “sangat tidak
spearman brown digunakan untuk mengetahui setuju”, “sedikit tidak setuju”, “netral”,
hubungan antara variabel dukungan sosial (X) “sedikit setuju”, “setuju sekali”, “sangat setuju
dengan kesejahteraan psikologis (Y) pada sekali”. Ssalah satu contoh aitem yang
mahasiswa rantau. terdapat dalam skala adalah “Kebanyakan
Populasi dari penelitian ini adalah orang melihat saya sebagai seorang yang
mahasiswa rantau di Universitas Negeri penyayang dan perhatian.”
Malang yang berjumlah 5944 (angkatan 2019 Uji coba dilakukan untuk mengukur Kembali
per februari 2020). Teknik pengambilan apakah skala adaptasi tersebut layak
sampel yang digunakan adalah purposive digunakan. Validitas yang digunakan untuk
sampling, dimana pada jenis ini sampel dipilih mengukur kedua skala tersebut adalah
berdasarkan informasi yang tersedia, dan juga validitas konstruk. Uji validitas dilakukan
unit-unit yang terpilih memiliki kemiripan yang dengan korelasi pearson product moment
sudah ditentukan sesuai dengan kriteria dengan bantuan SPSS 25 for Microsoft
sehingga perwakilannya terhadap populasi Windows. Pengujian validitas dilakukan
dapat dipertanggungjawabkan (Sarwono, dengan membandingkan rxy dengan rtabel
2012). Adapun karakteristik populasi & sampel pada signifikansi senilai 5% atau 0.05, jika rxy
yang digunakan dalam penelitian ini adalah: lebih tinggi daripada rtabel maka aitem
1. Mahasiswa tahun pertama. tersebut valid dan begitu pula sebaliknya. Pada
2. Usia dari mahasiswa berkisar 18-22 Tahun. skala kesejahtreraan psikologis terdapat 39
3. Asal domisili tidak dari Kota Malang. aitem yang valid dan 3 aitem yang tidak valid,
4. Tidak berasal dari sekolah yang berlokasi di sedangkan pada skala dukungan sosial
Kota Malang.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL DAN CALL PAPER “PSIKOLOGI POSITIF MENUJU MENTAL WELLNESS”
Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang Bersama Asosiasi Psikologi Positif Indonesia (AP2I)
Malang, 17-18 Juni 2020
_________________________________________________________________________________________________ 155

terdapat 12 aitem yang valid dan 0 aitem yang rantau yang memiliki kesejahteraan psikologis
tidak valid. yang rendah. Berdasarkan jumlah pada
Reliabilitas diukur menggunakan SPSS 25 masing-masing kategori maka dapat
for Microsoft Windows dengan rumus alpha disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa
cronbach untuk menentukan konsistensi rantau angkatan 2019 Universitas Negeri
internal alat tes. Hasil dari perhitungan Malang memiliki kesejahteraan psikologis
reliabilitas skala kesejahteraan psikologis yaitu pada kategori tinggi. Hasil yang lebih detil
0.907, sedangkan hasil dari perhitungan dapat dilihat pada tabel 2.
reliabilitas skala dukungan sosial yaitu 0.909, Tabel 2 : Kategorisasi Skor Kesejahteraan
dimana kedua hasil tersebut termasuk dalam Psikologis
kategori memuaskan. Klasifikasi Norma Jumlah Presentase
(%)
HASIL Tinggi T > 50 188 50.13%
Rendah T ≤ 50 187 49.87%
Analisis Deskriptif
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa Untuk mengetahui perhitungan
sebagian besar mahasiswa rantau berasal dari kategorisasi pada setiap dimensi
dalam Jawa Timur. Selanjutnya sebagian besar kesejahteraan psikologis maka perlu diketahui
mahasiswa rantau yang diteliti memiliki jenis standar deviasi dan rerata pada masing-masing
kelamin perempuan. dimensi. Pada dimensi penerimaan diri,
standar deviasi bernilai 6.104 dan rerata
Tabel 1 : Data Demografis Mahasiswa Rantau
Asal Kota/ Jenis Total Persentasi sebesar 33.18, dimensi hubungan positif
Kabupaten Kelamin dengan orang lain memiliki standar deviasi
LK P sebesar 6.802 dan rerata 33.71, dimensi
Luar Jatim 49 79 247 34% otonomi memiliki standar deviasi sebesar
Dalam Jatim 67 180 128 66%
Total 116 259
5.052 dan rerata sebesar 25.69, dimensi
penguasaan lingkungan memiliki standar
Analisis deskriptif dilakukan untuk
deviasi 6.069 dan rerata sebesar 32.57,
memberikan gambaran umum terhadap 375
dimensi tujuan hidup memiliki standar deviasi
mahasiswa rantau terkait kesejahteraan
bernilai 5.531 dan rerata 26.92, dimensi
psikologis dan dukungan sosial. Data yang
pertumbuhan pribadi memiliki standar deviasi
dipaparkan adalah data demografis mahasiswa
sebesar 5.448 dan rerata 36.26. Berdasarkan
rantau dan juga data penelitian yang berupa:
perhitungan yang telah dilakukan, skor subjek
(1) skor minimal, (2) skor maksimal, (3) rerata,
dibagi menjadi dua yaitu tinggi dan rendah.
(4) standar deviasi.
Pada dimensi penerimaan diri terdapat 195
Hasil analisis deskriptif yang diperoleh dari
atau 52% mahasiswa rantau yang mendapat
skala kesejahteraan psikologis adalah nilai skor
nilai tinggi dan 180 atau 48% mahasiswa
terendah sebesar 77, sedangkan skor
rantau yang mendapat nilai rendah, pada
tertingginya sebesar 252. Rata-rata yang
dimensi hubungan positif dengan orang lain
didapat adalah 188.432, dengan standar
terdapat 192 atau 51.2% mahasiswa rantau
deviasi 27.197. Berdasarkan hasil tersebut
yang mendapat nilai tinggi dan 183 atau 48.8%
dibuat dua kategorisasi yaitu tinggi dan
mahasiswa rantau yang mendapat nilai
rendah. Sebanyak 50.13% atau 188 mahasiswa
rendah, pada dimensi otonomi terdapat 190
rantau memiliki kesejahteraan psikologis yang
atau 50.67% mahasiswa rantau yang
tinggi sementara 187 atau 49.87% mahasiswa
mendapat nilai tinggi dan 185 atau 49.33%
156 | Kurniawan, Eva – Hubungan Antara Dukungan ______________________________________________

mahasiswa rantau yang mendapat nilai yang mendapat nilai rendah. Hasil yang telah
rendah, pada dimensi penguasaan lingkungan diperoleh dapat dilihat lebih detil pada tabel 3.
terdapat 178 atau 47.47% mahasiswa rantau Hasil analisis deskriptif yang diperoleh dari
yang mendapat nilai tinggi dan 197 atau skala dukungan sosial adalah nilai skor
52.53% mahasiswa rantau yang mendapat nilai terendah sebesar 12, sedangkan skor
rendah, pada dimensi tujuan hidup terdapat tertingginya sebesar 84. Rata-rata yang
215 atau 57.34% mahasiswa rantau yang didapat adalah 62.139, dengan standar deviasi
mendapat nilai tinggi dan 160 atau 42.66% 12.525. Berdasarkan hasil tersebut dibuat dua
yang mendapat nilai rendah, pada dimensi kategorisasi yaitu tinggi dan rendah.
pertumbuhan pribadi terdapat 184 atau Sebanyak 52.53% atau 197 mahasiswa
49.06% mahasiswa rantau yang mendapat nilai rantau memiliki dukungan sosial yang tinggi
tinggi dan 191 atau 50.94% mahasiswa rantau sementara 178 atau 47.47% mahasiswa rantau
yang memiliki dukungan sosial yang rendah.
Tabel 3 : Kategorisasi Skor Dimensi Kesejahteraan Psikologis
Dimensi Klasifikasi Norma Jumlah Presentase (%)

Penerimaan Diri Tinggi T > 50 180 48.00%


Rendah T ≤ 50 195 52.00%
Hubungan Positif Tinggi T > 50 192 51.2%
Rendah T ≤ 50 183 48.8%
Otonomi Tinggi T > 50 190 50.67%
Rendah T ≤ 50 185 49.33%
Penguasaan Lingkunan Tinggi T > 50 178 47.47%
Rendah T ≤ 50 197 52.53%
Tujuan Hidup Tinggi T > 50 215 57.34%
Rendah T ≤ 50 160 42.66%
Pertumbuhan Pribadi Tinggi T > 50 184 49.06%
Rendah T ≤ 50 191 50.94%

Berdasarkan jumlah pada masing-masing kemudian pada dimensi keluarga terdapat


kategori maka dapat disimpulkan bahwa standar deviasi sebesar 5.021 dengan rerata
sebagian besar mahasiswa rantau angkatan sebesar 21.917, dan yang terakhir pada
2019 Universitas Negeri Malang memiliki dimensi orang signifikan terdapat standar
dukungan sosial pada kategori tinggi. Hasil deviasi sebesar 5.798 dengan rerata sebesar
yang lebih detil dapat dilihat pada tabel 4. 20.290. Berdasarkan perhitungan yang telah
Tabel 4 : Kategorisasi Skor Dukungan Sosial
dilakukan, skor subjek dibagi menjadi dua yaitu
Klasifikasi Norma Jumlah Presentase tinggi dan rendah. Pada dimensi teman
(%) terdapat 205 atau 54.66% mahasiswa rantau
Tinggi T > 50 197 52.53% yang mendapat nilai tinggi sementara 170 atau
Rendah T ≤ 50 178 47.47%
45.34% mahasiswa rantau mendapat nilai
Untuk mengetahui perhitungan
rendah, pada dimensi keluarga terdapat 224
kategorisasi pada setiap dimensi dukungan
atau 59.73% dan 151 atau 40.27 mahasiswa
sosial maka perlu diketahui standar deviasi dan
rantau mendapat nilai rendah, pada dimensi
rerata pada masing-masing dimensi. Pada
orang signifikan terdapat 187 atau 49.87%
dimensi teman terdapat standar deviasi
mahasiswa rantau yang mendapat nilai tinggi
sebesar 4.338 dengan rerata sebesar 19.930,
PROSIDING SEMINAR NASIONAL DAN CALL PAPER “PSIKOLOGI POSITIF MENUJU MENTAL WELLNESS”
Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang Bersama Asosiasi Psikologi Positif Indonesia (AP2I)
Malang, 17-18 Juni 2020
_________________________________________________________________________________________________ 157

dan 188 atau 50.13% mahasiswa rantau yang nonparametrik dikarenakan adanya
mendapat nilai rendah. Hasil yang telah persyaratan uji asumsi parametrik yang tidak
diperoleh dapat dilihat pada tabel 5. terpenuhi yaitu uji normalitas pada variabel
dukungan sosial, sehingga korelasi yang
Uji Asumsi
digunakan adalah spearman-brown. Hipotesis
Uji asumsi yang dilakukan dalam penelitian diterima apabila nilai signifikansi<0.05
ini adalah uji normalitas dan linearitas. Uji (sig<0.05), yang menandakan bahwa variabel
normalitas dilakukan dengan menggunakan dukungan sosial berhubungan dengan variabel
Kolgomorov-Smirnov Goodness of Fit pada kesejahteraan psikologis. Hasi uji korelasi
SPSS 25 for Microsoft Windows. Apabila nilai menunjukkan hasil signifikansi sebesar
signifikansi melebihi 0.05 (sig>0.05) maka data 0.000<0.05 dan koefisien korelasi 0.405 yang
dikatkan berdistribusi normal, namun jika nilai menandakan bahwa dukungan sosial dengan
signifikansi kurang dari 0.05 (sig<0.05) maka kesejahteraan psikologis berhubungan secara
data dikatakan tidak berdistribusi normal. Hasil signifikan dengan arah yang positif.
dari uji normalitas data kesejahteraan
psikologis menunjukkan nilai statistik sebesar PEMBAHASAN
0.038 dan nilai signifikansi 0.200>0.05 yang Berdasarkan analisis deskriptif yang telah
menunjukkan bahwa data kesejahteraan dilakukan, hasil yang diperoleh adalah tingkat
psikologis normal. Kemudian hasil uji kesejahteraan psikologis pada sebagian besar
normalitas data dukungan sosial menunjukkan mahasiswa rantau berada pada kategori tinggi.
nilai statistik sebesar 0.088 dan nilai Hal ini dapat dilihat dari jumlah subjek
signifikansi 0.000<0.05 yang menunjukkan sebanyak 188 mahasiswa rantau atau 50.13%
bahwa data dukungan sosial tidak normal yang mendapat jumlah skor yang tinggi.
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui Berdasarkan data tersebut, kesimpulannya
ada atau tidaknya hubungan yang linear secara adalah mayoritas subjek memiliki
signifikansi antara dua variabel. Penelitian ini kesejahteraan psikologis yang baik dan dapat
menggunakan test for linearity pada SPSS 25 berfungsi dengan positif saat merantau di luar
for Microsoft Windows. Ketentuan untuk dua kota. Hasil ini terjadi karena banyaknya
variabel dikatakan linear adalah jika nilai mahasiswa rantau yang berasal dari kota yang
signifikansinya >0.05, jika nilai signifikansi berlokasi di provinsi yang sama dengan kota
berada pada <0.05 maka kedua variabel yang baru yaitu di Jawa Timur. Perbedaan
tersebut dikatakan tidak linear. Hasil dari uji tempat yang tidak terlalu jauh menyebabkan
linearitas menunjukkan nilai signifikansi gegar budaya (culture shock) yang tidak terlalu
0.312>0.05 yang menunjukkan kedua variabel menekan kesejahteraan psikologis mahasiswa
tersebut berhubungan secara linear rantau. Hal ini dibuktikan oleh penelitian
Uji Korelasi sebelumnya oleh Handayani & Yuca (2018)
dimana mahasiswa perantauan tahun pertama
Uji Korelasi dilakukan untuk mengetahui
yang berasal dari luar provinsi lebih merasakan
apakah ada atau tidak hubungan antara
gegar budaya dibandingkan dengan
kesejahteraan psikologis dan dukungan sosial
mahasiswa yang berasal dari dalam Provinsi
pada mahasiswa rantau. Selain itu uji korelasi
Sumatra Barat.
juga digunakan untuk mengetahui arah
hubungan antar variabel. Adapun jenis uji
korelasi yang dipakai adalah uji statistik
158 | Kurniawan, Eva – Hubungan Antara Dukungan ______________________________________________

Tabel 5 : Kategorisasi Skor Dimensi Dukungan Sosial


Dimensi Klasifikasi Norma Jumlah Presentase
(%)
Teman Tinggi T > 50 205 54.66%
Rendah T ≤ 50 170 45.34%
Keluarga Tinggi T > 50 224 59.73%
Rendah T ≤ 50 151 40.27%
Orang Tinggi T > 50 187 49.87%
Signifikan Rendah T ≤ 50 188 50.13%

Berdasarkan analisis secara umum dapat melalui berbagai macam transportasi umum
disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa ataupun pribadi yang tersedia, jika masalah
rantau secara umum memiliki tingkat yang terjadi saat merantau tidak terlalu
kesejahteraan psikologis yang tinggi. Artinya genting, maka berbagai alat komunikasi dan
mahasiswa rantau berfungsi secara positif aplikasi juga dapat membantu seorang
pada kehidupan sehari-hari dan dapat mahasiswa rantau dalam mencari dukungan
melaksanakan kegiatan kuliah tanpa merasa sosial. Seorang mahasiswa rantau yang berasal
keberatan dengan masalah-masalah yang dari satu provinsi juga tidak akan berat dalam
muncul. Jika dilihat dari segi setiap dimensi, meminta pertolongan karena perbedaan
mahasiswa rantau sudah mampu untuk budaya yang tidak terlalu signifikan, berbeda
berkomunikasi dan membangun hubungan dengan mahasiswa rantau yang berasal dari
dengan orang-orang di sekitar, sudah mampu provinsi yang berbeda sehingga merasa
mengatur hidupnya sendiri dengan baik, dan kesulitan untuk berkomunikasi kepada orang
juga sudah mengetahui tujuan dirinya setempat karena perbedaan bahasa dan
berkuliah di kota lain. Namun di sisi lain budaya yang membua kesulitan
terdapat beberapa dimensi-dimensi yang berkomunikasi. Hal ini dibuktikan oleh
rendah sehingga dapat digambarkan bahwa penelitian Rahma (2017) dimana mahasiswa
mahasiswa rantau masih belum bisa menerima rantau dari Papua mengalami permasalahan
diri secara sepenuhnya, masih sulit untuk yaitu kehilangan identitas, kesulitan
beradaptasi pada tempat yang baru, dan berkomunikasi yang disebabkan oleh
cenderung stagnan dimana perubahan- perbedaan bahasa, dan juga krisis identitas.
perubahan dalam diri masihlah sedikit atau Berdasarkan analisis secara umum,
bahkan tidak ada perubahan sama sekali. kesimpulan yang dapat diambil yaitu mayoritas
Selanjutnya ditemukan juga bahwa mahasiswa rantau memiliki tingkat dukungan
mayoritas mahasiswa rantau memiliki tingkat sosial yang tinggi. Artinya mahasiswa rantau
dukungan sosial yang berada pada kategori ketika berada dalam situasi yang menekan
tinggi. Hal ini dapat dilihat dari 197 orang atau dapat meminta pertolongan dari orang-orang
52.53% mahasiswa rantau yang mendapat di sekitarnya. Dimensi yang paling dominan
jumlah skor yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh pada mahasiswa rantau adalah dimensi teman,
teknologi yang semakin canggih sehingga dan dimensi keluarga. Sedangkan dimensi yang
mudah untuk melakukan komunikasi ataupun rendah adalah dimensi orang signifikan.
transportasi, sehingga ketika membutuhkan Artinya subjek lebih memilih untuk
pertolongan yang memang genting dari orang menghubungi teman ataupun keluarga di saat-
yang berasal dari kota asal, orang tua, teman, saat yang genting atau dibutuhkan.
ataupun orang signifikan akan cepat datang
PROSIDING SEMINAR NASIONAL DAN CALL PAPER “PSIKOLOGI POSITIF MENUJU MENTAL WELLNESS”
Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang Bersama Asosiasi Psikologi Positif Indonesia (AP2I)
Malang, 17-18 Juni 2020
_________________________________________________________________________________________________ 159

Berdasarkan analisis korelasi yang telah menekan, lalu memberikan dukungan


dilakukan, hasil yang didapat adalah nilai informatif berupa bantuan saat berkuliah, dan
signifikansi sebesar 0.000<0.05 yang yang terakhir adalah hubungan persahabatan
menunjukkan variabel dukungan sosial dan dimana mahasiswa rantau dapat
kesejahteraan psikologis memiliki hubungan menghabiskan waktunya di dalam atau luar
yang signifikan pada mahasiswa rantau. perkuliahan dengan temannya. Orang
Koefisien korelasi sebesar 0.405 menunjukkan signifikan juga sama seperti seorang teman
hubungan yang moderat antara kedua variabel yang dapat memberikan dukungan
tersebut. Korelasi yang positif menandakan instrumental seperti uang, orang signifikan
bahwa dukungan sosial dengan kesejahteraan juga dapat menjadi tempat untuk seorang
psikologis memiliki hubungan yang searah dan mahasiswa rantau meminta dukungan
positif, artinya jika nilai dukungan sosial naik emosional di saat-saat yang menekan, lalu
maka nilai kesejahteraan psikologis mahasiswa memberikan informasi yang diperlukan saat
rantau juga akan naik. merantau, orang signifikan juga dapat
Seorang mahasiswa rantau yang memiliki menghabiskan waktunya dengan seorang
dukungan sosial dengan baik dapat membantu mahasiswa rantau sebagai seseorang yang
menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi lebih memiliki hubungan mendalam
saat merantau sehingga kesejahteraan dibandingkan teman.
psikologis akan tetap tinggi. Sementara Hasil dari uji korelasi menunjukkan
mahasiswa rantau yang memiliki sedikit hubungan antara dukungan sosial dengan
dukungan sosial cenderung kesulitan dalam kesejahteraan psikologis memiliki arah yang
menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi positif dan signifikan. Cohen & Wills (1985)
sehingga membuat kesejahteraan mengatakan bahwa salah satu faktor yang
psikologisnya semakin menurun dan lama mempengaruhi kesejahteraan psikologis
untuk pulih kembali. Bentuk-bentuk dukungan adalah dukungan sosial yang berfungsi sebagai
sosial yang dapat diberikan ada beberapa yaitu buffer (penengah /penyangga) antara
dukungan emosional, instrumental, informatif, seseorang dan masalah yang menekan
dan persahabatan (companionship) (Sarafino, (stressor). Pernyataan di atas dapat di artikan
2010). Orang tua memberikan dukungan bahwa dukungan sosial dapat menurunkan
instrumental berupa uang setiap bulannya stressor yang ada dalam hidup mahasiswa
kepada mahasiswa rantau, tetapi di sisi lain rantau sehingga kesejahteraan psikologis
orang tua juga merupakan tempat mahasiswa semakin tinggi. Jika dilihat dari hasil penelitian,
rantau untuk mencari dukungan emosional dapat dilihat bahwa mahasiswa rantau yang
ataupun informasi apabila tidak ada orang memiliki nilai tinggi pada dukungan sosial yang
yang bisa diajak untuk berbicara di kota berasal dari teman dan orang tua lebih dapat
tempatnya merantau, orang tua juga dapat membangun hubungan positif dengan orang
menghabiskan waktunya dengan lain, lebih merasa mandiri di kota baru, dan
menghubungi mahasiswa rantau melewati memiliki tujuan hidup. Sedangkan kurangnya
berbagai macam alat komunikasi yang dukungan sosial yang berasal dari orang
tersedia. Teman di kota baru juga dapat signifikan menandakan bahwa mahasiswa
memberikan bantuan instrumental dalam rantau belum menerima diri apa adanya
bentuk pinjaman uang, seorang teman juga sehingga merasa tidak yakin bahwa dirinya
dapat memberikan dukungan emosional jika tidak bisa memiliki hubungan yang lebih erat
mahasiswa rantau berada pada situasi daripada teman, kemudian kurangnya nilai
160 | Kurniawan, Eva – Hubungan Antara Dukungan ______________________________________________

tersebut juga menandakan bahwa mahasiswa positif antara dukungan sosial dengan
rantau tidak bisa atau kesulitan dalam mencari kesejahteraan psikologis pada mahasiswa
orang signifikan di tempat baru, dan yang rantau.
terakhir kurangnya nilai pada dukungan sosial
SARAN
oleh orang signifikan menandakan adanya
stagnasi sehingga tidak tumbuh dan Terdapat beberapa saran yang ingin
berkembang. disampaikan dari penelitian ini. Mahasiswa
Penelitian sebelumnya juga membuktikan rantau dapat meningkatkan kesejateraan
bahwa adanya hubungan positif antara psikologis dengan mengikuti beberapa cara
dukungan sosial dengan subjective wellbeing yaitu dengan tidak terlalu memikirkan apa
(kesejahteraan subjektif) pada mahasiswa yang telah terjadi di masa lalu agar dapat
perantau tahun pertama dari luar jawa dengan menerima diri. mulailah eskplorasi lingkungan
korelasi sebesar r=0.435 dan signifikansi 0.00 tempat merantau agar mengetahui
yang berarti adanya hubungan positif kesempatan-kesempatan yang mungkin
signifikan antara dukungan sosial dan muncul dan juga untuk membiasakan diri
kesejahteraan subjektif pada mahasiswa dengan lingkungan yang baru, membuka diri
rantau tahun pertama (Dewa, 2015). Peneliti pada pengalaman-pengalaman yang baru agar
lain juga mengungkapkan bahwa adanya pertumbuhan pribadi terus berjalan.
hubungan positif antara kesejahteraan Kemudian mahasiswa rantau dapat
psikologis dan dukungan sosial pada meningkatkan dukungan sosial dengan cara
mahasiswa rantau Universitas Malikusalleh membangun hubungan dengan orang
(Adyani, 2019). Jika dilihat dari kedua signifikan agar mendapatkan salah satu
penelitian di atas, maka penelitian ini sejalan sumber dari dukungan sosial.
dengan apa yang telah di teliti sebelumnya Penelitian ini tidaklah sempurna, maka dari
bahwa dengan adanya dukungan sosial yang itu saran yang dapat diberikan pada peneliti
dapat diberikan oleh teman, orang tua, dan selanjutnya adalah untuk menggunakan
orang signifikan akan membuat seorang sampel probabilitas seperti random sampling
mahasiswa rantau memiliki kesejahteraan agar membentuk data yang lebih akurat,
psikologis yang tinggi. subjek dapat ditambah dari angkatan-
Kesimpulan yang dapat diambil dari angkatan yang lain sehingga dapat dilihat
penjabaran tersebut adalah dukungan sosial perbedaan antara mahasiswa rantau dari
berhubungan secara positif dan signifikan tahun yang berbeda-beda, kemudian subjek
dengan kesejahteraan psikologis pada dapat dibedakan berdasarkan fakultas agar
mahasiswa rantau. Mahasiswa yang memiliki dapat dicari perbedaan diantara mahasiswa
dukungan sosial yang tinggi akan cenderung rantau di berbagai fakultas, peneliti
memiliki kesejahteraan psikologis yang tinggi selanjutnya juga dapat menambah variabel
juga. yang berbeda seperti kelas sosial, suku, ras,
budaya, atau variabel lainnya yang berkaitan
PENUTUP dengan mahasiswa rantau, penggunaan
metode penelitian yang berbeda seperti
SIMPULAN
eksperimen atau kualitatif dengan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah menggunakan subjek mahasiswa rantau dapat
dilakukan maka dapat diambil kesimpulan dilakukan agar mengetahui lebih dalam lagi
bahwa adanya hubungan yang signifikan dan hal-hal terkait mahasiswa rantau. Lalu yang
PROSIDING SEMINAR NASIONAL DAN CALL PAPER “PSIKOLOGI POSITIF MENUJU MENTAL WELLNESS”
Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Malang Bersama Asosiasi Psikologi Positif Indonesia (AP2I)
Malang, 17-18 Juni 2020
_________________________________________________________________________________________________ 161

terakhir, melibatkan variabel prediktor lain Wellbeing. International Journal of


selain dukungan sosial yang diduga Wellbeing: 3(03). 222-235
berhubungan dengan kesejahteraan Dodge, R., Daly, A., Huyton, J., & Sanders, L.
psikologis, seperti psikososial, 2012. The challenge of defining
sosiodemografis, resiliensi, dan koping. wellbeing. International Journal of
Wellbeing, 2(3), 222-235.
DAFTAR RUJUKAN doi:10.5502/ijw.v2i3.4
Adyani, L., Suzanna, E., Safuwan, S., & Eva, N., Bisri, M. (2018). Dukungan Sosial,
Muryali, M. (2019). Perceived Social Religiusitas, dan Kesejahteraan Psikologis
Support And Psychological Well-Being Mahasiswa Cerdas Istimewa.
Among Interstate Students At Perkembangan Masyarakat Indonesia
Malikussaleh University. Indigenous: Terkini Berdasarkan Pendekatan
Jurnal Ilmiah Psikologi, 3(2). 98-104. Biopsikososial. Paper presented at the
doi:https://doi.org/10.23917/indigenous. Hotel Santika Premiere, Malang, 26
v3i2.6591 August (101-112). Malang: Universitas
Aprianti, A. (2012). Hubungan Antara Negeri Malang
Perceived Social Support dan Fransisca, N. (2018). Hubungan Antara
Psychological Well-being Pada Dukungan Sosial Dengan Psychological
Mahasiswa Perantau Tahun Pertama di Well-Being Pada Mahasiswa Perantau Di
Universitas Indonesia. (Unpublished Universitas Katolik Soegijapranata
undergraduate’s thesis), Universitas Semarang. (Unpublished
Indonesia, Depok, Indonesia. undergraduate’s thesis), Unika
Arnett, J.J. (2012). Adolescence and Emerging Soegijapranata, Semarang, Indonesia.
Adulthood: A Cultural Approach. Harlow: Halim, C.F. Dariyo, A. (2016). Hubungan
Pearson Press. Psychological Well-Being dengan
Cohen, S., & Wills, T. (1985). Stress, Social Loneliness pada Mahasiswa yang
Support, and the Buffering Hypothesis. Merantau. Jurnal Psikogenesis: 4(2). 170-
Psychological bulletin. 98. 310-57. 181
doi:https://doi.org/10.1037/0033- Handayani. P. G., Yuca. V. (2018). Fenomena
2909.98.2.310. Culture Shock Pada Mahasiswa
Devinta, M. (2016). Fenomena Culture Shock Perantauan Tingkat 1 Universitas Negeri
(Gegar Budaya) Pada Mahasiswa Padang. Jurnal Konseling dan pendidikan.
Perantauan Di Yogyakarta. (Unpublished 7(3), 198-204. doi
undergraduate’s thesis) Universitas : https://doi.org/10.29210/129000
Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, Jayani, D, H. (2019, September 26). Tertinggi
Indonesia. Sejak 1997, Jumlah Mahasiswa Indonesia
Dewa. A. R. (2015). Dukungan Sosial dengan 2018 Capai 7 Juta Jiwa. Diakses dari
Subjective Wellbeing Pada Mahasiswa https://databoks.katadata.co.id/datapubl
Rantau dari Luar Jawa Tahun Pertama. ish/2019/09/26/tertinggi-sejak-1997-
(Unpublished undergraduate’s thesis), jumlah-mahasiswa-indonesia-2018-capai-
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 7-juta-jiwa.
Indonesia Malkoc, A. Yalcin, I. (2015). Relationships
Dodge, R., Annette, P. D., Huyton, J., Lalage, among Resilience, Social Support, Coping,
D. S. (2012). The Challenge of Defining and Psychological Well-Being among
162 | Kurniawan, Eva – Hubungan Antara Dukungan ______________________________________________

University Students. Turkish 1069-1081. DOI:10.1037/0022-


Psychological Counseling and Guidance 3514.57.6.1069
Journal 2015, 5 (43) 35-43 Ryff, C. D., & Singer, B. (1996). Psychological
Rahma. D. J. (2017). Culture Shock Pada Weil-Being: Meaning, Measurement, and
Mahasiswa Papua Di Yogyakarga Implications for Psychotherapy Research.
Ditinjau Dari Dukungan Sosial. Psychotherapy and Psychosomatics,
(Unpublished undergraduate’s thesis) 65(1), 14–23. doi:10.1159/000289026
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Sarafino, E. P. & Smith T.T. (2010). Health
Yogyakarta, Indonesia. Psychology Biopsychosocial Interactions.
Ratnasari, Y. (2017, Mei 05). Kualitas New York: John Wiley & Sons.
Perguruan Tinggi Dinilai Masih Sarwono, J. (2012). Metode Riset Skripsi:
Memprihatinkan. Diakses dari Pendekatan Kuantitatif Menggunakan
https://tirto.id/cn8V Prosedur SPSS. Jakarta: PT. Elex Media
Ryff, C. D. & Singer, B. H. (2008). Know Thyself Komputindo
and Becoming What You Are: A Zimet, G. D., Dahlem, N. W., Zimet, S. G., &
Eudaimonic Approach to Psychological Farley, G. K. (1988). The
Well-Being. Journal of Happiness Studies, Multidimensional Scale of Perceived
9, 13-39. Social Support. Journal of Personality
Ryff, C. D. (1989). Happiness is everything, or Assessment, 52(1), 30–
is it? Explorations on the meaning of 41. https://doi.org/10.1207/s15327752jp
psychological well-being. Journal of a5201_2
Personality and Social Psychology 56(5),

Anda mungkin juga menyukai