Anda di halaman 1dari 5

Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kepuasan Hidup Pada Lansia

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN HIDUP PADA LANSIA


(Lanjut Usia) PENSIUNAN PNS ANGGOTA PWRI (Persatuan Wredatama Republik Indonesia)
DI KECAMATAN PANGGUL KABUPATEN TRENGGALEK

Beny Kusri Ariyadi


Jurusan Psikologi, FIP, Unesa, e-mail: aryadhe_hypo@yahoo.com

Siti Ina Savira


Jurusan Psikologi, FIP, Unesa, e-mail: inasavira@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dan kepuasan hidup pada lansia.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan antara dukungan sosial dengan kepuasan
hidup pada lansia pensiunan PNS anggota PWRI Kecamatan Panggul Kabupatenten Trenggalek. Sampel dalam
penelitian ini adalah lansia sebanyak 124 orang. Instrumen pada penelitan ini menggunakan skala dukungan
sosial dan skala kepuasan hidup. Analisis data menggunakan korelasi product moment Pearson. Hasil uji
hipotesis menggunakan teknik korelasi terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial dan
kepuasan hidup, dengan koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,330 (r=0,330) dengan nilai sig. (2tailed)
sebesar 0,000.
Kata kunci: dukungan sosial, kepuasan hidup, lansia, PWRI, pensiunan

Abstract
The aim of this research was to examine the relationship between social support and life satisfaction in elderly of
civil servants retirement. The hypothesis conveyed in this research is the exsistence of social support and life
satisfaction in elderly retired civil servants PWRI members of the District Panggul, Trenggalek. The sample in
this study is that 124 elderly people. Instruments of this research were social support scale and life satisfaction
scale. Data analysis was used product moment Pearson correlation technique. That results of hypothesis testing
was there was a significant positive relationship between The Social Support and Life Satisfaction, with
correlation coefficient of 0,330 ( r= 0,330) with sig value. (2 tailed) of 0,000.
Keywords: social support, life satisfaction, elderly, PWRI, retirement

Pendahuluan nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan


Rentang masa usia lanjut antara 60-70 tahun, masyarakat kolektivistik bergeser ke masyarakat
dimana pada masa tersebut ditandai oleh berbagai individualistik, sehingga integrasi sosial akan berkurang
perubahan baik secara fisik maupun mental (Hurlock,
(Purnama & Hikmawati, 2009). Kuncoro (2009)
2002). Masa tersebut, individu lansia memasuki masa
pensiun. Pada masa pensiun berbagai permasalahan harus menyebutkan ketika seseorang memasuki masa pensiun,
dihadapi oleh para pensiunan lanjut usia. Masa pensiun hal-hal yang menjadi fokus perhatiannya adalah
ini berhubungan dengan masa seseorang tersebut dalam kebutuhan financial (keuangan) dan kesehatan. Mereka
pekerjaannya atau kondisi ekonominya. Hurlock (dalam beranggapan bahwa apabila mereka masih aktif bekerja,
Kuncoro, 2009) menjelaskan bahwa masa pensiun yang mereka akan mendapat fasilitas-fasilitas yang dapat
dimaksud adalah masa pensiun wajib, dimana individu meringankan kebutuhan sehari-hari maupun kebutuhan
terpaksa melakukan pensiun karena organisasi tempat
mendadak tersebut, selain itu juga ada anggapan akan
individu bekerja menetapkan usia tertentu sebagai batas
usia seseorang untuk berhenti bekerja tanpa mendapat bantuan baik moril maupun materiil dari rekan-
pertimbangan suka atau tidak. rekan sekantor.
Permasalahan yang harus dihadapi oleh para lansia Menurut Mangoenprasodjo (2005) ada empat hal
cukup besar dalam menjalankan masa pensiunnya, seperti besar lain yang menjadi permasalahan lanjut usia yaitu,
halnya penyesuaian terhadap perubahan pekerjaan, kondisi mental, keterasingan (loneliness), post-power
meninggalkan status yang telah bertahun-tahun mereka syndrome, dan masalah penyakit. Lebih lanjut
sandang, hilangnya fasilitas yang biasa diperoleh, Mangoenprasodjo menjelaskan, permasalahan mental
menurunnya penghasilan, banyaknya waktu senggang secara umum dialami lanjut usia dikarenakan adanya
yang dimiliki dan masih banyak lagi, permasalahan penurunan baik secara kognitif maupun psikomotorik.
tersebut timbul dapat disebabkan banyak faktor, seperti Keterasingan (loneliness) terjadi penurunan pada individu
proses industrialisasi dan pengaruh globalisasi, dalam mendengar, melihat, dan aktivitas lainnya
permasalahan tersebut dapat berdampak pada perubahan sehingga mengurangi keaktifan lanjut usia dalam

1
Character, Volume 06 Nomer 1 Tahun 2017

interaksi sosial dilingkunganya dan merasa tersisih dari aktivitas dan pemikiran positif juga terbukti berhubungan
masyarakat. Post-power syndrome, kondisi ini terjadi dengan kepuasan hidup pada lanjut usia (Wang, dkk,
pada seorang yang semula punya jabatan pada aktif 2002).
bekerja namun setelah tidak bekerja orang tersebut Santrock (2002) mengungkapkan bahwa orang-
merasa ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya, dan orang dewasa yang berusia lanjut yang memiliki jaringan
yang terakhir adalah masalah penyakit, banyak sosial pertemanan dan keluarga yang luas juga lebih puas
ditemukan gangguan-gangguan kesehatan pada usia dengan hidupnya dibanding dengan orang-orang dewasa
lanjut, hal ini disebabkan karena proses fisiologis yang lanjut yang terisolasi secara sosial. Teori Santrock ini
menuju kearah degeneratif. diperkuat oleh hasil penelitiannya yang mengungkapkan
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya terkait bahwa mayoritas orang lanjut usia berusia 80 tahun atau
dengan permasalahan lanjut usia tersebut. Kebijakan dan lebih masih terus hidup di dalam komunitas. Lebih dari
program penduduk lanjut usia tidak hanya memberikan sepertiga dari orang lanjut usia berusia 80 tahun atau
perhatian pada penduduk lanjut usia yang bermasalah lebih yang tinggal di dalam komunitas melaporkan bahwa
melainkan untuk seluruh lanjut usia. Kebijakan dan kesehatan mereka baik sekali, 40% mengatakan bahwa
program penduduk lanjut usia perlu diperluas sasarannya mereka tidak memiliki pembatasan aktivitas (Santrock,
untuk mendorong terwujudnya penduduk lanjut usia yang 2002). Antonucci (dalam Santrock, 2002) mengatakan
sehat, mandiri dan produktif. Semua program ini bahwa kemungkinan interaksi sosial dengan orang lain
dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan yang menyediakan dukungan sosial kepada para kaum
kesejahteraan pada lanjut usia yang pada akhirnya akan lansia memberikan suatu pandangan yang positif
meningkatkan kualitas hidup lanjut usia (Departemen terhadap diri sendiri. Dukungan sosial juga
Sosial RI, 2007). Program-program tersebut tidak mempengaruhi kesehatan mental kaum lansia.
berdampak secara langsung pada kepuasan hidup lanjut Tersedianya dukungan sosial akan memberi pengalaman
usia. pada individu bahwa dirinya dicintai, dihargai, dan
Hurlock (2009) mendefinisikan kepuasan hidup diperhatikan.
sebagai bentuk penilaian individu secara menyeluruh Adanya dukungan sosial bagi lansia akan membawa
dalam menilai puas atau tidaknya kehidupan yang pada lingkungan sosialnya dan membuat tingkat
dialaminya. Neugarten (1961) menjelaskan bahwa kepuasan hidupannya akan lebih baik. Hikmawati dan
kepuasan hidup lansia adalah perasaan bahagia yang Akhmad Purnama (2008) menyatakan bahwa lansia yang
mencerminkan kesesuaian antara cita-cita masa lalu merasa cukup senang dengan aktivitas kesehariannya
dengan kondisi kehidupan sekarang. karena menyadari aktivitas yang dilakukan dapat
Organization for Economic Cooperation and mengurangi beban hidup dengan tidak banyak
Development (OECD) (2009), melakukan penelitian bergantung pada orang lain, dengan memiliki banyak
tentang kepuasan hidup pada lanjut usia di beberapa aktivitas lansia merasa puas dalam menjalani hidup.
negara di dunia dari tahun 2006-2009. Kepuasan hidup Anggota Persatuan Wredratama Republik Indonesia
diukur dengan menggunakan Life Satisfaction Index-A (PWRI) Kecamatan Panggul merupakan pensiunan
(LSI-A) yang dikembangkan oleh Neugarten dengan pegawai negeri sipil dari berbagai posisi jabatan dan
kedudukan dalam jajaran struktural maupun fungsional.
menambahkan analisis data lainnya seperti kesehatan,
Untuk itu para pensiunan membentuk perkumpulan, yang
pendidikan, income, pemenuhan kebutuhan personal dan diwadahi dalam bentuk Persatuan Wredatama Republk
kondisi sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia (PWRI), sebagai tempat berkumpul dan
Indonesia memiliki tingkat kepuasan hidup sedang mengisi waktu luang mereka. Berdasarkan hal tersebut di
dengan nilai 5,7 (Organization for Economic Co- atas, peneliti bertujuan untuk mengetahui ”hubungan
operation and Development, 2009). antara dukungan sosial dengan kepuasan hidup pada
Banyak faktor yang dihubungkan dengan kepuasan lanjut usia pensiunan PNS anggota Persatuan
Wredratama Republik Indonesia (PWRI) di Kecamatan
hidup pada lanjut usia. Pendapatan, kesehatan, suatu gaya
Panggul, Kabupaten Trenggalek”.
hidupyang aktif, serta jaringan pertemanan keluarga
dikaitkan dengan kepuasan hidup orang-orang dewasa Metode
lanjut (Santrock, 2002). Hubungan antara pendapatan Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
dengankesejahteraan relatif kecil, namun pendapatan dengan menggunakan rancangan penelitian korelasional
yang memadai merupakan komponen penting dari atau penelitian hubungan. Penelitian ini akan
kepuasan hidup pada lanjut usia (Berg, 2008). Kepuasan menghubungkan antara variabel dukungan sosial sebagai
hidup lanjut usia secara signifikan dipengaruhi oleh status variabel bebas (X) dengan kepuasan hidup sebagai
kesehatan (Wang, dkk, 2002). Lebih lanjut Wang variabel terikat (Y)..
menyebutkan bahwa dukungan sosial, religiusitas, jenis
Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kepuasan Hidup Pada Lansia

Populasi dalam penelitian ini adalah 180 dari hubungan interpersonal yang dapat melindungi
orang.lansia pensiunan PNS anggota PWRI Kecamatan seseorang dari kemungkinan stress.
Panggul, Kabupaten Trenggalek yang berusia antara 60- Hubungan signifikan dari kedua variabel dukungan
70 tahun. Berdasarkan teori sampel dan sampling apabila sosial dan kepuasan hidup diperoleh dari masing-masing
jumlah populasi penelitian relatif kecil maka keseluruhan aspek yang saling berkaitan. Dukungan emosional yang
populasi digunakan sebagai sampel dalam penelitian, mencakup ungkapan empati, kepedulian, perasaan
maka sampel pada penelitian ini adalah sampel populasi nyaman, dicintai oleh orang lain dan perhatian misalnya
atau istilah lain adalah sampel jenuh. umpan balik, akan membuat lanjut usia merasa memiliki
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini hidup yang penuh arti dan menerima kondisi
dilakukan dengan memberikan angket yang akan diisi kehidupannya sehingga akan merasa senang dengan
oleh sampel penelitian yaitu angket dukungan sosial dan aktivitas kesehariannya, selain itu lanjut usia akan
angket kepuasan hidup. Angket tersebut disusun merasaa hidupnya lebih bahagia karena banyaknya
menggunakan permodelan skala Likert dengan empat perhatian yang didapatkan. Menurut Weiss (dalam
kategori jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), Djakiman, 2013) sumber dukungan emosi terbesar
tidak setuhu (TS), dan sangat tidak setuju (STS). didapatkan dari pasangan hidup. Keberadaan pasangan
Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti hidup membuat seseorang merasa nyaman, aman dan
untuk menguji hipotesis adalah dengan menggunakan tenteram, hal ini dikarenakan adanya kelekatan yang
teknik analisis korelasi product moment. Uji analisis data dibangun melalui perhatian, ungkapan cinta, dan empati.
menggunakan bantuan program SPSS 21 for windows. Dukungan emosi yang erat akan membawa lanjut usia
pada hidup yang lebih bahagia dan memiliki kepuasan
Hasil dan Pembahasan hidup yang tinggi.
Hasil Penelitian Dukungan yang bersifat instrumental berupa
Hasil analisis dari korelasi product moment tindakan atau bantuan materi yang memungkinkan untuk
menunjukkan nilai signifikansi yang diperoleh variabel memenuhi tanggung jawab sehari-harinya menjadikan
dukungan sosial dengan kepuasan hidup adalah p = 0,000 lanjut usia memiliki sikap optimis dan tidak mudah putus
(p < 0,05) dan koefisien korelasi sebesar (r) = 0,330. Hal asa, sehingga lanjut usia akan lebih bersemangat dalam
ini berarti nilai sigifikansi yang didapat lebih kecil dari menjalani kehidupannya, hal ini membuat lanjut usia
0,05 sehingga kedua variabel tersebut memiliki hubungan merasa dipedulikan dan merasa tertolong dalam masa-
yang signifikan. Hasil analisis penelitian tersebut masa sulitnya, dengan terpenuhinya segala kebutuhan
menjawab hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa yang diperlukan dalam bentuk bantuan maupun jasa akan
ada hubungan antara dukungan sosial dengan kepuasan membuat lanjut usia merasa puas. Hurlock (2004)
hidup lansia pensiunan PNS anggota PWRI di Kecamatan mengatakan, dengan memiliki harta benda orang akan
Panggul, Kabupaten Trenggalek, di terima. merasa tercukupi kebutuhannya sehingga orang akan
merasa puas.
Pembahasan Dukungan informasional, yang berupa pemberian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan pendapat dan saran yang berkaitan dengan kesulitan yang
antara dukungan sosial dengan kepuasan hidup lansia dihadapi lanjut usia memungkinkan kehidupannya
pensiunan PNS anggota PWRI Kecamatan Panggul, menjadi lebih menyenangkan, lanjut usia juga akan
Kabupaten Trenggalek. Decker (Asti, 2004) mengatakan terbuka dengan hal-hal baru dan saling berbagi
kepuasan hidup di masa usia lanjut adalah suatu kondisi pengalaman hidup dengan orang lain. Hurlock (2004)
di mana seseorang memiliki perasaan positif, kondisi menyatakan bahwa perasaan bahagia yang akan dialami
yang membahagiakan, bebas dari perasaan dan khawatir pada usia tertentu sebagian ditentukan oleh pengalaman–
yang berlebihan serta mampu melakukan penyesuaian pengalaman pribadi bersama orang lain. Nasihat-nasihat
sosial yang baik. yang didapat akan membuka wawasan lanjut usia untuk
Gottleb (dalam Smet, 1994) mendefinisikan tetap menjaga konsep diri yang positif .
dukungan sosial sebagai informasi verbal atau non- Aspek lain berupa dukungan penghargaan yang
verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang didapatkan lanjut usia dalam bentuk penilaian positif
diberikan dari orang-orang yang akrab di dalam terhadap dirinya menjadikan lanjut usia lebih aktif, dan
lingkungan sosialnya atau berupa kehadiran dalam hal- merasa lebih semangat untuk melakukan aktivitasnya
hal yang memberikan keuntungan emosional atau sehingga lanjut usia akan lebih produktif dan melakukan
berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Rock banyak hal dalam mengisi hari-harinya. Penelitian Panda
(dalam Smet, 1994) dukungan sosial adalah suatu fungsi (2005) menyatakan bahwa lanjut usia yang mendapatkan
penghargaan dan dukungan dari keluarga memiliki

3
Character, Volume 06 Nomer 1 Tahun 2017

kepuasan hidup yang tinggi. Karena penghargaan dan 2. Bagi lansia yang menjadi responden dalam penelitian
dukungan yang diberikan membuat lanjut usia merasa ini diharapkan mampu untuk menambahkan
dirinya berarti dan dibutuhkan. Penghargaan dan informasi dalam hal-hal pencapaian kepuasan
dukungan yang diberikan oleh keluarga kepada lanjut hidupnya, dan lebih banyak membangun interaksi
usia dapat berupa tempat dimintai saran, percaya dengan sosial dilingkungannya sehingga akan memperoleh
kemampuan lanjut usia dalam mengasuh cucu, atau dukungan sosial yang lebih besar.
melibatkan lanjut usia dalam melakukan pekerjaan rumah 3. Bagi pengurus PWRI diharapkan untuk memberikan
tangga. program kegiatan yang berperan untuk
Abu-Bader, dkk (2002) mengungkapkan bahwa meningkatkan dukungan sosial terhadap anggotanya,
salah satu faktor kepuasan hidup pada lanjut usia misalnya seminar, atau konseling kelompok sehingga
dipengaruhi oleh adanya dukungan sosial dari lingkungan anggota PWRI akan banyak sharing dengan
dan keluarga, dan tempat tinggal mereka dalam masalah-masalah yang dihadapi untuk kemudian
menghabiskan masa tua, hal tersebut menjelaskan bahwa saling dikomunikasikan.
adanya dukungan sosial yang meliputi aktivitas sosial dan
penerimaan orang sekitar turut mempengaruhi tingkat Daftar Pustaka
kepuasan hidup lanjut usia. Keluarga memainkan peran Abu-Bader, Soleman H. Roger & Barusch, A. S, (2002).
penting dalam menciptakan konsep diri anggotanya, salah Predictors of Life Satisfaction in Frail Elderly.
satu reaksi responden dan keluarga terhadap perubahan Journal of Gerontological Sosial Work, 38(3), 3-17.
konsep diri bergantung pada dukungan yang tersedia. (http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1300/J083
v38n03_02. ), diakses pada 28 Agustus 2016.
Individu yang memiliki sistem pendukung yang baik
cenderung lebih nyaman dan tenang menjalani Asti, Gabriela Dian. (2004). Hubungan Antara Kepuasan
kehidupan, sehingga individu dapat mencapai kepuasan Hidup Dengan Ketakutan Menghadapi Kematian
hidup yang tinggi. Personal Pada Lanjut Usia. Skripsi. Fakultas
Dukungan sosial dengan kepuasan hidup pada Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
lanjut usia juga dipengaruhi oleh karakter dan
kepribadian pada masing-masing lanjut usia, hal ini yang Berg, A. I. (2008). Life satisfaction in late life: Markers
and predictors of level and change among 80+ year
membedakan masing-masing individu dalam memaknai
olds. Department of Psychology; Psykologiska
kepuasan hidupnya, Monks (2002) mengatakan bahwa institutionen.
lanjut usia memiliki perbedaan dalam mencapai kepuasan (http://3tseniornorge.no/wpcontent/uploads/2011/08
hidup, tergantung pada sifat dan kepribadian masing- /Avhandling_Anne_Ingeborg_Berg.pdf) diakses
masing lanjut usia. Hurlock (2004) menjelaskan bahwa pada 28 Agustus 2016
kebahagiaan atau kepuasan hidup lanjut usia bersifat
relatif, pada semua tingkatan usia dan di setiap saat Departemen Sosial RI. (2007). Dukungan bagi
kesejahteraan penduduk lanjut usia. Artikel Online.
sepanjang tiap-tiap tingkat usia, ada saat bahagia dan
(http://www.depsos.go.id/), diakses pada 18 April
puas, dan ada saat tidak bahagia dan tidak puas, kepuasan 2016
hidup tidak memiliki arti yang sama bagi setiap lanjut
usia. Hikmawati, E., dan Akhmad, P. (2008). Kondisi
Kepuasan Hidup Lanjut Usia. Jurnal PKS. VII(26).
Penutup 1-3.
Simpulan
Hurlock, Elizabeth. B. (2002). Psikologi perkembangan :
Berdasarkan pengujian dan analisis yang telah suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan.
dilakukan pada bagian sebelumnya, maka kesimpulan Surabaya : Erlangga. (terjemahan: Meitasari
dari penelitian ini adalah ada hubungan antara dukungan Tjandrasa dan Muslichah Zarkasih).
sosial dengan kepuasan hidup lansia pensiunan PNS
anggota PWRI di Kecamatan Panggul, Kabupaten __________, Elizabeth B. (2004). Psikologi
Trenggalek. Perkembangan Suatu Pendekatan Rentang
Kehidupan edisi kelima. Jakarta : Erlangga.
(terjemahan: Meitasari Tjandrasa dan Muslichah
Saran Zarkasih)
1. Bagi Peneliti Selanjutnya menggali informasi lebih
banyak dan dapat mencari serta menambah aspek- _________, E.B. (2009). Psikologi Perkembangan.
aspek lain yang dapat digunakan dari kedua variabel Jakarta: Erlangga. ((terjemahan: Isti Widayanti)
yang digunakan.
Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Kepuasan Hidup Pada Lansia

Kuncoro, Joko dan Eva Diana Sari. (2009). Kecemasan


dalam Menghadapi Masa Pensiun Ditinjau dari
Dukungan Sosial pada PT. Semen Gresik (Persero)
Tbk. Skripsi. Universitas Sultan Agung Semarang.
(http://psikologi-unissula.com.) diakses pada 29 Juli
2015

Mangoenprasodjo, A. Setiono. (2005). Mengisi Hari Tua


dengan Bahagia. Pradipta Publishing, Jakarta.

Monks, F.J., Knoers, A.M.P & Haditono, S.R (2002).


Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam
Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada
University.

Neugarten, B.L, Havigrust. R.J. & Tobin. S.S. (1961).


The Measurment of Life Satisfication. Journal of
Gerontology, 16(2). 11-24.
(http://geronj.oxfordjournals.org/content/16/2/134),
diakses pada 14 April 2016.

Organization for Economic Co-operation and


Development. (2009). Life satisfaction index.
(http://www.happynetindex.org), diakses pada 16
Mei 2016.

Panda KA. (2005). Life satisfaction among elderly


females in Delhi. Research and Development
Journal. (11), 21-29.
(http://www.googlebook.co.id/), diakses pada 22
Desember 2016

Purnama, A., & Hikmawati, E. (2009). Kepuasan Hidup


dan Dukungan Sosial Lanjut Usia. Yogyakarta:
B2P3KS Press.

Santrock, John W. (2002). Life-Span Development


Perkembangan Masa Hidup Edisi kelima Jilid 2.
Jakarta : Erlangga. (terjemahan: Achmad Chusairi
dan Juda Damanik)

Sarafino, E.P, (2006). Health Psychology Biopsichosocial


Interaction, (4th ed). New York: John Wiley &
Sons.

Wang, C.W. & Iwaya, T. (2002). Relationship of health


status and social support to the life satisfaction of
older adult. Tohoku J Exp. Jurnal.
(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12597241),
diakses pada 24 Juli 2016.

Anda mungkin juga menyukai