Anda di halaman 1dari 38

XENOTRANSPLATASI

ANGGOTA:
ALINDA TANIA (08121006004)
ANINDITA DWI GEOVANI (08121006026)
FADILAH SANDY (08121006040)
FANNY SURVIVA(08121006019)
FITRI (08121006038)
MARTINA TANDRI (08121006017)
RIZKI MARTA DJAKARIA(08111006047)

PENERAPAN Xenotransplantasi
dalam bioteknologi farmasi

Apa itu xenotransplantasi??

Xenotransplantasi (xenos- dalam bahasa Yunani berarti asing)


adalah transplantasi sel, jaringan, atau organ dari satu spesies ke
spesies lain. Sel, jaringan, atau organ semacam itu disebut
xenograft
atau
xenotransplant.
Sementara
itu,
istilah
alotransplantasi merujuk pada transplantasi antar spesies yang
sama.

Xenotransplantasi
pada
manusia
merupakan
salah
satu
kemungkinan penanganan kegagalan organ tahap akhir. Namun, hal
ini memunculkan masalah medis, hukum, dan etis.

Tabel 1. Rekayasa genetik pada Xenotransplantasi : terapi


gen konvensional vs terapi transgenik vs kloning
Terapi gen konvensional
vektor

Teknik transgenik
konvensional

Kloning

Penghantaran

Dibutuhkan
pembawa

atau

Injeksi
bahan genetik
langsung ke pronukleus
yg telah dibuahi sel telur

Transfeksi
sel
somatik yg dikultur

Ekspresi

Tergantung pada kemampuan


masing-masing
sel
untuk
mengambil materi genetik.

Materi genetik dikenalkan


dlm
germline,
yg
memimpin
kode
gen
ekspresi hewan.

Materi
genetik
dikenalkan dlm sel
germinal,
yg
memimpin
sel
ekspresi hewan.

Satu manipulasi

Satu manipulasi

Membutuhkn pengobatan utk


setiap
transplantasi/penerima.
Diperlukan
pengobatan
berulang.
Imunogenitas

Penghantaran zat pembawa/


transgen
mungkin
imunogenik

Transgen
menimbulkan
imun

Target
manipulasi
genetik

Penerima & graft mungkin


ditransduksi

Manipulasi genetik
donor satunya

dari

Manipulasi
genetik
dari donor satunya

Manipulasi
genetik

Gen
tambahan
negatif

Gen tambahan dominan


negatif

Gen
tambahan
dominan negatif
Gen penyisihan

dominan

dpt
respon

Transgen
dapat
menimbulkan respon
imun

Xenotransplantasi dalam
Bioteknologi Farmasi

Sejauh ini, tidak ada bidang ilmu pengobatan


yang membuat orang-orang antusias sekaligus
menimbulkan kontroversi, selain transplantasi.
Allotransplantasi organ adalah salah satu solusi
penyembuhan bagi pasien gagal jantung, ginjal
dan paru-paru dengan menggantikan organ sakit
dengan organ yang normal secara fisiologis.
Keterbatasan utama dari penerapan transplantasi
sebagai terapi penyakit adalah kurangnya donor
manusia.

Solusi yang memungkinkan untuk mengatasi


keterbatasan ini adalah dengan menggunakan
organ buatan atau organ tiruan, transplantasi sell
stem dan xenotransplantasi.
Antusiasme terhadap teknologi xenotransplantasi
juga berasal dari kemungkinan bahwa jaringan
dan organ hewan tidak begitu rentan terhadap
kekambuhan penyakit dibandingkan dengan
allotransplantasi.

Kemajuan dalam bidang biologi selular dan


molekular
membuka
peluang
untuk
menggunakan sel, jaringan dan organ untuk
mengatasi komplikasi penyakit, tidak hanya
dengan mengganti sel dan jaringan abnormal tapi
juga dengan menggunakan jaringan transplantasi
untuk memberikan fungsi fisiologis baru.
Sama
seperti
antusiasme
xenotransplantasi,
rintangan
mengaplikasikannya juga besar.

terhadap
untuk

Rintangan utama dari aplikasi xenotransplantasi


antar spesies adalah reaksi imun dari resipien
terhadap xenotransplan.
Kedua,
ada
kemungkinan
xenotransplan
memiliki keterbatasan fungsi dan menyebabkan
komplikasi medis pada resipien.
Alasan berikutnya adalah ada kemungkinan
xenotransplan dapat menularkan penyakit infeksi
dari donor ke resipien.

Sumber
Xenotransplantasi
Babi
Babi yang paling sering digunakan
karena :
Tersedianya babi dalam jumlah yang besar
saat ini
Mudahnya pengembangbiakan babi
Kecilnya risiko timbulnya penyakit zoonosis
dalam penggunaan babi
Mudahnya pengenalan gen baru terhadap
germline babi
Sapi
Monyet/Baboon

Organ Transplantasi

Ginjal

Jantung

Paru-paru

Hati

Sel Islet Pancreas

Kulit

Respon Biologis dan Imunologis


terhadap Xenotransplantasi
Semua xenotransplan menimbulkan respon imun, termasuk antibodi,
imunitas yang dimediasi sel, sel natural killer dan inflamasi.
Meski demikian, respon tubuh terhadap xenotransplan tergantung
pada bagaimana xenotransplan menerima asupan vaskular.
Sel yang terpencil, seperti hepatosit dan jaringan pankreas dan kulit
menerima asupan vaskular melalui ingrowth dari pembuluh darah
resipien.
Proses neovaskularisasi atau pembentukan pembuluh darah baru
mungkin terganggu dalam xenotransplan karena ketidakcocokan
faktor pertumbuhan donor dengan mikrovaskulatur resipien.

Xenotransplan memiliki mikrosirkulasi dan faktor


pertumbuhannya sendiri. Oleh karena itu,
ketidakcocokan antara donor dan resipien jarang
berdampak pada fungsi sel.
Di sisi lain, karena sirkulasi xenotransplan
mengikuti donor asal, sistem imun, inflamasi dan
koagulasi dari resipien bisa berdampak langsung
terhadap sel donor.

Gambar 1. Mekanisme Vaskularisasi Xenotransplan

Penolakan Hiperakut
Penolakan hiperakut dimulai segera setelah reperfusi
dari xenotransplan dan akan menghancurkan
xenotransplan dalam hitungan menit hingga beberapa
jam.
Penolakan hiperakut ditandai secara histologis dengan
perdarahan interstisial dan trombosis.
Penolakan hiperakut pernah menjadi rintangan paling
menakutkan dalam aplikasi klinis xenotransplantasi,
tapi kini reaksi ini bisa dicegah di hampir setiap kasus.

Penolakan hiperakut terhadap xenotransplan babi oleh


primata dipicu oleh ikatan antara antibodi alami
xenoreaktif dengan xeotransplan. Antibodi alami
xenoreaktif ini diproduksi oleh primata sebagai respon
terhadap masuknya xenotransplan non primata.
Antibodi alami xenoreaktif ini adalah antibodi dari
antigen berupa sakarida yang terdiri dari ujung
Gal1,3Gal.

Karena antibodi alami xenoreaktif spesifik terhadap


antigen Gal1,3Gal, telah dilakukan banyak
penelitian tentang deplesi antibodi alami xenoreaktif
sebelum
xenotransplantasi
dilakukan
atau
pengurangan ekspresi gen Gal1,3Gal pada babi.

Aktivasi Komplemen
Langkah
kedua
dan
penting
dalam
pengembangan penolakan hiperakut adalah
aktivasi sistem komplemen dari resipien terhadap
aliran pembuluh darah donor.
Komplemen adalah sebuah sistem yang terdiri
atas sejumlah protein yang berperan dalam
pertahanan terhadap benda asing.

Gambar 2. Pengaturan Sistem Komplemen

Penolakan Vaskular
Akut

Jika penolakan hiperakut bisa dihindari, penolakan vaskular


akut menjadi topik perhatian selanjutnya.
Penolakan vaskular akut, yang juga biasa disebut penolakan
xenotransplan tertunda bisa dimulai dalam waktu 24 jam
setelah reperfusi dan akhirnya merusak xenotransplan dalam
hitungan hari dan minggu.
Meskipun saat ini belum diketahui secara pasti mekanisme
patogenesis dari penolakan vaskular akut, diyakini penolakan
ini dipicu oleh ikatan antara antibodi dengan xenotransplan.

Gambar 3. Patogenesis Penolakan Vaskular Akut

Akomodasi
Akomodasi adalah perubahan antibodi, antigen, atau
kerentanan penolakan organ.
Kenapa penting dalam xenotranplantasi?
Karena dengan adanya sifat akomodasi antibodi antidonor
dapat disingkirkan sementara dari resipien sehingga organ
transplantasi dapat dibentuk dan setelah tranplantasi selesai
penolakkan tidak terjadi saat antibodi antidonor kembali ke
dalam sirkulasi karena telah dikenali oleh antibodi resipien
bukan sebagai zat asing (antigen). Maka dari itu kerentanan
transplantasi organ terhadap penolakan vaskular akut dan
aktivasi sel endotel menjadi lebih kecil.

Mediasi Respon imun oleh Sel


Penolakan seluler pada xenotransplantasi terjadi karena:
1. Keanekaragaman protein antigenik dalam xenograft yang
tinggi
memicu pengeluaran bermacam-macam sel T
xenoreaktif.
2. Amplifikasi respon imun dapatan yang disebabkan oleh
a. Ikatan antibodi xenoreaktif, aktivasi sistem komplemen ,
contohnya adalah desposisi komplemen pada transplantasi
yang dapat mengaktifkan antigen-presenting cell atau
menstimulasi respon sel T.
b. Imunoregulasi yang secara luar biasa dapat membatasi
respon
imun seluler namun dapat gagal atau berkurang antar
spesies. Kegagalan dapat dilihat dari pengurangan dalam
pengenalan sel xenogeneic atau inkompaktibilitas terhadap
faktor pertumbuhan yang sama

Siapa lagi yang terlibat dalam


Respon Seluler xenotransplantasi
Sel NK
Kenapa itu bisa terjadi?
Karena Sel NK aktif untuk melawan sel xenogeik akibat stimulasi dan
pengontrolan yang salah karena normalnya fungsi sel NK
diamplifikasi oleh reseptor permukaan sel yang mengenal Gal1,3Gal
dan dikontrol oleh reseptor pengenal homolog MHC (major
histocompatibility complex) kelas 1.
Ini dapat terlihat pada penolakan xenograft dalam ekspresi generasi
trasgenik babi pada permukaan sel MHC-like molecules yang akan
mengaktifkan Sel NK pada reseptornya sehingga pengaturan sel NK
aktif.

Mekanisme modifikasi genetik suatu donor


xenogeneik untuk meningkatkan toleransi atau
pembatasan respon imun dapatan masih belum
dapat ditentukan namun Imun dapatan dapat
dikurangi dengan pengontrolan barier imun alami
untuk xenotransplantasi.
Mengapa demikian???

Karena
Resipien sel T dapat mengenal langsung sel donor, berikut mekanismenya.
Reseptor sel T resipien mengenal antigen MHC bawaan pada sel donor.
Xenogenik donor dapat diatur sedemikian rupa untuk mengurangi corecognition
(melalui CD4 dan CD8) atau kostimulasi (melalui CD 28 atau molekul permukaan
sel T lainnya) atau untuk mengekspresi molekul penghambat seperti CD59 atau
ligan Fas.
Pendekatan diatas dan ekspresi molekul inhibitor pada terapi gen xenotransplatasi
lebih efektif daripada allotransplantasi Mengapa?
karena gen inhibitor dapat diperkenalkan sebagai transgen sehingga berekspresi
pada seluruh sel yang bersangkutan dengan transplantasi.
Modifikasi genetik ini juga dilibatkan dalam pendekatan lain seperti untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan fungsional donor sumsum tulang.

Bagaimana mengatasi
penolakan seluler?

1.

Terapi imunosupresi

2.

Induksi toleransi imunologi

Ada 3 pendekatan yang sedang diteliti lebih lanjut, yakni


1. Generasi Chimerism hematopoetik campuran
Penelitian didahului dengan kesuksesan donor sumsum tulang antar hewan
pengerat yang dapat mengurangi antiboodi xenoreaktif dan penghalang trasplantasi
oleh inkompaktibilitas fakor pertumbuhan inang (microenvironment). Pendekatan
toleransi perifer seperti blokade kostimulasi oleh fusi protein yang terkadung larutan
molekul CTLA-4 dan imunoglobulin (CTLA-4-Ig) sedang dilanjutkan penelitiannya.
2.

Pembentukan mikrochimerism dengan berbagai tujuan

3.

Transplantasi thymic (semacam tumbuhan)

Akankah organ hasil xenotransplantasi


berfungsi optimal?
Baru baru ini dipublikasikan jika ginjal dan paru-paru babi dapat mengambil alih fungsi
penting dari ginjal dan paru-paru primata namun pada transplantasi hati terjadi
inkompatibilitas karena fungsi hati untuk mensekresi berbagai protein bergantung pada
cascade kompleks enzim.
1.

Fungsi jantung xenotransplantasi dapat diperbaiki dengan perbaikan fungsi allograft


jantung dengan memanipulasi signal adrenergik.

2.

Xenograft ditemukan dapat menganggu metabolik dan fisiologik resipien pada kasus
kegagalan trombomodulin babi untuk berinteraksi dengan trombin manusia dan protein C
untuk mengenerasi protein C teraktivasi sehingga memicu protrombotik diatetik.

Solusi
Kerusakan fisiologik dapat dideteksi pada tingkat molekuler yang dapat diperbaiki secara
farmasi genetik yaitu dengan pemberian sediaan protrombotik atau proinflamasi ke dalam
darah pasien. .

Bagaimana resikonya
Zoonosis terhadap xenotransplantasi?
Zoonosis adalah infeksi penyakit dari organ transplantasi ke resipien.
tidak terlalu beresiko terhadap resipien berikut contohnya
babi mengandung retrovirus endogen yang diturunkan lewat genomik DNA
dan kemungkinan dapat aktif dan ditransfer ke sel resipien, dilaporkan
retrovirus endogen tipe C pada babi dapat diaktifkan dalam sel babi yang
mengacu pada pelepasan partikel yang dapat menginfeksi cell-line manusia,
namun infeksi ini masih belum dapat menyebabkan penyakit terhadap
resipien.
Pengurangan retrovirus endogen dapat dilakukan dengan gen targeting dan
kloning.

Skenario aplikasi klinik xenotransplanta


Keberhasilan pertama dapat dilihat dari keberhasilan transplantasi hati babi
(ditargetkan pada pemasukan hepatosit) pada manusia untuk pengobatan
sirosis yang disebabkan oleh virus hepatitis.
Alasan dipilihnya hati babi:
1. Hepatosit babi resisten terhadap infeksi virus.
2. Pada percobaan terbukti, xenotransplantasi hepatosit babi dapat
menggantikan fungsi hati pada tikus bersirosis hati.
3. Hati untuk transplantasi akibat sirosis hati yang terinduksi oleh hepatitis
C diprediksi cukup tersedia.

Lanjutan......

Skenario aplikasi klinik

xenotransplantasi

Keberhasilan selanjutnya pada transplantasi islet xenogeik


untuk DM tipe 1 terbukti memiliki kemungkinan yang
kecil terhadap kerusakan oleh proses autoimun.
Pengembangan sekarang
Kultur stem sel embrionik dan dewasa sebagai
pembentuk jaringan organ spesifik dengan karakteristik
fungsional yang sesuai dengan organ resipien. Berikut
pengerjaannya....

Stem sel sebagai bahan


baku organ transplantasi
Stem sel ditumbuh kembangkan pada resipien jaringan kultur inisiasi hewan
seperti babi. Organ hasil stem sel ini ditumbuhkan dan diatur dalam hewan
sampai siap untuk ditransplantasikan sesuai kebutuhan ke resipien manusia.
Kenapa bisa dipakai hewan sebagai tempat tumbuh kembangnya sel stem?
Kloning hewan termasuk babi memungkinkan transfer nuklei sel pasien
manusia ke stem sel seekor hewan yang terenukleated kemudian tumbuh pada
sel hewan untuk bergenerasi dan terdiferensiasi menjadi jaringan manusia
yang cocok dengan pasien.
Makanya
Manipulasi genetik hewan dapat dijadikan sebagai reaktor biologi untuk
penyedia organ yang cocok untuk transplantasi pada manusia.

Perkembangan
xenotransplantasi

1963 Dr Keith Reemtsma, seorang ahli bedah di


Tulane University di New Orleans, melakukan
transplantasi 13 ginjal simpanse ke manusia. Dua
belas pasien bertahan hidup antara sembilan
sampai enam puluh hari. Satu pasien bertahan
selama sembilan bulan dengan batuan obat
imunosupresi primitif untuk menghindari tandatanda penolakan.

1964 Di Universitas Colorado, Dr Thomas Starzl


melakukan transplantasi 6 ginjal babon ke manusia.
Tingkat kelangsungan hidup berkisar antara 19 - 98
hari, dengan sebagian besar pasien yang meninggal
akibat infeksi.

1984 Dr Leonard Bailey memimpin sekelompok ahli


bedah transplantasi jantung babon ke bayi yang baru
lahir, yang dikenal sebagai "Baby Fae," yang lahir dengan
jantung sisi kiri kurang berkembang. Baby fae diberi
siklosporin, obat imunosupresif yang meningkatkan
imunosupresi terhadap allotransplants untuk
kelangsungan hidup dan bertahan selama dua puluh hari
sebelum terjadi penolakan jantung. Beberapa
berspekulasi bahwa ketidakcocokan golongan darah
antara Bayi Fae dan babon mungkin telah memainkan
peran dalam proses penolakan.

1995 Para ilmuwan di Diacrin, Inc menerima izin FDA untuk


memulai uji klinis menggunakan neuron janin babi untuk
mengobati pasien yang menderita penyakit Parkinson. Tahap 1
uji coba menyimpulkan keberhasilan acara dan tidak ada
masalah keamanan, yang mengarah ke Tahap 2 uji coba di
akhir 1990-an.

1997 Profesor Robin Weiss menemukan bahwa virus tertanam


dalam setiap sel babi - yang dikenal sebagai retrovirus
endogen babi (PERV) dapat menginfeksi sel manusia. Dalam
jurnal Nature ia melaporkan bahwa setiap sel babi membawa
sekitar 50 eksemplar virus PERV, dan bahwa hingga tiga dari
mereka mampu menginfeksi sel manusia. Akibatnya, pada
bulan Oktober FDA menghentikan semua uji klinis sampai
peneliti dapat membuktikan bahwa mereka memiliki prosedur
yang berkembang untuk mendeteksi tingkat infeksi virus PERV
terendah. Moratorium ditutup pada bulan Januari 1998

2001 FDA mengusulkan aturan yang akan memungkinkan


akses lebih umum untuk semua percobaan baru atau yang
sedang berlangsung mengenai xenotransplantasi atau terapi
gen untuk memastikan kesadaran masyarakat potensi unik
mereka untuk risiko kesehatan masyarakat.

Keuntungan dan Kerugian


Xenotransplantasi
Keuntungan Xenotransplantasi

Dapat menggantikan organ manusia yang tidak dapat berfungsi


lagi

Menyediakan lebih banyak suplay organ karena tidak menunggu


donor dari manusia

Kerugian Xenotransplantasi

Mahal

Adanya penolakan organ akibat imunitas tubuh

Kode etik hewan karena dapat mengakibatkan kepunahan

Transplantasi organ hewan menimbulkan kemungkinan bahwa


infeksi dapat ditranfer ke manusia, seperti penyakit seperti PERV
(Porcine endogen Retrovirus) yang ditemukan pada babi dan
akan menyebar seperti AIDS kepada penerima transplantasi.

Prosedur Penyiapan Donor


Xenotransplantasi

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai