Anda di halaman 1dari 10

TUGAS ILMU BIOMEDIK DASAR

SISTEM IMUNOLOGI DAN HEMATOLOGI

1A KEPERAWATAN D3

Nama Dosen Mata Kuliah :

Ibu Tria Firza S.Kep.,Ners.,M.Biomed

Disusun Oleh :

 Bariz piqri baha (211117035)


 Helena nursetiyana (211117004)
 Retno yuningsih (211117027)
 Moch. Zenal M (211117024)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDRAL AHMAD YANI CIMAHI

TAHUN 2017-2018
A. MEKANISME REAKSI IMUN TERHADAP IMUNISASI

Imunisasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh seseorang secara
aktif terhadap sesuatu antigen, sehingga apabila terpajan pada antigen yang serupa tidak akan
terjadi penyakit.

Dilihat dari berapa kali pajanan antigen maka dapat dikenal dua macam respons imun,
yaitu respons imun primer dan respons imun sekunder.

 Respons imun primer

Respons imun primer adalah respons imun yang terjadi pada pajanan pertama kalinya
dengan antigen. Antibodi yang terbentuk pada respons imun primer kebanyakan adalah
IgM dengan titer yang lebih rendah dibanding dengan respons imun sekunder, demikian
pula daya afinitasnya. Waktu antara antigen masuk sampai dengan timbul antibodi (lag
phase) lebih lama bila dibanding dengan respons imun sekunder. 
 
 Respons imun sekunder

 Pada respons imun sekunder, antibodi yang dibentuk kebanyakan adalah IgG, dengan
titer dan afinitas yang lebih tinggi, serta fase lag lebih pendek dibanding respons imun
primer. Hal ini disebabkan sel memori yang terbentuk pada respons imun primer akan
cepat mengalamitransformasi blast, proliferasi, dan diferensiasi menjadi sel plasma yang
menghasilkan antibodi. Demikian pula dengan imunitas selular, sel limfosit T akan lebih
cepat mengalami transformasi blast dan berdiferensiasi menjadi sel T aktif sehingga
lebih banyak terbentuk sel efektor dan sel memori.  Pada imunisasi, respons imun
sekunder inilah yang diharapkan akan memberi respons adekuat bila terpajan pada
antigen yang serupa kelak. Untuk mendapatkan titer antibodi yang cukup tinggi dan
mencapai nilai protektif, sifat respons imun sekunder ini diterapkan dengan memberikan
vaksinasi berulang beberapa kali.
B. MEKANISME HUBUNGAN SIRKULASI LIMFATIK DENGAN SISTEM
REGULASI DARAH

Kedua sistem ini bekerja dengan cara yang sama untuk menghasilkan darah dan getah
beningyang bergerak melalui jaringan pembuluh dan saluran keberbagai jaringan tubuh.
Jaringan sirkulasi darah bertanggung jawab untuk mengangkut darah dari jantung ke seluruh
tubuh.Sedangkan jaringan sirkulasi limfatik memiliki tanggung jawab sebagai sistem
pembuangan limbah dalam tubuh. Bila ada bahan yang tidak diperlukan untuk tubuh di serap
oleh otot, limfa mengambilnya disimpan di kelenjar getah bening.

Sistem limfatik dan sistem peredaran darah bekerja sama untuk menghasilkan getah
bening pada tubuh. Cairan getah bening itu dihasilkan oleh pembuluh getah bening, dimana
ia bergerak melalui kontraksi kapal. Dari pembuluh limfatik ini ia bermuara ke dalam sistem
peredaran darah.
C. HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM IMUNOLOGI

Imunologi merupakan pemeriksaan darah yang bertujuan untuk mendeteksi awal adanya
infeksi virus, mempekirakan status imun dan pemantauan respon pasca vaksinasi. Imunologi
adalah spesialisasi medis yang berkaitan dengan kekebalan dan semua aspek dari kemampuan
tubuhuntukmelawan infeksi dan penyakit yangdisebabkan oleh patogen (organisme penyebab
penyakit, yang biasanya adalah mikro-organisme). Imunologi mencakup studi tentang semua
aspek dari sistem kekebalan tubuh dalam semua organisme.

Pemeriksaan serologi mempunyai hasil yang sangat bervariasi tergantung pada respon
imun saat pemeriksaan laboratorium dilakukan dan lamanya kelainan yang dialami penderita.
Uji serologis adalah pengujian yang menggunakan serum sebagai sampel. Prinsip utama uji
serologis adalah mereaksikan antibodi dengan antigen yang sesuai. Antibodi adalah zat
kekebalan yang dilepaskan oleh sel darah putih untuk mengenali serta menetralisir antigen
(bibit penyakit baik virus maupun bakteri) yang ada dalam tubuh.

Pemeriksaan imunoloserologi adalah gabungan antara pemeriksaan imunologi dan


pemeriksaan serologi. Pemeriksaan ini bersifat klinis dan dilakukan dalam laboratorium
tertentu saja.

Tujuan :

 Imunologi : Untuk mendeteksi awal adanya virus dan diagnosis infeksi  seperti
pemeriksaan Widal, Anti Dengue IgG & IgM, CRP, Rhematoid Factor ( RF ), HBs
(Hepatitis B) dan Anti HBs.

 Serologi : Membantu dalam mendiagnosa penyakit, Keuntungan melakukan


pemeriksaan serologis untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit antaralain karena
reaksi serologis spesifik untuk suatu agen infeksius, waktu yang diperlukanlebih
singkat daripadape,eriksaan kultur/identifikasi bakteri, dan pengambilan sampel
relatif mudah yaitu darah.
Syarat :

Tidak diperlukan persiapan khusus sebelumnya.

Panel pemeriksaan Imunoserologi yang tersedia :

1. HBs
2. Anti HBs
3. Anti HBs (Titer)
4. Anti HBc
5. IgM Anti HBc
6. HbeAg
7. Anti Hbe
8. Anti HAV
9. Igm Anti HAV
10. Anti HCV
11. IgG Anti Toxoplasma
12. IgM Anti Toxoplasma
13. IgG Toxo Aviditas
14. IgG Anti Rubella
15. IgM Anti Rubella
16. IgG Anti CMV
17. IgM Anti CMV
18. IgG Anti HSV2
19. IgM Anti HSV2
20. IgG Anti HSV1
21. IgM Anti HSV1
22. TPHA
23. VDRL
24. Widal
25. IgM Anti Salmonella (Tubex)
26. Rhematoid Faktor (RF)
27. CRP Kualitatif
28. CRP Kuantitatif
29. ASTO Kualitatif
30. ASTO Kuantitatif
31. Seramoeba
32. C-3 Komplemen
33. C-4 Komplemen
34. IgM
35. IgG
36. IgA
37. Anti M.tbc
38. IgG H.pylori
39. H.pylori Kualitatif
40. Anti DHF Kualitatif
41. Dengue NS 1 (Rapid)
42. Anti Ds DNA
43. ANA Test
44. ACA IgG
45. ACA IgM

D. HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM HEMATOLOGI

 Hemoglobin
Pria : 13,5-17,5 g/dL
Wanita : 11,5-15,5 g/dL
 Eritrosit
Pria : 4,5-6,5 x 1012/L
Wanita : 3,9-5,6 x 1012/L
 Hematokrit
Pria : 40-52%
Wanita : 36-48%
 MCV
Pria : 80-95 fL
Wanita : 80-95 fL
 MCH
Pria : 27-34 pg
Wanita : 27-34 pg
 MCHC
Pria : 20-35 g/dL
Wanita : 20-35 g/dL
 Leukosit
Total : 4,0-11,0 x 109/L
Neutrofil : 2,5-7,5 x 109/L
Limfosit : 1,5-3,5 x 109/L
Monosit : 0,2-0,8 x 109/L
Eusonofil : 0,04-0,44 x 109/L
Basofil : 0,01-0,1 x 109/L
 Trombosit

150-400 x 109/L

E. JENIS-JENIS TRANSFUSI DARAH

1. Darah lengkap (WHOLE BLOOD)

Darah lengkap atau DL adalah unit darah seutuhnya yang mengandung komponen
seluler maupun non seluler yang diperoleh dari donor yang tercampur dengan antikoagulansia
dan pengawet eritrosit (67,121,169).

Larutan koagulasi dan pengawet eruitrosit yang sering dipakai adalah :

a. ACD (Acid Citrate Dektrose) berisi asam sulfat yang mengikat ion kalsium darah
sehingga koagulasi dapat dicegah, masa simpan DL dalam ACD 21 hari dimana masih
terdapat 70% eritrosit yang hidup
b. CPD (Citrare Phosphate Dektrose) disini pofat diperlukan sebagai bahan bufer
terhadap asam asam timbul.masa simpan DL disini juga sampai 21 hari.
c. CPDA (Citrate Phosfhate Dextros Adenin)dengantambahan adenine maka post-
transfusion survival lebihbesardandisimpanlebih lama sampai 35 hari..
d. Heparin tidakberisibahanpengaweteritrositsehingga DL yang mengguanakan anti
koagulansiainihanyaberusiasimpan 48 jam.

Tujuanutamapemberiantranfusidaranadalahuntuk :
1. Meningkatkanoksigenisasijaringan
2. Memperbaiki hemostasis
3. Mengoreksihipovelemia
4. Padakasus-kasustertentumeningkatkanfungsileukosit

2. Komponeneritrosit

Komponen darah adalah bagian darah yang di peroleh dengan cara memisahkan secara
fisik yaitu dengan cara sentri fugasi dan pendinginan.

Ada beberapa komponen yang di dapat dengan cara ini antara lain eritrosit. Tujuan
pokok dari tranfusi komponen eritrosit ini adalah untuk meningkatkan kapasitas angkut O2
darah( oxsigen carrying capacity).

Karena eritosit terbatas dalam pengadaan darah maka para peneliti berusaha mendapatkan
bahan-bahan yang mempunyai khasiat :

a. Larutan hemoglobin (HB)


b. Cairanpengangkut O2 sintesis ( perfluoro compounds)

3. Komponenleukosit

Tranfusi leukosit untuk menolong penderita neutropenia telah di laporkan mula-mula


oleh strumia pada tahun 1934 (163). Sampai pada tahun 1961 morse dan kawan-kawan
kemudian menggunakan penderita chronic myelocytic leukemia (CML) sebagai donor
walaupun hal ini sebenarnya juga tidak praktis karena donor tersebut tidak selalu tersedia.
Setelah decade 60-70 dipakai alat blood cell separator dan hydroxyl ethyl starch (HES)
sebagai larutan pengumpul leukosit akan mendapatkan jumlah leukosit yang cukup dari
seorang donor menjadi lebih mudah dan tranfusi leukosit ini menjadi lebih praktis. Akan
tetapi masa depan untuk di Indonesia masih bergantung pada beberapa hal antara lain teknik
penyajian konsentrat leukosit.

4. Komponengranulosit
Tranfusi konsenterat granulosit dapat merupakan pengobatan supportif maupun preventif
.Pada pengobatan supprotif biasanya ditujunkan kepada keadaan granulosit openia yang
banyak terdapat pada penderita-penderita keganasan yang mengalami depresi susm sum
tulang akibat pemberian sitostatika .atau pada dufusigranulosit yang disertai infeksi yang
beratseperti yang sering dijumpai pada penderita leukemia dimana 70% dari meraka dapat
meninggal.

5. Komponentrombosit

Peran trannfusi trombosit dalam menghentikan perdarahan penderita trombosit penia


telah diketahui oleh Duke , 1910. Sebagai sumber trombosit memang dapat dipakai random
donor yang ABO-cocok, penyumbangan darah lengkap maka tenggang waktu penyumbangan
berikutnya adalah seperti pada donor biasa yaitu 3 bulan untuk donor pria 4 bulan untuk
donor wanita.

6. Komponen plasma danderivat plasma

Plasma adalah bagian darah yang terbentuk cair dan telah tercampur dengan anti
koagulan.Terdiri atas banyak konsistuen dimana secara bersama-sama merupakan yunit
fungsional untuk berbagai macam tujuan. Derivat-derivat plasma berupa albumin,
immunoglobulin, faktor-faktor pembekuan

7. Komponen plasma

Derivat-derivat digunakan untuk kasus hipovolemia misalnya karena luka bakar, pada
transfusetukar, pendarahan karena koagulopati dan penyakit imunitas.

Plasma tukar (PT) adalah salah satu pengobatan untuk menghilangkan komponen-
komponen plasma tertentu, toksin atau zat-zat lain yang patologik.

8. Komponen albumin (human)

Setelah starling, 1896, melaporkan pengaruh plasma terhadap filtrasi dan absorbs cairan
interstitial maka dirasa perlu ada nyasubsatansi yang dapat memperbaiki tekanan oncotic
plasma pada mikrosirkulasi. Albumin diperoleh dari proses fraksionasi plasma yang telah
terkumpul dari proses fraksionasi plasma yang telah terkumpul dari penyumbangan darah
atau dari plasma pheresis dari donor yang sudah dipilih dengans yarat yang telah ditentukan
antaralain HBs-Ag negatip.

9. Komponen immunoglobulin

Dapat dikumpulkan dari 2 macam sumber yaitu dari pooled plasma yang masih
mengandung titer antibody yang masih cukup tinggi Indikasi pemberian.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sutowandi,Afian.Pemeriksaan VDRL pada DTD PMI Cabang Surabaya.1976.


2. A.Clonal,Lanzavecchia.sketches of the immune response.1988.
3. Wahab A S, Madarina Julia.Sistem Imun, Imunisasi, dan Penyakit Imun.Jakarta:
Penerbit Widya Medika; 2002.
4. Kiswari, Rukman.Hematologi dan Transfusi.Jakarta: Penerbit Erlangga; 2014.

Anda mungkin juga menyukai