Y P4A0 DENGAN
OLEH :
HELENA NURSETIANA
NPM. 2111.17.004
CIMAHI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
kematian seorang perempuan waktu hamil atau dalam 42 hari setelah berakhirnya
kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang
dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. AKI di dunia tahun 2013 adalah 210
kali lebih tinggi dibandingkan negara maju, yaitu mencapai 230 per 100.000
kelahiran (WHO, 2014). Diperkirakan dari setiap ibu yang meninggal dalam
(Prawirohardjo, 2010).
dilaksanakan Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 menunjukan
bahwa AKI Provinsi Jawa Barat sebesar 321,15 per 100.000 kelahiran hidup
pada saat melahirkan (60,87%), waktu nifas (30,43%) dan waktu hamil (8,70%).
Hal ini sejalan dengan data mengenai jumlah kematian ibu maternal dari laporan
hipertensi setelah minggu ke-20 pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan
suatu penyakit vasospastik, yang melibatkan banyak sistem yang ditandai oleh
hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan
pada dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus atau rahim (histerektomi),
dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin lebih dari 500 gram
caesarea 47,22%, tahun 2001 sebesar 45,19%, tahun 2002 sebesar 47,13%,
tahun 2003 sebesar 46,87%, tahun 2004 sebesar 53,2%, tahun 2005 sebesar
51,59%, dan tahun 2006 sebesar 53,68% dan tahun 2007 belum terdapat data
Berdasarkan data yang penulis dapat, pada bulan Februari di Ruang Nifas
RSUD Cibabat Kota Cimahi terhitung Oktober s/d Desember 2019 mencatat
bahwa post partum dengan sectio cesarea 145 kasus. Ibu post partum atas
indikasi preeklamsia berat mencapai angka 29 kasus (Data Register Ruang Nifas
Menurut hasil penelitian Helena, Pada tahun 2019 CI Gedung C lantai 4 ruang
nifas.RSUD Cibabat mencatat bahwa dari bulan Oktober s/d Desember terdapat
kasus preeklamsia mencapai 145 kasus pasien yang dirawat di gedung C lantai 4
ruang nifas.Persalinan pada kasus preeklamsia berat dengan sectio cesarea
Peran perawat pada Ny.Y dengan Post Seksio sesarea a/i Preeklamsia
kehamilan, persalinan dan nifas, disini peran perawat sangat diperlukan. Perawat
berat dan mendokumentasikan dalam bentuk studi kasus dengan judul “Asuhan
keperawatan pada Ny. Y P4A0 dengan post sectio caesarea a/i preeklamsia berat
di Ruang Nifas Gedung C Lantai 4 RSUD Cibabat Kota Cimahi” karena kasus di
ruang perawatan nifas didominasi oleh kasus preeklamsia juga ingin menambah
pengalaman, wawasan serta mengasah kompetensi klinik dan ikut serta dalam
B. Penulisan
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
seksio sesarea a/I preeklamsia berat di Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat Kota
Cimahi.
2. Tujuan Khusus
pada pasienNy. Y P4A0 Post Seksio sesarea Dengan Indikasi Pre Eklamsi
Berat.
C. Kerangka Penelitian
1. Pengumpulan Data
a. Observasi Partisipasi
darah masih di atas rentang normal yaitu ≥120/80 mmHg pasca partum maka
b. Wawancara
Penulis melakukan wawancara untuk mendapatkan data subjektif dari klien,
c. Studi Dokumentasi
d. Studi Kepustakaan
Asuhan Keperawatan pada Ny.Y P4A0 dengan post seksio sesarea a/I
3. Manfaat Penulisan
Karya tulis ilmiah yang disusun penulis diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak
a. Manfaat Teoritis
Hasil studi kasus ini secara teoritis diharapkan dapat menjadi sumber
1) Bagi Penulis
pendidikan.
2) Bagi perawat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian
Preeklamsia merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan di mana
b. Etiologi
1) Iskemia plasenta
c. Patofisiologi
a) Tekanan darah sistole ≥160 mmHg, Diastole ≥110 mmHg. Tekanan darah
ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat di RS dan menjalani
Tirah baring.
c) Oliguria: jumlah produksi urine 500 cc/24 jam /<20 cc/jam yang disertai
Gejala-gejala:
a) Nyeri Kepala.
b) Nyeri epigastrium.
c) Gangguan penglihatan.
e. Klasifikasi
1) Preeklamsia Ringan
a) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi
bernaring terlentang; atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih;
atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih. Cara pengukuran
sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1
jam, sebaiknya 6 jam.
b) Edema umum, kaki, jari tangan dan muka; atau kenaikan berat 1 kg
atau lebih per minggu.
2) Preeklamsia Berat
a) Bila salah satu di antara gejala atau tanda ditemukan pada ibu hamil,
i) Trombosit <100.000/mm)
f. Penatalaksanaan
1) Perawatan aktif
c) Pemberian antasida
tambahan 10 mg lagi.
j) Terminasi kehamilan
g. Komplikasi
1) Solusio plasenta
2) Hemolisis
3) Perdarahan otak
5) Edema paru
6) Nekrosis hati
enzim.
8) Kelainan ginjal
a. Pengertian
janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding
rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di
b. Kasus panggulsempit
Saat dilakukan pemeriksaan kala 1 dokter bisa mengetahui
terdapatnya panggul sempit, seperti apabila bayi relatife lebih
kecil, kurang dari 2,5 kg dapat dicurigai sebagai panggul
sempit, apabila sudah dipastikan ibu mempunyai panggul
sempit maka akan dianjurkan untuk dilakukan
persalinansesarea.
c. Plasenta menutupi jalanlahir
d. Persalinanmacet
e. Janin meninggal didalamrahim
f. Perdarahan dalamkehamilan
g. Ketuban pecahdini
c. Etiologi
dan sebagainya).
ekstraksi.
percobaan gagal.
seksio sesarea.
abnormal.
Berat.
a) Pengkajian/Data
2) Identitas PenanggungJawab
klien, alamat.
b) Keluhan utama
Didapatkan adanya keluhan lain yaitu sesak nafas setelah operasi yang
berupa gangguan kerja otot nafas yang tertutup dan gangguan nyeri pada
perut bagian bawah nyeri seperti di iris-iris, dan nyeri terasa saat
digerakan.
a) Keadaan umum
meringis.
b) Kesadaran
c) Tanda-tanda vital
d) Berat badan
(1) Kepala
(2) Wajah
(4) Leher
mur-mur.
(6) Payudara
(7) Abdomen
a. Ekstremitas atas
Kesimetrisan dan kekuatan otot, CRT, ujung – ujung jari sianosis
b. Ekstremitas bawah
(9) Genetalia
e) Pemeriksaan diagnostik/laboratorium
DIC.
6) Proteinuria ditetapkan melalui pemeriksaan memakai kertas strip pada
catch) atau dengan memakai kateter, hasil lebih dari 1+ pada dua
atau lebih contoh urin dengan jarak setidaknya empat jam harus
berikut:
2. ANALISA DATA
Nyeri akut
2. Preeklamsia berat
Faktor Resiko : Resiko infeksi
Seksio sesarea
1. Penyakit kronis
Post seksio sesarea
2. Efek prosedur invasive
3. Malnutrisi
Luka insisi Pelepasan
4. Peningkatan paparan
pada plasenta
abdomen
organisme pathogen
lingkungan.
5. Ketidakadekuatan pertahanan
Trauma pembedahan/ lika insisi/ luka
pada plasental bed
tubuh primer :
Terputusnya kontinuitas jaringan efek
1) Gangguan peristaltic
pembedahan
2) Kerusakan integritas kulit
Luka terbuka
3) Ketuban pecah lama
Invasi bakteri
4) Ketuban pecah sebelum
Resiko infeksi
waktunya
6. Ketidakadekuatan pertahanan
tubuh sekunder :
1) Penurunan hemoglobin
2) Imununosupresi
3) Leukopenia
DO : Resiko infeksi
diri kurang.
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pada post seiksio sesarea atas indikasi preeklamsia berat
1. Nyeri akut b.d agens cedera fisik (luka post sectio cesarea) ditandai
dengan klien mengungkapkan secara verbal atau melaporkan (nyeri)
dengan isyarat. Terdapatnya agens cedera fisik (luka post op). Posisi
klien untuk menghindari nyeri. Perubahan selera makan. Perilaku
menjaga atau melindungi area nyeri.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan post seksio sesarea
3. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang minat dalam belajar
4. Defisit perawatan diri b.d hambatan mobilitas fisik akibat nyeri akut
4. Intervensi
kebisingan).
meredakan nyeri.
Edukasi
pemicu nyeri
mandiri
2.
Faktor Resiko : Tingkat infeksi (L.14137) Pencegahan infeksi ( I.14539)
8. Efek prosedur invasive keperawatan selama 3 x - Monitor tanda dan gejala infeksi lokal
9. Malnutrisi 24 jam diharapkan tingkat dan sistemik
pertahanan tubuh primer : - Kultur area luka kontak dengan pasien dan lingkungan
7) Imununosupresi
8) Leukopenia
menjadi 1
4. DS : Menolak melakukan Perawatan Diri (L.11103) Dukungan perawatan diri (I11348)
- Tidak mampu mandi/ 24 jam diharapkan tingkat perawatan diri sesuai usia
- Minat melakukan perawatan - Kemampuan mandi dari - Siapkan keperluan pribadi (misalnya :
menjadi 1 Edukasi
menjadi 1