Anda di halaman 1dari 9

Sosiohumaniora - Jurnal Ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora Vol. 22, No.

2, July 2020: 146 - 154


ISSN 1411 - 0903 : eISSN: 2443-2660

INTEGRASI PELAYANAN SOSIAL UNTUK MEMBANTU PENYESUAIAN DIRI LANJUT USIA


(STUDI KASUS DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA WERDHA CIPARAY
KABUPATEN BANDUNG)

Ishak Fadlurrohim1, Soni Akhmad Nulhaqim2dan Nandang Mulyana3


1
Program Magister Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran
2
Program Pascasarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran
E-mail: ishakfadlurrohim@gmail.com ; soni.nulhaqim@unpad.ac.id ; mulyananandang@yahoo.com

ABSTRAK. Masalah utama yang dihadapi lanjut usia adalah penurunan kesehatan fisik dan mental yang membuat penyesuaian diri
terhadap pelayanan sosial meliputi lingkungan alamiah, diri sendiri dan lingkungan sosial nya. Penelitian ini bertujuan mengetahui
Integrasi Pelayanan sosial di.Balai.Perlindungan.Sosial.Tresna.Werdha.Ciparay yang mempengaruhi.proses penyesuaian diri lanjut
usia dalam menghadapi penolakan terhadap dirinya maupun lingkungan sosialnya. Terutama menghadapi proses transformasi dalam
kehidupan, Penelitian menemukan bahwa Peningkatan pelaksanaan dan pengembangan lembaga pelayanan sosial menjadi salah satu
hal penting dalam menilai mutu dan kualitas suatu lembaga terutama pelayanan sosial terhadap lanjut usia yang semakin dibutuhkan. Di
sisi lain diakibatkan karena.lemahnya.kemampuan pengorganisasian dan manajerial sebagai keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan
dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanan sosial. kemampuan dan keterampilan manajerial dan organisasi merupakan salah satu
aspek yang penting dalam menciptakan integrasi pelayanan sosial yang mempengaruhi kondisi lanjut usia yang tinggal di panti dalam
menerima perubahan kondisi baik secara fisik maupun mental. Budaya organisasi menjadi salah satu kendala terwujudnya integrasi
pelayanan sosial baik organisasi formal maupun informal yang membentuk intervensi pelaksanaan pelayanan sosial untuk membentuk
penyesuaian diri lanjut usia selama ada di.panti.

Kata kunci: Integrasi; Lanjut.Usia; Penyesuaian Diri; Pelayanan Sosial

INTEGRATION OF SOCIAL SERVICES TO HELP ELDERLY ADJUSTMENTS AGE (SOCIAL


PROTECTION INSTITUTION OF ELDERLY PEOPLE CIPARAY BANDUNG REGENCY)

ABSTRACT. The main problem faced by the elderly is the decline in physical and mental health that makes oneself compared to the
social environment, oneself and the social environment. This research focuses on the integration of social services at the Tresna Werdha
Ciparay Social Protection Center which influences the initial renewal process. Most of the transformation process in life, the study found
that an increase in the implementation and development of social service institutions became one of the important things in achieving
the quality and quality of social service institutions to increase the results needed. On the other hand, it is caused due to the weak
organizing ability and expertise as expertise needed in social training activities. Managerial and organizational skills and skills are one
of the important aspects in developing social contributions that improve the conditions of the elderly who live in institutions in accepting
changes in conditions both physically and mentally. Organizational culture is one that plans social development with both formal and
informal organizations that make social work interventions to arrange for the elderly while in the institution.

Key words: Integration; Elderly; Self Adjustment; Social Services


PENDAHULUAN kepada pengasuhan keluarga memberikan perawatan yang
dibutuhkan (Maeda, 2000: 32). Sehingga mempengaruhi
Sebagian penjelasan pengaruh dari peristiwa- terwujudnya pelayanan sosial yang berkaitan dengan
peristiwa kehidupan seperti kehilangan pasangan, atau pemenuhan Hak Asasi Manusia terutama lanjut usia.
pindah ke panti jompo, tidak memiliki semangat hidup, Perkembangan penduduk usia tua di indonesia
yang mempercepat kematian mereka. Masalah utama berkembang pesat, pada saat 2017 sekitar 23, 66
yang dihadapi lanjut usia adalah penurunan kesehatan Juta Jiwa lanjut usia, meningkat hampir 3.4 Juta
fisik dan mental yang membuat penyesuaian diri terhadap Jiwa dari jumlah sebelumnya di tahun 2014 (Survey
pelayanan sosial meliputi lingkungan alamiah, diri sendiri Sensus Nasional 2017). Memperhatikan data yang
dan lingkungan sosialnya (Alex Sobur, 2013). ditunjukkan, diprediksikan jumlah lanjut usia di dunia
Definisi lanjut usia berbeda tergantung negara yang pada tahun 2020 meningkat dengan 27.08 Juta Jiwa,
mengimplementasikan program dan sistem (Brandle, et. selanjutnya di tahun 2025 mencapai 33.69 Juta, lima
al 2007:19). Negara Indonesia menentukan seseorang tahun selanjutnya mencapai 40.49 Juta Jiwa di tahun
yang berusia 60/ 70 tahun keatas disebutLanjut Usia. 2030 dan pada tahun 2035 mencapai 48.19 Juta Jiwa
Hal ini terdapat di Undang-Undang No. 13 Tahun 1998 (Kementerian Kesehatan RI, 2017). Perkembangan
tentang Kesejahteraan Lanjut Usia pasal 1 Ayat 2. Seiring lanjut usia menunjukkan struktur usia penduduk di
berjalannya waktu jumlah populasi lanjut usia sekarang negara berubah menuju periode lanjut usia. Struktur
meningkat. Menurut (Pelaez & Kalache, 2001) Lanjut dewasa akhir pada tahun 2020, yaitu 10% penduduk
Usia merupakan kelompokdengan perkembangan paling Indonesia berusia 60 tahun atau lebih (Kementerian
pesat di dunia dan membuat masalah yang berhubungan Kesehatan RI, 2017).
DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v22i2.19789
Submited: 19 December 2018, Accepted: 24 September 2019, Publish: 09 July 2020
Sosiohumaniora, Vol, 22, No. 2, July 2020 147

Situasi ini menunjukkan dampak kondisi sosial, diantara berbagai pimpinan lembaga/ institusi yang
ekonomi terhadap keluarga, komunitas atau negara. memberikan pelayanan sejenis. Namun Sandford
Dampak ini meperlihatkan secara makro peningkatan menyampaikan tidak terintegrasi pelayanan sosial dan
rasio ketergantungan di tahun 2017 adalah 14,20 artinya tidak berkelanjutan dikarenakan budaya organisasi yang
100 orang penduduk usia kerja menanggung sekitar 14 tidak fokus dalam mengatasi pemenuhan kebutuhan dan
lanjut usia (Badan Pusat Statistik, 2017). Melihat lanjut penaganan masalah lanjut usia.
usia terus mengalami perkembangan berpengaruh pada Melihat berbagai perkembangan pelayanan sosial
pemenuhan kebutuhan akan tempat tinggal, makanan dan yang ada didunia dengan pelayanan sosial yang ter-
pakaian untuk memenuhi kebutuhan dasar serta perawatan integrasi, tentunya berpengaruh terhadap penyesuaian
dan keamanan lanjut usia. Hal ini memunculkan bentuk diri lanjut usia akan lingkungan alamiah, diri sendiri dan
pelayanan sosial yang dibuat oleh negara, swasta lingkungan sosial selama tinggal di panti. Berdasarkan
maupun swadaya dalam melindungi dan mewujudkan hal tersebut, maka penting untuk mengkaji bagaimana
kesejahteraan lanjut usia. integrasi pelayanan sosial dalam membantu penyesuaian
Penghuni panti werdha tidak mempunyai sumber diri lanjut usia di BPSTW Ciparay. Serta bertujuan untuk
daya dikarenakan kerentanan dan kemiskinan yang menggambarkan integrasi layanan yang efektif dan efisien.
dialami menjadikan tersisihkan. Kondisi kemiskinan yang Pendekatan Provan dan Milward (2001) adalah
dimaksud adalah kemiskinan primer dan sekunder. Hal ini perspektif yang mereka adopsi ketika mempelajari
yang menjadi latar belakang lanjut usia tinggal di Panti jaringan. terdapat tiga perspektif bisa dibedakan, masing-
Werdha. masing mengungkap berbagai aspek berbeda dari jaringan
Pelayanan sosial dapat merepresentasikan bagai- organisasi. Beberapa penulis berfokus antara organisasi.
mana negara menjalankan fungsi perlindungan dan Disatu sisi melihat ikatan (perspektif-ego). Ketiga
perawatan lanjut usia. (Alfred J Khan, 1981) menjelaskan menekankan pentingnya mengambil hubungan antara
pelayanan sosial adalahsuatu layanan meliputi program semua hal yang relevan ke dalam satu hal. Pandangan
yang dimunculkan dengan mengesampingkan mekanisme terakhir mempelajari hasil tertentu pada tingkat jaringan
pasar dalampemenuhan kebutuhan dasarbaik fasilitas yang lengkap (Provan et al., 2007). Maka dari beberapa
kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan bertujuan hal tersebut dapat memperlihatkan proses integrasi
meningkatkan keberfungsian sosial serta untuk memudah pelayanan sosial untuk membantu penyesuaian diri lanjut
kanjangkauan dan aksesibilitas layanan bagi lembaga usia di panti.
masyarakat yang mengalami kesulitan. METODE
Program pelayanan sosial yang ada akan memiliki
dampak penerimaan diri lanjut usia dalam penye-suaian Metode penelitian yang digunakan pada Integrasi
diri. Penerimaan diri sendiri Sheerer dalam (Cronbach, Pelayanan Sosial untuk Penyesuaian Diri Lanjut.Usia
1963) menjelaskan sebagai sikap menilai personal dan di Balai Perlindungan.Sosial Tresna Werdha Ciparay
kondisi sekitarnya dengan objektif, mampu menerima Kabupaten Bandung adalah menggunakan pendekatan
segala hal termasuk kelebihan dan kekurangan. Artinya kualitatif yang pada dasarnya untuk menghasilkan data
menyadari, memahami dan menerima diri dengan deskriptif.
sebaik baiknyadiikuti dengan niat serta kemampuan Penelitian menggunakan in depth interview,
mengembangkan diri menjadi menjalankan keseharian observasi partisipatif dan studi dokumentasi dengan
dengan baik dan penuh tanggung jawab (Heart, 2007). memperhatikan uji kredibilitas data meliputi ketekunan
Para lanjut usia sendiri mengalami proses kemunduran pengamatan, triangulasi sumber, teknik, waktu serta
baik fisik dan mental meliputi indera perasa, suara, mulut, kecukupan referensi selanjutnya hasil penelitian ini
kulit, kemampuan motorik, intelektual, sistem saraf dan dilakukan uji transferabilitiy yaitu pengujian hasil pene-
otot, pernafasan, jantung, seksualitas mempengaruhi litian dilakukan secara jelas, komprehensif dan sistematis
aktifitas sehari-hari. Secara umum lanjut usia menjalani dan dapat di pertanggung jawabkan dengan membuat
hidup digolongkan menjadi dua sikap yaitu masa tua laporan. Selanjut nya melakukan uji dependability dan
diterima secara normal dengan kesadaran mendalam atau confirmability dimana dimaksudkan sebagai langkah
sebaliknya tidak menerima masa tua dengan menyangkal mengaudit langkah yang diperoleh melalui konsultasi
kenyataan. kepada tenaga ahli meliputi konsultan pemerhati lanjut
Konsep pelayanan sosialsendiri merupakan kegiatan usia, sehingga data yang dihasilkan benar-benar dapat
yang diberikan wewenang untuk kepentingan bersama. dipertanggung jawabkan.
Tidak selalu harus kolektif, terdapat pelayanan individu
tetapi dilakukan secara konsensus demi kepentingan HASIL DAN PEMBAHASAN
bersama dalam rangka pemenuhan kebutuhan.
Selain itu Sandford dalam (Huruswati, 2013) Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay
mengemukakan penyebab sulitnya menjalankan integrasi menjalankan peran dan fungsi di bidang pelayanan dan
pelayanan sosial adalah terdapat konflik kepentingan perlindungan sosial sebagai unit pelaksana teknis. Balai
Integrasi Pelayanan Sosial untuk Membantu Penyesuaian Diri Lanjut Usia
(Ishak Fadlurrohim, Soni Akhmad Nulhaqim dan Nandang Mulyana)
148 Sosiohumaniora, Vol, 22, No. 2, July 2020

Perlindungan Sosial Tresna Werdha sendiri didirikan Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay
tahun 1979/1980 dengan surat keputusan Menteri Sosial sendiri didukung oleh tenaga pengelola berjumlah 53
RI No.41/Huk/Kep/X/79 tanggal 1 November 1979 orang Pegawai Tetap (PNS) dan 6 orang tenaga penunjang.
dengan nama Sasana Tresna Werdha Pakutandang dan Pegawai tetap meliputi 4 Struktural, 9 Fungsional Umum,
mulai beroperasi tanggal 19 Mei 1980. Berdasarkan Surat 5 Fungsional Tertentu dan 4 Pekerja Sosial serta Pegawai
Keputusan Menteri Sosial RI No. 32/Huk/Kep/V/1982 Tidak Tetap meliputi 3 Tenaga Administrasi, 2 Penjaga
tanggal 1 November 1982 yang selanjutnya berubah Kebun, 4 Petugas keamanan, 4 Petugas kebersihan, 5
menjadi PSTW Pakutandang. Juru masak, 3 perawat dan 10 Pramu werdha. Selain itu
Berjalannya waktu, pada saat otonomi. penerimaan lanjut usia dapat berasal dari dinas sosial,
daerah berkembang berganti nama menjadi PSTW sub unit, masyarakat, organisasi sosial, individu/ keluarga
Pakutandang dari Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2002 dan instansi dimana memiliki syarat diantaranya mengisi
tentang Perubahan atas Peraturan Daerah No 15 Tahun forma permohonan yang telah disediakan, berusia60 tahun
2000. Selanjutnya berganti nama kembali menjadi keatas, sehat fisik dan mental, mengikuti peraturan, adanya
Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay dan penjamin dari pihak keluarga/ wali dan membawa surat
menjadi induk dari 3 instansi PSTW yaitu PSTW Jiwa pindah dari daerah asal. Setelah itu lanjut usia diberikan
Baru Garut, PSTW Sukma Raharja Bogor dan PSTW program dalam pemenuhan kebutuhan dasar, aksesibilitas
Budi Daya Karawang. Pada akhirnya Tahun 2009 sarana dan prasarana, kesehatan, fisik, sosial, mental
berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 113 dan spiritual, pemberdayaan, sosialisasi dan koordinasi
Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit dan perlindungan hingga terminasi meliputi dirujuk ke
Pelaksana Teknis Dinas dan Badan di Lingkungan lembaga lain, meninggal dunia, kembali ke keluarga atau
Pemerintah Provinsi Jawa Barat diikuti penambahan mandiri. Untuk mendukung fungsi pelayanan terdapat
dan perubahan nama instalasi menjadi Sub Unit kegiatan supervisi yaitu merupakan kegiatan pengawasan
Rumah Perlindungan Sosial Tresna Werdha (RPSTW) untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
Garut,.Bogor, Karawang dan ditambah dengan Sub tugas pokok dan fungsibertujuan mengoptimalisasi tenaga
Unit Pemeliharaan Taman Makam Pahlawan Cikutra sumber daya manusia dalam pelaksanaan kegiatan di
Bandung. lembaga. Kegiatan supervisi bersifat konsultatif kepada
Selain itu BPSTW memiliki Tugas Pokok dalam supervisor dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi
menjalankan peran dan fungsi bidang pelayanan melihat kebijakan, prosedur dan rencana kerja. Monitoring
dan perlindungan sosial lanjut usia terlantar dan yaitu sistem pengawasan yang dilaksanakan oleh
pemeliharaan taman makam pahlawan. Selain itu penanggungjawab kegiatan yang bertujuan memastikan
sebagai bahan pengkajian pelaksanaan pedoman/ kegiatan yang berjalan ataupun akan datang sesuai dengan
petunjuk teknis pelayanan dan perlindungan lansia rencana dan sumber daya yang ada. Evaluasi yaitu menilai
terlantar dan pemeliharaan taman makam pahlawan keberhasilan dan kegagalan program pelayanan yang
serta penyelenggaraan pelayanan sosial dan ada sebagai bentuk pertanggung jawaban pihak balai
perlindungan sosial lansia terlantar dan pemeliharaan maupun sub unit kepada penerima layanan, keluarga atau
taman makam pahlawan. pemerintah. Pelaporan yaitu informasi kegiatan terlaksana,
Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay hambatan yang dihadapi, alternatif dan masukan dalam
memiliki Struktur organisasi meliputi Kepala Panti, Sub mengatasi setiap masalah yang dihadapi. Kegiatan ini
Bagian Tatausaha, Seksi Penerimaan dan Penyaluran, dilaksanakan sebagai tanggungjawab dan pelaporan
Seksi Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Jabatan fungsional pelaksanaan kegiatan dan dilakukan secara berkala.
dan kepala sub unit. Selain itu memiliki visi menjadi Penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Balai
penyediaan layanan terbaik Indonesia Tahun 2018 dengan Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay sebagai
mewujudkan lanjut usia yang memiliki harkat, martabat unit pelaksana teknis dinas dapat dilaksanakan secara
dan kualitas kesehatan yang prima, membangun sistem optimal dengan ketersediaan sumber daya manusia yang
serta mekanisme layanan lanjut usia, mendorong sumber mampu memberikan pelayanan dengan prima, dukungan
daya manusiakompeten dalam pelaksanaan fungsi dan kelengkapan sarana dan prasarana, adanya kerjasama
peran, memberikan fasilitas pendukung pelayanan lanjut dengan masyarakat, tokoh masyarakat, organisasi sosial
usia yang sesuai dan menciptakan netwoking untuk dan instansi terkait.
meningkatkan kualitas layanan suatu institusi/ lembaga. Fenomena lanjut usia yang dibawa oleh keluarga
Hal lain yang menjadi moto BPSTW Ciparay adalah untuk ditempatkan di panti dengan berbagai cara yang
Panca Satya Pelayanan yaitu membuat keamanan dan dilakukan agar dapat tinggal dan memperoleh layanan.
kenyamanan untuk lanjut usia, penyediaan pelayanan Seperti halnya lanjut usia yang datang bersama anaknya
dan perlindungan tanpa pamrih/ ikhlas, penyaluran minat, untuk mendaftar. Terdapat pula kasus, sang anak yang
bakat dan potensi lanjut usia, menanamkan nilai kejuangan, mengantarkan lansia ke panti tidak mengakui sebagai orang
keperintisan dan kepeloporan serta menciptakan kondisi tuanya, tetapi melainkan lanjut usia yang ditemukan atau
berwawasan lingkungan terlantar di jalan. Sementara itu si anak memberitahukan
Integrasi Pelayanan Sosial untuk Membantu Penyesuaian Diri Lanjut Usia
(Ishak Fadlurrohim, Soni Akhmad Nulhaqim dan Nandang Mulyana)
Sosiohumaniora, Vol, 22, No. 2, July 2020 149

kepada orang tua/ lanjut usiayang akan dimasukan ke kolektif dikarenakan memberi layanan terhadap individu
panti untuk berbohong dengan tidak mengakui dirinya dapat dilakukan demi kepentingan penyediaan dan
sebagai anaknya. Hal itu dilakukan agar mendapatkan kepentingan bersama yang telah diatur. Menurut Sandfort
perawatan dan memperoleh fasilitas kesehatan yang ada di dalam (Huruswati, 2013) Penyebab sulit dalam pelaksanaan
panti. Kondisi ini membuat lanjut usia terkadang merasa integrasi pelayanan adalah terdapat konflik kepentingan
terpaksa dan terdesak untuk mengikuti permintaan anaknya baik pimpinan yang memberikan pelayanan sama. Namun,
tersebut. Peristiwa tersebut menggambarkan bahwa Sandfort menyampaikan pelayanan sosial yang terintegrasi
terdapat permasalahan dalam pengelolaan pelayanan dan berkelanjutan dikarenakan budaya organisasi yang
sosial di panti tersebut, sehingga permasalahan tersebut tidak berfokus pada pemberian layanan pada kegiatan
muncul. Apakah terdapat kesalahan dalam kebijakan pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah.
atau dikarenakan rendahnya pengawasan terhadap pelak- Secara sederhana dari (Moenir, 2006)pelayanan itu
sanaan, atau lemahnya control, atau mungkin kurang sendiri adalah kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang
terintegrasinya pengelolaan pelayanan sosial. Peningkatan memiliki wewenang untuk pemenuhan kebutuhan dan
pelaksanaan dan pengembangan lembaga pelayanan sosial demi kepentingan bersama namun tidak berarti bersifat
menjadi salah satu hal penting dalam mempertahankan kolektif dikarenakan penyediaan layanan bagi perorangan
mutu dan kualitas suatu lembaga pelayanan sosial bagi pun dapat di penuhi asalkanatas dasar kepentingan
lanjut usia.Kurangnya kemampuan pengorganisasian dan bersama termasuk pemenuhan kebutuhan secara kon-
manajemen menjadi salah satu faktor utama terhambatnya sensus. Penyediaan pelayanan sosial adalah langkah
penyelenggaraan layanan. Selain itu kemampuan dan penting untuk mengurangi angka kemiskinan/ kerentanan
keterampilan manajemen serta tata kelola organisasi agar tingkat kesejahteraan sosial masyarakat menjadi lebih
merupakan salah satu aspekpenting dalam menciptakan baik. Pelayanan sosial sendiri adalah penyelenggaraan
pelayanan sosial terpadu (terintegrasi). Keahlian-keahlian layanan oleh pemerintah ataupun masyarakat sebagai
tersebut diasumsikan dapat mempengaruhi kondisi lanjut langkah penyediaan kebutuhan dasar, spiritual maupun
usia yang tinggal di panti dalam menerima perubahan sosial. Sehingga mampu menjalankan hidup yang sejahtera
kondisi baik secara fisik maupun mental menjadi lebih dan mampu mendorong potensi dirinya agar mampu
baik lagi. menjalankan fungsi sosialnya dengan baik. Pelayanan
Pada sebagian lembaga pelayanan sosial, seringkali sosial sendiri merupakan serangkaian kegiatan terarah
pelayanannya dikelola secara tradisional dan kekeluargaan, dan memiliki kelembagaan yang bertujuan meningkatkan
tanpa ditunjang dengan kemampuan manajaerial yang kualitas kehidupan manusia. Menurut (Suharto, 2009)
memadai. Mereka umumnya mengelola lembaga pela- Secara konseptual kesejahteraan meliputi proses dancara
yanan sosial karena dorongan rasa iba semata. Semestinya menyejahterakan masyarakat serta menjelaskan sistem
pelayanan sosial yang baik dan terintegrasi tidaklah cukup layanan sosial dan bentuk perlindungan sosial terhadap
hanya mengandalkan niat baik semata. Hal ini kadang kaum rentan.
menjadikan budaya organsasi yang mengatur pelaksanaan Hal ini integrasi layanan menunjukkan dapat
serta pengawasan seperti halnya yang disampaikan mengatasi permasalahan dan pemenuhan kebutuhan
tentang integrasi adalah kondisi kelompok-kelompok menggunakan konsep pelayanan sosial. Selain itu
etnis dapat beradaptasi dan menjadi komformitas terhadap Pelayanan Sosial menurut (Siporin, 1975) merupakan
budaya mayoritas, namun mempertahankan budaya penyelenggaraan kegiatan kesejahteraan sosial bertujuan
mereka sendiri. Atau biasa di sebut terpadu. Myron meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas dan kelang-
dalam (Juliardi, 2014) sendiri membagi integrasi menjadi sungan hidup melalui rehabilitasi sosial, jaminan
5 pengertian (a) Integrasi melihat proses penggabungan sosial, pemberdayaan sosial dan perlindungan sosial.
berbagai kelompok budaya dan sosial di satu lingkungan Tujuan utama adalah meningkatkan dan membangun/
dan membentuk identitas nasional, membangun rasa menciptakan pribadi dan sistem sosial di masyarakat,
kebersamaan dengan menghapus kesetiaan pada kepen- pada intinya dilakukan untuk pengembangan, menjaga
tingan. (b) Integrasi melihat dari pembuatan wewenang dan meningkatkat/ mendorong sistem kesejahteraan sosial
pusat di atas unit-unit sosial yang lebih kecil beranggotakan yang ada.Menurut Alfred J. Khan, Pelayanan Sosial di
kelompok sosial budaya masyarakat tertentu. (c) Integrasi bagi menjadi 2 bentuk, meliputi :
melihat hubungan antara pemerintah dan pelaksana. a. Pelayanan sosial yang kompleks/ rumit dan kompre-
Menyamakan perbedaan-perbedaan aspirasi dan nilai pada hensif sehingga sulit ditentukan identitasnya. Pelayanan
kelompok elit dan massa. (d) Integrasi melihat terdapat ini seperti pelayanan pendidikan, bantuan sosial dalam
konsensus terhadap hal kecil, sehingga diperlukan untuk bentuk uang oleh pemerintah, perawatan medis dan
menjaga. (e) Integrasi melihat pembuatan kebiasaan yang perumahan rakyat.
terintegrasi dan diterima demi mencapai tujuan bersama. b. Pelayanan sosial yang jelas ruang lingkupnya dan
Konsep integrasi pelayanan sebagai kegiatan yang pelayanannya walaupun selalu mengalami perubahan.
dilakukan berbagai pihak ditujukan guna menjalankan Pelayanan ini mampu berdiri secara mandiri,
kepentingan bersama namun bukan artinya sifatnya selalu contohnyalayanan kesejahteraan anak dan keluarga,
Integrasi Pelayanan Sosial untuk Membantu Penyesuaian Diri Lanjut Usia
(Ishak Fadlurrohim, Soni Akhmad Nulhaqim dan Nandang Mulyana)
150 Sosiohumaniora, Vol, 22, No. 2, July 2020

namun dapat pula menjadi suatu bagian dari suatu yang ada di lembaga guna memberikan pelayanan secara
lembaga layanan, seperti pekerja sosial di pendidikan/ langsung. Hal ini Sesuai dengan prinsip pekerjaan sosial,
sekolah, pekerja sosial medis/ rumah sakitdan pekerjaan ialah“To Help People To Help Themself”, pendampingan
sosialindustry/ perusahaan. sendiri kepada penerima manfaat dimaksudkan agar
ada partisipasi langsung dari penyedia layanan kepada
Pelayanan sosial sendiri dapat diartikan secara luas penerima layanan atau dalam hal ini lanjut usiadi
sebagai kegiatan pemberian layanan bertujuan membantu Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay.
meningkatkan taraf kesejahteraan sosialnya sedangkan Memberikan partisipasi dan bentuk perhatian kepada
secara sederhana merupakanlayanan sosial yang diberikan lanjut usia memberikan wujud rasa empati dan peduli.
untuk ditujukan kepada golongan masyarakat rentan atau Pada pembahasan ini dapat terlihat peran/ kapasitas
tidak memiliki harapan (Dwi Heru Sukoco, 1991:3). pekerja sosial dapat di munculkan pendamping adalah
Pelayanan sosial juga dapat diartikan secara sederhana tidak menjadi seorang pemberi obat atau langsung dapat
sebagai pelayanan kesejahteraan sosial dimana terdiri memecahkan masalah. Pendamping sosial sebagai pelak-
dari proses/ tahapan pertolongan dan perlindungan untuk sana perubahan dengan aktif terlibat kegiatan dalam
kelompok rentan yang memiliki masalah diantaranya mengatasi permasalahan yang muncul dari lanjut usia.
layanan bagi anak terlantar, keluarga fakir miskin, Maka dapat diartikan sebagai hubungan yang dinamis
disabilitas dan permasalahan lainnya.Mempelajari tentang bagi penerima manfaat dan pekerja sosial yang Bersama-
meningkatkan kualitas layanan di institusi atau lembaga, samamengatasi serta menhadapi berbagai permasalahan
hal ini tidak terlepas atau tidak dapat dipisahkan terhadap baik fisik, psikologis dan kesehatan di karenakan proses
pandangan dan pemahaman terkait sistem lembaga secara kemunduran lanjut usia yang memunculkan kompleksitas
luas. Pendekatan ini disebut Model Sistem Keseluruhan. masalah.
Pendekatan ini secara sempit melibatkan penilaian untuk Standarisasi panti memiliki ketentuan yang berisi
ketiga komponen sub-sistem kelembagaan yaitu Masukan, dan memperhatikan keadaan dan kualitas capaian dari
Proses, dan Keluaran.Masukan atau inputialah terdiri balai perlindungan sosial tresna werdha ciparay sebagai
dari karakteristik Lembaga, dimana didalamnya meliputi penyelenggara/lembaga pelayanan sosial sejenis lainnya.
sistem sumber atau fasilitas yang ada dan dimiliki institusi Terdapat dua jenis standar panti sosial, diantaranya
atas dasar untuk membantu mendorong efektivitas dalam standar panti secara umum dan khusus. Standar panti
pemberian layanan dan memenuhi tujuan organisasi. Di secara umum yaitu aturan atau wewenang yang memuat
sisi lain proses adalah serangkaian pelaksanaan/ prosedur kondisi lingkungan sekitar institusi yang memberikan
yang dijalankan suatu organisasi didalam menyediakan layanan dan kinerja tertentu untuk mencapai tujuan serta
bentuk pelayanan kepada penerima manfaat. Pada akhir memperbaiki pelaksanaan kegiatan yang ada apapun
proses pemberian layanan kepada penerima manfaat jenis permasalahannya. Sementara itu standar panti secara
setelah menjalani proses, hal inilah yang dimaksud dengan khusus diartikan meliputi aturan/ wewenang memuat dan
keluaran atau out come (Edi Suharto, 2005 : 186). berisi hal penting dan perlu perbaikan bagi berjalannya
Setelah beberapa pembahasan tentang integrasi penyelenggaraan panti dan lembaga pelayanan sosial
pelayanan diatas. Maka bentuk pelayanan sosial bagi sejenis lainnya disesuaikanke khasan permasalahan yang
lanjut usia yang menjadi pembahasan menarik yang ada di tangani panti.
di lembaga dalam menyelenggarakan layanan sosial di Standar panti secara umum, ialah institusi atau panti
Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay. Bentuk sendiri memiliki strutur Kelembagaan, meliputiLegalitas
pertama adalah model pelayanan sosial dengan model Organisasi,VisidanMisi,OrganisasidanTataKerja,Sumber
pantiyang menyediakan dan memberikan tempat tinggal Daya Manusia (penyelenggara panti, Pengembangangn
penerima pelayanan di suatu lembaga yang memiliki Personil Panti, fasilitas umum, finansial, pelayanan
kategori tertentu di sesuaikan dengan jenis pemberian sosial dasar, Monitoring dan Evaluasi. Maka integrasi
layanannya meliputi perlindungan, bimbingan, perawatan layanan sosial memiliki peran dalam membantu lanjut
kesehatan yang di fasilitasi pihak lembaga sendiri sebagai usia dalam menjalani masa tua nya yang berkualitas serta
bentuk perlindungan kepada masyarakat yang mengalami mempromosikan layanan terintegrasi guna mendukung
keterlantaran dan tidak memiliki keluarga. Seperti hal sistem layanan maupun kerja sama antar profesi yang ada
nya pelayanan sosial bagi lanjut usia terdapat pemberian di institusi yang memiliki penyelenggaraan layanan yang
layanan keagamaan dan mental yang ditujukan untuk sejenis. Maka permasalahan yang paling penting adalah
memberikan kekuatan dan mendorong keyakinan dan proses penyesuaian diri lanjut usia selama berada di panti
menjaga ketakwaan kepada Tuhan. Pemberian bimbingan guna menerima perubahan kondisi lingkungan sosial yang
kerohanian dan mental kepada lanjut usia dilaksanakan baru.
melalui kegiatan pertemuan keagamaan yang disesuiakan Penyesuaian diri yang dimaksud merupakan
dengan kebutuhan dan kepercayaan atau agama. keterampilan menciptakan hubungan yang baik antara
Pendampingan sosial menjadi salah satu strategi orang dan lingkungan sekitarnya. Penyesuaian diri
dalam memberikan layanan kepada penerima manfaat adalah faktor penting dalam berjalannya kehidupan.
Integrasi Pelayanan Sosial untuk Membantu Penyesuaian Diri Lanjut Usia
(Ishak Fadlurrohim, Soni Akhmad Nulhaqim dan Nandang Mulyana)
Sosiohumaniora, Vol, 22, No. 2, July 2020 151

Begitu pentingnya hal ini hingga berbagai literatur itu aspek yang ada di luar dirinya seperti lingkungan
mengungkapkan bahwa manusia sejak lahir hingga mati sosial, interaksi sosial dan kemampuan sosialnya.
tidak lain adalah penyesuaian diri. Alex Sobur (2013:527) Untuk mengetahui bagaimana manusia menye-
Pada dasarnya menjelaskan penyesuaian diri adalah suaikan dirinya. Berikut ciri-ciri penyesuaian diri seperti
keterampilan membangun hubungan yang menguntungkan yang di kemukakan oleh (Sunarto dan Hartono, 2008:
antara orang dan lingkungannya. Lingkungan mencakup 224) terdapat ciri-ciri penyesuaian diri meliputi (a)
seluruh hal yang mempengaruhi setiap kemungkinan Tidak memperlihatkan adanya ketegangan emosional.
dan kekuatan di sekitar individu dan berdampak pada (b) Tidakadanya gejala psikologis. (c) Tidak adanya rasa
kehidupan. Lingkungan tersebut mencakup 3 aspek utama frustasi pribadi. (c) Memiliki pernilaian yang rasional dan
meliputi (a) Lingkungan Alamiah yaitu komponen luar mengontrol diri. (d) memiliki keinginan untuk belajar.
dan hal yang melengkapi di sekitar individu bersifat vital (e) Menghargai pengalaman. (f) Bersikap realistis dan
dan dasar, meliputi pakaian, tempat tinggal, makanan dan berpikir objektif.
lainnya. (b) Lingkungan sosial, dapat diartikan berada Apabila melihat dari ciri-ciri penyesuaian diri
di masyarakat, karena individu menjalani kehidupan yang dapat terjadi maka dapat melihat pula bagaimana
tentunya bersama anggota, adat istiadat dan aturan-aturan penyesuaian diri yang baik dan buruk pada lanjut
menjaga hubungan individu diantara satu sama lain. usia seperti halnya yang di jelaskan menurut Hurlock
(c) Manusia itu sendiri (the self), yaitu manusia/ dirinya (1980:440), hal yang dapat menunjukkan bentuk
sendiri adalah berhubungan dengannya diri pribadi yang penyesuaian diri yang baik dan buruk diantaranya (a)
tentunya memahami dan mempelajari untuk mengatur, Penyesuaian diri yang baik: Minat kuat dan beragam;
menguasai, mengontrol keinginan dan tuntutan yang tidak Mandiri untuk hidup mandiri; Hubungantidak terbatas
sesuaidengan dasar logika. dengan orang-orang yang berusia lanjut usia tetapi
Sehingga dapat di ketahui bahwa aspek-aspek dengan segala umur; Kepuasan kerja yang menyenangkan
penyesuaian diri berdasarkan teori diatas yaitu penyesuaian dan bermanfaat dengan tidak menghabiskan banyak
diri terhadap lingkungan alamiah, lingkungan sosial dan biaya; Keikutsertaan berpartisipasi dalam organisasi
terhadap dirinya sendiri (the Self). Maksud dari lingkungan kemasyarakatan; Kemampuan untuk menikmati berbagai
alamiah adalah bagaiamana lanjut usia dapat menyesuaikan kegiatan dengan tidak menyesali masa lampau; Dapat
diri dengan lingkungan alamiah yaitu bentuk yang konkrit mengurangi kecemasan terhadap diri sendiri maupun
seperti dapat menyesuaikan diri dengan tempat tinggal orang lain; Menikmati kegiatan atau aktifitas sehari-hari
saat ini, makanan dan pakaian. Lingkungan sosial adalah meskipun bersifat berulang-ulang; Dapat menghindari
bagaimana lanjut usia melakukan penyesuaian diri terhadap kesalahan-kesalahan khususnya tentang kondisi tempat
orang-orang di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha tinggal dan perlakuan orang lain. (b) Penyesuaian diri
Ciparay seperti berinteraksi sesama lanjut usia, pegawai yang buruk: Memiliki minat dan peranan yang kecil pada
panti serta lingkungan sekitarnya. Serta bagaimana lanjut lingkungan; Adanya perasaan yang selalu cemas dan
usia tersebut dapat menjalankan kesehariannya di dalam didorong oleh perasaan mengangur; Kurang bersemangat;
Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha. Masih dipengaruhi oleh masa kejadian-kejadian di masa
Menurut Fromm dan Gilmore (dalam Desmita, lalu; Memiliki sifat menarik diri; Bersikap bahwa aktifitas
2009:195) menjelaskan terdapat 4 bentuk penyesuaian yang ada menjadi hal yang percuma ; Adanya penolakan
diri yang baik antara lain Pertama, kematangan emosional untuk ikut serta dalam kegiatan orang-orang usia lanjut
yaitu kemantapan suasana kehidupan emosional, karena alasan membosankan; Selalu mengeluh dan
kemantapan suasana kehidupan kebersamaan dengan mengkritik segala sesuatu; Adanya perasaan kesepian
orang lain, kemampuan untuk santai, gembira dan sebagai akibat kekakuan hubungan dalam keluarga dan
menyatakan kejengkelan dan sikap serta perasaan ter- minat yang rendah untuk menjalani kehidupan saat ini.
hadap kemampuan dan kenyataan diri sendiri. Kedua, Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
kemampuan intelektual yaitu kemampuan mencapai penyesuaian diri terdiri dari yang baik yaitu lanjut usia
wawasan diri sendiri, kemampuan memahami orang lain dapat menerima perubahan yang terjadi pada dirinya baik
dan keragamannya, kemampuan mengambil keputusan, itu perubahan usia, status, kemampuan fisik, kemampuan
keterbukaan dalam mengenal lingkungan. Ketiga, psikis dan intelektual serta terbatasnya penghasilan.
kematangan sosial, yaitu keterlibatan dalam partisipasi Selain itu lanjut usia juga harus mampu menyesuaikan
sosial, ketersediaan kerjasama, kepemimpinan dan sikap diri dengan kenyataan yang terjadi saat ini sehingga dapat
toleransi. Keempat, tanggung jawab (sikap produktif merencanakan kegiatan dimasa mendatang untuk tampil
untuk mengembangkan diri, membuat perencanaan lebih bahagia, sehat meskipun sibuk dengan berbagai
dan menjalankan dengan fleksibel, memiliki etika dan kegiatan. Sedangkan penyesuaian diri yang buruk yaitu
jujur”. Sehingga dari beberapa penjelasan teori tentang lanjut usia tidak dapat menerima perubahan yang terjadi
penyesuaian diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan pada dirinya baik itu perubahan usia, status, kemampuan
yang ada didalam diri termasuk kematangan emosional, fisik, kemampuan psikis dan intelektual serta terbatasnya
kematangan intelektual dan kemampuan dirinya. Selain penghasilan. Menurut Gunarsa dalam Alex Sobur (2003:
Integrasi Pelayanan Sosial untuk Membantu Penyesuaian Diri Lanjut Usia
(Ishak Fadlurrohim, Soni Akhmad Nulhaqim dan Nandang Mulyana)
152 Sosiohumaniora, Vol, 22, No. 2, July 2020

529) menyebutkan bentuk-bentuk penyesuaian diri dikla- dengan lansia yaitu (a) Orang-orang yang berlanjut usia
sifikasikan dalam dua bentuk. (a) Penyesuaian Diri yang banyak menimbulkan problema yang berhubungan dengan
Adaptive yaitu Bentuk penyesuaian diri yang adaptive berkurangnya kemampuan untuk mempertahankan
sering dikenal dengan istilah adaptasi. Bentuk penyesuaian diri, karena menurunnya kesehatan. Ini disebabkan
diri ini lebih bersifat badani, artinya perubahan-perubahan pula oleh proses alamiah kerapuhan fisik dan penyakit
dalam proses badani untuk menyesuaikan diri terhadap yang belum pernah dialami (b) Meningkatnya mutu
keadaan lingkungan. (b) Penyesuaian Diri yang Adjustive kesehatan, ekonomi dan sosial memungkinkan terjadinya
yaitu Bentuk penyesuaian diri yang adjustive lebih bersifat perlambatan proses ketuaan (panjang umur) dengan
keadaan psikis kita, misalnya jika kita harus pergi kerumah tingkat harapan hidup yang semakin tinggi, sehingga
tetangga atau teman yang tengah berduka cita karena populasi dan proporsi usia lanjut akan meningkat (c)
kematian salah seorang anggota keluarganya, mungkin Adanya kepercayaan bahwa usia lanjut merupakan masa
sekali wajah kita dapat diatur sedemikian rupa, sehingga kemunduran dalam berbagai segi kehidupan sehingga
menampilkan wajah duka. Sebagai tanda ikut menyesuaikan hal tersebut menimbulkan sikap menyerah pada keadaan,
terhadap suasana sedih dalam keluarga tersebut. pasif dan menunggu nasib (d) Keadaan seksualitas, seperti
Maka penyesuaian diri yang muncul tentunya adanya anggapan bahwa masalah seks adalah milik atau
memiliki perbedaan yang di hasilkan oleh lanjut usia yang hanya milik orang muda saja. Bila dilihat orientasi masa
memasuki kehidupan baru di dalam panti baik secara sekarang, peranan seks dalam tetap berorientasi pada
positif maupun negatif. Apabila melihat fenomena lanjut kenikmatan bukan pada reproduksi, sehingga seks sebagai
usia yang dikecewakan oleh anaknya yang mendaftarkan kenikmatan hidupyang penting bagi mereka yang sudah
dirinya kedalam panti dengan cara yang menyakitkan tua bahkan perlu dipelihara dan ditingkatkan (e) Seringkali
maka perlu proses penyesuaian diri yang berbeda. Hal ini kita lihat bahwa orang-orang usia lanjut penuh dengan
membuat pelayanan sosial yang ada di Balai Perlindungan stress akibat dari kemiskinan dan menderita banyak
Sosial Tresna Werdha Ciparay dapat optimal dan masalah penyakit. Sering kali stress yang dialami tersebut
terintegrasi. Sebab banyak contoh kasus penolakan yang mengakibatkan depresi, kekhawatiran dan paranoid.
terjadi baik antara diri lanjut usia terhadap diri nya sendiri Masa usia lanjut merupakan masa ketenangan dengan
maupun lingkungan sosial nya yang diakibatkan oleh merasakan hasil dan jerih payah yang di hasilkan saat
penurunan fungsi fisik dan mental. Seperti hal nya dengan muda dan dewasa.
rasa kekecewaan lanjut usia tidak mau mengikuti ataupun Sehingga dapat menyadari bahwa mereka berubah
keluar dari ruangan nya, selain itu uja terdapat penolakan menjadi lambat dan pergerakan menjadi kurang baik
identitas terhadap penilaian yang sudah menjadi warga dibandingkan pada saat muda. Menurunnya kondisi seperti
binaan di panti dengan tidak mau menggunakan baju yang persendian kaku, tangan gemetar, kepala, rahang bawah
disediakan panti dikarenakan memiliki penilaian yang dan kondisi psikologis dengan motivasi menurundan
merendahkan terhadap lanjut usia. melakukan hal hal sederhana yang dapat dilakukan. Lanjut
Lanjut usia sendiri menurut (Lilik Ma’rifatul Azizah, usia cenderung kurang membayangkan hal-hal yang
2011:1) mendefinisikan Lanjut usia menjadi bagian proses baru di pelajari. Mereka tidak terlalu termotivasi untuk
perkembangan. Manusia tidak secara langsung menjadi mengingat dikarenakan kurangnya fokus dan pendengaran
lanjut usia, namun melalui perkembangan dimulai bayi, yang kurang. Perubahan terhadap kesehatan dan fisik dapat
anak, dewasa dan diakhiri menjadi tua. Maka dengan terlihat dari keinginan mencari kegiatan yang dilakukan
perubahan fisik dan perilaku dapat di perkirakan terjadi seperti duduk terus menerus dan penurunan keinginan
kepada semua oranga saat mencapai usia tahapan per- melakukan kegiatan yang membutuhkan fisik dan tenaga
kembangan tertentu. Seluruhnya akan mengalami proses seperti membersihkan, mencuci, menyapu dan lainnya.
menjadi tua di akhir kehidupan dengan kemunduran Maka dari itu memerlukan suatu kegiatan yang sifat
yang dialami secara fisik, mental dan sosial. selain itu nya rekreatif, santai dan melatih kemampuan sensorik
(Tedy Laleno, 1993:20) menyatakan ciri khas lanjut usia maupun motorik, serta mengembangkan dengan secara
yaitu (a) Usia: disebut lanjut usia jika seseorang berusia berkelompok.
tua dan mengerti dan menghayatinya sebagai lanjut usia
SIMPULAN
(b) Kematian: merupakan fakta kehidupan bagi semua
orang, namun kematian dirasakan dan ditanggapi secara Integrasi Pelayanan sosial di Balai Perlindungan Sosial
berbeda-beda (c) Intensifikasi: secara umum lanjut usia Tresna Werdha Ciparay dalam mempengaruhi penyesuaian
memikirkan/ merenungkan akan kematian, keyakinan, diri lanjut usia dalam menghadapi penolakan yang ada
diri sendiri dan keadaan fisiknya (d) Penyakit: tentunya pada diri lanjut usia terhadap dirinya maupun lingkungan
lanjut usia menghadapi penuruan fisik dikarenakan sakit sosialnya. Terutama menghadapi proses transformasi
dan memahami dampaknya terhadap kondisi emosional dalam kehidupan diantaranya kehilangan pasangan
terhadap semangat dan kekuatan lanjut usia. hidup dan pindah ke panti jompo. Masalah utama yang
Selain pendapat diatas, Tody Lalenoh (1993:23) dihadapi lanjut usia adalah penurunan kesehatan fisik
menyatakan bahwa masalah-masalah yang berkaitan dan mental yang membuat penyesuaian diri terhadap
Integrasi Pelayanan Sosial untuk Membantu Penyesuaian Diri Lanjut Usia
(Ishak Fadlurrohim, Soni Akhmad Nulhaqim dan Nandang Mulyana)
Sosiohumaniora, Vol, 22, No. 2, July 2020 153

pelayanan sosial meliputi lingkungan alamiah, diri sendiri sejak lahir hingga meninggal adalah penyesuaian diri.
dan lingkungan sosial nya. Pelayanan sosial yang ada Penyesuaian diri dibagi menjadi 3 aspek yang dapat
dapat merepresentasikan bagaimana negara menjalankan melihat proses dan bentuk penyesuaian diri diantaranya
fungsi perlindungan dan perawatan lanjut usia jangka penyesuaian diri terhadap lingkungan alamiah nya
panjang(long term care). (makanan, pakaian dan tempat tinggal), dirinya sendiri
Lanjut usia menghadapi tahapan proses kemunduran (the self) atau kondisi emosional dan kematangan emosi
fisik maupun mental meliputi indera perasa, suara, mulut, serta wawasan intelektual dalam menghadapi perubahan
kulit, kemampuan motorik, intelektual, sistem saraf dan dan lingkungan sosial sebagaimana dapat berperan aktif
otot, pernafasan, jantung, seksualitas mempengaruhi dilingkungan sosialnya baik antar rekan sesama lanjut usia,
aktifitas sehari-hari, Lanjut usia menjalani kehidupannya terhadap pegawai panti maupun masyarakat. Sehingga
dikategorikan menjadi dua sikap pertama, masa tua memberikan bentuk penyesuaia diri yang baik atau buruk.
diterima dengan wajar melalui kesadaran mendalam. Pelayanan sosial yang ada dapat memberikan suatu
Kedua, cenderung menolak datangnya masa tua dan program kegiatan yang dapat membantu lanjut usia dalam
tidakmenerima kenyataan. meningkatkan penyesuaian diri serta sumber daya bagi
Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan profesi di layanan sejenis dengan mendukung perubahan
indepth interview dan menggunakan pendekatan studi ke arah positif baik dalam mempromosikan pelayanan
kasus secara purposive sampling dalam menentukan terintegrasi maupun meningkatkan kualitas layanan serta
informan. Selain itu memperhatikan uji kredibilitas data lanjut usia mendapatkan perlindungan dan rasa aman serta
meliputi ketekunan pengamatan, triangulasi sumber, mampu menghadapi kompleksitas masalah yang dihadapi
teknik, waktu serta kecukupan referensi selanjutnya dikarenakan penurunan kondisi fisik, psikologis dan
hasil penelitian ini dilakukan uji transferabilitiy yaitu mental dengan menikmati masa tua selama di panti.
pengujian hasil penelitian dapat diterapkan dimana
DAFTAR PUSTAKA
dilakukan secara lengkap, jelas, sistematis dan dapat
di pertanggungjawabkan. Selanjut nya melakukan uji Alex, S. (2013). Psikologi Umum (dalam lintasan sejarah).
dependability dan confirmability dimana dimaksudkan Cetakan ke-5. Bandung: Pustaka Setia.
sebagai langkah mengaudit langkah yang diperoleh
melalui konsultasi kepada tenaga ahli/ dosen pembimbing, Azizah, L.M.R, (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1.
sehingga data yang dihasilkan benar-benar dapat Yogyakarta: Graha Ilmu.
dipertanggung jawabkan. Badan Pusat Statistik. (2014). Statistik Penduduk Lanjut
Terdapat dua jenis standar panti sosial, diantaranya Usia 2017. Survei Sosial Ekonomi Nasional
standar panti secara umum dan khusus. Standar panti Jakarta: Badan Pusat Statistik Indonesia.
secara umum yaitu aturan atau wewenang yang memuat
Brandl, B. (2007). Elder abuse detection and intervention
kondisi lingkungan sekitar institusi yang memberikan
a collaborative approach. New York: Springer
layanan dan kinerja tertentu untuk mencapai tujuan serta
Publishing Company.
memperbaiki pelaksanaan kegiatan yang ada apapun
jenis permasalahannya. Sementara itu standar panti secara Cronbach, L.J. (1963). Educational Psychology. New
khusus diartikan meliputi aturan/ wewenang memuat dan York: Harcourt, Brace & World Inc.
berisi hal penting dan perlu perbaikan bagi berjalannya
Desmita, (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung:
penyelenggaraan panti dan lembaga pelayanan
Remaja Rosda Karya.
sosialsejenis lainnya disesuaikanke khasan permasalahan
yang di tangani panti. Heru, S.D. (1991). Profesi Pekerjaan Sosial dan Proses
Standar panti secara umum, ialah institusi atau panti Pertolongannya. Bandung: Koperasi Mahasiswa
sendiri memiliki strutur Kelembagaan, meliputiLegalitas STKS Bandung.
Organisasi, Visi dan Misi, Organisasi dan Tata Kerja, Hurlock, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu
Sumber Daya Manusia (penyelenggara panti, Pengem- Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi
bangangn Personil Panti, fasilitas umum, finansial, kelima. Jakarta: Erlangga.
pelayanan sosial dasar, Monitoring dan Evaluasi. Maka
integrasi layanan sosial memiliki peran dalam mem- Huruswati, I., Purwanto, A., Sabarisman, M., Suyanto, &
bantu lanjut usia dalam menjalani masa tua nya yang Syawie, M. (2013). Pengembangan Kebijakan,
berkualitas serta mempromosikan layanan terintegrasi Strategi dan Model Pelayanan Terpadu dan
guna mendukung sistem layanan maupun kerja sama Gerakan Masyarakat Peduli Kabupaten/ Kota
antar profesi yang ada di institusi yang memiliki Sejahtera (pandu gempita) Kajian Kebijakan.
penyelenggaraan layanan yang sejenis. Jakarta: P3KS Press.
Penyesuaian diri adalah faktor penting dalam kehidupan Juliardi, B. (2014). Pendidikan Kewarganegaraan untuk
manusia. Begitu pentingnya hal ini hingga berbagai Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
literatur terdapat ungkapan bahwa manusia hidup Persada.
Integrasi Pelayanan Sosial untuk Membantu Penyesuaian Diri Lanjut Usia
(Ishak Fadlurrohim, Soni Akhmad Nulhaqim dan Nandang Mulyana)
154 Sosiohumaniora, Vol, 22, No. 2, July 2020

Lalenoh, T. (1993). Gerontologi dan Penyesuaian Lanjut Siporin, M (1975), Introduction to Social Work Practice,
Usia. Bandung. STKS Bandung. New York Macmillan Publishing. Co, Inc.
Maeda, D. (2000). The socioeconomic context of japanese Sunarto & Hartono, A. (2008). Perkembangan Peserta
social policy for aging.In Long, Susan Orpet (Ed.). Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Caring for the elderly in japan and the u.s practicies
Suharto,E.(2009).MembangunMasyarakatMemberdayakan
and policies (pp. 28-51). London and New York:
Masyarakat. (Bandung: PT Refika Aditama).
Routledge.
Moenir, (2006), Manajemen Pelayanan Umum di
Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara

Integrasi Pelayanan Sosial untuk Membantu Penyesuaian Diri Lanjut Usia


(Ishak Fadlurrohim, Soni Akhmad Nulhaqim dan Nandang Mulyana)

Anda mungkin juga menyukai