Imunologi Transplantasi, Fitri
Imunologi Transplantasi, Fitri
TRANSPLANTASI
dr. Fitriyah Mayorita, Sp PK
TRANSPLANTASI
Merupakan tindakan klinik untuk menggantikan fungsi
organ/jaringan yg rusak dgn organ yg sehat
Dasar imunologik rejeksi graft : pd hewan coba memberikan
reaksi rejeksi yg lebih eksplosif dan cepat setelah sensitisasi
dgn transplantasi kedua kali dgn menggunakan jaringan
identik pertama
Sel yg berperan penting pd rejeksi graft : limfosit T
First-set Rejection Vs Second-set Rejection
ISTILAH dalam TRANSPLANTASI
Resipien
Usia 13-60 tahun
Tidak mengidap penyakit berat dan menular keganasan, TBC,
hepatitis, Jantung
Harus dapat menerima terapi imunosupresif dalam waktu yang
lama dan harus patuh minum obat
Mau melakukan pemeriksaan pasca transplantasi ginjal.
Donor
Usia 18-50 tahun
Mempunyai motivasi yang tinggi tanpa paksaan
Kedua ginjal normal, tidak terinfeksi
Tidak mengidap penyakit berat yang dapat memperburuk fungsi
organ dan komplikasi setelah operasi
Hasil laboratorium semuanya dalam batas normal.
PERSIAPAN TRANSPLANTASI
a) Persiapan resipient dan keluarga
Keluarga mendapatkan informasi yang diperlukan untuk
memberikan surat persetujuan.
Setelah ada persetujuan dari keluarga, tim akan menjelaskan
mengenai operasi dan perawatannya:
Lokasi dan letak ginjal baru
Penggunaan bermacam-macam peralatan yang mungkin
diperlukan selama perawatan
Pengambilan darah yang sering dilakukan
Untuk mencegah infeksi pasien ditempatkan ditempat khusus,
dimana anggota keluarga tidak diperbolehkan masuk
Kemungkinan timbul komplikasi seperti infeksi, rejeksi setelah
operasi
Mobilisasi: merubah posisi, membatukkan, latih duduk dan berdiri
serta cara napas efektif.
b) Persiapan donor dan keluarga
2 jam sebelum operasi resipient dan donor dikompres dengan
cairan bethadin pada daerah yang akan dioperasi dan setelah
operasi resipient masuk kedalam ruangan khusus dan steril.
c) Persiapan ruangan dan peralatan
Ruangan yang akan dipakai setelah operasi 2 hari sebelumnya harus
dibersihkan,semua peralatan dan obat-obatan dimasukkan ke
ruangan tersebut dengan disinari ultraviolet selama 24jam.
Resipient transplantasi dirawat dalam area lengkap yang dirancang
secara khusus baik untuk fase penyembuhan maupun fase
pemulihan, hal ini untuk menghindari pemindahan pasien,
menurunkan resiko terhadap infeksi bagi pasien yang mengalami
imunosupresan.
....con’t:
d) Persiapan pasien sebelum operasi
riwayat penyakit yang lalu (mis: HT,DM,kanker), tingkat
kecemasan pasien, pengetahuan pasien dan keluarga tentang
prosedur transplantasi, efek samping dari pembedahan juga
termasuk pemeriksaan laboratorium, ECG, pemeriksaan
radiologi (mis: foto thorak,USG ginjal,CT scan ginjal, IVP),
pemeriksaan fisik (mis: BB, TTV, pola eliminasi urine, adakah
tanda-tanda infeksi, gangguan pernafasan, tanda-tanda
kelebihan/kekurangan cairan elektrolit)
Bila donor hidup, persiapan dapat dilakukan sehari sebelum
transplantasi, tetapi bila donor mayat/cadaver semua persiapan
harus selesai dalam beberapa jam.
HUKUM TRANSPLANTASI
Transplan akan diterima bila resipien dan donor memiliki
gen histokompatibilitas tertentu yang sama.
Autograft dan isograft biasanya memberikan hasil yang baik
Allograft sering ditolak, karena respon imun yang
ditimbulkan limfosit dan produknya.
ASPEK GENETIK
Keterlibatan polimorfisme genetik antigen transplantasi
merupakan produk gen polimorfik (gol darah, MHC)
Antigen yg plg penting : HLA (MHC klas I, MHC klas II)
disandi pd kromosom 6
MHC Klas I : HLA-A, HLA-B, HLA-C
MHC Klas II : HLA-D (HLA-DR, HLA-DP, HLA-DQ)
Untuk hasil transplantasi optimal : kompabilitas HLA-A,
HLA-B, HLA-DR
Aspek Genetik Rejeksi Graft
MEKANISME PENGENALAN ALLOANTIGEN
Reaksi Penolakan Jaringan Transplan diperantarai o/ : CTL,
Th, APC, Antibodi
1. Direk
Pengenalan MHC utuh yg dipresentasikan oleh APC donor
(sal.limfe)
Dasar : kemiripan struktur MHC donor dgn MHC resipien reaksi
silang TCR untuk mengenal Self-MHC yg membawa peptida asing
dgn MHC alogenik yg mengikat peptida
....con’t
2. Indirek
MHC dikenali sbg antigen asing krn molekul MHC donor berbeda
dgn self-MHC
Alloantigen akan ditangkap APC resipien presentasi MHC klas II
CD4+ ; MHC klas I CD8+
Minor histocompability complex (MiHC) respon imun tdk
sehebat pengenalan MHC
MEKANISME EFEKTOR PD REJEKSI GRAFT
1. Rejeksi Hiperakut
Terjadi dlm beberapa menit-jam setelah transplantasi
Diperantarai Ab resipien yg sudah ada sblmnya (pre-
existing) krn transplantasi/transfusi, kehamilan sblmnya
(mis : anti-ABO dan/ anti-HLA)
Ab melekat pd endotel donor aktivasi komplemen
kerusakan endotel vaskular (edema, pendarahan)
Akibat kerusakan endotel : aliran darah jaringan kurang,
membran basal subendotel terbuka, aktivasi trombosit
(aktivasi Faktor von willebrand)
Manifestasi : pendarahan & pembentukan trombus
....Con’t
2. Rejeksi Akut
Timbul lambat (1 minggu setelah transplantasi) krn perlu
pengenalan alloantigen sampai aktivasi sel T dan sel B
Ab spesifik
Dpt terjadi pd resipien tanpa disensitasi tdp graft
Kerusakan vaskuler akibat aktivasi sel T, makrofag, Ab,
sitokin
Manifestasi : misalnya pd ginjal (pembesaran ginjal, nyeri,
penurunan fungsi ginjal, hematuria, proteinuria)
....Con’t
3. Rejeksi Kronik
Timbul dlm wkt berbulan, betahun-tahun
Ditandai : fibrosis dan hilangny struktur jaringan normal
stlh organ berfungsi normal
Mekanisme msh blm jelas : keterlibatan DTH (delayed type
Hipersensitive)
Fibrosis terjadi :
Limfosit teraktivasi o/ alLoantigen pd vaskular graft induksi
makrofag sekresi smooth muscle cell growth factors
proliferasi otot polos intima
Penyembuhan luka akibat rejeksi akut
Sekresi platelet derived growth factors (PDGF)
REAKSI HOST-GRAFT VS GRAFT-HOST
Reaksi Host Vs Graft (HvGD) : Jaringan transplan donor
mempunyai antigen yg tidak dimiliki resipien shg sistem
imun resipien bereaksi dgn jaringan tersebut
Reaksi Graft Vs Host (GvHD) : Jaringan donor terdapat sel T
yg imunokompeten, apabila resipien tidak mampu melawan,
sel imunokompeten dr donor akan merusak sel resipien
(pada transplantasi sumsum tulang)
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan gol darah ABO dan reaksi silang ABO
Kecocokan antigen HLA donor-pasien
Pemeriksaan Panel Reactivity Antibody (PRA)
Pemeriksaan reaksi silang antigen HLA
Gol Darah ABO & Reaksi Silang
Gol. Darah
Dasar : Tidak ada satupun graft yg dpt hidup jika gol darah ABO
donor dan resipien tdk kompatibel
Antigen ABO didapatkan pd eritrosit & dinding endotel pembuluh
darah
Prinsip tes : eritrosit resipien dan donor dicampur dgn sera yg
mengandung Ab anti-A dan anti-B
Reaksi Silang
Tujuan : konfirmasi kecocokan tipe golongan darah & deteksi
adanya Ig M resipien thdp antigen ABO donor
Prinsip tes : mereaksikan antara eritrosit donor dgn serum
resipien dan sebaliknya
Tehnik : media saline, bovine albumin, antiglobulin
Kecocokan Antigen HLA Donor-Pasien
HLA yg rutin untuk identifikasi HLA typing : HLA-A, HLA-B,
HLA-DR (yg dpt memperkirakan reaksi penolakan)
Hasil yg dibaca match atau mismatch dgn skor 0-6
Jika tdk ada perbedaan Ag HLA antara donor dan resipien :
6/6 match, 0 mismatch
Bila hanya 5 dr 6 alel yg cocok : 5/6 match
Semakin banyak Ag HLA yg mismatch, rejeksi graft
semakin besar survival graft <
Metoda : serologis/ microlymphocytotoxic testing (MCT),
selular/ mixed lymphocye reaction (MLR), amplifikasi PCR
Kecocokan Antigen HLA Donor-Pasien
Sampel : limfosit
Cara untuk isolasi limfosit : larutan ficoll isopaque
Darah EDTA + lar ficoll sentrifuge endapan eritrosit,
lekosit PMN limfosit terletak antara plasma-lar ficoll
limfosit dipisahkan dr sel fagosit dgn menambah butir besi
(sel fagosit akan memakan besi mengendap)
....con’t:
1. MCT
Deteksi antigen HLA klas I dan HLA klas II
Prinsip : deketsi Ag HLA donor, resipien dgn panel Ab
spesifik (Anti HLA) + komplemen bila ada ikatan Ag-Ab,
komplemen akan merusak membran sel shg sel mati ; sel
mati bila ditmbh warna (eosin/tripan blue) akan meyerap
warna warna gelap
Skoring banyaknya limfosit yg mati
....con’t:
2. MLR
Deteksi HLA klas II (HLA-D) & ukur parity, disparity antara
sel donor dan resipien
Prinsip test untuk deteksi HLA : penggunaan panel typing
cell (sel stimulator) yg berupa cell line yg mengandung
HLA-D
Hasil : limfosit donor/resipien mengandung haplotip HLA
yg berbeda dgn sel stimulator sel limfosit mengalami
transformasi dan proliferasi
....con’t
Prinsip tes untuk disparity : dgn membiakkan limfosit donor
dan resipien bersama-sama bbrp hari
Limfosit donor dirangsang untuk berproliferasi krn
pengaruh Ag resipien
Tingkat proliferasi diukur dgn 3H-thymidine
Proliferasi >, radioaktif yg diserap > MLR > disparitas
atara donor dan resipien
Panel Reactivity Antibody (PRA)