Ummu Khuzaimah
Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Medan Area, Medan
Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Padjadjaran, Bandung
Yenni Anggraini
Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Medan Area, Medan
Abstrak. Kebahagiaan lansia di panti sosial menjadi penting ketika berbagai permasalahan
hidup lansia menyertainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan
sosial dan kebahagiaan lansia. Responden berjumlah 40 orang yang memiliki fungsi pendengaran
yang baik dari kedua jenis kelamin yang berusia 60 tahun, bebas dari diagnosis depresi,
demensia atau gangguan neurologis atau psikopatologis. Sampel dipilih dengan teknik purposif.
Kebahagiaan diukur dengan kuesioner yang mengacu pada indikator Happiness oleh Seligman
(2002) yang terdiri dari emosi positif maupun aktivitas positif dan terbagi menjadi tiga yaitu
yang ditujukan pada masa lalu (bersyukur dan memaafkan), masa depan (yakin, percaya, harapan,
dan optimis) dan masa sekarang (gratifikasi dan kesenangan). Dukungan sosial diukur
menggunakan skala adaptasi dari The MOS Social Support Survey oleh Sherbourne dan Stewart
(1991) dengan empat dimensi skala dukungan fungsional: emosional/informasional (emotional/
informational), bantuan nyata (tangible), penuh kasih sayang (affectionate), dan interaksi sosial
positif (positive social interaction). Hasil menunjukkan bahwa ada korelasi positif signifikan
antara dukungan sosial dan kebahagiaan. Implikasi penelitian ini ialah pentingnya dukungan
sosial bagi lansia untuk meningkatkan kebahagiaan di panti sosial.
Kata Kunci: dukungan sosial, kebahagiaan, lansia, panti sosial
Abstract. The happiness of the residents of nursing homes becomes important with the presence
of various accompanying life problems. This research aims to see the relationship between
social support and elderly happiness. It involves 40 respondents with good hearing of both
sexes aged 60 years, free of diagnosis of depression, dementia or neurological or
psychopathological disorders. The sample is selected by a purposive technique. Happiness
measurement with a questionnaire that refers to the indicator of Happiness by Seligman (2002)
which consists of positive emotions or positive activities. The indicator is divided into three
parts; addressed to the past (grateful and forgiving), the future (faith, believe, hope, and
optimistic) and now (gratuity and pleasure). As to the social support I adapt the scale from The
MOS Social Support Survey by Sherbourne and Stewart (1991) with four dimensions of
functional support: emotional/informational, tangible, affectionate, and positive social
interactions. The result confirms that there is a significant positive relation between social
support and happiness. The implication of this research is the importance of social support for
the elderly to increase happiness in social institutions.
Keywords: happiness, institutionalized older people, social support, the elderly
121
Ummu Khuzaimah, Yenni Anggraini, Zahrotur Rusyda Hinduan, Hendriati Agustiani, Ahmad Gimmy Prathama Siswadi
mendukung isu hubungan sosial (social ties) diri lansia menjadi tertekan untuk pertama kali
kaitannya dengan kebahagiaan lansia seperti datang ke panti. Studi oleh Keo et al. (2020)
dukungan sosial (Ahmadi et al., 2019; Gariépy mendapati bahwa dukungan sosial secara
et al., 2016; Ghani et al., 2016; Lee & Kim, 2015; parsial berpengaruh signifikan terhadap stres
Luchesi et al., 2018; Babak Moeini et al., 2016); akulturasi pada individu perantau. Menurut
modal sosial (social capital) (Almasi et al., 2018; Cohen dan Wills (Keo et al., 2020), hal tersebut
Arampatzi et al., 2018; Han, 2015; Kim et al., dapat dipahami melalui penjelasan teori bufer
2020; Oshio, 2017); social capital and social stres (stress buffering), yaitu ketika individu
network (Arampatzi et al., 2018); relasi sosial mengalami kondisi yang menekan, dukungan
(Aziz & Ahmad, 2017; Waldinger & Schulz, sosial hadir sebagai bufer atau pelindung dari
2010); kepercayaan sosial (social trust) (Lu et efek-efek negatif yang ditimbulkan dari situasi
al., 2020); kebutuhan sosial (social needs) stres tersebut baik secara langsung maupun
(Buijs et al., 2020); sumber-sumber psikososial tidak langsung, sedangkan dalam
(psychosocial resources) (Lara et al., 2020). ketidakhadiran stres dukungan sosial juga
Berdasarkan tinjauan tersebut, kebahagiaan dapat berkontribusi (mainly effect) secara
erat kaitannya dengan lingkungan sosial yang langsung (Thoits, 1985).
suportif dikarenakan lansia tinggal berpisah Almasi et al. (2018) menemukan urutan
dengan keluarga. Hal ini dapat dipahami karena faktor yang memengaruhi kebahagiaan lansia
berbagai kondisi terkait penuaan membuat yang pertama adalah social capital (termasuk
lansia membutuhkan dukungan sekitar. dukungan sosial), berikutnya pendapatan, dan
Terutama lansia di panti sosial bahkan terakhir strategi adaptasi. Berdasarkan urutan
responden mengandalkan dukungan penuh dari kontribusinya terhadap kebahagiaan maka
pengasuh/perawat dan sesama lansia sebab Ahmadi et al. (2019) menunjukkan bahwa yang
dukungan dari keluarga umumnya tidak lebih sedikit jumlah gangguan fisik, peningkatan
responden dapatkan. Studi Zulfiana (2014) pada dukungan sosial, status ekonomi yang lebih
lansia membuktikan bahwa terapi kelompok tinggi, lansia yang lebih muda, dan memiliki
dengan teman di panti dapat meningkatkan rumah pribadi dikaitkan dengan kebahagiaan
kebahagiaan. yang lebih tinggi.
Dukungan sosial di panti dari teman dan Dukungan sosial menjadi semakin
pengasuh menjadi penting jika dilihat dari penting bagi lansia tak terkecuali lansia yang
alasan lansia untuk datang ke panti. Studi Pali tinggal di panti werdha. Seiring bertambahnya
(2016) menjelaskan bahwa lansia datang ke usia, banyak lansia berada dalam kondisi yang
panti untuk menghindari konflik dan agar tidak menguntungkan. Lara et al. (2020)
tidak merepotkan keluarga. Hal ini menjadikan memperluas bukti yang ada tentang pengaruh
kualitas hidup yang berhubungan dengan Budhi Dharma di Bekasi menunjukkan hasil
kesehatan, efikasi diri, optimisme, dan bahwa dukungan sosial memiliki pengaruh
dukungan sosial pada kesejahteraan subyektif. positif signifikan pada kebahagiaan lansia.
Dukungan sosial yang tinggi dapat Mempertimbangkan kekuatan dan
meningkatkan kebahagiaan lansia. Kualitas dan kelemahan yang terdapat pada panti sosial
kuantitas dukungan dapat dianggap sebagai pelayanan lanjut usia dan kondisi psikologis
penentu dan prediktor kebahagiaan yang tepat lansia sebagai penghuninya, peneliti ingin
bagi lansia (Moeini et al., 2018). Menurut Scott mengetahui apakah dukungan sosial berkorelasi
dan Roberto (Caunt et al., 2013), dukungan dengan kebahagiaan lansia di panti, dan
instrumental dan emosional secara positif dapat seberapa besar pengaruh dukungan sosial
dikaitkan dengan kesehatan mental, dapat terhadap kebahagiaan lansia. Dalam usaha
memberikan mekanisme perlindungan untuk mencari jawaban atas keingintahuan peneliti,
mengurangi kecemasan dan kesedihan dan maka diajukan hipotesis bahwa terdapat
dapat memperkuat perasaan nilai pribadi dan hubungan dukungan sosial dengan kebahagiaan
harga diri di usia tua. lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Beberapa penelitian terkait dukungan Medan Binjai. Semakin tinggi dukungan sosial
sosial dan kebahagiaan di panti werdha pada semakin tinggi kebahagiaan lansia, sebaliknya
lansia telah dilakukan oleh beberapa peneliti di semakin rendah dukungan sosial maka semakin
Indonesia, namun belum ada penelitian yang rendah kebahagiaan lansia di UPT Pelayanan
terdapat di Medan Binjai. Penelitian ini dengan Sosial Lanjut Usia Medan Binjai.
demikian difokuskan pada setting panti werdha
Metode
di Medan Binjai. Hal ini dapat dapat dibuktikan
oleh data penelitian berikut. Hasil studi Amalia Responden penelitian
(2014) yang dilakukan pada Panti Werdha Penelitian ini adalah penelitian
Pangesti Lawang di Malang menunjukkan korelasional dengan 40 responden (4 pria dan
bahwa terdapat hubungan positif signifikan 36 wanita) lanjut usia yang berpartisipasi secara
kebahagiaan dan dukungan sosial pada lansia. sukarela dalam penelitian ini setelah
Studi oleh Hidayah (2016) di Lembaga Sosial mendapatkan persetujuan (menandatangani
Tresna Werdha Nirwana Puri di Samarinda informed consent). Pengambilan sampel
dengan pendekatan kualitatif yang melibatkan dilakukan dengan teknik purposif (purpossive
lima subjek mengungkap bahwa dukungan sampling), responden dipilih tidak secara acak
sosial dan kebahagiaan yang dirasakan oleh namun dipilih berdasarkan kriteria tertentu
lansia berbeda-beda. Studi oleh Nurhidayah dan yaitu: berusia 60 tahun ke atas; memiliki
Agustini (2012) pada lansia di Panti Werdha pendengaran yang cukup baik; bebas dari
diagnosa depresi, demensia atau gangguan emosi positif. Indikatornya: yakin (faith),
neurologis atau psikopatologis berdasarkan percaya (confidance), harapan (hope), dan
hasil pemeriksaan kesehatan oleh dokter dan optimisme. Menggunakan 44 butir yang
psikolog di UPT. Hal ini diberlakukan disusun berdasarkan skala likert dengan 4 poin
dikarenakan kondisi kebahagiaan terkait erat yaitu Sangat Sesuai = 4 sampai Sangat Tidak
dengan kesehatan (Lima et al., 2012) dan Sesuai (STS) =4. Penyataan skala ini disusun
menjadi “tidak bahagia” berhubungan secara dalam bentuk favourable dan unfavourable.
signifikan dengan kondisi depresi (Luchesi et Penelitian ini menggunakan try out
al., 2018). Penelitian ini telah diizinkan oleh terpakai, artinya data yang sudah diambil dalam
pihak UPT Pelayanan Sosial Lansia Medan uji coba skala ukur, kembali digunakan sebagai
Binjai sebagai respon terhadap surat data untuk pengujian hipotesis. Hal ini dilakukan
permintaan untuk melakukan penelitian dari sehubungan dengan terbatasnya jumlah
Universitas “X” di Medan. responden penelitian. Setelah selesai pengujian
indikator Happiness oleh Seligman (2002). Cronbach dengan perolehan nilai .950.
Dalam kebahagiaan termuat emosi positif Berdasarkan indeks reliabilitas tersebut, skala
maupun aktivitas positif dan terbagi menjadi yang telah disusun dinyatakan dapat diandalkan
tiga yaitu yang ditujukan pada masa lalu, masa untuk dapat digunakan pada saat yang lain
depan, dan masa sekarang. Kebahagiaan masa dalam mengungkap kebahagiaan. Berdasarkan
lalu mencakup kepuasan, pemenuhan, dan hasil uji coba alat ukur untuk skala kebahagiaan,
kedamaian. Dua indikator pencapaiannya dari 44 butir pernyataan, terdapat 8 butir yang
adalah rasa bersyukur dan memaafkan. Kedua gugur, dan 36 butir yang valid.
konsep tersebut dapat mengubah penghayatan Dalam upaya menghindari bias maka
dan pemahaman mengenai masa lalu yang peneliti berusaha menghindari pengukuran
buruk menjadi lebih baik. Kebahagiaan masa yang bersifat global terhadap kebahagiaan, guna
kini yang sejati dapat dicapai dengan meraih meminimalisir pengaruh dari sejumlah faktor,
sebanyak mungkin aktivitas yang lebih bersifat seperti suasana hati saat ini atau lingkungan
gratifikasi adalah kegiatan yang menarik minat memengaruhi tanggapan terhadap butir. Meski
seseorang beraktivitas seakan waktu serasa demikian, di samping data kuantitatif, peneliti
kesenangan yang bersifat sementara. memperkaya data per aspek. Shipp et al. (2009)
Kebahagiaan akan masa depan ditandai dengan mendukung konsep pengukuran seperti ini
a. Uji normalitas, yaitu untuk mengetahui diketahui bahwa dukungan sosial dan
apakah distribusi data penelitian masing- kebahagiaan mengikuti sebaran normal
masing variabel telah menyebar secara yang berdistribusi sesuai dengan prinsip
normal. Uji ini dilakukan dengan teknik kurva normal. Tingkat signifikansi
Kolmogorov-Smirnov Goodness of fit test. ditetapkan pada p = .05. Apabila p > .05 maka
Berdasarkan analisis tersebut, maka artinya sebaran mengikuti distribusi normal.
Tabel 1
Hasil Uji Normalitas
Variabel M SD K-S p
Dukungan Sosial 109.70 17.293 1.125 .159*
Kebahagiaan 103.73 18.98 .860 .451*
Catatan. K-S = Kolmogorov-Smirnov; *p > .05
Hasil uji normalitas menunjukkan skor berarti variabel ini memiliki data yang
Kolmogorov-Smirnov variabel dukungan berdistribusi normal.
sosial sebesar 1.125 dengan p = .159 (p > b. Uji linearitas, yaitu untuk mengetahui apakah
.05) yang berarti variabel dukungan data dari variabel dukungan sosial memiliki
sosial memliki data yang berdistribusi hubungan linier dengan data variabel
normal. Variabel kebahagiaan juga kebahagiaan. Sebagai kriteria apabila p < .005
memiliki distribusi data yang normal maka dinyatakan mempunyai hubungan yang
dengan skor Kolmogorov Smirnov sebesar linear sebagaimana yang ditampilkan dalam
.860 dengan p = .451 (p > .05) yang tabel berikut ini.
Tabel 2
Hasil Uji Linearitas
Variable F p
X–Y 19.198 .001*
Catatan. X = dukungan sosial ; Y = kebahagiaan ; *p < .005
rendah maka kebahagiaan pada lansia juga peran dukungan sosial dari pengasuh dan
akan semakin rendah. teman masih tergolong cukup baik dalam
2. Adapun koefisien determinasi (R 2), memengaruhi kebahagiaan lansia di UPT
hubungan antara dukungan sosial dengan Sosial Lanjut Usia Medan Binjai. Tabel 3
kebahagiaan, adalah .265. Nilai ini tergolong merupakan hasil perhitungan koefisien
moderat namun cenderung kecil, artinya determinasi penelitian.
Tabel 3
Hasil Uji Analisis Korelasi
Variabel r R2 p ES
X–Y .514* .265 .001 26.5%
Catatan. X = dukungan sosial ; Y = kebahagiaan ; *p < .01
Tabel 4
Hasil Perhitungan Nilai Rata-Rata Hipotetik dan Nilai Rata-Rata Empirik
M
Variabel SD Kategori
Hipotetik Empirik
Dukungan Sosial 95 109.70 17.29 Sedang
Kebahagiaan 90 103.73 18.98 Sedang
Dari besarnya bilangan standar deviasi (SD), standar deviasi maka responden penelitian
untuk masing-masing variabel dukungan memiliki dukungan sosial yang rendah.
sosial dan kebahagiaan, apabila rata-rata Berdasarkan perbandingan antara kedua
hipotetik lebih kecil daripada rata-rata rata-rata (hipotetik dan empirik) dan
empirik dimana selisihnya melebihi bilangan selisihnya diketahui bahwa responden
satu standar deviasi, maka responden penelitian ini memiliki tingkat dukungan
penelitian memiliki dukungan sosial yang sosial yang sedang. Demikian pula dengan
tinggi, sedangkan apabila rata-rata hipotetik tingkat kebahagiaan tergolong sedang.
lebih besar daripada rata-rata empirik Dengan begitu diketahui bahwa tingkat
dimana selisihnya melebihi bilangan satu kebahagiaan maupun tingkat dukungan di
UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Medan saya simpan nanti kalau cucu saya datang
Binjai ini sama sama tergolong sedang, dia pasti senang”. Individu yang bahagia
artinya lingkungan sosial di panti sosial ini cenderung terlihat optimis menjalani masa
cukup suportif terhadap lansia. Sementara depan. Rasa syukur tersebut tampaknya
itu suasana hati penghuni juga cukup dapat menularkan optimisme (indikator
bahagia. kebahagiaan masa depan) individu dalam
4. Di samping hasil penelitian terdapat menjalani masa depannya di panti.
beberapa temuan penelitian berdasarkan 5. Diantara jenis dukungan yang ada:
wawancara dan observasi per aspek emosional/informasi (emotional/
kebahagiaan: emosi positif yang ditujukan informational); bantuan nyata (tangible);
ke masa lalu, kegiatan positif saat ini, dan penuh kasih sayang (affectionate); dan
emosi positif terhadap masa depan. Dari interaksi sosial positif (positive social
ketiga aspek kebahagiaan tersebut yang interaction), berdasarkan hasil wawancara
menonjol adalah emosi positif yang dan observasi ditemukan bahwa dukungan
ditujukan untuk masa lalu yaitu indikatornya berupa bantuan nyata (tangible) adalah jenis
rasa syukur. Sebagaimana bapak H, salah satu yang paling menonjol seperti pemenuhan
penghuni panti sosial berusia 62 tahun, kebutuhan dasar makan dan minum serta
mengatakan: “Kalau dibilang saya sekarang perawatan di saat sakit. Sebagaimana ibu S
udah senang Bu … Dulu bayangkan saya usia 71 tahun mengatakan: “Saat sakit
narik beca tapi sudah tua tenaga sudah diurusi sama perawat, dibersihkan,
kurang alhamdulillah saya tidak narik beca dimandikan, semua perawat di sini baik,
lagi, tapi masih bisa makan, nda perlu narik ngomongnya baik, sabar, lembut tutur
beca. Dulu saya susah bu mau makan belum katanya”. Dukungan lainnya yang ditemukan
tentu ada uangnya.” Muncul rasa syukur adalah dukungan spiritual berupa siraman
pada responden yang mengaku bahagia rohani (masing-masing agama) dan yasinan
setiap kali membandingkan keadaan saat ini (khusus muslim) sebagai bentuk
dengan keadaan di masa lalu. Emosi positif pemenuhan kebutuhan religi yang khas di
juga mendominasi karena saat ini waktu masa tua. Ibu M usia 65 tahun lebih
luang dapat diisinya dengan kegiatan positif menyenangi kegiatan spiritual, responden
yang dia sukai (gratifikasi, sebuah indikator mengatakan: “Kalau olah raga bagus tapi
kebahagiaan saat ini) “Waktu luang saya isi kadang males karena capek, merasa
dengan membaca buku. Buku apa saja saya terpaksa apalagi pake ancaman mereka
baca. Terkadang juga bercocok tanam. Di bilangnya kalau malas senam nanti
sini ada yang suka kasi donasi, bingkisan, dikeluarkan dari panti. Tapi kita di sini bisa
rajin beribadah, shalat, ngaji. Kalau yang diterima oleh individu atau komunitas
pengajian satu minggu sekali setiap Selasa sosial dari orang lain atau lingkungan sosial yang
kami biasa menant ikan nanti pergi lebih luas. Bahkan dalam kultur Indonesia,
bersama sama dengan kawan-kawan di alaminya dukungan sosial adalah hubungan
sini”. Bentuk kegiatan ini dinilai cukup sosial. Jadi untuk menjelaskan bagaimana
signifikan memengaruhi kebahagiaan yang dukungan sosial menolong kesejahteraan yang
dilaporkan para lansia. berkelanjutan, seseorang harus memahami
Pembahasan bagaimana peran hubungan (the “social self”)
Berdasarkan hasil penelitian, ada dapat memengaruhi keadaan psikologis. Cohen
hubungan positif yang signifikan antara et al. (2000) mengatakan proses-proses social
dukungan sosial dengan kebahagiaan pada self ini dapat mendatangkan keamanan,
lansia yang tinggal di UPT Pelayanan Sosial kerinduan, cinta, dan harga diri. Dengan
Lanjut Usia Medan Binjai. Ini berarti bahwa demikian, secara umum dukungan sosial telah
semakin banyak dukungan sosial maka dianggap bermanfaat baik secara langsung
kebahagiaan lansia semakin tinggi. Demikian maupun tidak langsung terhadap kebahagiaan
sebaliknya jika sedikit dukungan sosial maka lansia di panti.
kebahagiaan pada lansia juga akan semakin Dari penelitian ini juga diketahui bahwa
rendah. Hasil penelitian ini mendukung apa tingkat kebahagiaan maupun tingkat dukungan
yang sebelumnya ditemukan oleh Moeini et al. di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Medan
(2016) bahwa dukungan sosial yang tinggi Binjai ini sama sama tergolong sedang, artinya
dapat meningkatkan kebahagiaan lansia. lingkungan sosial di UPT cukup suportif
Selanjutnya dikatakan bahwa kualitas dan terhadap lansia. Sementara itu suasana hati
kuantitas dukungan dapat dianggap sebagai penghuni juga cukup bahagia. Kebahagiaan
penentu dan prediktor kebahagiaan yang tepat merepresentasikan suatu bentuk interaksi
bagi lansia. Senada hal itu Diener (2009) juga antara manusia dan lingkungan. Dalam hal ini
menuliskan bahwa salah satu sumber seseorang mungkin bahagia sendiri, tetapi di sisi
kebahagiaan yang paling penting adalah lain responden juga bisa bahagia karena orang
hubungan pribadi, persahabatan, pernikahan, lain. Ini juga memberikan fakta lain bahwa
keintiman, dan dukungan sosial. Dukungan kebahagiaan bukanlah egoistis tetapi dapat
sosial adalah fenomena yang menarik dalam dibagi dengan orang lain dan lingkungan. Ketika
psikologi karena berpotensi dapat membantu seseorang berada dalam suasana hati yang
memahami hubungan antara individu dan positif, orang-orang lebih menyukainya.
dukungan sosial responden. Hubungan ini Persahabatan, cinta dan hubungan masyarakat
melibatkan berbagai aspek dukungan sosial lebih aman. Emosi positif membuat keadaan
mental menjadi toleran dan kreatif, lebih keluarga sehingga datang sendiri ke panti sosial,
terbuka terhadap ide dan pengalaman baru ada juga yang memilih tinggal di panti karena
(Seligman, 2002). sakit dan tidak ingin merepotkan keluarga, ada
Berdasarkan wawancara tambahan lagi yang dibohongi keluarga dikatakan akan
diketahui baik responden laki-laki maupun dibawa jalan-jalan ternyata dibawa ke panti
perempuan melaporkan hal yang sama tentang sosial (kelompok ini umumnya sulit menerima
kebahagiaan yaitu bahwa saat ini responden keberadaan responden di panti sehingga
lebih berbahagia (kebahagiaan saat ini lebih responden tidak bahagia), dan sebagian lainnya
diakui) dibandingkan pada masa lalu. Dari segi karena faktor kesepian sehingga responden
gender tampaknya tidak ada perbedaan yang memilih tinggal di panti. Dalam studi yang
signifikan yang berpengaruh terhadap dilakukan oleh Yuliastuti dan Anggoro (2017)
kebahagiaan. Penelitian terbaru sebelumnya ditemukan bahwa orangtua yang tinggal
juga menunjukkan bahwa faktor sosial- sendirian akan memulai kehidupan baru di
demografi memiliki dampak yang lebih rendah panti. Sebaliknya, responden yang tinggal di
pada kebahagiaan dibandingkan dengan panti dikarenakan penyakit kronis atau tidak
variabel lain. Umur, jenis kelamin, dan ras meski ingin membebani keluarga responden;
digabungkan hanya menjelaskan hingga 10% responden kurang menikmati kualitas hidup
dari kebahagiaan (Diener, 2009). Menariknya, karena mengalami kesulitan untuk beradaptasi
kebahagiaan tampaknya lebih terkait dengan dengan lingkungan baru (Yuliastuti & Anggoro,
latar belakang responden masuk ke panti sosial 2017).
yang beragam. Pada responden pria Ditinjau per aspek kebahagiaan, pada
mengatakan pada masa lalu responden terpaksa responden yang mengaku bahagia saat ini juga
harus bekerja keras mencari nafkah (misal, memiliki rasa optimisme yang lebih baik
sebagai penarik beca) sedangkan saat ini terhadap masa yang akan datang. Hasil
responden bersyukur bisa makan tanpa harus wawancara per aspek kebahagiaan
terus mengayuh becak di saat usia responden menunjukkan bahwa umumnya masa lalu
pun semakin senja. Sebagian responden pria disikapi dengan bersyukur dan responden
lainnya masuk ke panti sosial karena pilihan mengakui merasakan peningkatan rasa bahagia.
pribadi responden dan ada pula yang atas Sementara keadaan saat ini disikapi dan diisi
keinginan anaknya sehingga responden tidak dengan beragam cara: sebagian melakukan hobi
punya pilihan selain mengikut (kelompok ini (seperti bercocok tanam), sebagian kecil
umumnya responden tidak bahagia). Adapun menunjukkan kemampuan azan, menjadi
pada responden wanita dikarenakan responden imam, membaca Al-Qur’an. Sebagian lain
pernah terlantar, ada yang berkonflik dengan membuat makanan ringan dengan menjemur
kerak nasi (namun hobi ini tidak didukung oleh responden dalam menyikapi kehidupan sehari-
petugas karena dinilai melanggar aturan hari serta mempersiapkan kematian dan bekal
kebersihan sehingga menimbulkan rasa kurang di kehidupan setelahnya. Responden yang aktif
bahagia yang responden laporkan). Selain itu di pengajian terlihat lebih bahagia, lebih mampu
beberapa responden mengeluhkan bentuk bersosialisasi, kurang mengeluh dan berkonflik.
pemaksaan pada kegiatan yang kurang disukai Menurut Abraham Maslow (1971) di akhir
seperti senam yang dilakukan sebanyak dua kali perjalanan hidupnya seseorang menemukan
dalam seminggu. Adapun program yang tampak realisasi penuh dalam memberikan diri pada
banyak disukai adalah kegiatan rohani sesuatu di luar dirinya (misalnya, dalam
(pengajian). Terakhir, pandangan terhadap altruisme atau spiritualitas). Responden
masa depan dinilai cukup optimis disebabkan menyamakan ini dengan keinginan untuk
adanya keterjaminan pemenuhan kebutuhan mencapai yang tak terbatas. “Transendensi
tingkat sandang dan pangan serta perawatan di mengacu pada tingkat kesadaran manusia yang
saat sakit. Berdasarkan hasil analisis (kualitatif) paling tinggi dan paling inklusif atau holistik,
per aspek terlihat bahwa kebahagiaan berperilaku dan berhubungan, sebagai tujuan
responden saat ini merupakan fungsi dari daripada sarana, untuk diri sendiri, orang lain,
kualitas hidup (perbandingan antara saat ini manusia pada umumnya, spesies lain, alam, dan
dengan masa lalu) dan dukungan sosial yang kosmos (Wikipedia.com, 2020).
dimediasi oleh rasa syukur. Yuliastuti dan Peneliti tertarik membahas temuan
Anggoro (2017) mengakui pentingnya untuk aspek-aspek kebahagiaan ini dari teori hirarki
mengeksplorasi kualitas hidup orangtua di kebutuhan Maslow (1943). Berdasarkan
panti. pemaparan di atas tampaknya kebutuhan dasar
Analisis kualitatif menunjukkan bahwa (basic needs) berupa kebutuhan fisiologis
kebahagiaan saat ini belum terlihat menonjol (Physiological needs) dan keamanan (safety
disebabkan kegiatan yang sifatnya gratifikasi needs) lansia di Panti terpenuhi dengan baik.
tidak sepenuhnya didukung oleh pengelola. Hirarki selanjutnya adalah kebutuhan
Sementara kegiatan yang terjadwal seperti psikologis (psychological needs) berupa cinta
senam masih kurang dapat menarik minat dan penghargaan (belongingness and love dan
pesertanya. Kabar baiknya adalah para lansia esteem needs). Belongingness and love
cukup antusias mengikuti pengajian rutin di mengarah pada hubungan interpersonal yang
panti. Hal ini ternyata merupakan bentuk melibatkan perasaan memiliki. Menurut
dukungan sosial (spiritual) yang signifikan Maslow, manusia memiliki kebutuhan afektif
dibutuhkan bagi para lansia. Responden akan rasa memiliki dan penerimaan di antara
membutuhkan ilmu agama sebagai penuntun kelompok sosial. Meski demikian, bagi beberapa
individu kebutuhan akan harga diri (esteem Nilai ini tergolong moderat namun cenderung
needs) lebih penting daripada kebutuhan untuk kecil, artinya peran dukungan sosial dari
memiliki (ini lebih terlihat pada kelompok pria); pengasuh dan teman masih tergolong cukup
dan untuk orang lain, kebutuhan akan memberikan kebahagiaan kepada lansia di UPT
pemenuhan kreatif dapat menggantikan Sosial Lanjut Usia Medan Binjai. Sejalan dengan
bahkan kebutuhan yang paling dasar. Esteem pendapat Moeini et al. (2018) bahwa
menyajikan keinginan khas manusia untuk kebahagiaan juga dipengaruhi oleh dukungan
diterima dan dihargai oleh orang lain. Oleh sosial sebagai faktor eksternal. Hal ini
karena itu penting memiliki suatu hobi untuk menunjukkan bahwa kebahagiaan lansia di
meningkatkan rasa berharga. Aktivitas ini UPT Sosial Lanjut Usia Medan Binjai
memberi orang tersebut rasa kontribusi atau dipengaruhi oleh dukungan sosial dari teman
nilai, sekaligus dapat mengatasi rasa bosan dan dan pengasuh sebesar 26.5%, sedangkan 73.5%
kesepian. Agaknya penekanan di sini lebih sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang dapat
bersifat individual differencies untuk dapat mempengaruhi kebahagiaan seperti
diperhatikan oleh pihak pengelola Panti kebersyukuran, kepribadian, spiritualitas atau
terhadap kompetensi atau aktivitas yang religiusitas, budaya, perkawinan, pertemanan,
diminati masing-masing individu. Diharapkan dan kesehatan yang tidak diteliti dalam studi ini.
lagi, lansia juga dapat mencapai hierarki Peneliti berkeyakinan bahwa dukungan
tertinggi yaitu aktualisasi diri. Maslow sosial dari keluarga masih sangat responden
menggambarkan ini sebagai keinginan untuk harapkan tentunya. Hal ini juga berdasarkan
mencapai segala sesuatu yang seseorang bisa, laporan secara lisan dari beberapa responden
untuk menjadi yang terbaik dari yang bahwa responden ingin sekali dikunjungi atau
responden bisa. Individu yang termotivasi mengunjungi anggota keluarga atau kerabat
untuk mengejar tujuan ini mencari dan responden. Ada kerinduan yang mendalam yang
memahami bagaimana kebutuhan, hubungan, jika pikiran ini muncul menimbulkan perasaan
dan perasaan diri responden diekspresikan sedih dan keterasingan. Menurut Seligman
melalui perilaku. Oleh karenanya sangat (2002), kebahagiaan moderat adalah karena
dibutuhkan dukungan fungsional dari kurangnya kepuasan hidup dan kurangnya
lingkungan: bantuan nyata, penuh kasih sayang, berpikir positif tentang segala sesuatu. Meski
emosional/informasi bahwa responden demikian pada faktanya kebanyakan dari
berharga, dan interaksi sosial yang positif. responden melaporkan (secara lisan) bahwa
Selanjutnya, berdasarkan koefisien responden sangat bersyukur telah berada di sini
determinasi (R2), hubungan antara dukungan jika dibandingkan dengan sebelumnya.
sosial dengan kebahagiaan adalah R2 = .265. Responden mulai dapat menerima keadaan
responden dan berpikir untuk menjadi lebih merawatnya atau mengobatinya. Dukungan
baik dari kehidupan masa lalu responden. Hal sosial dapat membuat seseorang merasa
ini sejalan dengan Argyle (1987) yang nyaman, didukung, dicintai ketika individu
berpendapat bahwa kepuasan hidup akan berada dalam keadaan stres. Oleh karena itu,
terjadi jika ada kecocokan antara apa yang meningkatkan layanan perawatan kesehatan
diinginkan seseorang dan kenyataan yang yang memadai dan mengembangkan strategi
dihadapi sekarang baik menyangkut prestasi perawatan diperlukan untuk mempertahankan
maupun dimensi lain. Dalam hal kebahagiaan lansia penghuni panti sosial.
mempromosikan dukungan sosial kepada Demikian pula dengan kondisi
lansia di panti sosial, perlu digalakkan lebih kebahagiaan, melalui perhitungan yang sama
banyak program yang melibatkan kolaborasi dengan di atas, hasil penelitian ini menunjukkan
generasi muda dan populasi tua. Responden bahwa lansia disebut berada dalam kategori
yang sudah lanjut usia yang tidak memiliki anak “bahagia”. Berdasarkan hasil wawancara
akan senang memiliki seseorang untuk dengan para lansia, diketahui responden merasa
mendengarkan dan berbicara dengannya. lebih bahagia di sini dibandingkan dengan
Dapat dikatakan bahwa secara umum tempat sebelumnya. Responden mengakui
warga memandang ketersediaan dukungan baik bersyukur bahwa di masa tua yang semakin
dari teman dan pengasuh cukup baik. lemah responden mendapatkan lingkungan
Berdasarkan pengamatan peneliti, adanya yang aman bagi responden, perawatan yang
kepedulian diantara responden, saling memadai, ketersediaan makanan, sarana ibadah
memperhatikan dan mengingatkan. Disamping dan spiritual, dan latihan fisik. Hal ini sekaligus
itu, hubungan sosial responden dengan pengasuh menjadi temuan dalam penelitian ini bahwa ada
juga terlihat positif. Pengasuh terlihat merawat hal lain muncul dengan adanya dukungan
dengan sabar, responden bertutur kata yang tersebut, yaitu suatu rasa syukur. Bertocci dan
baik dan lembut, mampu mendengarkan dan Millard mendefinisikan syukur sebagai emosi
menenangkan, perhatian, dan mengajak yang menyenangkan yaitu kesediaan untuk
tertawa. Pramesona dan Taneepanichskul menyadari bahwa seseorang telah menerima
(2018) mendapati bahwa kecukupan manfaat dari kebaikan seseorang (Gulliford et
perawatan yang dirasakan dan alasan untuk al., 2013). Emosi itu secara positif menyebar
tinggal di nursing-home (home care) disorot dan terkait secara teratur mengalami emosi-
sebagai prediktor kualitas hidup di antara lansia emosi positif lainnya (Wood & Tarrier, 2010).
penghuni NH. Sarafino (2009) menyatakan Hal ini senada dengan apa yang didapati
bahwa dukungan sosial mengacu pada oleh para ahli bahwa berpikir bersyukur
memberikan kenyamanan kepada orang lain, meningkatkan suasana hati. Bersyukur
membantu mengatasi stres dan mengurangi sehingga membuatnya semakin jauh dari
pengalaman emosi beracun (experience of toxic kebahagiaan. Sebagaimana dicatat oleh
emotions) akibat perbandingan sosial McAdams (Portocarrero et al., 2020), banyak
(Emmons & Mishra, 2011); dan, rasa syukur orang dewasa yang sangat baik hati yang
tidak hanya berdampak langsung pada kualitas memprioritaskan pengasuhan dan menjaga
hidup, tetapi juga memiliki efek tidak langsung dunia. Dengan demikian, kebaikan hati
melalui stres yang dirasakan pada kesehatan (generativitas) dapat berinteraksi dengan
mental (Valikhani et al., 2019). Portocarrero et syukur untuk memperkuat kesejahteraan.
al. (2020) menemukan bahwa rasa syukur Mengingat hubungan positif antara generativitas
disposisional adalah salah satu prediktor dan usia, diharapkan seiring bertambahnya usia
kepribadian terbaik (dispositional gratitude is semakin bertambah banyak bersyukur sehingga
a one of the best personality predictors). meningkatkan kesejahteraan (kebahagiaan)
Menurut Seligman (2002) ada dua individu.
konsep penting untuk mencapai kebahagiaan Hal lain yang didapati dalam penelitian
masa lalu ialah rasa bersyukur dan ini adalah faktor yang memengaruhi
memaafkan. Kedua konsep tersebut dapat kebahagiaan lansia di panti ini salah satunya
mengubah penghayatan dan pemahaman adalah dukungan pengelola terhadap kegiatan
mengenai masa lalu yang buruk menjadi lebih spiritual. Lansia diajak untuk mengikuti
baik pengajian setiap minggunya dan kegiatan
Hasil-hasil studi di atas mendukung teori membaca surah Yasin setiap malam Jumat.
bahwa rasa syukur merupakan sifat afektif Bentuk-bentuk siraman rohani ini diakui para
yang penting bagi kesejahteraan subyektif. lansia memberi dampak positif bagi ketenangan
Sebagaimana firman Allah dalam Surat Ibrahim batin responden dan sebagai bekal untuk pulang
ayat 7-8: “… Jika kamu bersyukur (atas nikmat/ ke kampung akhirat. Karisna dan Pihasniwati
karuniaKu) pasti akan Aku tambahkan (2019) mendapati bahwa pelatihan relaksasi
kepadamu. Dan jika kamu mengingkarinya dzikir dapat meningkatkan kebahagiaan lansia
sesungguhnya azabKu amatlah pedih”. (studi pada lansia di Rumah Pelayanan Sosial
Berdasarkan firman tersebut dapat dipahami Lanjut Usia Terlantar (RPSLUT) Budhi Dharma
bahwa kebahagiaan adalah pilihan. Kebahagiaan Yogyakarta). Hal ini membuktikan bahwa
dapat diperoleh dengan cara bersyukur atas apa partisipasi dalam kegiatan keagamaan juga
yang ada. Demikian pula jika seseorang lupa menjadi faktor penting untuk meningkatkan
akan bersyukur malah sebaliknya larut dalam kebahagiaan lanjut usia (lansia). Disaat usia
kesedihan dan kepedihan hidup, maka dengan menua terdapat gap antara ekspektasi dan
sendirinya akan mengalami siksaan batin kenyataan sumberdaya yang tidak cukup untuk
membuat wellbeing sehingga individu 2016 sehingga saat ini peneliti hanya dapat
mengekspresikan kebutuhan spiritual (Büssing menampilkan hasil penelitian dengan apa
et al., 2013). Kebutuhan religius muncul sebagai adanya berdasarkan data yang tersedia. Meski
wujud dari kepercayaan beragama dan demikian, data hasil wawancara sebagai
kelelahan, duka cita dan kepuasan hidup yang pelengkap cukup membantu dalam memperkaya
rendah (Erichsen & Büssing, 2013). Keimanan analisis kebahagiaan lansia di UPT Pelayanan
efektif dalam melawan keputusasaan dan Sosial Lanjut Usia Medan Binjai secara
depresi (Basith, 2016). Sejumlah inisiatif dan sistematis. Untuk peneliti yang akan datang ada
program telah diambil oleh lembaga pemerintah baiknya menggabungkan data lansia dari
dan non-pemerintah untuk mendukung berbagai jenis panti sosial lanjut usia baik milik
orangtua di panti seperti dukungan sosial dan pemerintah maupun swasta untuk mendapatkan
kegiatan keagamaan. Ini akan membantu jumlah sampel yang lebih banyak, sekaligus
mengurangi kecemasan responden, perasaan dapat diteliti perbedaan keduanya dan
penolakan dan isolasi sosial. Seperti yang pengaruhnya terhadap kesehatan fisk, mental,
didukung dalam penelitian Soriano et al. sosial, dan spiritual pada lansia. Meskipun
(2016), menemukan pelembagaan dan keseluruhan populasi penelitian ini berjumlah
spiritualitas memiliki dampak langsung pada 172 orang, namun yang memungkinkan
dimensi kualitas hidup orangtua. Temuan diambil datanya sangat terbatas disebabkan
penelitian ini menemukan bahwa beberapa kondisi kesehatan. Fakta ini menunjukkan
responden yang dirawat di panti menderita bahwa tingkat kualitas hidup dan kesehatan
kesepian dan depresi karena tidak adanya lansia di negara ini masih rendah. Hal ini juga
dukungan emosional dari keluarga dan anak- menandakan bahwa kebutuhan orangtua akan
anak. Sementara itu, spiritualitas adalah beberapa bentuk akomodasi alternatif dan
prediktor utama kualitas hidup orangtua di fasilitas perawatan perumahan (nursing home)
panti, karena dapat membantu meningkatkan sejenis panti sosial diperkirakan akan terus
harga diri dan kepuasan hidup dengan meningkat. Oleh karena itu penelitian dengan
melibatkan kegiatan keagamaan (Soriano et al., tema-tema terkait kualitas hidup, kesehatan, dan
2016). Oleh karena itu responden menyarankan kebahagiaan pada lansia penghuni panti dan
sejumlah kegiatan keagamaan dan sosial untuk sejenisnya penting untuk terus ditingkatkan.
ditawarkan kepada orangtua di panti. Terlebih lagi penting adanya program-program
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah yang dirancang untuk responden dapat
jumlah sampel yang kurang memadai, analisis menyalurkan hobi, bakat, mengekspresikan
yang sederhana dan data demografi yang nilai-nilai yang mendukung gratifikasi dan
cenderung terabaikan. Data berasal dari tahun aktualisasi diri lansia. Mehr et al. (2019)
membuktikan bahwa partisipasi aktif dalam eksternal), tentunya dengan skala yang lebih
program pendidikan gaya hidup sehat dapat luas, misalnya mencakup UPT Pelayanan Sosial
meningkatkan kebahagiaan dan kepuasan hidup Lanjut Usia se-Sumatera Utara sehingga jumlah
di kalangan lansia. sampel menjadi jauh lebih banyak. Saran untuk
lembaga agar meningkatkan layanan kesehatan,
Simpulan
mengembangkan strategi perawatan,
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam
memfasilitasi penyaluran hobi, minat dan bakat
penelitian ini disimpulkan bahwa hipotesis
lansia, serta program-program kerohanian.
yang diajukan dalam penelitian ini diterima.
Referensi
Hasil penelitian telah mendukung argumen
bahwa dukungan sosial terkait langsung dengan Ahmadi, A., Soleimani, M., Pahlevan Sharif, S.,
& Motalebi, S. (2019). Association
kebahagiaan. Kontribusi efektif variabel between perceived social support and
happiness among community-dwelling
dukungan sosial dengan kebahagiaan lansia
elderly adult. The Journal of Qazvin
sebesar 26,5%. Hasil ini menunjukkan terdapat University of Medical Sciences, 23(4),
320–331. https://doi.org/10.32598/
73,5% dari faktor lain yang memengaruhi
JQUMS.23.4.320
kebahagiaan lansia yang tidak diungkapkan
Almasi, M., Mahmoudiani, S., & Jafari, M. (2018).
dalam penelitian ini, yaitu faktor eksternal lain Factors associated with feelings of
seperti dukungan keluarga, faktor internal happiness among the elderly. Iran Journal
of Nursing, 72(29), 23 – 32. https://
seperti kepribadian, spiritualitas dan doi.org/10.29252/ijn.27.92.23
demografis seperti kesehatan, status Amalia, S. (2014). Kebahagiaan personal dan
pernikahan, pendidikan, dan jenis kelamin, dan dukungan sosial pada lansia: Studi pada
lansia di komunitas keluarga dan panti
sosial ekonomi. Selain hasil di atas, dalam jompo. Jurnal Ilmiah Kesehatan Media
penelitian ini ditemukan bahwa rasa syukur dan Husada, 3(1), 53–58. https://doi.org/
10.33475/jikmh.v3i1.147
kepuasan atas layanan (dukungan) yang
Arampatzi, E., Burger, M. J., & Novik, N. (2018).
difasilitasi panti diduga sebagai penyumbang Social network sites, individual social
kebahagiaan lansia di UPT Pelayanan Sosial capital and happiness. Journal of
Happiness Studies, 19(1), 99–122. https:/
Lanjut Usia Medan Binjai. /doi.org/10.1007/s10902-016-9808-z
Saran Argyle, M. (1987). The psychology of happiness.
Methuen.
Berdasarkan temuan ini disarankan agar
Aziz, N. A., & Ahmad, Y. (2017). The quality of
penelitian selanjutnya dapat melakukan uji life of aging population: A study among
model kebahagiaan lansia yang tinggal di older person who received long term care
services at old folks home, Penang
institusi sejenis dengan menambahkan variabel [Special Issue]. Journal of Administrative
Science, 14(3), 1 – 18. https://
kesyukuran (sebagai faktor internal)
ja s . u i tm . e du. my / i m a g e s /
disamping dukungan sosial (sebagai faktor SPECIALEDITIONVOL3_2017/5.pdf
Hariri, M., & Khodami, N. (2011). A study of the L., Rabbi, L., Amaddeo, F., & Miret, M.
efficacy of teaching happiness based on (2020). Understanding the multi-
the Fordyce method to elderly people on dimensional mental well-being in late life:
their life expectancy. Procedia - Social Evidence from the perspective of the
and Behavioral Sciences, 30(2011), oldest old population. Journal of Happiness
1412–1415. https://doi.org/10.1016/ Studies, 21(2), 465–484. https://doi.org/
j.sbspro.2011.10.275 10.1007/s10902-019-00090-1
Hidayah, S. (2016). Dukungan sosial dan Lara, R., Vázquez, M. L., Ogallar, A., & Godoy-
kebahagiaan pada lansia yang tinggal di Izquierdo, D. (2020). Psychosocial
UPTD Panti Sosial. Psikoborneo: Jurnal resources for hedonic balance, life
Ilmiah Psikologi, 4(3). http://e- satisfaction and happiness in the elderly:
j o u r na ls . u n m u l. a c . i d / i n dex. p h p / A path analysis. International Journal of
psikoneo/article/view/4091 Environmental Research and Public
Health, 17(16), 5684. https://doi.org/
Impisari, I. (2017). Makna kebahagiaan pada 10.3390/ijerph17165684
lansia muslim yang tinggal di Panti
Tresna Werdha Teratai Palembang. Jurnal Lee, H. K., & Kim, H. K. (2015). Factors
Intelektualita: Keislaman, Sosial dan influencing on happiness in relation to
Sains, 6(2), 211–228. https://doi.org/ the aging of elderly. International Journal
10.19109/intelektualita.v6i2.1607 of Applied Engineering Research, 10,
38403–38411.
Karisna, N., & Pihasniwati, P. (2019).
Peningkatan kebahagiaan lansia dengan Lima, M. G., Barros, M. B. de A., & Alves, M. C. G.
pelatihan relaksasi dzikir di rumah P. (2012). Happiness in the elderly: An
pelayanan sosial lanjut usia terlantar epidemiological approach in the ISA-
Budhi Dharma. Jurnal Pemberdayaan Camp 2008 study. Cadernos de saude
Masyarakat: Media Pemikiran dan publica, 28(12), 2280–2292. https://
Dakwah Pembangunan, 3(1), 141 – 160. do i . o r g / 1 0 . 1 5 9 0 / s 0 1 0 2 -
h t t p s : / / do i . o r g / 1 0 . 1 4 4 2 1 / 311x2012001400007
jpm.2019.031-07
Lu, H., Tong, P., & Zhu, R. (2020). Longitudinal
Kementerian Sosial Republik Indonesia. (2017). evidence on social trust and happiness in
Kebijakan Kemensos untuk China: Causal effects and mechanisms.
Kesejahteraan Sosial Lansia. https:// Journal of Happiness Studies, 21(5),
www.kemsos.go.id 1841–1858. https://doi.org/10.1007/
s10902-019-00159-x
Keo, J. J., Kristinawati, W., & Setiawan, A. (2020).
Dukungan sosial, ketangguhan pribadi, Luchesi, B. M., de Oliveira, N. A., de Morais, D.,
dan stres akulturasi mahasiswa Nusa de Paula Pessoa, R. M., Pavarini, S. C. I., &
Tenggara Timur di Salatiga. Psikologika, Chagas, M. H. N. (2018). Factors
25(1), 15 – 28. https://doi.org/ associated with happiness in the elderly
10.20885/psikologika persons living in the community. Archives
of Gerontology and Geriatrics, 74, 83–87.
Kim, A., Ryu, J., Lee, C., Kim, K.-M., & Heo, J. h t t p s : / / do i . o r g / 1 0 . 1 0 1 6 /
(2020). Sport participation and j.archger.2017.10.006
happiness among older adults: A
mediating role of social capital. Journal Lyubomirsky, S. (2013). The myths of
of Happiness Studies. https://doi.org/ happiness: What should make you happy,
10.1007/s10902-020-00288-8 but doesn’t, what shouldn’t make you
happy, but does. Penguin Press.
Lara, E., Martín-María, N., Forsman, A. K.,
Cresswell-Smith, J., Donisi, V., Ådnanes, M., Lyubomirsky, S., Sheldon, K. M., & Schkade, D.
Kaasbøll, J., Melby, L., Nordmyr, J., Nyholm, (2005). Pursuing happiness: The
Shipp, A. J., Edwards, J. R., & Lambert, L. S. (2009). Waldinger, R. J., & Schulz, M. S. (2010). What’s
Conceptualization and measurement of love got to do with it? Social functioning,
temporal focus: The subjective experience perceived health, and daily happiness in
of the past, present, and future. married octogenarians. Psychology and
Organizational Behavior and Human Aging, 25(2), 422–431. https://doi.org/
Decision Processes, 110(1), 1–22. https:/ 10.1037/a0019087
/doi.org/10.1016/j.obhdp.2009.05.001
Wikipedia.com. (2020). Maslow’s hierarchy of
Soriano, C. A. F., Sarmiento, W. D., Songco, F. J. needs. https://en.wikipedia.org/wiki/
G., Macindo, J. R. B., & Conde, A. R. (2016). Maslow%27s_hierarchy_of_needs#
Socio-demographics, spirituality, and Social_belonging
quality of life among community-
dwelling and institutionalized older Wood, A. M., & Tarrier, N. (2010). Positive
adults: A structural equation model. clinical psychology: A new vision and
Archives of Gerontology and Geriatrics, strategy for integrated research and
66, 176–182. https://doi.org/10.1016/ practice. Clinical Psychology Review,
j.archger.2016.05.011 30(7), 819–829. https://doi.org/
10.1016/j.cpr.2010.06.003
Sulastri, S., & Humaedi, S. (2017). Pelayanan
lanjut usia terlantar dalam panti. Yuliastuti, C., & Anggoro, S.D, 2017. The
Prosiding KS: Riset & PKM UNPAD, 4(1), overview of the elderly lifestyle profile in
1 – 140. https://doi.org/10.24198/ Surabaya. Jurnal Kesehatan Masyarakat,
jppm.v4i1.14225 12(2), 304-313. https://doi.org/
10.15294/kemas.v15i3.21282
Thoits, P. A. (1985). Social support and
psychological well-being: Theoretical Zulfiana, U. (2014). Meningkatkan
possibilities. In I. G. et al Sarason (Ed.), kebahagiaan lansia di panti wreda
Social Support: Theory, Research and melalui psikoterapi positif dalam
Aplications. Martinus Nijhoff Publishers. kelompok. Jurnal Sains dan Praktik
Psikologi, 2(3), 256–267. http://
Valikhani, A., Ahmadnia, F., Karimi, A., & Mills, P. ejournal.umm.ac.id/index.php/jspp/
(2019). The relationship between article/view/2889
dispositional gratitude and quality of life:
The mediating role of perceived stress and
mental health. Personality and Individual Received 18 September 2020
Differences, 141, 40–46. https://doi.org/ Revised 4 December 2020
10.1016/j.paid.2018.12.014 Accepted 5 January 2021