oleh
Devi Era Rachmawati
175090101111005
Kelompok 2
ABSTRAK
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk:
1. Bagaimana respon imunitas mencit terhadap antigen?
2. Bagaimana cara menganalisis sel T CD4, CD8, dan CD62L
menggunakan metode flowcytometry?
BAB II
METODE
2.2.2 Booster
Bakteri E. coli dikultur selama 48 jam pada suhu 37°C dalam
medium Nutrient Broth (NB) lalu divorteks. Bakteri E. coli hasil vorteks
diambil 1 mL dan disentrifugasi pada kecepatan 3500 rpm selama 5
menit pada suhu 25°C. Pelet hasil sentrifugasi diambil sebanyak 1 mL
dan diresuspensi dengan PBS. Jumlah sel yang terdapat pada pelet
dihitung. Dibuat dua dosis sebagai perlakuan yaitu kontrol (PBS 0,5
mL) dan Dosis I (E. coli 106 x PBS 0,5 mL). Selanjutnya masing-
masing dosis diinjeksikan ke dalam tubuh mencit secara intraperitoneal.
3.1.2 Booster
Bakteri E. coli dikultur selama 48 jam pada suhu 37°C dalam
medium Nutrient Broth (NB). Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan
bakteri. Bakteri E. coli yang didapatkan divorteks untuk
menghomogenkan sel. Vorteks akan menghomogenkan atau
mencampurkan larutan dalam wadah kecil dengan poros penggerak
yang diorientasikan secara vertikal dengan gerakan melingkar yang
cepat (Paker, 2014). Bakteri E. coli hasil vorteks diambil 1 mL dan
disentrifugasi pada kecepatan 3500 rpm selama 5 menit pada suhu 25°C.
Sentrifugasi digunakan untuk memisahkan sel atau organel subseluler
dan juga untuk pemisahan molekuler. Prinsipnya partikel yang
tersuspensi akan mengendap ke dasar wadah sesuai berat dan ukuran
partikel karena adanya gaya gravitasi (Yuwono, 2008). Pelet hasil
sentrifugasi diambil sebanyak 1 mL dan diresuspensi dengan PBS.
Jumlah sel yang terdapat pada pelet dihitung. Dibuat dua dosis sebagai
perlakuan yaitu kontrol (PBS 0,5 mL) dan Dosis I (E. coli 106 x PBS 0,5
mL). Selanjutnya masing-masing dosis diinjeksikan ke dalam tubuh
mencit secara intraperitoneal. Injeksi secara intraperitoneal cocok
digunakan untuk pengamatan mencir, karena absorpsi zat berjalan
dengan cepat dan rekasi akan terlihat dalam waktu yang cepat (Kiesling,
2011).
a b
CD 8
CD 4
a b
B220
B220
a b
CD 8
CD 4
a b
CD 62L
CD 4
a b
CD 62L
CD 8
a b
TNF-α
CD 4
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, menunjukkan
injeksi antigen berupa E. coli dapat meningkatkan respon imun.
Pemberian perlakuan dosis dapat digunakan untuk menaikkan jumlah
sel T CD4+, CD8+, dan B220. Jumlah sel-sel imun akan meningkat
apabila terpapar oleh antigen. Sitokin berperan penting dalam
komunikasi anter sel-sel imun untuk menghasilkan respon imunitas
yang maksimal.
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai peranan sitokin
dalam komunikasi antar sel. Perlu dilaakukan ulangan pembuatan dosis
dan mencit perlakuan dosis, agar didapatkan hasil perbandingan antar
dosis dengan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA