Disusun oleh :
SITI NURJANAH
NIM : 13DP277049
INTISARI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
seksio sesarea yang berarti bahwa bayi dikeluarkan dari uterus yang
1
2
dan kematian ibu pada tindakan operasi seksio sesarea lebih tinggi
yang ingin dicapai pada tahun 2015 yang merupakan sasaran MDGs
lainnya antara lain : komplikasi masa nifas 8%, partus macet 5%,
abortus 5%, trauma obstetrik 5%, emboli 3% dan lain-lain 11%. Dari
angka kematian ibu, sekitar 5-15% disebabkan karena atonia uteri (50-
kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat AKI pada tahun 2014
2015).
ke-2 dari 5 besar penyakit, untuk lebih jelasnya bisa di lihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 1.1 Data 5 Besar Penyulit Persalinan Rawat Inap Bagian
Obstetri dan Ginekologi di Ruang Delima Rumah Sakit Umum
Daerah Ciamis Tahun 2015
NO DIAGNOSA JUMLAH %
1 KPD 274 45,36
2 Kala II Lama 229 37,91
3 PPT 49 8,11
4 DKP 38 6,29
5 Lintang 14 2,32
TOTAL 604 100
II Lama.
Persalinan kala II lama atau di sebut juga partus tak maju adalah
yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primigravida dan lebih dari 18
berubah, tonus otot uterus meningkat, juga di luar his dan kontraksinya
kontraksi. yang kedua kelainan janin dan kelainan jalan lahir. Kelainan
ekstraksi dan rotasi dengan forceps yang sulit, pecahnya ketuban lama
sebelum kelahiran.
ayat tentang kehamilan, antara lain ada dalam QS. Al-Ahqaf ayat 15
yang berbunyi :
…….
Allah memberi wasiat pada manusia agar berbakti pada kedua orang
suatu proses yang sangat berat. Pengaruh kontraksi rahim ketika bayi
perjuangan ibu ketika melahirkan dan resiko yang sangat berat yang
melahirkan bagi seorang ibu. Hal ini bukan berarti membiarkan ibu
yang akan melahirkan agar mati syahid, tetapi justru memberi isyarat
dari perut ibu kalian tanpa memahami dan mengetahi sesuatu apa
membedakan antara yang baik dan yang buruk. Allah membuka mata
kalian untuk melihat apa yang tidak kalian lihat sebelumnya, dan
B. Tujuan
Penulisan
1. Tujuan Umum
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Hari Ke 2-5.
1. Metode Penulisan
cara :
a. Wawancara
b. Observasi Langsung
c. Studi Dokumentasi
d. Studi Kepustakaan
e. Partisipasi Aktif
BAB I : Pendahuluan
penulisan.
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
1. Seksio Sesarea
a Definisi
14
15
(Manuaba, 2010).
syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500
b Etiologi
forseps ekstraksi.
c Patofisiologi
SEKSIO SESAREA (SC)
Indikasi SC (1960) Well Born
Baby
Iindikasi klinis
SC letak sungsang
SC perdarahan anterpartum
Indikasi Klasik Kehamilan prematuritas
Prolong/neglected labour
Gawat janin
Kehamilan resiko tinggi
Berat badan bayi 4000 g Kehamilan ganda
Pre-eklamsia/eklamsia
Kegagalan induksi
Seksio berulang
Lain-lain permintaan SC
Faktor Pendukung Seksio sesarea
Kemampuan teknik operasi
Anestesia
Antibiotik bervariasi
Keseimbangan elektrolit
Transfusi darah
Perawatan pasca operasi lebih tinggi
Ternyata SC dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi.
(Manuaba,
2010) e Indikasi
1) Plasenta previa
7) Diabetes (kadang-kadang)
f Komplikasi
1) Infeksi peurperal
peritonitis, sepsis.
2) Perdarahan
uteri.
2. Kala II lama
a Definisi
2010).
penyebabnya adalah :
2) Kelainan-kelainan panggul.
3) Kelainan his.
6) Primitua.
kemacetan.
2) Kelainan janin
bentuk janin.
kemacetan.
persyaratan dipenuhi.
4) Lahirkan dengan sectio caesarea bila persyaratan vakum
1) Perawatan pendahuluan
2) Pertolongan
lain.
indikasi.
2) Tanpa disproporsi
Gangguan eliminasi
Seksio sesarea
Gangguan personal hygiene
Gangguan aktivitas
Gangguan istirahat
holistik diantaranya :
(Doengoes, 2005)
asing oleh klien) seperti pada klien post operasi seksio sesarea
(Sujiyantini, 2010).
f. Gangguan Eliminasi
(Rohmah, 2009).
1. Pengkajian
a. Biodata
1) Identitas Klien
Terdiri dari identitas klien yang terdiri dari nama, umur, jenis
klien, alamat.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
a) Riwayat Obstetri
Tabel 2.1
Riwayat
Obstetri
Berat Keadaan
Waktu Umur Jenis Tempat / Jenis
No Bayi Anak
Partus Kehamilan Partus Penolong Kelamin
Lahir Sekarang
b) Riwayat Ginekologi
6) Riwayat Menstruasi
kehamilan.
7) Riwayat Perkawinan
8) Riwayat Kontrasepsi
selanjutnya.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
2) Sistem Integumen
a) Mata
b) Telinga
c) Hidung
d) Mulut
e) Leher
4) Sistem Pernapasan
dan keluhan.
5) Sistem Kardiovaskuler
bunyi jantung.
6) Sistem Gastrointestinal
7) Sistem Perkemihan
8) Sistem Muskuloskeletal
keluhan.
9) Sistem Persyarafan
10)Sistem Endokrin
11)Sistem Reproduksi
a) Mamae
b) Genetalia
c) Uterus
a) Nutrisi
dirasakan.
b) Cairan
2) Eliminasi
keluhan.
3) Istirahat Tidur
4) Personal Hygiene
5) Aktivitas
e. Aspek Psikososial
kesehatan.
g. Aspek Spiritual
1) Immunisasi
2) Perawatan payudara
4) KB
i. Data Penunjang
2. Analisa Data
3. Diagnosa Keperawatan
2008).
pembedahan.
anestesi.
jaringan kulit.
anestesi.
kekuatan.
spesifik yang diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang harus
pembedahan.
a) Tampak rileks.
Tabel 2.2
Gangguan Rasa Nyaman
Nyeri
Intervensi Rasionalisasi
1. Tentukan karakteristik dan 1. Membedakan karakteristik
lokasi ketidaknyamanan nyeri. khusus dari nyeri membantu
membedakan nyeri pasca
operasi dan terjadinya
komplikasi.
2. Obsertasi TD dan nadi
2. Nyeri dapat menyebabkan
3. Ubah posisi klien gelisah serta tekanan dari nadi
meningkat.
3. Merilekskan otot dan
mengalihkan perhatian dari
sensasi nyeri.
4. Lakukan latihan nafas dalam. 4. Meningkatkan upaya pernafasan,
menurunkan regangan dan
ketegangan area insisi,
mengurangi dari
5. Inspeksi jaringan payudara ketidaknyamanan.
dan puting 5. Pada 24 jam pasca partum,
payudara harus lunak dan tak
nyeri, nyeri dan pembesaran
payudara dapat terjadi 2 – 3 hari
pasca partum
(Doenges, 2005 dalam Hartini
2014).
b. Kecemasan berhubungan dengan ancaman pada konsep diri.
Tabel 2.3
Kecemasa
n
Intervensi Rasionalisasi
1. Beri support 1. Memberikan dukungan
mental. emosional, dapat mendorong
pengungkapan masalah.
2. Khayalan yang disebabkan oleh
2. Berikan kurangnya informasi atau
informasi yang akurat tentang kesalahanpahaman dapat
keadaanya. meningkatkan tingkat ansietas.
3. Kelahiran sesaria mungkin
dipandang sebagai suatu
3. Tentukan kegagalan dalam hidup oleh
tingkat ansietas klien klien / pasangan dan hal
tersebut dapat memiliki dampak
negatif dalam proses ikatan /
menjadi orang tua.
(Doenges, 2005 dalam Hartini
2014).
c. Resiko tinggi terhadap cidera berhubungan dengan efek-efek
anestesi.
Tabel 2.4
Resiko Tinggi Terhadap Cidera
Intervensi Rasionalisasi
1. Anjurkan ambulasi dini dan 1. Meningkatkan sirkulasi dan aliran
latihan. balik vena dari eksemitas bawah,
menurunkan resiko pembentukan
trombus.
2. Bantu klien pada ambulansi 2. Hipotensi ortostatik dapat terjadi
awal. pada perubahan dari posisi
terlentang ke berdiri.
3. Peregangan berlebihan pada
3. Inspeksi insisi secara teratur. insisi atau pelambatan
penyembuhan dapat
menyebabkan klien cenderung
terhadap pemisahan jaringan dan
kemungkinan nemoragi.
(Doenges, 2005 dalam Hartini
2014).
d. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan kerusakan
jaringan kulit.
Tabel 2.5
Resiko Tinggi Terhadap Infeksi
Intervensi Rasionalisasi
1. Anjurkan dan gunakan teknik 1. Membantu mencegah atau
mencuci tangan. membatasi penyebaran infeksi.
2. Tinjau ulang HB / HT pranatal, 2. Anemia, diabetes dan persalinan
perhatikan adanya kondisi yang yang lama sebelum kelahiran
mempredisposisikan klien pada sesaria meningkatkan resiko
infeksi pasca operasi. infeksi dan pelambatan
3. Inspeksi insisi terhadap proses penyembuhan.
penyembuhan, perhatikan 3. Tanda-tanda ini menandakan
kemerahan, edema, nyeri, infeksi luka, biasanya
eksudat, atau gangguan disebabkan oleh streptokokus,
penyatuan. stafolokokus atau spesies
4. Bersihkan luka dan ganti balutan pseudomonas.
bila basah. 4. Lingkungan lembab merupakan
media paling baik untuk
pertumbuhan bakteri, bakteri
dapat berpindah melalui aliran
kapiler melalui balutan basah ke
luka.
(Doenges, 2005 dalam Hartini 2014).
e. Konstipasi berhubungan dengan efek-efek anestesi.
Tujuan : Eliminasi
lancar
c) Keluarnya flatus
Tabel 2.6
Konstipasi
Intervensi Rasionalisasi
1. Auskultasi terhadap adanya 1. Menentukan kesiapan terhadap
bising usus pada keempat pemberian makan peroral dan
kuadran setiap 4 jam setelah kemungkinan terjadinya
kelahiran sesaria. komplikasi.
2. Palpasi abdomen, perhatikan 2. Menandakan pembentukan gas
distensi atau ketidaknyamanan. dan akumulasi atau
kemungkinan ileus paralitik.
3. Anjurkan latihan kaki dan 3. Latihan kaki mengencangkan
pengencanganabdominal, otot-otot abdomen dan
tingkatkan ambulasi dini. memperbaiki mobilitas
4. Identifikasi aktifitas-aktifitas abdomen.
dimana klien dapat 4. Membantu dalam menciptakan
menggunakannya dirumah untuk kembali pola evakuasi normal
merangsang kerja usus. dan meningkatkan kemandirian.
(Doenges, 2005 dalam Hartini 2014).
f. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan efek-efek
anestesi.
Tabel 2.7
Perubahan Eliminasi Urine
Intervensi Rasionalisasi
1. Perhatikan dan catat jumlah, 1. Oliguri (keluaran urine kurang
warna, dan konsentrasi drainase dari 30 ml/jam) mungkin
urine. disebabkan oleh efek-efek anti
diuretik dan infus oksitosin.
2. Tinggi fundus mengakibatkan
2. Palpasi kandung kemih, pantau peningkatan pengisian kandung
tinggi fundus, dan lokasi dan kemih. Menyebabkan
jumlah aliran lochea. peningkatan relaksasi uterus
dan aliran lochea.
3. Berikan cairan peroral 6 – 8 3. Cairan meningkatkan hidrasi dan
gelas per hari. fungsi ginjal, dan membantu
mecegah statis kandung kemih.
(Doenges, 2005 dalam Hartini 2014).
g. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan penurunan
kekuatan.
Tabel 2.8
Kurang Perawatan Diri
Intervensi Rasionalisasi
1. pastikan berat / durasi 1. nyeri berat mempangaruhi
ketidaknyamanan respon emosi dan prilaku,
sehingga klien mungkin tidak
mampu terfokus pada aktivitas
2. ubah posisi klien setiap 1 – 2 jam perawatan diri.
2. Membantu mencegah komplikasi
3. berikan bantuan sesuai bedah.
kebutuhan dengan hygiene 3. Memperbaiki harga diri
(misalnya perawatan mulut, meningkatkan perasaan
mandi, gosok punggung, dan kesejahteraan.
pesineal)
(Doenges, 2005 dalam Hartini 2014).
h. Gangguan pola istirahat dan tidur berhubungan dengan nyeri.
Tabel 2.9
Gangguan Pola Istirahat dan Tidur
Intervensi Rasionalisasi
1. Kaji pesepsi klien tentang 1. Mengidentifikasi persepsi klien
kelelahan, kebutujhan tidur, dan tentang masalah tidur.
kekurangan tidur. 2. Bantu klien dengan
2. Kaji lingkungan rumah, ukuran merencanakan periode tidur /
dan situasi keluarga, rutinitas istirahat selama siang hari,
dan ketersediaan bantuan. secara realitas, dalam jadwal
anggota keluarga.
3. Berikan informasi yang 3. Tidur dan ketidak aktifan
berhubungan dengan aspek- menurunkan laju metabolik basal
aspek positif tentang tidur dan dan memungkinkan oksigen dan
istirahat. nutrien digunakan untuk
pemulihan.
4. Anjurkan pembatasan jumlah 4. Kelelahan berlebihan dapat
dan lamanya waktu kunjungan. diakibatkan dari penggunaan
waktu kunjungan yang sering.
(Doenges, 2005 dalam Hartini 2014).
5. Implementasi
6. Evaluasi
2009).
yaitu :
a. Evaluasi Formatif
b. Evaluasi Sumatif
(Rohmah, 2009)
Adapun evaluasi yang menggunakan pendekatan dengan
komponen P (Perencanaan).
keperawatan.
atau dihentikan.
(Rohmah, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
Al – Quran Surat Al Furqan Al-Ahqaf ayat (15) dan An-Nahl ayat (78).
Oxorn, Harry dan William R. Forte. (2010). Ilmu Kebidanan, Patologi dan
Fisiologi Persalinan. Yogyakarta: Yayasan Esentia Medika.
Rohmah, Nikmatur at, al. (2009). Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi
(Edisi 1). Jakarta : Ar. Ruzzmedia.