Anda di halaman 1dari 40

30 HARI MENCARI CINTA-NYA

Bait Cinta Sepanjang Ramadhan

1. Karena Hidup adalah Sebuah Pembuktian Cinta…


2. Cukupkah Membeli Surga dengan Cinta?
3. Ramadhan: Untaian Pembinaan dari Sang Maha Cinta
4. Menyambut Hari Pembinaan dengan Setangkup Perbekalan..
5. Agar Shaum-mu Berharga Pahala
6. Jenjang Cinta dalam Pembinaan
7. Ada CintaNya di Balik Dahaga
8. Sebelum Kemenangan Tiba, Mari Berbagi Cinta…
9. Dan Cinta mana yang akan Menang?
10. Syawal: Bukan Soal Perayaan Cinta
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

Bicara cinta, nyambung gak sih?


(Pengantar)

Bismillahrirrahmaanirrahiim….

Assalamu’alaikum wr. Wb.

Alhamdulillah, aku merasa sangat bahagia Dia mengizinkanku menuang cetakan tinta hingga hadir
menjadi berlembar-lembar tulisan. Dia pula yang mengilhamkan sebuah tema cinta untuk
penyambutan ramadhan kali ini, lalu terpaparlah kalimat-kalimat cinta yang disusun kembali dari Al-
Quran dan buku-buku yang sudah ada.

Kusampaikan shalawat serta salam pada kekasih terbaikNya, Muhammad SAW, yang membawakan
manusia sekerat cahaya agar keluar dari kebutaan maha; yang dengan cintanya, beliau membimbing
manusia menjadi umat terbaik yang diridhaiNya. Lalu sempurnalah Islam di masa senja beliau.
Sungguh, tak ada lagi lelaki sewangi beliau di pekatnya dunia saat ini.

Buku ini berisi tulisan mengenai ramadhan, mulai dari makna ramadhan, persiapan ramadhan,
hingga penutup ramadhan yang disambut langsung dengan fitrinya Syawal. Tak ada hal-hal yang
sama sekali baru di dalamnya, hanya setiap bagian diterjemahkan ulang ke dalam bahasa yang
(semoga) renyah, mudah dicerna, dan lebih akrab di telinga. Haha… kenapa cinta? Karena cinta yang
tidak pernah lepas digaungkan oleh anak muda (termasuk aku.hehe..)

Bukan apa-apa, masalah peribadatan selalu diidentikkan dengan sesuatu yang memberatkan,
sehingga rasanya sebelum menjalankannya pun rasanya sudah tak tahan. Bicara ibadah juga secara
otomatis membuat kita berpikir soal kewajiban, sehingga rasanya banyak sekali tuntutan. Nah, mari
kita ubah paradigma itu. Bukan untuk menyepelekannya, bukan pula mengkerdilkan maknanya,
namun coba kita lihat penciptaan kita ke dunia adalah maha karya yang penuh cinta; bagaimana
Allah membentuk raga kita dengan tanganNya sendiri, lalu ditiupkanNya ruh sehingga mulai
berdetak jantung kita, lalu dijagaNya kita dalam kehangatan rahim ibunda, dikaruniakanNya pula
rasa kasih sayang pada ibu-bapak kita untuk memelihara kita, hingga saat ini.

Maka, apa yang kita lakukan untuk ‘membalas’ kehidupan kita yang dipenuhi cinta? Sungguh cuma
dengan cinta. Kecintaan kita padaNya adalah satu-satunya jawaban. Ibadah tak lain adalah
kecintaan, kecintaan yang tak mendua untukNya. Kecintaan yang menjelma menjadi ketaatan penuh
untuk menjalankan fungsi dan peran kita di dunia, sebagai hambaNya.

Mulanya, buku ini adalah agenda atau catatan yang membantu perencanaan kegiatan (action plan)
di bulan ramadhan. Kemudian dibuat panduan perencanaan berupa pengetahuan dasar mengenai
shaum, syarat-syarat shaum, amalan sunnah di bulan Ramadhan, dan keutamaan Ramadhan;
sehingga pada setiap bagiannya didahului oleh penjelasan berkaitan dengan ramadhan, lalu diikuti
oleh catatan kosong. Harapannya, setiap perencaan kegiatan itu dilandasi oleh pengetahuan yang
benar mengenai hal tersebut.
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

Ada banyak kekurangan dan tambalan di sana-sini. Sungguh tak ada kesempurnaan yang dapat
diraih kecuali oleh diriNya. Namun semoga buku kecil ini memercikan rasa gundah, gundah untuk
segera menemuiNya dengan ketaatan penuh. Tak banyak yang dapat diuraikan di dalamnya, namun
semoga menjadi stimulus yang memicu kesadaran padaNya, sehingga pembacanya mau
menyambangi majelis-majelis cahaya, lingkaran-lingkaran ilmu, serta kumpulan-kumpulan para
shalih.

Amiin.. ya rabbal aalamiin…

11 Juni 2013
2 Sya’ban 1434 H

Wassalam
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

BAIT 1. Karena Hidup adalah Sebuah Pembuktian Cinta…

Kenapa hidup disandingkan dengan cinta? Well, sekilas sudah disinggung di kata pengantar (yang
belum baca pengantar, nyoook… baca dulu!!). Penciptaan manusia dari awal hingga akhir dipenuhi
oleh cinta. Kok bisa?

Yuk kita lihat prosesnya di QS. Al Mukmin (40): 67

“Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes air mani, sesudah itu dari
segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu
dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu
hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat
demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami
(nya).”

Pemeliharaan Allah berperan selama kita hidup. Kita tumbuh dari bayi, balita, kanak, remaja, lalu
dewasa; diiringi pula oleh perkembangan fisik, bahasa, intelektual, sosial, dan emosional. Lahir dari
yang buta segala, lalu lamat-lamat mulai mahir berceloteh, berlari, menghitung, bersepeda. Dimana
peran Allah? Ah…. Mungkin kita lalai menyadari kehadiranNya, coba bayangkan satu fakta saja
teman-teman:

Seorang ibu yang melahirkan akan mengalami kesakitan sebesar 57 Del 1 yang
rasanya sama dengan 20 tulang yang dipatahkan serentak, padahal badan manusia
hanya mampu menanggung kesakitan hingga 45 Del. Namun kita dan ibu kita
selamat, bukan?

Fakta lain? Lihat perkembangan diri kita, bagaimana Allah menyiapkan seperangkat alat yang
tersistem dengan baik di dalam diri kita hingga kita bisa menguasai lebih dari satu bahasa, kita
mampu menggubah syair, kita mampu menghayati lagu, kita dapat dengan lincah menari, kita merdu
melantunkan lagu, kita aktif mengikuti beragam aktivitas. Itulah bukti cintaNya pada kita. Bagaimana
dengan aspek yang paling fundamental dari diri kita? sudahkah berkembang seiring dengan yang
perkembangan lain? Ya. hubungan transedental kita dengan Allah, pemilik kita.

Jika di alam ruh, kita menyaksikan Allah sebagai satu-satunya pencipta kita, satu-satunya pengatur
hidup kita, dan satu-satunya yang kita cinta. Lambat laun ketika kita tiba di dunia yang fana ini, kita
lupa persaksian kita tadi. Lupa untuk menoleh padaNya, LUPA pada TUJUAN kita. Padahal, tak
mungkin Allah melimpahkan begitu banyak cinta jika tanpa maksud apapun. Sudah terlalu banyak
‘modal’ yang dikeluarkan untuk mencipta manusia, maka mungkinkah manusia ada tanpa tujuan?
Sudah diwariskan bumi dan seisinya untuk manusia, mungkinkah manusia ada untuk main-main
saja? Bahkan sudah diciptakan pula surga untuk dihuni, mungkinkah manusia ada tanpa jelas tugas
hidupnya?

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah
(menghamba) pada-Ku.”
1
Del merupakan satuan unit rasa sakit
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

QS. Adz Dzariyyat (51): 56

Dan biarkan hidup menjadi pembuktian cinta kita padaNya… karena seluruh nafas adalah milikNya,
seluruh hidup ada dalam genggamanNya. Karena kita sudah memahami, penghambaan adalah satu-
satunya jalan cinta kita untukNya.

lembar kerja 1
Saya, ______________ bin/binti _________

Menyadari bahwa saya adalah seorang _______ Allah, sehingga aktivitas saya:

1. ____________________________________________
2. ____________________________________________
3. ____________________________________________
4. ____________________________________________
5. ____________________________________________
6. ____________________________________________
7. ____________________________________________
8. ____________________________________________
9. ____________________________________________
10. ____________________________________________
Akan saya jadikan sebagai bentuk ketaatan saya kepadaNya. Saya akan berusaha agar
seluruh aktivitas tadi bernilai ibadah sebagai bukti kecintaan saya padaNya.

___________, ____Juli 2013

(_________________)
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

BAIT 2. Cukupkah Membeli Surga dengan Cinta?

“makan tuh cinta! Emang bisa idup pake cinta????”

Eitss….. sering denger, kan, omongan macam itu? Hehe… jadi enggak bisa nih beli surga pakai cinta?
Tunggu dulu guys… cinta seperti apa yang dimaksud. Yuk, kita intip! Cinta, satu kata yang tersusun
atas huruf C, I, N, T, A. aih… itu mah basi! Anak TK juga tahu. Kita akan meninggalkan dunia penuh
gombal murahan, beralih pada dunia yang filosofis.

Cinta biasanya akan ditautkan dengan pengorbanan. Betul, gak sih? Biar tergambar, kita bisa lihat
contoh sehari-hari. Seorang ayah rela usaha banting tulang, lembur sampai larut malam, cari kerja
sampingan, bahkan jual ini-itu, untuk membiayai kehidupan buah hatinya. Seorang anak, misalnya
mahasiswa yang tinggal di perantauan, akan rela berdesak-desakan, ngantri tiket, membeli oleh-
oleh, bahkan kalau terjepit, dia bisa ngutang untuk bisa pulang kampung bertemu orangtuanya.
Kenapa ya bisa seniat itu? Yaps… Itulah cinta.

Di sisi lain, kalau ada yang mengaku cinta ke kita, kita juga akan memperhatikan gerak-geriknya.
Apakah dia mau dimintai tolong, disuruh jemput, diminta masak, diminta beresin kamar? (nah lho,
ini mah perbudakan namanya ya.hehe..). Intinya, ada unsur pengorbanan yang dilibatkan ketika
sudah berkaitan dengan apa atau siapa yang dicintai. Jangan mengaku cinta, kalau mengorbankan
waktu saja susah!

Terus nyambungnya sama surga apa?

Well, setiap dari kita dikaruniai rasa cinta pada harta benda, keluarga, lawan jenis, jabatan,
pekerjaan, bahkan hobi. Namun ada cinta di atas segala cinta, yaitu cinta kepada Allah SWT. Artinya,
kecintaan kita pada dunia gak boleh menyamai (apalagi melampaui) kecintaan kita kepada Allah.
Seperti yang sudah dibahas, cinta butuh bukti. Apa bukti kecintaan kita pada Allah melebihi cinta kita
pada yang lain?

Jangan-jangan kita mengaku lebih mencintai Allah tapi kita memilih tidur dibanding harus shalat
shubuh?

Jangan-jangan kita mengaku lebih mencintai Allah tapi kita lebih bersemangat ketika menonton
drama korea dibanding harus menonton film sejarah rasul?

Jangan-jangan kita mengaku lebih mencintai Allah tapi kita lebih ngeh sama gosip artis dibanding
sejarah perjuangan rasulullah?

Nah lho? Piye toh?

“Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu,


harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan
rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan
Rasul-Nya dan (dari) bersungguh-sungguh di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
fasik.”
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

QS. At Taubah (09): 24

Cinta butuh bukti, sudah sejauh mana kita berusaha bersungguh di jalanNya? Lulus kuliah aja mati-
matian, mau masuk surga kok ogah-ogahan? 

Cukup dengan cinta, surga bisa dibeli kok. Karena dengan kesungguhan cinta itu, akan terlahir
kemauan untuk memahami Islam secara totalitas (mengkaji pengetahuan-pengetahuan islam,
mengikuti diskusi keislaman, mengetahui perkembangan islam, membaca sejarah rasulullah, dll),
menerapkannya secara totalitas (shalat, shaum, zakat, kuliah secara total, berdagang dengan jujur,
berakhlak mulia, dll), dan menyeru muslim lain untuk beribadah pula secara totalitas.

Gak percaya? Please try this at home!!

*PS: Kalau baca buku Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Raudhah al-Muhibbin wa Nuzha al-Musytaqi,
kita bisa menemukan banyak pengertian cinta dalam bahasa arab, karena bahasa arab memiliki 60
kata berbeda yang merujuk pada kata cinta. Cinta kepada Allah dijelaskan secara terperinci.

Lembar kerja 2

Untuk bisa mendorong diri, perlu ada penulisan target atau pencapaian. Pernah dengar metode
Goddard? Nah, Goddard dulu menuliskan lebih dari 80 mimpi yang ingin dicapainya, dan satu
persatu mimpi itu terwujud! Yuks… kita coba!

Untuk membeli surga, ini yang akan saya lakukan:

1. __________________________________________________
2. __________________________________________________
3. __________________________________________________
4. __________________________________________________
5. __________________________________________________
6. __________________________________________________
7. __________________________________________________
8. __________________________________________________
9. __________________________________________________
10. __________________________________________________
11. __________________________________________________
12. __________________________________________________
13. __________________________________________________
14. __________________________________________________
15. __________________________________________________
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

BAIT 3. RAMADHAN: Untaian Pembinaan dari Sang Maha Cinta

Memasuki bulan Juni 2013, iklan di televisi sudah mulai ramai diisi sirup-sirup beraneka warna (rasa),
ada selipan iklan sarung juga kalau tidak salah (emang tukang nonton.hehe..). Wangi ramadhan
sudah tercium, sayup-sayup suara tabuhan bedug dan teriakan anak kecil bermain petasan sebentar
lagi akan terdengar.

Marhaban ya ramadhan… selamat datang ramadhan…

Dulu ketika kita kecil, masih usia Sekolah Dasar, Ramadhan menjadi saat yang membahagiakan
karena libur sekolah, kalaupun sekolah, waktu belajar dipangkas menjadi setengah hari. Sirup
menjadi minuman wajib sehari-hari. Belum lagi reramai yang cuma ada ketika sahur dan berbuka.
Ah… kesemuanya itu menjadi aroma khas Ramadhan. Apalagi kalau sudah menjelang pengakhiran
Ramadhan, kita sibuk ke mall untuk urusan baju baru.hehe.. lengkaplah sudah rindu itu berdegup
kalau mengingatnya.

Apa makna Ramadhan bagi kita sekarang? Masihkan sama dengan makna sederhana atas bulan yang
secara harfiah diartikan panas menggantang ini? Kalau kita coba melihat pada fenomena Ramadhan
selama ini, kita akan menemukan tak ada bedanya dengan bulan-bulan biasa, mengkhawatirkan.
Yang ada hanya riuh yang bergemuruh sesaat kala kumandang adzan diperdengarkan, riuh di tempat
makan, riuh berjejalan mengantri ta'jil, lalu sepi, tanpa tasbih. Yang ada cuma perayaan yang
membabi buta ketika perut dinyatakan halal untuk berbuka. Yang ada hanya gempita yang tercipta
karena sibuk berbuka bersama orang-orang tercinta. Bahkan ada juga yang sibuk berdua menanti
tiba sang matari tercelup sempurna di barat sana. Seolah ramadhan berarti tak makan dan tak bisa
minum saja. Seolah ramadhan ada untuk membuat kita bersyukur atas perut kenyang saja. Seolah
Ramadhan ada untuk menjadi momen yang pas untuk berkumpul bersama, janjian sana sini, sahur
bareng hingga buka bareng digelar. Ah.... Yang benar saja!

Kalau berkaca pada sejarah, kita akan menemukan sungguh Ramadhan adalah bulan penuh
perjuangan:

- Sadarkah kita jika Badar dimenangkan oleh 300 pasukan muslim yang melawan 3000
pasukan Quraisy di tengah padang pasir yang begitu panas saat Ramadhan? Bahkan hampir
seluruh perang terjadi pada bulan yang sangat dirindukan ini.
- Sadarkah kita jika Penaklukan Makkah yang disebut sebagai hari pembebasan Makkah dari
konsep keberhalaan terjadi di bulan Ramadhan?
- Sadarkah kita jika fenomena wahyu (Al Quran) yang agung diterjadikan di bulan Ramadhan
pula?
- Sadarkah kita Allah mengaruniakan cinta yang melimpah ruah hingga harga Ramadhan
adalah sebanding dengan seribu bulan?

Lihat zaman ini, Ramadhan seakan menjadi hambatan aktivitas. Kegiatan dibatasi karena lelah, lapar,
dan dahaga. Padahal dulu muslim mengangkat senjata demi kecintaan pada Islam; meski tak pernah
ada pengalaman berperang karena kebanyakan berprofesi sebagai pedagang; meski tak pernah
diimpikannya untuk berpedang melawan ayahnya sendiri, pamannya sendiri, saudaranya sendiri;
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

meski ketakutan itu bersarang di hati mereka. Cuma cinta yang amat besar yang mampu mendorong
seorang yang takut menjadi berani, yang mampu membuat seorang pedagang menjadi mengangkat
pedang, yang mampu mengubah diri menjadi apa yang Allah ridhai. Dan itu semua terjadi di bulan
Ramadhan.

Peristiwa besar dalam sejarah islam terukir justru ketika Ramadhan, di saat kondisi Jazirah mencapai
puncak suhunya, di saat kewajiban shaum diperintahkan. Mengapa? Karena ramadhan adalah bulan
pembinaan dari sang maha cinta, pembinaan untuk menjadi muslim yang senantiasa naik tingkat ke
arah muttaqin, pembinaan untuk menjadi pribadi yang selalu bersungguh di jalanNya, pembinaan
untuk menjadi individu dengan iman menyala di dadanya.

Tak ada pembinaan yang nyaman dan tanpa rasa sakit, seperti juga guci yang harus menjalani
berulang kali penghancuran dan pembakaran untuk menjadi mulia harganya; seperti juga kupu-kupu
yang harus menjalani masa kepompongnya dengan rasa sakit untuk bisa terbang dengan anggunnya.
Begitu pula Allah membina kita, dengan rasa sakit, rasa susah, rasa sempit, namun semua itu akan
mengantar kita pada kemuliaan, membekali kita untuk menghadapi sebelas bulan ke depannya yang
pasti akan penuh tantangan.

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang
yang sabar,”
QS. Al Baqarah (2): 155

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu
(cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?....”
QS. Al baqarah (2): 214

Apa yang kita mohonkan padaNya? Ingin menjadi seperti apa diri kita nantinya? Titipkan doa
pengharapan padaNya, dan bersiaplah menjalani pembinaan dariNya!

Lembar kerja 3

Wahai Allah, aku memiliki pengharapan padaMu, jadikan Ramadhan ini sebagai pembinaan
untukku yang akan meningkatkan kualitas imanku kepadaMu… Jadikan Ramadhan ini sebagai
momentum yang melejitkan potensiku di jalanMu…

Wahai Allah, aku ingin di Ramadhan kali ini


_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

BAIT 4. Menyambut Hari Pembinaan dengan Setangkup Perbekalan..

Ramadhan adalah saat Allah menjamu hambaNya dan memuliakannya. Malam-malam Ramadhan
lebih utama dibanding malam selainnya, napas seorang muslim yang bersungguh memahami islam
dihitung sebagai tasbih, lelap seorang muslim yang lelah menjalani aktivitas dengan niat untukNya
dihitung sebagai amalan yang bernilai, dan seluruh kegiatan yang termakna untukNya akan dihitung
dengan pahala yang berlipat ganda. Maka sungguh rugi jika Ramadhan lewat begitu saja tanpa
momen yang berarti, tanpa upaya apapun untuk mencintaiNya dengan lebih.

Bagaimana bisa mencintaiNya, jika tak pernah ada usaha untuk mengenalNya? Bagaimana mampu
menyadari kasihNya, jika tak ada usaha untuk memahami islam dengan lebih baik? Apa bekal untuk
menjalani hari pembinaan dari Sang Maha Cinta?

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan (ilmu)
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungjawabannya.
QS. Al Isra (17): 36

Begitu juga untuk mencintaiNya, perlu ada ilmu. Sesuatu yang tanpa ilmu akan kehilangan nilainya.
Seperti mengisi lembar ujian tanpa persiapan, tak ada teori yang bisa dijadikan sandaran keilmuan
lalu dianggap bualan semata. Jangan harap angka mutu (nilai) yang muncul akan bagus. Kenapa?
Karena apa yang kita lakukan akan dievaluasi nantinya. Atas landasan apa kita melakukannya?
Aktivitas yang tidak dilandasi ilmu tidak akan dihitung sebagai amal yang akan membantu kita
membeli surga nantinya.

Gak percaya? Yuk lihat contoh konkritnya.

Sekolah merupakan institusi pendidikan yang akan menghasilkan lulusan yang berkompeten di
bidangnya. Lulusan IPA SMA akan berkompeten di bidang sains dan teknologi, lulusan IPS SMA akan
berkompeten di bidang ilmu kemasyrakatan, lulusan Bahasa SMA akan berkompeten di bidang
kebahasaan. Begitu pula lulusan Perguruan Tinggi dengan penjurusan yang lebih spesifik. Bagaimana
memastikan yang lulus adalah orang yang memang berkompeten? Ada evaluasi berkaitan dengan
keilmuan yang telah difasilitasi oleh sekolah berupa ujian akhir, bisa berbentuk Ujian Nasional, Ujian
Akhir Sekolah, ataupun Penelitian (Skripsi, Tesis, Disertasi). Ada pertanggungjawaban yang akan
dikenai kepada kita sebagai orang yang dianggap sudah belajar. Cuma satu cara agar mampu lulus
dari evaluasi tersebut, memakai keilmuan kita sebagai landasan. Tak ada ilmu artinya tak ada
landasan, yang berarti tak ada kelulusan.

Maka penting untuk seorang muslim memiliki ilmu yang menunjang kehidupannya sebagai seorang
hamba, ilmu yang akan mengantarnya untuk mencintai Allah, ilmu yang akan membekalinya untuk
melangkah menuju derajat muttaqin (orang yang bertaqwa). Dan karena buku ini berkisah tentang
Ramadhan, perlu ada ilmu yang membekali perjalanan cinta selama kurang lebih 30 hari itu.

Perbekalan itu berasal dari…


30 HARI MENCARI CINTA-NYA

1. Al Quran yang menjadi sumber cinta hakiki


2. Rasulullah sebagai role model pecinta sejati
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
QS. Al Imran (03): 31

So, apa saja sih perbekalannya?

a. Penyambutan Ramadhan yang antusias, hangat, penuh kerinduan. Bagaimana tidak?


Keistimewaan Ramadhan lah yang membuat Rasululullah dan para shahabat begitu
merindukan bulan tersebut hingga mengharap setiap bulan adalah ramadhan. Sikap diri
yang harus dipersiapkan, sehingga terbentuklah pola pikir dan pola amal yang terkoneksi
kepadaNya. Penghayatan terhadap kisah rasulullah dan para shahabat akan sangat
membantu kita dalam membangun sikap tersebut.
b. Perbanyak shaum di bulan Sya’ban. Bisa juga disebut pemanasan sebelum benar-benar
dibina di bulan Ramadhan.
c. Mengkaji Al Quran dengan kesungguhan. Bukan soal berapa banyak yang dibaca, namun
sebanyak apa isi Al Quran tercermin pada tingkah laku kita. bukan soal hapalan, tapi
bagaimana setiap ayat termakna dan dipahami oleh kita.
d. Do’a penyambutan Ramadhan. Do’a merupakan harapan yang akan menghujamkan
kekuatan. (teman-teman juga bisa menyelipkan harapan yang sudah ditulis oleh teman-
teman di lembar kerja 3)

“ Wahai Allah, sesungguhnya telah datang bulan Ramadhan. Wahai Allah, Rabb pemilik
Ramadhan, Engkau turunkan di dalamnya Al Quran, Engkau jadikan Al Quran penjelas
petunjuk antara yang Haq dan Bathil. Ya Allah, berkahilah kami di bulan Ramadhan ini,
Bantulah kami untuk melakukan shaum dan shalat di dalamnya dan terimalah amal ibadah
kami”

e. Mempererat hubungan keimanan dengan Allah. Dengan apa? Mempercepat konektivitas


kita kepada Allah, jadikan obrolan menjadi bermanfaat karena membicarakan
kebesaranNya, jadikan setiap peristiwa sebagai bimbingan Allah untuk mendewasakan kita
dengan mengambil hikmah darinya, membaca buku-buku yang membantu pemahaman
islam seperti buku mengenai tauhid (akar kecintaan kita pada Allah), wawasan keislaman,
sejarah para rasul, dan sebagainya.
f. Memahami panduan khusus mengenai shaum di bulan ramadhan. (lebih lanjut akan dibahas
di bait 5 Agar Shaum-mu Berharga Pahala)
g. Memohonkan ampunan dariNya serta meminta maaf kepada orang-orang di sekeliling kita.
Keberkahan Ramadhan akan tertutup bagi hati yang banyak menyakiti, so, buruan tarik
tangan orang di sekitar kita! Mintakan maaf untuk kesalahan yang kadang tidak terasa,
mungkin ucapan kita yang kasar, candaan yang keterlaluan, atau sikap kita yang tidak
mengenakkan.

Semoga perbekalan kita mencukupi kita dari awal perjalanan hingga tiba di pintu Syawal. Amiin…
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

Lembar kerja 4

Agenda penyambutan Ramadhan

Agenda ini tidak bertujuan untuk dijadikan penilaian, namun acuan bagi diri agar bersiap
menyambut Ramadhan dengan sebaik-baiknya penyambutan.

Berikan tanda checklist ( ) pada poin yang sudah dilaksanakan dan tuliskan kesan yang
didapat setelahnya.

A. Membaca dan menghayati kisah Rasulullah dan /atau para shahabat dalam
menyambut Ramadhan
Kesan:
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________

B. Latihan Shaum di bulan Sya’ban


Berapa banyak? ____ hari.
Kesan:
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________

C. Membaca Al Quran dengan artinya

D. Membaca artikel atau buku yang menambah wawasan islam (min.1)


Judul artikel/buku I: ___________________________________
Yang paling berkesan dari artikel/buku tersebut adalah
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________

Judul artikel/buku II: ___________________________________


Yang paling berkesan dari artikel/buku tersebut adalah
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

E. Meminta maaf pada orang di sekitar


Siapa saja?
1) ______________ 5) ____________ 9) ___________
2) ______________ 6) ____________ ___________
3) ______________ 7) ____________ ___________
4) ______________ 8) ____________ ___________

Catatan kosong (boleh diisi persiapan lain yang dilakukan oleh teman-teman)

____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

BAIT 5. Agar Shaum-mu Berharga Pahala

Setelah penyambutan yang begitu gempita, sekarang saatnya memahami kegiatan pokok di bulan
Ramadhan, yaitu Shaum. Shaum secara bahasa bermakna menahan diri dari suatu perbuatan
tertentu (intip QS. Maryam (19): 26)

Secara syariat (definisi operasional), shaum adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkan,
dengan niat yang ditentukan sepanjang hari shaum (yaitu hari-hari yang dibolehkannya shaum) yang
dilakukan oleh seorang muslim yang berakal dan suci dari haid ataupun nifas (khusus bagi
perempuan). Begitu menurut Syaikh Muhammad bin Qosim al Ghazy (Ibn Qasim).

Hukum shaum Ramadhan ini adalah wajib, sehingga diperlukan qadla (mengganti pada waktu lain)
jika berhalangan menunaikannya ketika Ramadhan. (intip QS. Al Baqarah (02): 183, 185). Lalu siapa
saja yang dikenai kewajiban bershaum?

1. Muslim (baik lelaki maupun perempuan)


2. Sehat, baik secara fisik (kuat, mampu) maupun secara psikis (kehilangan kesadaran, tidak lagi
berhubungan dengan realitas; seperti gila - skizofrenia, gangguan kepribadian lain). Galau
tidak termasuk di sini ya, teman-teman… hehe..
3. Baligh. Ukuran baligh bagi perempuan adalah sudah haid atau berusia 9 tahun sedangkan
bagi lelaki adalah sudah mimpi basah (wet dream) atau berusia 13 tahun.
4. Tidak sedang berada di perjalanan. Tentu saja perjalanan ini akan terkait erat dengan
kesehatan fisik (poin 2), sehingga perjalanan yang dimaksud adalah perjalanan yang berat,
melelahkan, serta membuat fisik tidak siap untuk melaksanakan shaum. Jadi, kalau
perjalanan 2 jam Bandung-Jatinangor, di mobil ber-AC, tidak akan sampai membatalkan
shaum kan yaaa… 

Agar shaum-mu dikatakan shaum (syarat sah)

a. Suci dari haid dan nifas, namun wajib menggantinya di hari lain.
b. Mengetahui masuknya waktu (bulan) Ramadhan. Di sini lah pentingnya hilal yang
menunjukkan sudah masuk atau berakhirnya bulan Ramadhan, karena shaum di bulan
Sya’ban tidak dihitung sebagai shaum wajib dan shaum di bulan syawal hukumnya haram
disebabkan hari tasyrik.

Agar shaum-mu tidak hanya bernilai lapar dan dahaga (Rukun shaum dan hal yang membatalkan
shaum)

Rukun shaum terdiri atas dua hal, yaitu (1) niat dan (2) imsak, yaitu menahan diri, menjaga diri,
mengontrol diri, sehingga terbebas dari hal yang membatalkan shaum. Apa aja tuh yang
membatalkan shaum?
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

 Memasukkan suatu benda dengan sengaja ke dalam rongga badan melalui lubang terbuka
yang ada pada tubuh kita, misalnya mulut (ya iyalah..) dan lubang pembuangan pada tubuh
kita. Artinya aktivitas makan, minum, menghisap, melakukan hubungan suami-istri,
merupakan hal yang membatalkan shaum. Namun biasanya ada yang gak sadar sudah
mengunyah atau menelan makanan di mulutnya padahal sedang puasa, gimana hukumnya?
It’s okay, itu hadiah dari Allah.hehe… tapi segera setelah ingat, tidak diperbolehkan
meneruskan hadiah tadi. 
 Keluar air mani (semen)
 Muntah dengan disengaja. Biasanya muntah disengaja dilakukan oleh orang yang memiliki
gangguan makan (eating disorder) seperti bulimia, yaitu gangguan makan dimana individu
akan memuntahkan makanan yang sudah dicernanya karena ketakutan yang berlebihan
terhadap penambahan berat badan. Biasanya banyak diderita wanita yang sangat memuja
kecantikan yang identik dengan tubuh langsing. Nah, kalau muntahnya karena sakit? Gak apa
kok…
 Haid dan nifas
 Gila, gangguan kesadaran, terputus dari realitas
 Membatalkan niat shaum. Pembatalan niat shaum ini dilandasi oleh suatu alasan syar’I
seperti sakit, dalam perjalanan yang sangat jauh, dll.
 Berdusta, membicarakan kejelekan orang lain (gossip), sengaja membuat orang lain
bertengkar (adu domba), keadaan arousal atau tergugah karena melihat lawan jenis, serta
bersumpah palsu (apalagi kalau pake sumpah pocong… -__-). Nah, poin ini yang jarang
disorot, sehingga tanpa disadari shaum kita hanya menahan dahaga dan lapar saja tanpa
nilai pahala. Ini juga tantangan besar nih untuk para perempuan yang senang sekali
mengobrol dan menggosip.hehe..

Kalau yang tidak membatalkan puasa? Tentu yang bukan poin-poin di atas tadi, namun ada
pengecualian (dilakukan tapi tidak membatalkan), seperti:

 Merasai makanan (asal tidak sampai tenggorokan), jadi jangan sampai judulnya mau
nyobain, tapi satu mangkok abis.hehe…
 Berkumur, menyikat gigi, atau mandi secara besar-besaran (maksudnya mandi plus
keramas). Namun sifatnya makruh (ditinggalkan mendapat pahala, sedangkan jika dilakukan
tidak apa-apa).
 Menjalani pengobatan, seperti bekam, transfusi darah, dan suntik. Sebagian ulama
memperbolehkan obat tetes telinga dan hidung, serta obat yang dimasukkan lewat anus.
 Junub hingga masuk shubuh, baik karena bersenggama atau mimpi. Wajib untuk mandi
besar (adus) menjelang shubuh
 mencium istri, namun sebaiknya hal ini dihindari karena terlalu berisiko batalnya shaum
karena ada kemungkinan tergugah atau arousal.

Agar shaum berlimpah pahala (adab dan sunnat shaum)

Harapannya adalah kita bisa menambah nilai pahala yang sudah didapat dari hal-hal yang dilakukan
maupun dihindari di atas. Lulus dengan nilai pas-pasan aja gak mau, apalagi kalau pahala pas-pasan,
kan?? Hehe..
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

a) menyegerakan berbuka. Waah… tampaknya tidak perlu disunnatkan pun, gak ada yang mau
memperpanjang shaum dengan menunda waktu berbukanya, bukan?  ini penting, karena
banyak orang mengira semakin lama shaum, semakin banyak pahala yang didapat. Eitts…
tidak ada keterkaitannya lhoo…
b) berbuka dengan kurma (atau makanan yang manis), baru kemudian air.
c) Membaca do’a berbuka

Gambar diunduh dari story-mimi.blogspot.com

d) Mengakhirkan makan sahur (setengah jam sebelum imsak, misalnya. Sesuaikan dengan
kecepatan mengunyah dan mencerna makanan).
Sahur akan menambah semangat dan kekuatan, jadi jangan dilewatkaaan…! Allah
sangat menyayangi hambaNya, sehingga sahur pun yang merupakan kebutuhan fisik yang
mau tidak mau (harus) terpenuhi, dilekatkan pahala yang besar di dalamnya. Kenapa?
Menurut teori motivasi Maslow, orang yang belum terpenuhi kebutuhan dasarnya (makan,
misalnya) tidak akan terdorong untuk melakukan aktivitas lain yang lebih tinggi nilainya,
seperti kebutuhan berprestasi, termasuk di dalamnya kebutuhan untuk optimal dalam
beribadah. Allah ngerti banget kebutuhan kita, guys…
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

e) Bagi yang berhadats besar (junub) sunnat mandi besar sebelum shubuh
f) Memperbanyak sedekah dan amal kebaikan lainnya. Mumpung berlipat ganda pahalanya,
bukan hal yang salah kalau kita jadi muslim oportunis, selalu cari-cari kesempatan untuk
menolong orang lain. 
g) Memberi makanan untuk berbuka. Ada tiga cara yang bisa dilakukan, (1) menyerahkan
makanan berbuka pada orang yang shaum, (2) mengundang orang yang shaum untuk
berbuka bersama, dan (3) menyediakan sejumlah makanan-minuman di mesjid atau
mushola.
h) Memperbanyak membaca dan mengkaji Al Quran. Bukan soal jumlah ayat yang berhasil
dibaca selama satu bulan, namun bagaimana kita memahami kandungan dari ayat yang kita
baca. Kemajuan teknologi sudah sangat canggih sekarang, Al Quran digital lengkap dengan
arti serta tafsirnya bisa diakses di ponsel kita. Kegiatan ini menjadi semakin mudah
dilakukan, bukan? Menarik lho jika kita mau mencari tafsir dari ayat Al Quran, mengorek
sebab diturunkannya ayat tersebut (asbabun nuzul), serta melihat keterkaitannya dengan
fenomena yang kita lihat sehari-hari.
i) Melakukan I’tikaf dan berburu lailatul Qadar.

Kegiatan istimewa di bulan Ramadhan

 Shalat tarawih atau shalat qiyamul lail


Menurut An-Nawawi, tarawih adalah bentuk jamak dari tarwiehah, yang artinya istirahat.
Adapun shalat berjamaah di malam bulan Ramadhan disebut shalat tarawih karena orang-
orang pada mulanya melakukan shalat malam dengan beristirahat sejenak setiap empat
rakaat, yaitu setiap dua salam.

Rasulullah bersabda,
“ Sesungguhnya Allah telah mewajibkan shaum Ramadhan dan aku telah mensunnahkan
Qiyamnya (shalat di malam hari). Karenanya, barangsiapa yang bershaum di bulan Ramadhan
dan bershalat di malam harinya karena iman dan ihtisan, keluarlah ia dari dosa-dosanya
sebagaimana hari dia dilahirkan oleh ibunya.” – HR. Bukhari, Muslim An-nasa’I dari Abu
Hurairah.

Jumlah rakaat shalat tarawih:


 20 rakaat (10 x 2 rakaat) ditambah 3 rakaat witir  23 rakaat (dicontohkan oleh
Umar ibn Khattab)
 8 rakaat (4 x 2 rakaat) ditambah 3 rakaat witir  11 rakaat (dikemukakan oleh
Aisyah ra. Mengenai bagaimana Rasulullah shalat)

Do’a tarawih dan witir

DOA SESUDAH SHALAT TARAWIH

َ ‫ْال‬
 ‫ ُد‬C‫ح ْم‬ ‫ك‬َ َ‫ يَا َربَّنَا ل‬/ ‫ َح ْمدًا ي َُوافِي نِ َع َمهُ َويُ َكافِ ُئ َم ِز ْي َد ْه‬/ ‫ين‬ َ ‫الح ْم ُد هللِ َربِّ ْال َعالَ ِم‬
َ
‫لِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد‬C‫ص‬ َّ ْ
َ ‫ اَللهُ َّم‬/ ‫لطَانِ ْك‬C‫ري ِْم َو َع ِظي ِْم ُس‬C ْ
ِ C‫ك ال َك‬ َ C‫ا يَ ْنبَ ِغى لِ َجالَ ِل َوجْ ِه‬CC‫َك َم‬
‫ك‬ َ C‫ض‬ ِ ِ‫ َولِفَ َرائ‬/ ‫ين‬ ْ ِ‫ا ِمل‬CC‫ا َ ِن َك‬C ‫ا بِاْ ِإليم‬CCَ‫ اَللَّهُ َّم اجْ َع ْلن‬/ ‫ين‬ ْ ‫حْ بِ ِه أَجْ َم ِع‬C ‫ص‬َ ‫ ِه َو‬C ِ‫َو َعلَى آل‬
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

‫ا ِة‬CC‫ َولِل َّز َك‬/ ‫ين‬ ْ ‫افِ ِظ‬CC‫ت ُم َح‬ ِ ‫لَ َوا‬CC‫الص‬َّ ‫ َو َعلَى‬/ ‫ين‬ ْ CC‫ض‬ ِ ‫ْر‬ ِ ‫و ُمع‬CC ِ ‫ َو َع ِن اللَّ ْغ‬/ ‫ؤ ّديِ ْن‬CC َ ‫ُم‬
/ ‫ين‬ ْ ‫ ِد‬C‫ ُّد ْنيا َ َزا ِه‬C ‫ َوفِى ال‬/ ‫ين‬ ْ ‫صابِ ِر‬ َ ‫ َو َعلَى ْالبَالَ ِء‬/ ‫ين‬ ْ ‫ َوبِالنَّ ْع َما ِء َشا ِك ِر‬/ ‫ين‬ ْ ِ‫اعل‬ِ َ‫ف‬
ْ َ‫لَّ َم ي‬C‫ ِه َو َس‬Cْ‫لَّى هللاُ َعلَي‬C‫ص‬
‫و َم‬C َ ‫يِّ ِدنا َ ُم َح َّم ٍد‬C‫وا ِء َس‬C َ ِ‫ت ل‬ َ ْ‫ َوتَح‬/ ‫ين‬ ْ ِ‫اغب‬ ِ ‫آلخ َر ِة َر‬ِ ‫فى ْا‬ ِ ‫َو‬
‫ُر‬ِ ‫ر‬CCC‫ َو َعلَى ُس‬/ ‫ين‬ ْ ‫ا َ ِج‬CCC‫ا َ ِر ن‬CCCّ‫ َو ِم َن الن‬/ ‫ين‬ ْ ِ‫اخل‬ ِ ‫ َوفِي ْال َجنَّ ِة َد‬/ ‫ين‬ ْ ‫ائِ ِر‬CCC‫ ِة َس‬CCC‫ْالقِيَا َم‬
/ ‫ين‬ ْ ِ‫ َو ِم ْن طَ َع ِام ْال َجنَّ ِة آ ِكل‬/ ‫ين‬ ْ ‫ق ُمتَلَب ِِّس‬
ٍ ‫س َوإِ ْستَ ْب َر‬ٍ ‫ َو ِم ْن ُس ْن ُد‬/ ‫ين‬ ْ ‫ْال َك َرا َم ِة قا َ ِع ِد‬
‫ َع‬C‫ َم‬/ ‫ين‬ ْ ‫س ِم ْن َم ِع‬ ٍ ْ‫أ‬CC‫ق َو َك‬ َ ‫ا َ ِري‬C ‫ب َوأَب‬ ٍ ‫أ َ ْك َوا‬CCِ‫ ب‬/‫ين‬ْ ِ‫ارب‬ ِ ‫ّى َش‬C‫صًف‬
ًّ َ ‫َو ِم ْن لَبَ ٍن َو َع َس ٍل ُم‬
‫ ّل‬C‫ص‬ َ ‫ َو‬/ ‫ين‬ ْ ‫الِ ِح‬C‫الص‬
َّ ‫هَ َدا ِء َو‬C‫الش‬ ُّ ‫ين َو‬ ِّ ‫يي َِّن َو‬Cِ‫ت َعلَ ْي ِه ْم ِم َن النَّب‬
َ ِ‫دِّيق‬C‫الص‬ َ ‫ين أَ ْن َع ْم‬
َ ‫الَّ ِذ‬
‫ين‬ ْ ‫ َو ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربّ ِْال َعالَ ِم‬/ ‫ين‬ ْ ‫صحْ بِ ِه أَجْ َم ِع‬ َ ‫ِاللَّهُ َّم َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو‬ 

DOA SESUDAH WITIR RAMADHAN

ْ ‫أَجْ َم ِع‬
 ‫ين‬ ‫حْ بِ ِه‬C‫ص‬َ ‫ َو َعلَى آلِ ِه َو‬/ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ْد‬ َ ‫ اَللَّهُ َّم‬/ ‫ين‬ ْ ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َربِّ ْال َعالَ ِم‬
‫ك‬ َ ‫ا‬C‫ض‬ َ ‫ك ِر‬ َ ُ‫أَل‬C‫ا َ نَ ْس‬Cّ‫ اَللَّهُ َّم إِن‬/ َ ‫ا‬Cّ‫ف َعن‬ ُ ‫ا َ ْع‬C‫و ف‬C َ C‫ تُ ِحبُّ ْال َع ْف‬/ ‫ك َعفُ ٌّو َك ِري ْم‬ َ َّ‫ اَللَّهُ َّم إِن‬/ /
/ َ ‫ا‬C‫ َوقِيا َ َمن‬/ َ ‫يا َ َمنا‬C‫ص‬ ِ َ ‫ا‬Cّ‫ اَللَّهُ َّم تَقَبَّلْ ِمن‬/ ْ‫اَر‬Cّ‫ك َوالن‬ َ ‫ َخ ِط‬C‫ك ِم ْن َس‬ َ ِ‫ َونَع ُْو ُذ ب‬/ َ‫َو ْال َجنَّة‬
َ ‫ا‬C ‫ك ي‬CC َ ِ‫ بِ َرحْ َمت‬/ َ ‫صي َْرنا‬ ِ ‫ َوتَ ِّم ْم تَ ْق‬/ َ ‫ َوتَ َخ ُّش َعنا‬/ َ ‫ضرُّ َعنا‬ َ َ‫ َوت‬/ َ ‫ َو ُسج ُْو َدنا‬/ َ ‫َو ُر ُك ْو َعنا‬
‫ت‬ َ ‫ك أَ ْن‬َ َّ‫ َو تُبْ َعلَيْنا َ إِن‬/ ‫ت ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِي ْم‬ َ ‫ك أَ ْن‬ َ َّ‫ اَللَّهُ َّم تَقَبَّلْ ِمنّا َ إِن‬/ ‫ين‬ ْ ‫أَرْ َح َم الرَّا ِح ِم‬
ّ‫ ُد هَّلِل ِ َرب‬CC‫ َو ْال َح ْم‬/ ‫ون‬ ْ ُ‫ف‬CC‫ص‬ ِ َ‫ ا َ ي‬CC‫ َّز ِة َع ّم‬CC‫بْحا َ َن َرب َِّك َربِّ ْال ِع‬CC‫ ُس‬/ ‫َّحي ْم‬ ِ ‫ر‬CC‫التَّ َّوابُ ال‬
‫ين‬ ْ ‫ ِْال َعالَ ِم‬ 

 I’tikaf
I’tikaf artinya senantiasa atau berkemauan kuat untuk menjalankan sesuatu. Secara harfiah,
i’tikaf berarti tinggal di mesjid untuk beberapa hari, teristimewa sepuluh hari terakhir bulan
Ramadhan. Hal yang biasa disunahkan ketika I’tikaf adalah shalat sunnat, membaca dan
mengkaji Al Quran, tasbih, takbir, tahmid, tahlil, memperbanyak istighfar, membaca
shalawat.
Juga termasuk di dalamnya mengkaji ilmu pengetahuan yang pada akhirnya akan
menguatkan keimanan kita padaNya, membaca kitab tafsir dan hadits, membaca riwayat
hidup Nabi dan orang-orang shalih, membaca buku-buku tsaqofah (wawasan) islam.

 Lailatul Qadar
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan
tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari
seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin
Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai
terbit fajar.”
QS. Al Qadar (97): 1-5
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

Lailatul qadar adalah satu malam yang agung, malam yang lebih baik nilainya dari seribu
bulan atau setara dengan 83 tahun 4 bulan beribadah penuh kepadaNya. Pada malam itulah
mulanya fenomena wahyu terjadi.

Kapankah terjadinya?

Tidak ada penegasan secara pasti berdasarkan Al Quran maupun Hadits mengenai saat
terjadinya malam al-Qadar ini. Di sini kita bisa melihat bukti betapa pahamnya Allah dalam
membangkitkan semangat hambaNya. Dalam psikologi, ada yang dinamakan variable-
interval reinforcement, yaitu penguatan (dimaksudkan agar lebih semangat) dengan cara
pemberian hadiah (reward) pada waktu yang tidak dapat diprediksi. Ketidakjelasan waktu ini
yang akan menjadi pendorong seorang hamba untuk giat mendekat padaNya.

 Zakat Fitrah. Pembahasan lebih lanjut akan ditemukan pada Bait 8 Sebelum Kemenangan
Tiba, Mari Berbagi Cinta…

Lembar kerja 5

Kegiatan Istimewa di Bulan Ramadhan

Tuliskan target pencapaianmu!

1. Shalat Tarawih. Targetnya sebanyak ______ malam. Untuk mengetahui pencapaiannya,


silahkan diberi checklist () pada malam keberapa teman-teman melaksanakannya.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
11 12 13 14 15 16 17 18 19 2
0
21 22 23 24 25 26 27 28 29 3
0

Malam kesatu adalah malam sebelum kita berpuasa di hari pertama, begitu seterusnya.

2. Membaca sebanyak ____ artikel, ____ buku yang menambah wawasan islam dalam waktu
____ hari. Bisa berupa sejarah rasulullah, sejarah para shahabat, psikologi islam, buku how
to, rahasia penciptaan, pembuktian ilmiah Al Quran, dan sebagainya.
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

Judul buku/artikel, Topik Kesan yang didapat setelah


penulisnya membacanya
contoh
Saksikan bahwa Aku kebanggaan yang harus wah…. Ternyata islam akan
Seorang Muslim, Salim A. dimiliki muslim, sejarah mewadahi berbagai
Fillah emas muslim. karakter, bukan
mengubahnya. Semua
orang bisa berprestasi
dalam islam sesuai
kapasitasnya.

Judul buku/artikel, Topik Kesan yang didapat setelah


penulisnya membacanya
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

3. Membaca dan mengkaji Al Quran sebanyak ____ ayat/lembar perhari. Berikan tanda
checklist () pada urutan hari yang berhasil dilalui dengan membaca Al Quran. 

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
11 12 13 14 15 16 17 18 19 2
0
21 22 23 24 25 26 27 28 29 3
0

BAIT 6. Jenjang Cinta dalam Pembinaan

Apa yang kita nantikan setelah melewati ujian? Kebanyakan orang akan menunggu hasilnya, ada
yang berupa ranking, grade, ataupun Indeks Prestasi (IP). Samakah orang yang menjalani ujiannya
melalui persiapan dengan yang ngasal? Tentu berbeda, baik dari segi kualitas maupun hasil yang
didapat. Hasilnya akan berjenjang, ada yang mendapat nilai sangat memuaskan, memuaskan, cukup,
kurang, hingga tidak lulus. Begitu pun dengan pembinaan cinta di Bulan Ramadhan, akan ada jenjang
yang dihadiahkan Allah pada muslim yang taat.

Dilihat dari kualitasnya, shaum memiliki tiga jenjang yaitu (1) Shaum standar (‘amm), (2) Shaum
khusus (khushush), dan (3) Shaum Istimewa (khushushul khusus).

Shaum standar adalah shaum yang dilakukan seperti orang kebanyakan, hanya memenuhi kewajiban
shaum seperti menahan lapar-dahaga, menahan syahwat, serta hal-hal yang sifatnya fisik, mulai dari
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

terbit fajar hingga terbenam matahari. Sehingga terkadang pahala shaumnya habis karena tingkah
laku yang tidak dijaga, seperti membicarakan kejelekan orang lain, menonton film romantis yang
bikin galau tingkat dewa. Nah lhoo… rugi banget nih. Shaumnya tertunai, tapi pahalanya tidak
diangkat ke langit (gugur).

“ Banyak orang bershaum, tetapi tidak ada yang mereka peroleh selain lapar dan dahaga saja.”

[HR. an Nasa’I dan Ibn Majah dari Abu Hurairah ra.]

Shaum khusus memiliki jenjang yang lebih tinggi dengan usaha yang lebih keras pula. Sebanding
dong, hasil dengan usaha.  pada jenjang ini, muslim dituntut menjaga pendengaran, penglihatan,
perkataan, perbuatan, hingga pemikiran yang akan menggugurkan pahala shaum. Tidak hanya
menghindari dosa, namun juga memanfaatkan indera dan pemikiran untuk mengenal Allah,
Rasulullah, Al-Quran, serta islam secara seluruhnya (kaffah).

Muslim terikat pemikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatannya pada nilai-nilai islam. Jadi jangan
sampai berpredikat muslim tapi pola pikirnya materialis-mekanis, yang meyakini kebendaan dan
mengingkari peran Allah dalam setiap keberhasilan yang diraihnya. Jangan sampai berpredikat
muslim tapi perasaannya selalu bimbang, galau gak punya gandengan. Hehe… galau itu wajar, tapi
jangan dibuat subur!

Jenjang paling indah adalah jenjang tertinggi, shaum istimewa (terkhusus dari yang khusus). Shaum
ini adalah shaumnya hati (qalbu) dan puncak cinta padaNya. Tak ada sesuatu apapun yang dipikirkan
kecuali bagaimana mendekat padaNya, tak ada lagi yang dipikirkan kecuali untuk memenangkan
islam yang menjadi agamanya, tak ada lagi yang diusahakan kecuali untuk menolong muslim lain
untuk bersegera pada Allah, tak ada lagi niat terselip selain untuk mengharap ridha Allah. Totalitas
penuh dalam ketundukan dan ketaatan pada Allah. Siapa yang berada di jenjang ini? Para nabi,
shadiqin (orang sangat tulus kepada Allah), dan Muqarrabin (orang-orang yang senantiasa mendekat
pada Allah).

Bagaimana mencapai jenjang yang lebih tinggi?


“Hai orang-orang yang beriman,
masuklah kamu ke dalam Islam 1. Menjaga pandangan mata dan hati. Bukan
secara keseluruhannya….” berarti harus menunduk dan menghindari
kontak mata, namun bagaimana hati kita
QS. Al Baqarah (2): 208 terjaga dengan mengingatNya. Hati yang lalai
akan membuat angan-angan melayang,
mengunjungi tempat-tempat para putri yang
menanti pangeran menjemput dengan kuda
putihnya, melamunkan keindahan yang belum pada waktunya, dan yang pasti membuat
kegundahan kronis serta kegalauan yang berkepanjangan. Kalau sudah begitu, boro-boro
mau membicarakan Allah, mau belajar buat ujian saja malasnya luar biasa! Bahaya, kan? 
2. Menjaga lidah dari perkataan yang sia-sia, berdusta, menggunjing (gossip), memfitnah
(gosiip pake bumbu lebay), mencaci maki, menyinggung orang lain, menimbulkan
permusuhan, dan berdebat secara berlarut-larut.
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

3. Menahan pendengaran dari segala sesuatu yang dibenci Allah. Poin ini sangat berkaitan
dengan poin 2, komunikasi dua arah dalam acara gossip tidak saja membuat kita berkata
yang buruk, tapi juga mendengarkan hal yang buruk. Wah…
4. Menjaga seluruh anggota tubuh dari perbuatan haram. Bebaskan beratnya kesaksian kaki di
yaumil akhir nanti dengan tidak melangkah menuju segala yang haram, bebaskan beratnya
kesaksian tangan dengan tidak mengambil apa yang bukan menjadi hak kita, bebaskan
badan kita dari segala hal yang memberatkan kita nanti.
5. Mencukupkan diri ketika berbuka dengan makanan yang halal dan tidak berlebihan
jumlahnya. Well, cukup sulit memang, acara balas dendamnya harus dikontrol dulu ya…
lapar matanya juga ditahan.
Tujuan shaum adalah mengelola hawa nafsu agar terbangun jiwa muslim yang meningkat
ketaqwaannya (intip QS. Al Baqarah [2]: 183), kalau setelah berbuka rakusnya kita malah
membabi buta berarti tujuannya tidak tercapai dong? Sebab perut yang buncit karena penuh
dengan makanan akan membuat kita malas beraktivitas dan menghalangi kita untuk
beribadah padaNya.
6. Berdo’a agar shaum kita diterima.
7. Evaluasi diri setiap sebelum tidur.

Lembar kerja 6

Melewati setiap hari di bulan Ramadhan berarti menjalani pembinaan. Aku berharap aku berada di
jenjang yang lebih tinggi dibanding jenjang standar yang pahala shaumnya gugur karena tidak
menjaga tingkah lakunya. Karenanya, setiap malam adalah kesempatanku untuk menghisab
(evaluasi) diri, sehingga esok hari aku mengetahui apa yang harus aku perbaiki dan aku dapat
mengambil hikmah yang membuatk jarakku denganNya semakin berkurang.

hari: tanggal : 2013


Hari ini kegiatanku… (tuliskan kegiatan, atau peristiwa penting yang terjadi sehingga berpengaruh
terhadap pikiran, perasaan, serta tingkah laku ketika shaum)
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

hikmah yang aku dapat adalah

hari: Tanggal: 2013


Hari ini kegiatanku…

hikmah yang aku dapat adalah

hari 3. Tanggal: 2013


Hari ini kegiatanku…

hikmah yang aku dapat adalah

hari: tanggal : 2013


Hari ini kegiatanku…
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

hikmah yang aku dapat adalah

hari: tanggal : 2013


Hari ini kegiatanku…

hikmah yang aku dapat adalah

hari: tanggal : 2013


Hari ini kegiatanku…

hikmah yang aku dapat adalah

hari: tanggal : 2013


Hari ini kegiatanku…

hikmah yang aku dapat adalah


30 HARI MENCARI CINTA-NYA

hari: tanggal : 2013


Hari ini kegiatanku…

hikmah yang aku dapat adalah

hari: tanggal : 2013


Hari ini kegiatanku…

hikmah yang aku dapat adalah

hari: tanggal : 2013


Hari ini kegiatanku…

hikmah yang aku dapat adalah

hari: tanggal : 2013


Hari ini kegiatanku…
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

hikmah yang aku dapat adalah

hari: tanggal : 2013


Hari ini kegiatanku…

hikmah yang aku dapat adalah

hari: tanggal : 2013


Hari ini kegiatanku…

hikmah yang aku dapat adalah

hari: tanggal : 2013


Hari ini kegiatanku…
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

hikmah yang aku dapat adalah

hari: tanggal : 2013


Hari ini kegiatanku…

hikmah yang aku dapat adalah

hari: tanggal : 2013


Hari ini kegiatanku…

hikmah yang aku dapat adalah

hari: tanggal : 2013


Hari ini kegiatanku…

hikmah yang aku dapat adalah


30 HARI MENCARI CINTA-NYA

hari: tanggal : 2013


Hari ini kegiatanku…

hikmah yang aku dapat adalah

hari: tanggal : 2013


Hari ini kegiatanku…

hikmah yang aku dapat adalah

hari: tanggal : 2013


Hari ini kegiatanku…

hikmah yang aku dapat adalah

hari: tanggal : 2013


Hari ini kegiatanku…
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

hikmah yang aku dapat adalah

hari: tanggal : 2013


Hari ini kegiatanku…

hikmah yang aku dapat adalah

BAIT 7. Ada cintaNya di Balik Dahaga

Ada keterkaitan erat antara tubuh dan jiwa, sehingga Ramadhan bukan hanya pembinaan jiwa untuk
mencapai derajat taqwa, namun juga pembinaan fisik. Jiwa akan ditempa dengan pembinaan
ruhiyah yang disibukkan melalui aktivitas ubudiyah yang optimal, seperti tarawih, mengkaji Al Quran,
dan beri’tikaf; selain itu suasana yang terbangun pun bersifat religius sehingga tidak sulit mengubah
kebiasaan yang buruk menjadi amal shalih. Tahukah kita Allah juga memberikan pembinaan fisik
untuk kita di balik berpayahnya kita menahan lapar dan dahaga?

Fakta sahur

“Makan sahurlah kalian, sesungguhnya pada makan sahur itu ada berkah”
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

HR. Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik

Ketika sahur, kita bangun di penghujung malam sebelum fajar terbit. Pada saat itu, kondisi dan
suasana alam sangat bersahabat bagi fisik dan psikis manusia. Udara yang bersih, suasana yang
hening, tenang, tanpa hingar bingar, dapat membantu kondisi hati dan pikiran yang tenang. Sahur
diperlukan karena pola makan berubah, meski begitu, perubahan ini akan tetap dapat memberikan
ketahanan fisik. Kandungan karbohidrat atau gula darah dalam tubuh dipertahankan dalam jumlah
tetap selama shaum, sehingga kondisi fisik tetap prima.

Shaum juga dianalisa sebagai pengontrol berat badan yang efektif. Dengan shaum, pengonsumsian
karbohidratyang berlebih akan menurun drastis, sehingga kadar gula darah dan insulin turun
menurun. Keadaan fisiologis ini sering disebut sebagai diet ketogenis yang efektif mengontrol berat
badan. Ibn Qoyyim Al Jauziyah dalam Jad al Ma’ad (Bekal untuk Hari Akhir) mengatakan bahwa pola
makan Ramadhan dapat membantu mengendalikan nafsu untuk mengonsumsi makanan secara
berlebihan. Pola makan diatur sedemikian rupa sehingga tak ada makanan yang masuk seenaknya,
seperti ngemil, jajan, dan ngopi. Kerja alat pencernaan tidak terlalu berat karena hanya mencerna
dan memproses makanan yang memang sesuai kebutuhan saja.

Berbuka dengan yang manis?

Rasulullah sering membiasakan berbuka dengan kurma, air putih, baru kemudian makanan berat
seperti bubur gandum. Secara teoretis, makanan manis banyak mengandung zat gula (glukosa) yang
dapat membantu lancarnya pencernaan serta meminimalkan kerja organ pencernaan karena sangat
mudah dicerna dan menghasilkan energi.

Tata cara berbuka tadi juga berguna untukmenyeimbangkan nafsu makan. Menu makanan yang kita
konsumsi selama Ramadhan diarahkan pada suatu menu yang sehat, sederhana tetap mampu
mempertahankan kondisi jasamani dengan baik. Keadaan seimbang tubuh (homeostasis) akan
diperoleh selama shaum Ramadhan,sebagai hasil dari mekanisme psikologis yang terkoordinasi
darikebiasaan mengatur makan dan mengistirahatkan organ tubuh dengan baik. Aturan makan
dalam shaum menghasilkan suatu mekanisme yang melindungi, melembutkan, dan mencairkan
gumpalan-gumpalan (plethora) yang tidak dapat diserap oleh usus atau yang tidak dapat dikeluarkan
dengan mudah oleh tubuh.

Rotasi waktu makan selama Ramadhan juga mampu menambah nyenyaknya tidur yang kemudian
mampu membantu mengembalikan dan mempercepat sintesis molekul-molekul daya ingat, maka
dengan demikian Ramadhan mampu mengembalikan dan mengontrol mekanisme kerja otak dan
daya ingat kita.

Rasulullah pernah ditanya mengenai suatu kaum yang hidup sangat lama. Beliau menjawab bahwa
mereka membiasakan untuk tidak makan kecuali lapar dan berhenti makan sebelum mereka
terpuaskan. Hikmah pembinaan fisik yang lain dari shaum adalah pengendalian diri (regulasi diri) dan
aktifitas organ tubuh yang baik. Selama shaum, unsur-unsur tertentu seperti opioid (enchepalin)
dilepaskan ke dalam tubuh yang memberikan pengaruh kepada otak sehingga merasa tenang dan
gembira. Unsur ini juga yang mencegah timbulnya psikosomatis (penyakit fisik yang disebabkan oleh
gangguan psikis seperti stress).

Di balik Rakaat Tarawih


30 HARI MENCARI CINTA-NYA

Aktifitas malam di bulan Ramadhan adalah ibadah yang juga turut membantu kondisi fisik yang baik.
Tarawih dikerjakan setelah selesai makan (berbuka) dan menjelang istirahat (tidur). Dalam Aspek
Terapeutik Ibadah Puasa, Shahid Athar mengemukakan bahwa tarawih mampu membakar kalori
berlebih dari makanan yang dikonsumsi ketika berbuka. Bahkan jika diperhitungkan, aktifitas tarawih
dikatakan sebagai latihan fisik yang lebih baik dibandingkan aerobik. Tarawih akan membuat kita
menggerakkan anggota tubuh, otot, dan persendian tanpa kelelahan. Waaah….. keren gak tuh? 
namun kembali lagi, niat kita tentu bukan semata ingin sehat, namun lebih mulia, karena
mengharapkan keridhaanNya.

“……………Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.”


QS. Al Mu’minun (23): 14

Jika kita mau memahami, sungguh hanya karena kasih sayangNya lah kita dipertemukan kembali
dengan kemuliaan Ramadhan yang penuh dengan karunia dan keistimewaan. Beruntunglah orang-
orang yang diberi kesempatan dijamu olehNya, yaitu ketika sampai pada bulan Ramadhan. Maka
mengapa tidak kita sambut penjamuanNya dengan seikhlas-ikhlasnya hati, sebersih-bersih qalbu,
dan kesungguhan? Merugi orang yang datang ke penjamuanNya tanpa perubahan apapun, tanpa
niat apapun, tanpa keinginan untuk meningkatkan derajat, tanpa kemauan untuk mengendalikan
nafsu barang sedikit pun.

BAIT 8. Sebelum Kemenangan Tiba, Mari Berbagi Cinta…

Cinta artinya mempedulikan, tidak hanya pada orang yang kita cintai tetapi juga orang-orang yang
mengasihinya. Ketika kita mencintai seseorang, kita akan mulai mempedulikan keluarganya, teman-
temannya, bahkan hewan peliharaannya. Hehe…. Kita juga akan memperhatikan apa yang
disukainya dan apa yang dibencinya, sehingga kita berada di frekuensi yang sama dengannya. Tak
hanya itu, pelan-pelan kita akan menyukai apa yang disukai dan membenci apa yang dibencinya.
Sudahkan kita mencintaiNya seperti itu? Sudahkah kita memperhatikan apa saja yang disukaiNya?
Sudahkah kita mempedulikan siapa saja orang-orang yang dikasihiNya?

“……Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun
mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang
bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang bersungguh-sungguh di jalan Allah,
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela (hanya takut pada penilaian
Allah). Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah
Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
QS. Al Maa’idah (5): 54

Nyambungnya sama Ramadhan apa? Momen Ramadhan adalah saatnya kita membahagiakan
mukmin lain, khususnya menjelang Syawal tiba. Allah secara khusus mengaruniakan kewajiban
menunaikan zakat fitrah di bulan Ramadhan. Apa sih zakat fitrah? Gunanya untuk apa? Yuk kita
lanjut dulu….

Kata Zakat berasal dari bahasa Arab, zaka, yang mempunyai dua arti: Mensucikan dan Bertumbuh.
Apa yang disucikan lalu apa yang ditumbuhkan? Dengan zakat ada suatu harapan agar seorang
mukmin mensucikan jiwanya dari kecintaan yang berlebihan terhadap kekayaan duniawi, sehingga
bertumbuhlah kebermanfaatan dari dirinya untuk orangtuanya, saudara seimannya, serta Islam yang
menjadi rumah bernaungnya.

Zakat fitrah adalah zakat yang dibayarkan sekali dalam setahun, menjelang Hari Raya Idul Fitri,
kepada mukmin yang berhak dalam bentuk bahan makanan pokok, seperti kurma, gandum, jagung,
dan beras. Takarannya adalah sebanyak 2.5 kilogram beras, karena sebagian besar penduduk
Indonesia berpenganan beras sebagai makanan pokoknya. Menurut Imam Hambali, pembayaran
zakat ini bisa dikonversikan dengan mata uang yang setara harganya dengan makanan pokok
tersebut. Zakat fitrah ini diwajibkan pada kepada tiap-tiap muslim yang merdeka bahkan bayi
sekalipun, dengan ketentuan bahwa masih ada kecukupan biaya diri dan keluarganya pada malam
dan siang hari raya itu.

Karena Berbagi Cinta adalah Suatu Keharusan

Zakat adalah langkah penyempurnaan shaum yang akan membersihkan diri seorang muslim dari
bercak-bercak salah yang dilakukannya. Zakat juga adalah simbol betapa berbagi cinta adalah suatu
keharusan. Dengan menunaikannya, kita akan berbagi kebahagiaan dengan para pecintaNya yang
fakir, sehingga tak ada seorang pun di antara mereka yang akan menderita kelaparan. Mengapa
pembebanan senilai 2.5 kilogram untuk semua kalangan dengan kondisi sosial ekonomi tingkat
manapun? Mengapa tidak dibebankan sesuai dengan kapasitas ekonominya? Mengapa kesannya
pukul rata dan tak adil? Di sini lah kita menemukan cintaNya lagi. Tujuan dari zakat fitrah adalah
menyucikan diri orang yang ber-shaum, sehingga nilai 2.5 kilogram ini menjadi kasih sayang
tersendiri untuk hambaNya dengan tingkat ekonomi rendah sekalipun untuk berkesempatan
menunaikannya. Bukan soal proporsionalitas yang dibangun di sini, namun cara Allah untuk
membuat hambaNya memiliki kesempatan yang sama menyucikan diri.

Seorang muslim yang memiliki kapasitas ekonomi yang lebih diberi kesempatan pula untuk beramal
lebih, sehingga di samping zakat fitrah, beriringanlah Infaq dan Shadaqah. Melalui infaq dan
shadaqah ini seorang hamba berkesempatan untuk berbagi cinta dengan lebih (pembahasan infaq
dan shadaqah akan dijelaskan di lain pembahasan). Sungguh Allah Maha Penyayang lagi Maha
Mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi. Hati-hati dengan logika yang dibangun sendiri, sebab
penghambaan yang menuruti hawa nafsu sendiri tidak menjadi suatu amal yang diangkat ke langit
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

dan diterimaNya. Itulah mengapa ada seorang rasul yang diutus untuk dijadikan contoh, agar kita
terbebas dari persangkaan padaNya serta logika yang kabur dari konsep penghambaan. 

“Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-
orang yang ragu.”

QS. Al Baqarah (2): 147

Kepada Siapa Cinta itu Dibagi?

Cinta (dalam konteks ini adalah zakat fitrah) dibagikan kepada para pecintaNya yang berhak. Apa
kriteria yang berhak itu? Mari kita lihat satu persatu di QS. At-Taubah (09): 60.

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang


miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan
orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang
diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

1) Fakir; yaitu orang yang tidak mampu mencari nafkahnya karena suatu kekurangan (misalnya
cacat), mereka tidak mampu mencari nafkah karena hidupnya tergadai dalam jihad fi sabilillah
dalam menolong Islam. Mereka menahan diri dari meminta-minta (intip QS. Al Baqarah [02]: 73)
2) Miskin; yaitu orang yang mempunyai harta atau pekerjaan tetapi belum mencukupi kebutuhan
hidupnya (kebutuhan rutin yang wajar). Dalam QS. Al Kahfi [18]: 79 digambarkan bahwa orang
miskin itu memiliki perahu sebagai alat bekerjanya, jadi mereka memiliki pekerjaan, namun tidak
dapat memenuhi kebutuhan pokoknya.
3) Amil; yaitu orang yang diberi tugas mengurus zakat, mengumpulkan, mendaftar, dan
membagikannya kepada yang berhak menerima zakat. Amil yang paling berhak adalah
Rasulullah dan orang-orang yang ditunjuk untuk mewakili dan membantunya.
4) Muallaf; yaitu orang-orang yang masih perlu dilembutkan hatinya karena (1) baru memeluk
islam atau (2) orang kafir yang diharapkan dapat masuk islam. Kategori pertama di dalamnya
termasuk orang yang baru berislam sedang imannya masih lemah dan orang islam yang tinggal
di daerah tapal batas dengan wilayah kafir agar ia tetap membela diri dari serangan musuh,
sedangkan yang termasuk kategori kedua adalah orang kafir yang kalau diberi zakat dapat
diharapkan beriman, juga orang kafir yang ditakuti kejahatannya. Dengan pemberian hak muallaf
padanya, diharapkan dia dapat menahan diri untuk melakukan kejahatan.
5) Riqab; yaitu hamba sahaya (budak) yang dijanjikan oleh tuannya akan dimerdekakan jika dia bisa
memberikan tebusan. Ada ulama yang berpendapat bahwa tawanan yang memerlukan bantuan
juga termasuk dalam kategori ini.
6) Gharim; ialah orang-orang yang berhutang dengan ketentuan bahwa hutang itu bukan akibat
dari perbuatan maksiat. Di sini termasuk orang yang punya hutang karena kepentingan pribadi,
disebabkan kebangkrutan sehingga tidak mampu membayarkan hutangnya itu. Apalagi yang
terlilit hutang karena kepentingan umum atau kepentingan bersama, boleh dibayarkan zakat
kepadanya untuk membayarkan hutang itu.
7) Sabilillah; yaitu orang yang berjuang untuk kepentingan pertahanan islam dan kaum muslimin
serta segala pembiayaan di dalam memperjuangkan islam
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

8) Ibnu Sabil; yaitu orang-orang yang kehabisan bekal dalam perjalanannya yang bukan maksiat,
termasuk musafir orang yang merantau menuntut ilmu dan tidak dapat kiriman dari
keluarganya.

Salurkan Cintamu pada Orang yang Tepat!

Setelah mengetahui urgensi zakat dan juga kalangan mana yang berhak menerimanya, sungguh rugi
kalau cinta kita masih salah pilih.hehe… mungkin tampak sepele, sehingga ada saja orang yang
membayarkan zakatnya secara langsung kepada tetangga di pinggir rumah karena merasa
tetangganya membutuhkan. Tapi kadang sesuatu tidak seperti yang terlihat, sehingga penilaian
sekilas tidak dapat dipertanggungjawabkan. Ada Badan Amil Zakat Infaq Shadaqah (BAZIS) yang
memiliki kapasitas untuk melakukan survey, meneliti kehidupan masayarakat secara objektif,
sehingga dapat teridentifikasi siapa saja orang yang berhak menerima zakat dan berada pada
kategori yang mana dari 8 kategori di atas. BAZIS ini yang tentunya akan lebih tahu bagaimana
penyalurannya, seberapa besar yang disalurkan, dan siapa saja yang mendapat penyalurannya.

Cinta yang salah penyalurannya bukan saja membuat rugi, tapi juga tidak dihitung sebagai cinta. Nah
lho? Hehe… iya, maksudnya amalannya akan tertolak. Seperti halnya kita membayar Uang
Semesteran (kuliah/sekolah) sebesar 2 juta pada tukang gehu di depan rumah, uangnya raib dari
genggaman kita, tapi Uang Semesterannya belum terbayarkan. Rugi bandar boooo…!!

Maka saluran yang tepat merupakan hal yang menentukan diterima sebagai apakah amal kita,
diangkat ke langit atau membusuk di bumi? Beramal lah dengan cerdas, dengan melihat pola pikir
dan pola perilaku Rasulullah, penafsir yang hak atas Al Quran. Beramal lah dengan cerdas, dengan
niat yang menembus Arsy, sedang tingkah laku yang menjejak pada historis Muhammad SAW.
Beramal lah dengan cerdas; lalu rengkuhlah cintaNya dalam surga yang hijau, tempat para
pecintaNya berkumpul untuk bertemu Kekasih sejatinya.

Selamat menyalurkan cinta!

Di Bait 8, ini yang Kita Pelajari:

 Zakat fitrah bertujuan untuk membersihkan diri kita dari kecintaan yang berlebihan terhadap
kekayaan duniawi dan menumbuhkan kebermanfaatan dari diri kita.
 Zakat fitrah hukumnya wajib untuk setiap muslim, dengan syarat masih dapat memenuhi
kebutuhan diri dan keluarganya untuk malam dan siang hari raya.
 Zakat fitrah yang harus dibayarkan setiap muslim adalah beras sebanyak 2.5 kilogram atau
uang yang setara dengannya.
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

 Tips: kalkulasikan uang yang akan dibayarkan dengan menghitung 2.5 kg x harga beras yang
biasa dikonsumsi. Ayo mulai lihat harga beras di pasaran, kalau perlu tanyai sang koki di
rumah!  Kalau bisa, gunakan standar beras dengan kualitas terbaik. (intip QS. Al Baqarah
[02]: 177)
 Ada 8 golongan orang yang berhak diberi zakat: (1) Fakir, (2) Miskin, (3) Amil, (4) Muallaf, (5)
Riqab, (6) Gharim, (7) Sabilillah, dan (8) Ibnu Sabil. Gak ngerti? Nyook lihat pembahasan Bait
8 dan buka QS. At Taubah (9): 60!
 Zakat fitrah merupakan bukti cinta kepadaNya dan upaya berbagi cinta dan kebahagiaan
pada muslim lain yang berhak.
 Salurkan zakat fitrah pada orang yang tepat! Hubungi BAZIS di tempatmu, di kampusmu,
atau di komunitas sosial yang bekerja sama dengannya. Beramal lah dengan cerdas, agar
amal tersebut diangkat ke langit dan tidak membusuk di bumi. 

BAIT 9. Dan Cinta mana yang akan Menang? (Kembali kepada Kefitrian,
kembali pada Kemenangan

Menunggu takbir yang bergemuruh, menanti ketupat yang dimasak dengan hati, debaran yang
berdegup saat bilangan tarawih sudah pada malam dua puluh. Ah…. Reramai syawal sudah mulai
terasa. Sibuk. Sesak. Di mall, di butik, di toko kue, di toko daging, di pasar. Semua muslim bersiap
menyongsongnya dengan sukacita; membeli baju baru yang dibayangkan akan pas dipakai ketika
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

shalat Idul Fitri dan pas dipakai saat silaturahmi pada sanak saudara, membuat kue-kue mungil nan
cantik yang akan mengisi toples-toples antik, memesan daging sapi untuk membuat gulai ataupun
rendang yang akan dimakan di hari H, atau mungkin bersiap memberi atau diberi angpau. Hehe…

Wah… dulu apa yang dilakukan Rasulullah ketika Ramadhan hendak berakhir? Bukan gegap gempita
yang ada, bukan debaran karena akan memakai baju baru. Sama sekali bukan. Rasulullah bersedih
karena bulan yang lebih baik dari seribu bulan akan berakhir, bulan yang di dalamnya turun
maghfirah (ampunan) dan rahmat Allah dengan begitu berlimpah akan berada pada penghujung.
Bagaimana kita akan senang? Sedangkan shaum yang sudah dijalani pun belum pasti akan diterima
olehNya. Tidak semua muslim akan meraih kemenangan ketika Syawal menjelang. Tidak semua
muslim akan meraih kemenangan saat takbir berkumandang.

Ilustrasi:

Orang-orang yang akan lulus ujian adalah orang yang mengikuti ujian tersebut. Bagaimana mungkin
bisa lulus tanpa mau diuji? Sungguh aneh jika seorang prajurit yang tak ada di medan perang
berteriak penuh kemenangan. Apa yang dimenangkan?

Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan
harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan
itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.
QS. At Taubah (09): 20

Siapa yang akan menang? Muslim yang mengikuti pembinaan: menyadari Ramadhan adalah saatnya
penempaan diri, menjalani pembinaan dengan menghijrahkan dan menjihadkan dirinya.

Seorang muslim yang senantiasa melakukan perubahan diri, meninggalkan diri lama yang memiliki
dosa menuju diri baru yang senantiasa bermanfaat, meninggalkan perbuatan yang dibenciNya
menuju perbuatan yang disukaiNya, meninggalkan diri yang buta cahaya kepada diri yang
menyambut cahayaNya, meninggalkan yang bathil menuju pada yang haq. Itulah sikap hijrah
seorang muslim.

Kemudian bersungguh-sungguhlah mencintaiNya, dengan mengaplikasikan islam pada diri kita,


dengan mencintai KekasihNya yang berjuang membela islam, dengan mengenal pola hidup yang
Sang Qur’an Berjalan, dengan membagi cahaya cintaNya pada setiap manusia yang belum mengenal
cahaya. Demikian adalah jihad seorang muslim, kesungguhan untuk meraih cintaNya tanpa ragu.

Dalam hadits Qudsi, Allah memberitahu kita bagaimana mendekat kepadaNya. “Tiadalah hambaKu
mendekatkan dirinya kepadaKu dengan sesuatu yang lebih Aku sukai, daripada saat dia menjalani
apa-apa yang Aku wajibkan untuknya. Dan hambaKu tidak puas hanya dengan menjalankan yang
wajib saja. Maka dia terus mendekat padaKu denganhal-hal yang Aku sunnahkan, sampai Aku
mencintainya.”

“Maka jika Aku telah mencintaiNya,” lanjutNya, “Aku akan menjadi pendengaran yang dia gunakan
untuk menyimak. Aku akan menjadi penglihatan yang dia gunakan untuk menyaksikan. Aku akan
menjadi tangan serta kakinya yang dia gunakan untuk bertindak dan bergerak. Jika dia memohon
kepadaKu, Aku akan menjawab pintanya. Jika dia meminta perlindungan, maka Aku pasti
melindunginya.”
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

Subhanallah, bahkan Allah pun tak akan ragu menjawab doa kita. jadi, siapa yang akan menang?
Jawabannya mesti kita! Maka mendekatlah padaNya tanpa ragu, tanpa beban, tanpa persangkaan.
Dan sambut lah kemenangan itu, dan kembali lah menuju fitrahmu. Insya Allah…

BAIT 10. Syawal: Bukan Soal Perayaan Cinta

Yang paling ditunggu dari Syawal adalah harumnya rendang sapi yang ditaruh di atas potongan
ketupat.

Yang paling ditunggu dari Syawal adalah aroma pakaian baru yang belum dicuci semenjak dibeli dan
labelnya masih belum dicopot.

Yang paling ditunggu dari Syawal adalah ramainya rumah dikunjungi oleh saudara, teman saudara,
saudara teman, ayah saudara teman, ayah teman saudara, ditambah kecengan dari teman saudara…
(wah, wah, wah,… sebelum bingung, kita hentikan saja sampai situ.hehe…)

Hei, guys… syawal bukan saatnya pesta perayaan cinta! Setelah dibina selama sebulan penuh, tidak
artinya harus berpesta pora merayakan kelulusan. Bergembiralah, secukupnya saja. Seperti
mengingat kelulusan SMA yang akan disusul oleh ujian masuk Perguruan Tinggi. Seperti mengingat
gemilangnya nilai Ujian Tengah Semester (UTS) yang akan disusul dengan terpaan Ujian Akhir
Semester (UAS). Seperti mengingat selesainya sidang Tugas Akhir yang akan disusul dengan
todongan untuk bekerja dari orang tua.  there will be any other challenges.
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

Syawal memiliki arti harfiah “peningkatan”. Apa yang meningkat? Tentu berkaitan dengan apa yang
dibinakan. Kalau kerja kita cuma makan-tidur selama Ramadhan, yang meningkat ya cuma berat
badan kita. kalau kerja kita cuma nongkrong dan ngeceng di Mall selama Ramadhan, yang meningkat
ya paling kemampuan kita dalam merayu orang. Harapannya sih, bukan peningkatan semacam itu
yang terjadi pada diri kita.

Peningkatan kualitas diri merupakan hal yang akan dituntut di bulan Syawal. Apa yang sudah kita
pelajari, bimbingan yang kita dapatkan dariNya, pembinaan yang menempa keimanan kita; itu
semua diharapkan meningkat di bulan ini. Bicara peningkatan kualitas diri artinya juga bicara
peningkatan ujian cinta. Semakin tinggi keimanan seseorang, maka semakin tinggi pula ujian yang
ditimpakan kepadanya.

Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum


keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu
khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai,
adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari)
bersungguh-sungguh di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang fasik.
QS.At Taubah (09): 24

Itulah ujian cinta. Yang masih kuliah akan diuji dengan aktivitas kuliahnya, pertemanannya, teman
lawan jenisnya, orangtuanya, hobinya, segala hal yang berkaitan dengan dunia remajanya. Yang
sudah bekerja akan diuji dengan pekerjaannya, orangtuanya, keluarganya, lawan jenisnya,
pertemannya, pertetanggaannya, dan segala hal yang berkaitan dengan dunianya. Naah… setelah
pembinaan, harusnya tahu dong prioritas kita yang mana?  saatnya cintamu memilihNya, dan
bukan yang lain.

Idul Fitri bukan akhir segala kesungguhan kita padaNya… namun langkah awal kita untuk lebih
bersungguh lagi berlari padaNya. Syawal adalah momentum saat Allah melihat implementasi dari
pembinaan yang sudah terselesaikan selama Ramadhan, sehingga selanjutnya bulan-bulan lain pun
akan terhias dengan bekal keimanan yang mantap. Jadi hindari kumatnya penyakit kita yang males-
malesan, menunda berbuat kebaikan, menganggap tidak penting membaca sejarah rasulullah,
mengganggap tidak ada relevansi antara ilmu islam dengan keilmiahan, menganggap ibadah cukup
hanya dengan shalat-puasa-zakat dan segala ritualitas lain. Kenapa? Karena cinta artinya
memberikan segala yang dimiliki. Karena cinta butuh pembuktian, dan pembuktian itu tak pernah
berhenti.
30 HARI MENCARI CINTA-NYA

Sumber
Al Qur’an Al-Karim
Migdar Sibghatullah, Abu. 2002. RAMADLAN, Bulan Pembinaan Ummat. Andika Press:
Bandung
Chaplin, J.P. 2009. Kamus Lengkap Psikologi. Diterjemahkan oleh Dr. Kartini Kartono. PT.
Rajagrafindo Persada: Jakarta
Fillah, Salim A. 2010. Dalam Dekapan Ukhuwah. Pro-U Media: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai