Nama : NAQSYABANDIYAH
KHOLIDIYAH SALSABILA
Prodi. : S1 KEPERAWATAN
Kata Pengantar......................................................................................................... 2
Daftar Isi..................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Definisi..................................................................................................... 6
2.2 Etiologi..................................................................................................... 6
2.3 Klasifikasi................................................................................................. 6
2.4 Patogenesis................................................................................................8
2.5 Diagnosis.................................................................................................. 8
2.6 Tatalaksana............................................................................................... 9
3.1 RUBT....................................................................................................14
3.1.1 Definisi...............................................................................................14
3.1.3 Klasifikasi..........................................................................................14
3.1.4 Efek....................................................................................................15
3.1.5 Indikasi...............................................................................................15
3.1.6 Kontraindikasi....................................................................................16
3.1.8 Manfaat..............................................................................................17
3
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................18
4
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
5
Pasien akan dimasukan kedalam sebuah chamber bertekanan udara dua
hingga tiga kali lebih tinggi dari tekanan udara atmosfer normal sambil diberikan
oksigen murni (100%) selama satu hingga dua jam. Selama proses terapi pasien
diperbolehkan untuk membaca, minum atau makan untuk menghindari trauma
pada telinga akibat tingginya tekanana udara.
I.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dekompression sickness
2. Mengetahui penyebab dan gejala dekompression sickness
3. Mengetahui mekanisme dekompression sickness
4. Mengetahui tatalaksana dekompression sickness
I.4 MANFAAT
decompression sickness
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 DEFINISI
1. Tipe 1
7
Gejala utama yang timbul pada penderita dengan tipe I adalah:
Pada tipe ini, akan terjadi beberapa keluhan akibat terserangnya beberapa
sistem tubuh, yaitu:
Gejala neurologis
o Lesi pada otak
- Gangguan penglihatan
- Hemiplegi/hemiparese
- Afasia motorik/sensorik
- Kejang
- Penurunan kesadaran
o Lesi pada medulla spinalis
o Lesi pada organ vestibular
Gejala paru dan jantung
o Sesak napas
o Batuk, nyeri dada
o Infark miokard
o Cardiac arrest
Gejala gastrointestinal
o Nausea
o Vomitus
o Anoreksia
8
o Diare
o Kejang abdominal
3. Tipe 3
Terjadinya syok yang disebabkan akibat emboli oleh gelembung gas inert pada
pembuluh darah
Timbul gejala DCS dapat terjadi setiap saat, mulai dari penyelam naik ke atas
permukaan sampai dengan setelah 24 jam. Gejala paling sering muncul kurang dari 3
9
jam setelah penyelam ke permukaan dengan jumlah kejadian hingga 95% dan sekitar 1%
setelah 6 jam. DCS adalah kegawatan medis, tetapi dengan pertolongan cepat dan tepat,
dapat pulih sempurna. Sebaliknya, setiap kelambatan pertolongan dapat berakibat
gangguan yang irreversible.
II.4 DIAGNOSIS
II.5 Patogenesis
Pada saat menyelam tekanan parsial nitrogen meningkat sehingga nitrogen larut
dalam darah dan jaringan sesuai Hukum Henry. Saat naik ke permukaan secara
bertahap, tekanan gas turun terjadi proses desaturasi. Tekanan parsial gas paru-paru
rendah sehingga darah melepas gas ke paru-paru. Bila terjadi dekompresi cepat,
seperti saat naik ke permukaan tanpa bertahap, maka gelembung gas dalam jaringan
dan darah tidak dapat keluar degan cepat dan teratur sehingga meninggalkan gas
dalam darah dan jaringan, karena tidak cukup waktu bagi paru-paru untuk
mengeluarkan gas tersebut.
10
II.6 TATALAKSANA
(AED) tersedia
2. 100% O2 untuk meningkatkan eliminasi N2 dari jaringan dan darah
diberikan pada seluruh pasien yangdiduga DCS, dair permulaan ,
horizontal
4. Fluid Replacement
Cairan diberikan pada penderita DCS kecuali chokes karena dapat
memperparah kondisi
Hindari pemberian jus dan jeruk atau minuman yang mengandung
glukosa
11
Terapi Definitif DCS
Oksigenasi:
Untuk melawan hipoksia jaringan
Mengurangi tekanan N2 yang terlarut dalam plasma atau jaringan
Rekompresi
Tujuan rekompresi :
12
Gambar 1 Tabel 5 US NAVY DCS 1
13
Gambar 2 Tabel 6 US NAVY DCS 2
14
Gambar 3 Tabel 6A US NAVY DCS 3
Pencegahan :
15
BAB III
LAPORAN KUNJUNGAN
III.1 RUBT (Ruang Udara Bertekanan Tinggi)
III.1.1 Definisi
HBOT/RUBT adalah terapi sistemik yang melibatkan pernapasan 100% oksigen dan
tekanan >1 atm
Dapat berupa :
- Mono-placed chamber dengan tekanan oksigen 100%, tekanan tidak >3 ATA
- Multi-placed chamber dengan tekanan udara, tekanan sampai 6 ATA→ Mask,
16
III.1.3 Klasifikasi
17
- Efek terapi mekanik: Peningkatan tekanan barometrik (Hukum Boyle)
akan mengurangi 17% dari volume awal dan hanya 43% dari diameter aslinya
- Efek terapi biomolekular: Peningkatan tekanan oksigen peningkatan
produksi ROS (H2O2) dan RNS (NO)
III.1.5 Indikasi
- Keracunan CO
- Sindrom Crush
- Pencegahan osteoradionekrosis setelah ekstraksi gigi
- Osteoradionekrosis (mandibula)
- Radionekrosis jaringan lunak (sistitis)
- Decompression sickness (DCS)
- Arterial gas embolism (AGE)
- Infeksi bakteri anaerob
Tipe 2: rekomendasi
18
Tipe 3: Optional
- Autism
19
- Insufisiensi plasenta
- Sklerosis multipel
- Cerebral palsy
- Tinnitus
- Stroke fase akut
III.1.6 Kontraindikasi
Kontraindikasi Absolut
- ISPA
- Sinusitis kronis
- Gangguan kejang
- Demam tinggi tidak terkontrol
- Riwayat pneumotoraks spontan
- Riwayat bedah toraks
- Riwayat operasi telinga
- Emfisema
III.1.7 Efek Samping
20
darah pada sirkulasi yang berkurang.
21
- Mampu membunuh bakteri, terutama bakteri anaerob seperti Clostridium
konvensional.
o Meningkatkan produksi antioksidan tubuh tertentu
o Menahan proses penuaan dengan cara pembentukan kolagen yang menjaga
elastisitas kulit.
22
DAFTAR PUSTAKA
http://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/09/Bahan-Ajar-_-
Penyakit-Dekompresi.pdf
23