Anda di halaman 1dari 11

32 VOLUME 14 NOMOR 1 JUNI 2018

PUSAT LAYANAN INTEGRATIF LANSIA DI MASYARAKAT


(SENIOR CENTER)

Sri Sunarti1, Rahmad Ramadhan1


1
Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang
Indonesia
Emai : sinartitran@rocketmail.com;sri_sunarti.fk@ub.ac.id

ABSTRAK

Senior center adalah salah satu contoh tempat bertemunya para lansia (orang lanjut usia) di masyarakat, sehingga kebutuhan
mereka untuk bersosialisasi, beraktifitas secara fisik, kebutuhan emosional dan kecerdasan mereka bisa tetap terasah. Program-
program tersebut khusus didesain sesuai kebutuhan untuk memberikan hasil yang positif kepada para lansia, meski dengan
keterbatasan fisik, kognitif, dan masalah sosial lainnya. Senior center dianggap merupakan wahana yang penting untuk
mempertahankan kemandirian para lansia di masyarakat.
Kata Kunci: Pusat layanan integratif, lansia

ABSTRACT

A senior center is a type of community center where older adults can congregate to fulfill many of their social, physical, emotional, and
intellectual needs. These program is designed to have a positive impact on various condition of elderly, including physically frail, or cognitively
impaired individuals, in accordance with the care plan developed for each participant. The senior center claimed as an important vehicle for
enhancing independent living for older adults.
Keywords: Senior Center, elderly, geriatric

PENDAHULUAN Dengan bertambahnya usia, fungsi fisiologis


Keberhasilan pembangunan kesehatan di mengalami penurunan akibat proses degeneratif
Indonesia berdampak terhadap terjadinya penurunan (penuaan), sehingga penyakit tidak menular banyak
angka kelahiran, angka kesakitan, dan angka kematian muncul pada lanjut usia. Angka kesakitan (morbidity
serta peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) rates) lanjut usia adalah proporsi penduduk lanjut
saat lahir. Meningkatnya UHH diproyeksikan akan usia yang mengalami masalah kesehatan hingga
terus bertambah, mengakibatkan peningkatan jumlah mengganggu aktivitas sehari-hari selama satu bulan
penduduk lanjut usia secara signifikan di masa yang terakhir. Bila dilihat perkembangannya dari tahun
akan datang (Hermana, 2010). 2005-2014, derajat kesehatan penduduk lanjut usia
mengalami peningkatan yang ditandai dengan
menurunnya angka kesakitan pada lanjut usia
(Hermana, 2010).
Masalah utama bagi para lanjut usia adalah
pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan, oleh
karena itu perlu dikembangkan pelayanan kesehatan
yang lebih mengutamakan upaya peningkatan,
pencegahan, dan pemeliharaan kesehatan disamping
upaya penyembuhan dan pemulihan (Haryanto JT,
2015).

Gambar 1. Grafik Perkembangan Penduduk


Lanjut usia (lansia) di Indonesia

32
PUSAT PELAYANAN INTEGRATIF LANSIA DI MASYARAKAT 33

METODE
Studi pustaka berikut menggunakan
beberapa referensi dengan menggabungkan
beberapa praktik baik yang telah dilakukan oleh
berbagai pusat layanan lansia di komunitas.

DISKUSI
Senior Center: Grand Design
Kebanyakan orang tidak akan memilih
kesepian, kesendirian serta rasa terisolasi,
Gambar 2. Grafik Angka Kesakitan Lanjut dibandingkan menghabiskan waktu dengan sahabat.
Usia Namun, ternyata kurangnya dukungan sosial benar-
Program pembinaan kesehatan lanjut usia benar menghambat kualitas keseluruhan hidup
telah dikembangkan sejak tahun 1986, sedangkan seorang lanjut usia (Hannon K, 2015).
pelayanan geriatri di rumah sakit mulai Kurangnya dukungan sosial terkait dengan
dikembangkan sejak tahun 1988 oleh Rumah Sakit dampak negatif pada kesehatan dan kesejahteraan,
Umum Pusat Dr. Cipto Mangunkusumo dan terutama untuk orang tua. Dukungan dari orang
Rumah Sakit Dr. Kariadi di Semarang Jawa Tengah. lain bisa menjadi penting dalam mengurangi stres,
Pada tahun 2000 Kementerian Kesehatan mulai meningkatkan kesehatan fisik dan mengalahkan
mengembangkan konsep pelayanan kesehatan santun masalah psikologis seperti depresi dan kecemasan
lanjut usia yang diawali dengan rencana (Kristina, 2009).
pengembangan Pusat Kesehatan Masyarakat Ketika mempertimbangkan yang
(Puskesmas) yang menyelenggarakan pelayanan memberikan dukungan sosial bagi individu lanjut
kesehatan santun lanjut usia di seluruh Indonesia usia, maka yang menjadi peran utama adalah anggota
melalui wadah Kelompok Usia Lanjut (Poksila) keluarga. Meskipun benar bahwa sebagian besar
(Harjanto, JT,2015) dan disusul dengan terbitnya dukungan yang datang dari anggota keluarga, ada
Permenkes no 67/2015 tentang Penyelenggaraan banyak situasi di mana anggota keluarga tidak
Pelayanan Geriatri di Puskesmas.Pada tahun 2014 dapat mendukung.
terbit Permenkes no 79 tentang Penyelenggaraan
Beberapa hal yang menyebabkan dukungan
Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit untuk membuat
keluarga atau sosial kepada lansia dalam keluarga
aturan standar untuk pelayanan lansia di Rumah
tidak optimal adalah karena :
Sakit, disusul oleh Permenkes no 25/2016 tentang
Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lanjut Usia · stres karena tanggung jawab,
Tahun 2016-2019 yang mengatur peran Pemerintah · penyakit,
Pusat dan Daerah serta lintas sektor dan masyarakat · kematian,
dalam salah satu misinya untuk meningkatkan
· masalah keuangan,
pemberdayaan lanjut usia, keluarga, dan masyarakat
untuk mewujudkan lanjut usia yang sehat, mandiri, · pekerjaan relokasi,
aktif dan produktif selama mungkin. · Pekerjaan anak,
Kesadaran diri (self-awareness) adalah kunci untuk · Kesibukan anak mengasuh cucu dari seorang
kualitas hidup seseorang secara keseluruhan dan lanjut usia.
kepuasan diri. Banyak kegiatan sosial dapat Layanan berbasis komunitas dapat sangat
digunakan untuk membantu meningkatkan berguna bagi individu lanjut usia. Layanan untuk
kesadaran diri individu. Oleh karena itu, dukungan orang yang lebih tua dapat mencakup banyak
sosial bagi orang lanjut usia sangatlah penting. Hal bidang, tapi salah satu hal yang paling penting
itu dapat diwujudkan salah satunya melalui wadah seperti yang dibahas sebelumnya adalah dukungan
pelayanan dan aktivitas secara berkelompok, sosial. Dukungan bagi orang tua dapat ditemukan
bersama-sama melalui Senior Center. di banyak tempat termasuk di :(Kristina, 2009,
Tujuan Penulisan ini adalah memberikan Sarosy L, 2009, Patton C, 2012, Elizabeth B, 2013)
pengetahuan tentang apa itu Senior Center.
34 VOLUME 14 NOMOR 1 JUNI 2018

· senior centers, Namun, dukungan sosial harus mencakup


· assisted living facilities, lebih dari kehadiran fisik atau percakapan. Penelitian
telah menunjukkan bahwa layanan dukungan sosial
· meal delivery,
harus berisi kegiatan berkualitas (Kristina, 2009,
· religious affiliations, Sarosy L, 2009 ).
· adult day care centers, dll

Gambar 3. Senior Center: Grand Design

Kegiatan dan Fasilitas pada Senior Center untuk bersosial dan berinteraksi diantara orang
(Hannon K, 2015,Kristina, 2009, Sarosy L, 2009, lanjut usia.
Elizabeth B,2013) bisa berupa : Pemerintah pusat dan daerah juga memikul
• menulis jurnal, tanggung jawab untuk mempromosikan dan
• pembacaan dan cerita buku favorit, memberi dukungan terhadap “senior center” untuk
• latihan kelompok, meningkatkan kualitas hidup bagi warga negara
lanjutusia. Advokasi kepada masyarakat serta
• kelompok bernyanyi, promosi kesehatan sangatlah penting sebagai upaya
• program kesehatan (termasuk Zumba dan pencegahan (preventive) terhadap penyakit.(Jacobson,
Yoga), 2016).
• seni / kegiatan humaniora,
• program antargenerasi, Health and Adult Day Care(Sarosy L, 2009).
National Council on the Aging (NCOA) Acute care
Amerika, memberikan keterangan terkait Senior · Pelayanan kesehatan sekunder di mana pasien
Center: “Senior Centers are designated as community focal menerima pengobatan jangka pendek aktif tetapi
points through the Older Americans Act. The National untuk cedera parah atau episode penyakit,
Institute of Senior Centers defines a senior center as a place kondisi medis yang mendesak, atau selama
where ‘older adults come together for services and activities pemulihan dari operasi.
that reflect their experience and skills, respond to their · Contoh: trauma, kasus indikasi operasi cito,
diverse needs and interests, enhance their dignity, support sindrom koroner akut
their independence, and encourage their involvementin and
with the center and the community.”Dari keterangan
tersebut, didapatkan bahwa pentingnya komunitas
PUSAT PELAYANAN INTEGRATIF LANSIA DI MASYARAKAT 35

Paliative /hospice care


· Tujuan dari perawatan paliatif adalah untuk
membantu orang-orang dengan penyakit
terminal atau tahap akhir/ end-stage.
· Perawatan paliatif juga membantu mengatasi
Gambar 4. Acute care pada Senior Center masalah emosional, sosial, praktis, dan spiritual
Chronic care dan meningkatkan kualitas hidup.
· Perawatan kronis mengacu pada perawatan · Contoh: kanker, komplikasi dari penyakit
medis terhadap penyakit jangka panjang kardiovaskuler-ginjal-liver, dementia, HIV/AIDS,
· Contoh: asma, diabetes, emfisema, bronkitis dll.
kronik, penyakit jantung kongestif, sirosis hati, Nutritional and Meal Delivery (Sarosy L, 2009).
hipertensi dan depresi. Problematika nutrisi lanjut usia, meliputi:
· Edukasi pentingnya pengobatan dan motivasi
• Kebutuhan kalori menurun
keteraturan minum obat
• Pemenuhan zat gizi cukup
Tanpa pengobatan yang efektif kondisi kronis
• Selera makan berkurang
dapat menyebabkan kecacatan.
• Kemampuan mengunyah berkurang
• Kemampuan adsorbsi nutrien berkurang
Food moodswing
Bahan makanan, nutrien, dan micronutrien
Bahan makanan, nutrien, dan micronutrien yang
dibutuhkan pada lanjut usia:
• Vitamin B12
Gambar 5. Contoh Chronic care pada Senior
B12 diperlukan untuk bahan pembentukan
Center berupa layanan edukasi obat
eritrosit, DNA, dan menjaga fungsi saraf.
• Folate/Folic Acid
Home care Kekurangan essensial dapat menyebabkan
· Sarana bagi orang-orang yang membutuhkan anemia.
perawatan terus menerus dan mengalami • Calcium
kesulitan yang signifikan mengatasi kegiatan yang Calcium bagian dari elektrolit tubuh yang
diperlukan sehari-hari. diperlukan, membentuk dan menjaga kekuatan
· Menyediakan tenaga dokter, perawat, tim medis tulang.
lain dalam membantu pelayanan kesehatan di • Vitamin D
rumah “Vitamin D membantu adsorbsi calcium,
· Perawatan dan rehabilitasi menjaga densitas / kepadatan tulang, dan
· Pemenuhan rasio 1 caregiver : 6-8 pasien mencegah osteoporosis.
• Potassium (kalium)
Kalium juga diperlukan untuk menjaga ketahanan
tulang. Mineral essensial ini mempunyai funsi
vital bagi fungsi sel.
Strategi problematika nutrisi lanjut usia (Sarosy L,
2009).
Cooking class bersama komunitas usia lanjut
• Melibatkan usia lanjut untuk membuat menu
yang diinginkan
Nutrisionist untuk membantu kalkulasi kebutuhan
nutrisi
• Layanan antar diet bagi warga berkebutuhan
Gambar 6. Contoh Layanan Home nutrisi khusus
Care berbasis online
36 VOLUME 14 NOMOR 1 JUNI 2018

Religious and Affiliation beramal dengan amalan ahli neraka, hingga jarak
Bersikap baik kepada orang tua antara dirinya dengan neraka hanya sehasta, lalu dia
didahului oleh catatan takdirnya, sehingga dia beramal
dengan amalan ahli surga hingga dia memasukinya.”
(HR Bukhari dan Muslim)

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu Ambulation and Transportation


jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
Problematika (Hannon K, 2015).
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-
• Penurunan fungsi muskulo skeletal à hambatan
baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau
interaksi sosial
kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
• Kesendirian, isolasi à penurunan fungsi kognitif,
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
memori lebih cepat à demensia
mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan
• Resiko depresi yang meningkat
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al-
Isra’ [17]: 23).
• Orang tua sebagai sarana mendapat Surga
“Sungguh hina, sungguh hina, kemudian sungguh hina,
orang yang mendapatkan salah seorang atau kedua
orangtuanya lanjut usia di sisinya (semasa hidupnya),
namun ia (orangtuanya) tidak memasukkannya ke
Surga.” (HR: Ahmad).
“Ya Rasulullah aku ingin ikut perang dan aku datang
kepadamu untuk meminta saran”. Rasulullah pun
bertanya, “Apakah kamu masih mempunyai ibu?” Gambar 7. Contoh Layanan
“Ya, masih,” jawabnya. Maka beliau bersabda, “Kalau Ambulation and Transportation pada
begitu, temanilah ia, karena surga itu terletak di Senior Center
kedua kakinya.”
(HR. Ahmad). Law and Advocation
• Pahala bersabar merawat orang tua dan orang Peran hukum dan advokasi
sakit
• Hukum dan advokasi akan membantu
Memang menjaga dan menunggu orang tua
melindungi hak-hak orang yang tinggal dalam
dan sakit memang butuh kesabaran ekstra,
senior center, ataupun orang lanjut usia yang
melayaninya, mengambilkan sesuatu, kurang
terdaftar agar mereka mendapatkan perlakuan
tidur sampai mengurus ketika ia BAB dan
secara adil.
BAK. Inisangat menguras tenaga dan banyak
• Membantu memberikan advokasi bagi lanjut
menghabiskan waktu.
usia yeng menjadi korban kekerasan (elder abuse).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam bersabda,
• Membantu konsultasi terkait hukum-hukum
terkait waris dan pembagiannya.
• Bekerja sama dengan komnas HAM
Tidaklah seseorang diberi pemberian yang lebih baik
perlindungan orang tua
dan lebih luas daripada kesabaran.” (HR. Al-Bukhari
• Membantu advokasi bantuan dana pensiun
no. 1469 dan Muslim no. 2421)
maupun bantuan sosial lansia
· Amalan Tergantung dari Akhirnya
“Sesungguhnya salah seorang dari kalian benar-benar
beramal dengan amalan ahli surga, sehingga jarak Help and Services (Sarosy L, 2009).
antara dirinya dengan surga hanya satu hasta, lalu dia · Pemantauan kondisi rumah, keamanan
didahului oleh catatan takdirnya, sehingga dia beramal · Pemantauan dan pertolongan pertama lanjut
dengan amalan ahli neraka, sehingga dia memasukinya. usia dari resiko jatuh
Dan salah seorang di antara kalian benar-benar
PUSAT PELAYANAN INTEGRATIF LANSIA DI MASYARAKAT 37

· Pemantauan kondisi rumah, keamanan, yang


dapat diakses oleh:
- Pemilik rumah, sehingga tetap bisa dipantau
saat bekerja dikantor, dll.
- Petugas keamanan (security) di layar pusat
terkontrol.

Gambar 8. Layanan Help and


services berupa CCTV dan
pemantauan kondisi keamanan warga
lanjut usia.

Gambar 10. Contoh Design Interior


Playroom and Gym

Gambar 9. Layanan gelang indikator fall


risk dan modifikasi digital smartband warga
lanjut usia
Playroom and Gym
Problematika lanjut usia
• Kesendirian, isolasi meningkatkan resiko
dementia, depresi, insomnia, dll. pada usia lanjut.
Solusi problematika lanjut usia
· Kegiatan bersama dalam komunitas
· Evaluasi potensi diri dan kesukaan (hobby) Gambar 11. Contoh Kegiatan Senior Center
· Small and large discussion berupa Big Class Discussion and Small
Round Class Discussion

Gambar 12. Contoh Kegiatanmewarnai,


cooking class, bermain pada lanjut usia
38 VOLUME 14 NOMOR 1 JUNI 2018

dengan demensia memiliki kesulitan belajar dan


memori dengn salah satu berikut (Sunarti S, 2016):
- gangguan komunikasi (aphasia),
- memberikan alasan,
- merencanakan sesuatu (excecutive function),
- agnosia dan apraxia,
- orientasi dan regulasi emosi.
Manajemen Demensi dapat dilakukan
dengan cara (Sunarti S, 2016):
• Melibatkan seorang usia lanjut pada kehidupan
sosial yang lebih intensif serta partisipasi pada
aktivitas yang merangsang fungsi kognitif dan
stimulasi mental maupun emosional untuk
menurunkan risiko penyakit Alzheimer dan
memperlambat munculnya manifestasi klinis
gangguan kognitif.
• untuk pasien, reminiscence, terapi musik, psikoterapi,
modifikasi perilaku
• konsultasi untuk pramuwerdha, jaminan nutrisi
yang optimal
Gambar 13. Contoh Agenda Senior Center
selama 1 bulan • Latihan memori multifaset dan latihan relaksasi
• Penyampaian informasi yang benar kepada
Smart Home keluarga, latihan orientasi realitas
• rehabilitasi, dukungan kepada keluarga,
manipulasi lingkungan, program harian
• Pemberian obat pada BPSD ditujukan untuk
target gejala tertentu dengan pembatasanwaktu.
• Tentukan target gejala yang hendak diobati,
identifikasi pencetusgejala; psikoterapi dan
konseling diberikan bersama dengan obat
(risperidon,sertralin, atau haloperidol, sesuai
dengan gejala yang muncul)

Depresi
Penyakit mental paling sering pada pasien
berusia di atas 60 tahun dan merupakan penyakit
dengan tampilan gejala tidak spesifik pada populasi
Gambar 14. Modifikasi Interior Smart Home, geriatri.
rumah ramah lanjut usia Faktor biologis, fisis, psikologis dan sosial
yang membuat seorang berusia lanjut rentan
DISKUSI terhadap depresi. Perubahan pada sistem saraf
Peran Senior Center bagi Permasalahan Geriatri pusat seperti meningkatnya aktivitas monoamine
oksidase dan berkurangnya konsentrasi
Demensia
neurotransmitter terutama katekolaminergik
Sindroma penurunan fungsi kognitif secara berperan dalam terjadinya depresi pada usia lanjut.
global yang bersifat progresif yang mempengaruhi Kondisi multipatologi, psikososial, dan polifarmasi
kesehatan individu dan fungsi sosialnya. Seseorang
PUSAT PELAYANAN INTEGRATIF LANSIA DI MASYARAKAT 39

juga berperan sebagai faktor predisposisi depresi • Kesulitan tidur ini termasuk:
(Sunarti S,2016). sulit memulai tidur,
Manajemen depresi, dapat dikategorikan sering terbangun, bangun terlalu pagi dan
menjadi : tidak bisa kembali tidur,
Depresi ringan: Pemantauan rutin bangun dengan kondisi tidak bugar.
Depresi sedang: Cognitive behavioural therapy • Mungkin juga didapatkan pasien mengatakan:
Depresi berat: Antidepressant golongan SSRI 1-2 nafasnya waktu malam tidak normal,
tahun sampai remisi.
merasa tidak nyaman, atau
gerakan - gerakan yang mengganggu tidur.
Kerapuhan (frailty)
Manajemen insomnia (Sunarti S, 2016)
Penurunan cadangan dan kemampuan
• CBT secara khusus memberikan sleep education,
tubuh dalam menghadapi stressor, yang berakibat
relaxation techniques, cognitive restructuring
penurunan berbagai system fisiologis sehingga terjadi
hasil yang jelek dan tingginya kematian. • Farmakologi : berhati – hati setelah diketahui
sleep habits, maladaptive behaviors, dan komorbid
Kriteria Frailty berdasarkan Cardiovascular health
penyebab gangguan tidurnya.
study(Sunarti S, 2016)).
• Efek samping obat tidur termasuk perubahan
• Penurunan berat badan lebih dari 5 kg dalam 1
kognitif, masalah psikomotor, dan hangover
tahun terakhir atau penurunan berat badan >5%
mengantuk siang hari, dapat sangat merugikan
selama pemantauan
pada geriatrik.
• Kekuatan genggaman tangan menurun 20%
dari nilai standar
Jatuh (falls)
• Kecepatan berjalan menurun 20%
Perubahan posisi yang tidak disengaja yang
• Banyaknya kilo kalori dari aktivitas yang
menyebabkan seseorang terjatuh di tanah, lantai,
dilakukan per minggu yang telah disesuaikan
atau tempat yang lebih rendah karena ketidak hati-
dengan jenis kelamin
hatian dengan atau tanpa penurunan kesadaran
Bila memenuhi 1 atau 2 dikatakan Pre-frail (Sunarti S, 2016, Tantri N, et al 2014).
dan bila lebih dari sama dengan 3 dikatakan frailty.
Proses menua mengakibatkan perubahan
Manajemen kerapuhan (frailty) (Sunarti S, 2016): kontrol postural, postur tubuh, gaya berjalan, ayunan
• Diet dengan kecukupan asupan protein, vitamin postural, sistem sensorik, dan mobilitas fungsional.
C, D, E dan mineral Jatuh terjadi dimana system control postural tubuh
• Latihan fisik yang teratur baik sendiri atau gagal mendeteksi pergeseran dan tidak mereposisi
berkelompok pusat gravitasi terhadap landasan penopan pada
• Pemantauan rutin kemampuan dasar individu waktu yang tepat untuk menghindari hilangnya
seperti kemampuan berjalan, keseimbangan, dan keseimbangan ((Sunarti S, 2016, Tantri N, et al
status kognisi 2014).
• Pemberian vaksinasi mencegah infeksi flu, radang Faktor resiko intrinsic ((Sunarti S, 2016,
paru, dan herpes zoster Tantri N, et al 2014):
• Rekondisi cepat setelah ada suatu kondisi stress • Lokal: Osteoartritis genu/vertebrae lumbal,
melalui renutrisi dan fisioterapi gangguan pendengaran, penglihatan, kelemahan
otot quadrisep femoris, plantar fasciitis, vertigo
• Sistemik: PPOK, Pneumonia, IMA, Gagal
Insomnia
jantung, ISK, demensia, diabetes mellitus atau
Keluhan orang tua dalam jangka lama dan hipertensi yang tidak terkontrol, gangguan aliran
biasanya ditandai ketidakmampuan memperoleh darah ke otak (CVA, TIA), Parkinson, atau
tidur yang adekuat, keluhan kesehatan ini merupakan gangguan metabolic seperti hiponatremia,
permasalahan medis atau hanya kebiasaan (Sunarti hipoglikemia, hiperglikemia, hipoksia
S, 2016).
40 VOLUME 14 NOMOR 1 JUNI 2018

Faktor resiko ekstrinsik(Sunarti S, 2016, Tantri N, Kelemahan (Weakness) (Kemenkes, 2016).


et al 2014): a. Belum semua puskesmas dan rumah sakit
• Faktor di lingkungan seperti: lantai licin dan memiliki tenaga terlatih pelayanan kesehatan
lampu kurang terang, tangga yang tidak aman, santun lanjut usia
bak kamar mandi terlalu tinggi atau rendah, b. Belum semua puskesmas dan rumah sakit
kabel dan tali yang berserakan di lantai, karpet memiliki sarana dan prasarana pelayanan
yang terlipat. kesehatan santun lanjut usia
Manajemen jatuh (falls) (Sunarti S, 2016, Tantri N, c. Belum semua puskesmas dan rumah sakit
et al 2014) : melaksanakan pelayanan berdasarkan konsep
• Identifikasi faktor resiko ekstrinsik dan intrinsic pelayanan kesehatan santun lanjut usia
• Perubahan lingkungan dengan menggunakan bed d. Masih terbatasnya jumlah rumah sakit yang
yang lebih rendah menyediakan pelayanan geriatric
• Latihan desensitisasi faal keseimbangan, latihan e. Belum tersedianya penggolongan khusus untuk
fisik dan adaptasi perilaku karakteristik lanjut usia pada Jaminan Kesehatan
• Mengobati keluhan visual Nasional
• Mengatasi hipotensi postural f. Belum semua kabupaten/kota menggalang
• Menangani gangguan detak jantung dan irama kemitraan dengan lintas sektor maupun dunia
jantung usaha termasuk dengan BUMN dan BUMD.
• Edukasi keluarga g. Belum optimalnya sistem pencatatan dan
pelaporan pelayanan kesehatan lanjut usia
• Suplementasi vitamin D
h. Kurangnya pengetahuan dan perhatian
• Terapi osteoporosis
masyarakat terutama generasi muda terhadap
• Home visit permasalahan kesehatan lanjut usia.
Analisis Kekuatan dan Kelemahan Implementasi i. Belum semua kabupaten/kota melaksanakan
Senior Center di Indonesia pemberdayaan lansia bagi peningkatan kesehatan
Kekuatan (Strength) (Kemenkes RI, 2016). dan kesejahteraan keluarga dan masyarakat
a. Adanya komitmen global berdasarkan deklarasi j. Kurangnya jumlah penelitian tentang kesehatan
Internasional Madrid 2002 (Madrid International lanjut usia yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi
Plan of Action on Ageing 2002) maupun Balitbang Kementerian Kesehatan.
b. Adanya komitmen nasional dalam k. Belum optimalnya koordinasi lintas program
memperhatikan kesejahteraan lanjut usia dalam melakukan pembinaan kesehatan lanjut
termasuk status kesehatan lanjut usia usia.
c. Penetapan tanggal 29 Mei sebagai Hari Lanjut Peluang (Opportunity) (Kemenkes, 2016).
Usia Nasional yang diperingati setiap tahun a. Adanya peraturan perundang-undangan tentang
d. Tersedianya sarana pelayanan kesehatan mulai kewenangan desa yang meliputi pembinaan
dari puskesmas, rumah sakit kabupaten/kota kemasyarakatan desa dan pemberdayaan
dan rumah sakit provinsi di seluruh Indonesia masyarakat
e. Adanya kebijakan dari beberapa pemerintah b. Adanya kewajiban perusahan untuk menyediakan
daerah yang memperhatikan masalah dana Coorporate Social Responsibility sehingga
kesejahteraan lanjut usia. dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan
f. Adanya Rancangan Aksi Nasional untuk masyarakat termasuk kesehatan lanjut usia
Kesehatan Lansia di Indonesia oleh Kementerian c. Adanya peraturan pemerintah tentang dana desa
Kesehatan yang bersumber dari APBN
g. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit d. Adanya Komisi Nasional Lanjut Usia yang
(SNARS) edisi 1menharuskan semua Rumah dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden yang
Sakit memasukkan Program Pelayanan Geriatri anggotanya berasal dari lintas sektor dan tokoh
sebagai Program Nasional di Rumah Sakit masyarakat.
PUSAT PELAYANAN INTEGRATIF LANSIA DI MASYARAKAT 41

e. Adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat dengan
Pedoman Pembentukan Komisi Daerah Lanjut menjunjung tinggi hak dan kewajiban asasi manusia
Usia dan Pemberdayaan Masyarakat dalam sesuai dengan Pancasila.”
penanganan lanjut usia di daerah. 2. UU Kesejahteraan Lanjut Usia (UU No 13/
f. Adanya indikator pelayanan kesehatan lansia di 1998) pasal 1 ayat 2, 3 dan 4(Kemenkes, 2016):
dalam standar pelayanan minimal bidang “Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai
kesehatan di kabupaten/kota. usia 60 (enam puluh) tahun keatas. Dan mereka
g. Banyaknya organisasi profesi, LSM dan organisasi dibagi kepada dua kategori yaitu lanjut usia potential
masyarakat yang terkait dengan lanjut usia. (ayat 3) dan lanjut usia tidak potnsial (ayat 4).
h. Sebagian lanjut usia masih dalam kondisi sehat Lanjut Usia Potensial adalah lanjut usia yang masih
dan potensial untuk meningkatkan kesehatan mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang
diri dan keluarganya. dapat menghasilkan barang dan/atau jasa. Sedangkan
Lanjut Usia Tidak Potensial adalah lanjut usia yang
i. Adanya pusat kajian kelanjutusiaan di beberapa
tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya
perguruan tinggi.
bergantung pada bantuan orang lain.”Selanjutnya pada
j. Adanya program kesehatan terkait lanjut usia ayat 9 disebutkan bahwa pemeliharaan taraf
diberbagai unit kerja di lingkungan Kementerian kesejahteraan sosial adalah upaya perlindungan dan
Kesehatan. pelayanan yang bersifat terus-menerus agar lanjut usia
k. Adanya program terkait lanjut usia pada lintas dapat mewujudkan dan menikmati taraf hidup yang
sektor terkait. wajar.”
Tantangan (Threat)(Kemenkes, 2016). • Berdasarkan UU tentang Kesejahteran Lanjut
a. Belum semua Komisi Daerah di tingkat provinsi Usia itu, tampaknya yang terbanyak d
berfungsi optimal. Indonesia adalah Lansia tidak potensial.
Sebab, berdasarkan pekerjaaan, hanyak sedikit
b. Masih kurangnya komitmen sebagian besar
pemerintah daerah dalam memperhatikan penduduk Indonesia yang tersalurkan di sector
formal, sedangkan mayoritasnya adalah di
kesejahteraan lanjut usia
sector informal yang tidak jelas jaminan
c. Bertambahnya jumlah lanjut usia sebagai akibat sosial hidupnya.
dari meningkatnya UHH, dapat menimbulkan
permasalahan kesehatan yang berhubungan • Melihat kecenderungan meningkatnya jumlah
penduduk Lansia di atas, pemerintah perlu
dengan penyakit degeneratif dan kesehatan
mendorong dan memfasilitasi masyarakat
reproduksi dan seksual
untuk menyeleng garakan usaha-usaha
d. Kebutuhan pelayanan kesehatan untuk penyakit kesejahtraan sosial terutama bagi lansia tidak
degeneratif memerlukan biaya tinggi. potensal.
e. Adanya permasalahan kesehatan pada ibu hamil,
bayi, anak dan dewasa, yang semuanya
KESIMPULAN
berdampak pada masa lanjut usia.
Senior center adalah salah satu wahana
untuk lansia mempertahankan kehidupan agar tetap
Kebijakan Pemerintah terhadapKesejahteraan Lanjut Usia sehat, aktif dan produktif. Kegiatan ini sebaiknya
Kebijakan pemerintah terhadap kesejahteraan lansia, difasilitasi oleh Pemerintah sesuai dengan Undang-
meliputi: Undang dengan peran serat lintas sector untuk
1. UU Kesejahteraan Lanjut Usia (UU No 13/ kebersinambungannya
1998) pasal 1 ayat 1 (11):
“Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan DAFTAR PUSTAKA
penghidupan sosial baik material maupun spiritual
Elizabeth B,2013,The Importance of Socialization
yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan
ketenteraman lahir batin yang memungkinkan bagi at Senior Living Communities, (online). http:/
/www.umh.org/assisted-independent-living-
setiap warga negara untuk mengadakan pemenuhan
blog/bid/271766/The-Importance-of-
kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial yang sebaik-
42 VOLUME 14 NOMOR 1 JUNI 2018

Socialization-at-Senior-Living-Communities. Sunarti S, 2016, PPK Geriatri. Fakultas Kedokteran


[accessed 8 Maret 2017]. Universitas Brawijaya, RS Saiful Anwar
Hannon K, 2015,Why We Need To Get Rid Of Malang. Indonesia.
Senior Centers. (Online). https:// Tantri N, et al, 2014,Sarkopenia, Larihan, dan
www.forbes.com/sites/nextavenue/2015/ Kejadian Jatuh (Falls) pada Populasi Lanjut
03/19/why-we-need-to-get-rid-of-senior- Usia. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 1, pp
centers/ [accessed 8 Maret 2017]. 35-39
Haryanto JT, 2015,Penduduk Lansia dan Bonus
Demografi Kedua. Kementerian Keuangan
Republik Indonesia. (Online). http://
www.kemenkeu.go.id/Artikel/penduduk-
lansia-dan-bonus-demografi-kedua. [accessed
8 Maret 2017].
Hermana, 2010, Penduduk Lanjut Usia di Indonesia
dan Masalah Kesejahteraannya. Kementerian
Sosial Republik Indonesia. (online).http://
www.kemsos.go.id/ [accessed 8 Maret
2017].
Jacobson E,et al,2016,The Impact of Senior Centers
and Geriatric Healthcare Policy. Institute for
public administration college of human
services. University of dekaware. (Online).
http://www.ipa.udel.edu/healthpolicy/
srcenters[accessed 8 Maret 2017].
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 25 Tahun 2016 Tentang
Rencan Aksi Nasional Kesehatan Lanjut Usia
Tahun 2016-2019, 2016. (Online). http://
kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/
PMK%20No% . 2025%20tg%20RAN%20Kes%
. 20Lanujt%20Usai%20Tahun%202016-
2019.pdf. [accessed 8 Maret 2017].
Kristina, 2009, Senior Centers:The Importance
Elders Staying Active and Social.
(Online).http://www.vickstromlaw.com/
2009/10senior-centersthe-importance-elders-
staying-active-social/ [accessed 8 Maret
2017].
Patton C,2012, Senior Socialization Leads to Better
Quality of Life. (Online). http://
www.aasc.org/news/articles/2011/Sen
ior_Socialization_Leads_to_Better_Quality_of_Life.php
[accessed 8 Maret 2017].
Sarosy L,2009, The Important Role of Senior
Centers to the Local Community. (online).
http://www.seniorcitizensguide.com/
articles/philadelphia/senior-centers.htm
[accessed 8 Maret 2017].

Anda mungkin juga menyukai