Anda di halaman 1dari 9

p-ISSN 2355-5343 Article Received: 26/05/2016; Accepted: 05/09/2016

e-ISSN 2502-4795 Mimbar Sekolah Dasar, Vol 3(2) 2016, 222-230


http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar DOI: 10.17509/mimbar-sd.v3i2.4384

PERILAKU PROSOSIAL PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR BERDASARKAN


PERBEDAAN JENIS KELAMIN

Yustiana Amini1 & Ipah Saripah2

1,2Program Studi Bimbingan dan Konseling FIP UPI


1,2Jl.
Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung
1Email: yustianamini@yahoo.co.id
2Email: bundaipah@gmail.com

ABSTRACT ABSTRAK
The aim of this research is to provide an overview Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perilaku
of empirical research to the student prosocial prososial peserta didik kelas tinggi sekolah dasar
behavior in elementary school. The approach berdasarkan perbedaan jenis kelamin. Penelitian
used to examine the student prosocial behavior is menggunakan pendekatakan kuantitatif dengan
a quantitative approach with descriptive metode deskriptif. Alat pengukuran data adalah
methods. The population is 84 high-grade kuesioner berbentuk skala yang dikembangkan
student's SD Miftahul Iman Year 2015/2016. Results berdasarkan indikator perilaku prososial. Populasi
show that the overall level of prosocial behavior is penelitian adalah seluruh peserta didik kelas
the adequate category with average value of tinggi SD Miftahul Iman Tahun Ajaran 2015/2016
1.89, which indicates that students are already yang berjumlah 84 peserta didik. Hasil penelitian
quite capable of showing their prosocial behavior menunjukkan perilaku prososial dalam kategori
but still require the guidance of a counselor or sedang dengan nilai rerata sebesar 1.89, artinya
teacher. Based on sex, there is difference but not peserta didik sudah cukup mampu menampilkan
significant in the average value of prosocial dan menunjukkan perilaku prososialnya. Selain itu,
behavior among girl and boy students. secara keseluruhan terdapat perbedaan tetapi
tidak terlalu signifikan antara perilaku prososial
Keywords: prosocial behavior, elementary peserta didik perempuan dengan perilaku
student, sex difference. prososial peserta didik laki-laki.

Kata Kunci: perilaku prososial, peserta didik


sekolah dasar, perbedaan jenis kelamin.

How to Cite: Amini, Y., & Saripah, I. (2016). PERILAKU PROSOSIAL PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR BERDASARKAN
PERBEDAAN JENIS KELAMIN. Mimbar Sekolah Dasar, 3(2), 222-230. doi:http://dx.doi.org/10.17509/mimbar-sd.v3i2.4384.

PENDAHULUAN ~ Manusia adalah makhluk sebaya. Hubungan yang baik dengan


sosial yang saling berinteraksi dan teman sebaya akan membawa dampak
membutuhkan satu sama lain. Dalam positif terhadap anak tersebut. Anak yang
berinteraksi dengan lingkungan, anak kurang disenangi oleh temannya
memiliki keunikan dan keragamannya cenderung diabaikan bahkan dikucilkan
sendiri terhadap lingkungan yang oleh temannya sehingga jika terus
tergambar melalui perilakunya terutama diabaikan maka akan menimbulkan
dalam lingkungan teman sebayanya. hambatan pada tahap perkembangan
sosial selanjutnya. Dengan demikian,
Perkembangan anak dalam bersosialisasi penting bagi anak untuk mampu
di lingkungan tidak hanya dipengaruhi oleh mengembangkan perilaku prososial.
keluarga, tetapi juga lingkungan teman

[222]
Yustiana Amini & Ipah Saripah, Perilaku Prososial Peserta Didik Sekolah Dasar…

Pengertian prososial sendiri menurut pengorbanan, kemurahan hati, dan saling


Kartono (2003) adalah suatu perilaku sosial berbagi.
yang menguntungkan di dalamnya
terdapat unsur-unsur kebersamaan, Faktor lingkungan terkait dengan
kerjasama, kooperatif, dan altruisme. perbedaan individu dalam perilaku
Perilaku prososial (Prosocial Behavior) prososial anak seperti pemberian model
dapat diartikan juga sebagai segala yang dilakukan oleh orang tua dapat
tindakan apapun yang menguntungkan membantu anak dalam berperilaku.
orang lain (Einsberg & Mussen, 1989). Penggunaan model dalam perilaku
tersebut seperti menjelaskan mengenai
Secara umum istilah prososial diaplikasikan hal-hal yang boleh dan tidak boleh
pada tindakan yang tidak menyediakan dilakukan saat bermain dengan teman
keuntungan langsung pada orang yang sepermainan (misalnya, menjelaskan
melakukan tindakan tersebut, dan bahkan kepada anak mengenai konsekuensi dari
mengandung derajat resiko tertentu (Baron perilaku yang mereka lakukan) (Eisenberg
& Byrne, 2005). Perilaku prososial dapat & Fabes, 1998 ). Di luar pengaruh orang tua,
memberikan pengaruh terhadap individu faktor saudara, teman sebaya, dan
dalam melakukan interaksi sosial. Perilaku sekolah juga dapat memengaruhi perilaku
prososial sendiri dapat berarti berperilaku prososial. Wentzel, McNamara, dan
baik kepada orang lain serta memiliki sikap Caldwell (2004) mengatakan perilaku
mementingkan kepentingan orang lain prososial anak mungkin dipengaruhi oleh
terlebih dahulu. William (dalam Dayakisni, teman-teman dekat. Selain itu, semakin
2009) membatasi perilaku prososial secara baik kualitas persahabatan, maka akan
lebih rinci sebagai perilaku yang memiliki lebih banyak memengaruhi teman satu
intens untuk mengubah keadaan fisik atau sama lain dalam berperilaku prososialnya.
psikologis penerima bantuan dari kurang
baik menjadi lebih baik, dalam arti secara Setiap individu memiliki kecenderungan
material maupun psikologis. Dalam hal ini untuk berperilaku prososial atau tidak,
dapat dikatakan bahwa perilaku prososial terlepas dari perbedaan jenis kelamin,
bertujuan untuk membantu meningkatkan sehingga individu memiliki kesempatan
well being orang lain, dikarenakan yang sama dalam berperilaku prososial.
seseorang yang melakukan tindakan Pada kenyataannya, perbedaan jenis
prososial turut menyejahterakan dan kelamin ikut memengaruhi individu untuk
membahagiakan kehidupan orang atau berperilaku prososial. Menurut hasil
penerima bantuan. Ada pun perilaku penelitian yang dilakukan oleh Becker &
prososial meliputi saling membantu, saling Eagly (2004) ditemukan bahwa dari 8.706
menghibur, persahabatan, penyelamatan, penerima penghargaan warga yang
secara sukarela menyelematkan orang lain

[223]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 2 Oktober 2016

- meskipun membahayakan dirinya sendiri - kelas VI adalah 36 orang, peserta didik laki-
hanya 9% penerima penghargaan tersebut laki sebanyak 24 orang dan perempuan 12
adalah perempuan (Taylor, Peplau, orang.
O’Sears, 2009, p. 478). Berbeda dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Pengumpulan data penelitian
Eisenberg, Cialdini, McCreath, & Shell menggunakan instrumen berupa angket
(1987) menyebutkan anak perempuan atau kuesioner skala perilaku prososial.
lebih siap memberikan bantuan dibanding Analisis data penelitian dilakukan secara
dengan anak laki-laki (Bierhoff, 2002, p, 27.) kuantitatif, yaitu dengan menghitung
Berdasarkan hasil penelitian tersebut persentase tingkat perilaku prososial.
terlihat perilaku prososial individu ikut Adapun untuk mengetahui perbedaan
dipengaruhi oleh perbedaan jenis kelamin. antara perilaku prososial peserta didik laki-
laki dan perilaku prososial perempuan
METODE dilakukan uji beda dua rata-rata dengan
Pendekatan yang digunakan ialah menggunakan uji t.
pendekatan kuantitatif dengan metode
deskriptif. Metode deskriptif bertujuan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan Gambaran umum mengenai perilaku
secara sistematis, faktual dan akurat prososial dari 84 peserta didik kelas tinggi
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta diperoleh hasil 16 peserta didik (19%)
hubungan antarfenomena yang diselidiki berada pada kategori tinggi, 57 peserta
(Nazir, 2005; Suhandani, D., & Julia). didik atau sebesar 68% berada pada
Partisipan penelitian adalah seluruh kategori sedang dan 11 peserta didik atau
peserta didik SD Miftahul Iman Tahun sebesar 13% berada pada kategori rendah.
Ajaran 2015/2016 yang terdiri dari kelas Dengan demikian, secara umum perilaku
tinggi yaitu kelas IV, kelas V dan kelas VI. prososial peserta didik kelas tinggi SD
Jumlah peserta didik di kelas IV adalah 22 Miftahul Iman berada pada kategori
orang, yang terdiri dari 16 orang laki-laki sedang (M= 1,89 SD= .308) dengan
dan enam orang perempuan. Jumlah persentase 63%. Gambaran perilaku
peserta didik di kelas V adalah 32 orang, 15 prososial setiap aspek dijelaskan pada
orang diantaranya adalah laki-laki dan 17 Tabel 1.
orang perempuan. Jumlah peserta didik

[224]
Yustiana Amini & Ipah Saripah, Perilaku Prososial Peserta Didik Sekolah Dasar…

Tabel 1. Gambaran Perilaku Prososial Peserta Didik

Rerata
Aspek N Std. Deviasi Kategori
Angka Persentase

Berbagi 84 2,00 67 0,36 Sedang


Kerjasama 84 1,88 62 0,39 Sedang
Menolong 84 1,88 62 0,46 Sedang
Kejujuran 84 1,91 63 0,50 Sedang
Menyumbang 84 1,76 59 0,42 Sedang

Pada Tabel 1 dapat dilihat mengenai berbagi, kerjasama, menolong, kejujuran


gambaran pencapaian aspek perilaku dan menyumbang.
prososial peserta didik secara umum.
Perilaku prososial peserta didik berada Menurut Eisenberg (1989), secara umum
pada kategori rendah, artinya peserta peserta didik yang senang membantu,
didik cukup mampu menunjukkan dan berbagi, dan menyenangkan hati orang
menampilkan perilaku prososial seperti lain biasanya relatif aktif, ramah,
berbagi, bekerjasama, menolong, kompeten, asertif, pandai menempatkan
kejujuran dan menyumbang. Seluruh aspek diri, dan simpatik. Perilaku prososial akan
berada pada kategori sedang, secara berkembang seiring dengan
berurutan aspek berbagi memiliki skor perkembangan kognitifnya. Hasil penelitian
rerata cukup tinggi sebesar 2,00 dengan menunjukkan bahwa peserta didik kelas
rentang 34-67% dari 100%. Tertinggi kedua tinggi sebagian besar belum dapat
merupakan aspek kejujuran dengan skor menampilkan kemampuannya dalam
rerata sebesar 1,91 atau sebesar 63% berperilaku prososial. Terdapat beberapa
peserta didik cukup dapat menampilkan faktor yang membuat perkembangan
perilaku kejujuran. Sedangkan aspek perilaku prososial terhambat, salah satunya
kerjasama dan menolong memiliki skor adalah lingkungan dan teman sebaya.
rerata sama yaitu sebesar 1,88 denga Eisenberg & Paul (1989, p. 7) menyatakan
persentase perilaku sebesar 62% dan aspek peningkatan perilaku prososial pada anak-
terendah adalah aspek menyumbang anak dapat memberikan kontribusi pada
dengan skor rerata sebesar 1,76 atau perbaikan kondisi manusia, masyarakat
sebesar 59% peserta didik sudah cukup dan kesejahteraan umum.
menampilkan perilaku menyumbangnya.
Dengan demikian, secara umum peserta Terdapat beberapa faktor yang dapat
didik belum sudah mampu menunjukkan mempengaruhi perkembangan perilaku
dan menampilkan perilaku prososial pada prososial seseorang di luar faktor keluarga,
kehidupan sehari-hari seperti perilaku salah satunya adalah teman sebaya. Clark
& Ladd (2000) mengemukakan bahwa

[225]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 2 Oktober 2016

perilaku psrososial peserta didik didik ikut persahabatan maka akan lebih
dipengaruhi oleh hubungan teman berpengaruhi pada perilaku prososial
sebaya, artinya anak yang memiliki masing-masing individu tersebut.
hubungan teman sebaya yang baik, maka
anak tersebut juga relatif memiliki perilaku Selain dilihat dari kelima aspek, gambaran
prososial yang tinggi. Sejalan dengan perilaku prososial peserta didik juga dilihat
pendapat Wentzel, McNamara & Caldwell berdasarkan tiap aspek dari masing-
(2004, p, 5) yang mengemukakan behwa masing indikator. Gambaran indikator dari
perilaku prososial anak dipengaruhi oleh tiap aspek perilaku prososial peserta didik
teman dekat, semakin baik kualitas dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 2. Gambaran Indikator Perilaku Prososial Peserta Didik Kelas Tinggi SD Miftahul Iman
Tahun Ajaran 2015/2016

Mean Std.
Aspek Indikator Kategori
Angka % Deviasi

Memberi dalam bentuk materi


2,00 67% 0,45 Sedang
dengan teman
Berbagi
Memberi dan menerima dalam
1,95 65% 0,46 Sedang
bentuk perasaan dengan teman
Mampu berkontribusi secara
bersama-sama dan bertanggung
1,91 64% 0,42 Sedang
jawab dalam menyelesaikan
Kerjasama
tugas belajar
Berkontribusi dalam kelompok
1,83 61% 0,48 Sedang
bermain
Memberikan bantuan tanpa
1,93 64% 0,51 Sedang
diminta
Menolong
Memberi bantuan pada orang
1,79 59% 0,46 Sedang
yang tidak dikenal
Mengatakan sesuatu tanpa
2,02 67% 0,51 Sedang
mengada-ada
Kejujuran
Tidak berbuat curang dengan
1,74 58% 0,60 Sedang
orang lain.
Menyumbang Bersedia memberikan sebagian
barang yang dimilikinya untuk
1,76 59% 0,42 Sedang
orang yang membutuhkan
(dalam bentuk beramal)

[226]
Yustiana Amini & Ipah Saripah, Perilaku Prososial Peserta Didik Sekolah Dasar…

Dari semua indikator yang berada pada persentase kemampuan prososial sebesar
kategori sedang dengan rentang 64%.
persentase sebesar 34-67%, indikator
tertinggi pertama adalah mengatakan Indikator selanjutnya yaitu berkontribusi
sesuatu tanpa mengada-ada (M=2,02., dalam kelompok bermain memiliki nilai
SD=0.51), dan memberi dalam bentuk rerata 1,83 dengan persentase
materi pada orang lain (M=2,00., SD=0.45) kemampuan sebesar 61%. Sedangkan
yang persentase kemampuannya sebesar untuk indikator rendah lainnya adalah
67%. Indikator tertinggi kedua merupakan indikator memberi bantuan pada orang
indikator memberi dan menerima dalam yang tidak dikenal (M=1,79., SD=0.46) dan
bentuk perasaan (M=1,95., SD=0.46) indikator bersedia memberikan sebagian
dengan persentase kemampuan sebesar barang yang dimilikinya untuk orang yang
65%. Indikator selanjutnya adalah mampu membutuhkan (dalam bentuk beramal)
berkontribusi secara bersama-sama dan (M=1,76., SD=0.42) dengan persentase
bertanggung jawab dalam menyelesaikan kemampuan kedua indikator tersebut
tugas belajar (M=1,91., SD=0.42) dengan sebesar 59%. Indikator terendah adalah
persentase kemampuan sebesar 64%. tidak berbuat curang dengan orang lain
Kemudian indikator memberikan bantuan (M=1,74 dan SD=0.60) dengan persentase
tanpa diminta (M=1,93., SD=0.51) memiliki sebesar 58%.

PERILAKU PROSOSIAL
2.5
2
Axis Title

1.5
1
0.5
0
Menyumb
Berbagi Kerjasama Menolong Kejujuran
ang
laki-laki 2.01 1.83 1.79 1.81 1.68
perempuan 2 1.96 2.03 2.05 1.89

Grafik 1. Gambaran Perilaku Prososial Berdasarkan Perbedaan Jenis Kelamin

Dari hasil uji beda kelima aspek perilaku perilaku prososial peserta didik perempuan
prososial pada peserta didik perempuan dan peserta didik laki-laki. Hal ini
dan peserta didik laki-laki terdapat menunjukkan bahwa peserta didik
perbedaan dengan nilai sebesar Sig.(2- perempuan lebih menunjukkan perilaku
Tailed) 0.020 < 0.05, maka 𝐻1 diterima prososialnya daripada laki-laki. Perbedaan
artinya terdapat perbedaan antara tersebut tidaklah terlalu signifikan karena

[227]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 2 Oktober 2016

pada dasarnya setiap individu, baik serta keterlibatan teman sebaya


perempuan dan laki-laki, memiliki diperlukan untuk mengembangkan
kesempatan yang sama dalam melakukan kognitifnya dan membantu anak untuk
perilaku prososial. Skor rata-rata perilaku terlibat aktif dalam kehidupan sosial (Hine,
prososial peserta didik perempuan adalah 2013, p, 17). Studi meta-analisis yang
sebesar 2,00 dengan persentase dilakukan oleh Eisenberg & Fabes (1998)
kemampuan prososial sebesar 67% dan menyebutkan bahwa terdapat stereotip
skor rata-rata perilaku prososial peserta yang berkembang di masyarakat yang
didik laki-laki adalah 1,83 dengan menunjukkan perempuan lebih prososial
persentase sebesar 61%. daripada laki-laki. Perempuan dipandang
lebih menunjukkan perilaku prososialnya
Secara umum berdasarkan hasil yang melalui perasaan-perasaan dan bentuk
didapat bahwa skor rerata perilaku perhatian kepada orang lain, sedangkan
prososial pada dua kelompok sampel laki-laki lebih menunjukkan perilaku
menunjukkan perilaku prososial peserta prososialnya dalam bentuk nyata
didik perempuan cenderung lebih tinggi menolong secara langsung (Eisenberg &
daripada peserta didik laki-laki kelas tinggi Mussen, 1989).
SD Miftahul Iman Tahun Ajaran 2015/2016.
Jika dilihat dari signifikansi pada perilaku Anak laki-laki cenderung lebih agresif dan
prososial peserta didik perempuan dan lebih aktif dengan melakukan kegiatan
peserta didik laki-laki tidak terlihat yang berhubungan dengan fisik
perbedaan yang signifikan. sedangkan anak perempuan cenderung
lebih emosional, kooperatif dan bersifat
Beberapa studi menunjukkan bahwa anak membantu karena sering menerima
perempuan terlihat lebih menunjukkan penilaian dari orang dan melakukan
perilaku prososialnya daripada anak laki- evaluasi diri (Cook & Cook, 2009, p, 362).
laki, namun tidak terlalu signifikan. Stereotip Anak perempuan juga cenderung untuk
gender yang beredar di masyarakat menacari dan menerima bantuan
adalah bahwa anak perempuan lebih daripada anak laki-laki, studi menunjukkan
altruistik sehingga anak perempuan bahwa anak perempuan lebih mudah
cenderung lebih menunjukkan perilaku dipengaruhi dibandingkan anak laki-laki
prososialnya daripada anak laki-laki (Eisenberg & Fabes, 1998). Serbin et, al.
(Eisenberg & Mussen, 1989, p, 58). (1994) menyebutkan bahwa saat
Lingkungan sosial memberikan cukup mencoba untuk memengaruhi orang lain,
kontribusinya dalam memberi pengaruh anak laki-laki cenderung menggunakan
terhadap perkembangan perilaku anak, ancaman dan kekuatan fisik, sedangkan
terutama dalam melakukan perilaku anak perempuan cenderung
prososial. Ajaran dari orang tua dan guru

[228]
Yustiana Amini & Ipah Saripah, Perilaku Prososial Peserta Didik Sekolah Dasar…

menggunakan persuasi lisan (Cook & menampilkan dan menunjukkan perilaku


Cook, 2009). prososialnya dan memerlukan bantuan
untuk meningkatkan dan
Perbedaan perilaku prososial antara mengembangkan kemampuannya dalam
perempuan dan laki-laki akan terus berperilaku prososial; dan 2) terdapat
berkembang dan akan meningkat seiring perbedaan perilaku prososial pada peserta
dengan bertambah usia dan didik perempuan dengan peserta didik
perkembangan kognitifnya. Eisenberg & laki-laki. Peserta didik perempuan
Fabes (1998) menyatakan sedikit terjadinya cenderung lebih menunjukkan perilaku
perbedaan antara perempuan dan laki- prososialnya daripada peserta didik laki-
laki pada usia anak-anak, namun pada laki. Perbedaan perilaku prososial tersebut
usia remaja perbedaan tersebut akan tidaklah signifikan terjadi, oleh karena itu
terlihat cukup signifikan. baik peserta didik perempuan maupun
peserta didik laki-laki sama-sama memiliki
Secara keseluruhan dari hasil penelitian, kesempatan untuk menunjukkan perilaku
perbandingan skor tingkat perilaku prososialnya.
prososial peserta didik laki-laki dan
perempuan kelas tinggi di SD Miftahul Iman REFERENSI
dengan menggunakan uji T-test Baron, R. A., dan Byrne, D., (2005). Psikologi
sosial jilid 2 (edisi 10). Jakarta: Erlangga.
menunjukkan hasil bahwa terdapat
perbedaan yang tidak terlalu signifikan Clark, K. E., & Ladd, G. W. (2000).
Connectedness and autonomy support
antara perilaku prososial peserta didik
in parent-child relationships: Links to
perempuan dan laki-laki di SD Miftahul children's socioemotional orientation
and peer relationships. Developmental
Iman. Hal tersebut memungkinkan bahwa
Psychology, 36, 485–498.
faktor perbedaan jenis kelamin tidak terlalu
Cook, J. L & Cook, G. (2009). Child
berpengaruh terhadap perilaku prososial
Development Principles and
peserta didik, khususnya peserta didik di Perspectives. P: 362-365.
kelas tinggi SD Miftahul Iman.
Dayakisni, T. dan Hudaniah. (2009). Psikologi
Sosial. Malang: UMM Press.
SIMPULAN
Eisenberg, N., & Fabes, R.A.(1998). Prosocial
Berdasarkan hasil penelitian dan Development. In W. Damon, (Ed.),
Handbook of child psychology: Social,
pembahasan mengenai perilaku prososial
emotional, and personality
peserta didik kelas tinggi SD Miftahul Iman, development (Vol. 3, pp. 701–778). New
York: Wiley.
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) pada umumnya perilaku prososial pada Einsberg, N., & Mussen, P. H. (1989). The
roots of prosocial behavior in children.
peserta didik kelas tinggi SD Miftahul Iman
Ney York: Cambridge University Press.
Bandung berada pada kategori sedang.
Hine, B. A. (2013). Investigating the
Artinya peserta didik sudah cukup mampu
Developing Relationship Between

[229]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 3 Nomor 2 Oktober 2016

Gender and Prosocial Behavior.


Psychology Press: University of London.

Kartono, K. (2003). Kamus psikologi.


Bandung: Pionir Jaya.

Suhandani, D., & Julia, J. (2014).


IDENTIFICATION OF TEACHER
COMPETENCE REFLECTING TEACHER
PROFESSIONALISM IN THE SUMEDANG
DISTRICT (STUDY ON PEDAGOGICAL
COMPETENCE). Mimbar Sekolah Dasar,
1(2), 128-141.
doi:http://dx.doi.org/10.17509/mimbar-
sd.v1i2.874.

Wentzel, K. R., McNamara, B. C., &


Caldwell, K. A. (2004). Friendships in
middle school: influences on motivation
and school adjustment. Journal of
Education Psychology, 96(2), 195–203.

[230]

Anda mungkin juga menyukai