Anda di halaman 1dari 8

TUGAS BAHASA INGGRIS

“SISTEM IMUN”

OLEH:

KELOMPOK 10

IKBAL OKTAVIAN HASAN NIM: 711490122100


MOHAMMAD RIZKI DUNGGA NIM: 711490122105
SANGRILA LAGARUSU NIM: 711490122113

POLITEKNIK KESEHATAN MANADO


KEMENTRIAN KESEHATAN RI
2022
A. Anatomi dan Fisiologi Sistem Imun
a. Organ Limfoid

Limfosit terdapat sebagai sel yang berada di dalam darah, limfe, jaringan
pengikat dan epitel, terutama dalam lamina propria tractus respiratorius dan
tractus digestivus, limfosit terlihat bersama dengan plasmasit dan makrofag
sebagai kumpulan yang padat dalam jaringan pengikat longgar. Apabila jaringan
penyusunnya terdiri atas sel-sel limfosit saja maka jaringan tersebut disebut
jaringan limfoid, sedangkan organ limfoid adalah jaringan limfoid yang
membentuk bangunan sendiri. Jadi, jaringan dan organ limfoid adalah jaringan
yang mengandung terutama limfosit, terlepas apakah terdapat bersama dengan
plasmasit dan makrofag atau tidak.

Berdasarkan atas fungsinya, jaringan limfoid terbagi menjadi dua yaitu


jaringan limfoid primer dan jaringan limfoid sekunder. Jaringan limfoid primer
berfungsi sebagai tempat diferensiasi limfosit yang berasal dari jaringan myeloid.
Terdapat dua jaringan limfoid primer , yaitu kelenjar thymus yang merupakan
diferensiasi limfosit T dan sumsum tulang yang merupakan diferensiasi limfosit
B. Pada aves, limfosit B berdiferensiasi dalam bursa fabricius.

Jaringan limfoid primer mengandung banyak sel-sel limfoid diantara


sedikit sel makrofag dalam anyaman sel stelat yang berfungsi sebagai stroma dan
jarang ditemukan serabut retikuler. Jaringan limfoid sekunder berfungsi sebagai
tempat menampung sel-sel limfosit yang telah mengalami diferensiasi dalam
jaringan sentral menjadi sel-sel yang imunokompeten yang berfungsi sebagai
komponen imunitas tubuh. Dalam jaringan limfoid sekunder, sebagai stroma
terdapat sel retikuler yang berasal dari mesenkim dengan banyak serabut-serabut
retikuler. Jaringan limfoid yang terdapat dalam tubuh sebagian besar tergolong
dalam jaringan ini, contohnya nodus lymphaticus, limfa dan tonsilla

Organ Limfoid terdiri dari :

 Thymus merupakan organ yang terletak dalam mediastinum di depan


pembuluh darah besar yang meninggalkan jantung. Thymus merupakan
satu-satunya organ limfoid primer pada mamalia yang tampak dan
merupakan jaringan limfoid pertama pada embrio sesudah mendapat sel
induk dari saccus vitellinus. Limfosit yang terbentuk mengalami
proliferasi tetapi sebagian akan mengalami kematian, yang hidup akan
masuk ke dalam peredaran darah sampai ke organ limfoid sekunder dan
mengalami diferensiasi menjadi limfosit T. Limfosit ini akan mampu
mengadakan reaksi imunologis humoral.
 Nodus lymphaticus merupakan organ kecil yang terletak berderet-deret
sepanjang pembuluh limfe. Jaringan parenkimnya merupakan kumpulan
yang mampu mengenal antigen yang masuk dan memberi reaksi
imunologis secara spesifik. Organ ini berbentuk seperti ginjal atau oval
dengan ukuran 1-2,5 mm. Bagian yang melekuk ke dalam disebut hillus,
yang merupakan tempat keluar masuknya pembuluh darah. Pembuluh
limfe aferen masuk melalui permukaan konveks dan pembuluh limfe
eferen keluar melalui hillus. Nodus lymphaticus tersebar pada ekstrimitas,
leher, ruang retroperitoneal di pelvis dan abdomen dan daerah
mediastinum.
 Lien merupakan organ limfoid yang terletak di rongga perut di sebelah kiri
atas di bawah diafragma dan sebagian besar dibungkus oleh peritoneum.
Lien merupakan organ penyaring yang kompleks yaitu dengan
membersihkan darah terhadap bahanbahan asing dan sel-sel mati
disamping sebagai pertahanan imunologis terhadap antigen. Lien berfungsi
pula untuk degradasi hemoglobin, metabolisme Fe, tempat persediaan
trombosit, dan tempat limfosit T dan B.
 Tonsilla Lubang penghubung antara cavum oris dan pharynx disebut
faucia. Di daerah ini membran mukosa tractus digestivus banyak
mengandung kumpulan jaringan limfoid dan terdapat infiltrasi kecil-kecil
diseluruh bagian di daerah tersebut. Selain itu ditemukan juga organ
limfoid dengan batas-batas nyata. Rangkaian organ limfoid ini (cincin
Waldeyer) meliputi, tonsila lingualis, tonsila palatina dan tonsila
paringealis.
b. Penggolongan Sistem Imun Tubuh

Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama penyakit infeksi.


Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap
infeksi disebut system imun dan reaksi yang dikoordinasi sel-sel dan molekul-
molekul terhadap mikroba dan bahan lainnya disebut respons imun. Sistem imun
diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang
dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup.

Mikroba dapat hidup ekstraseluler, melepas enzim dan menggunakan


makanan yang banyak mengandung gizi yang diperlukannya. Mikroba lain
menginfeksi sel penjamu dan berkembang biak intraseluler dengan menggunakan
sumber energi sel penjamu. Baik mikroba ekstraseluler maupun intraseluler dapat
menginfeksi subyek lain, menimbulkan penyakit dan kematian, tetapi banyak juga
yang tidak berbahaya bahkan berguna bagi penjamu.

c. Antigen

Antigen yang disebut juga dengan imunogen adalah bahan yang dapat
merangsang respons imun atau bahan yang dapat bereaksi dengan antibodi yang
sudah ada tanpa memperhatikan kemampuannya untuk merangsang produksi
antibodi. Secara fungsional antigen dibagi menjadi imunogen dan hapten. Beda
antara imunogen dan hapten terletak pada besar molekul, kompleks yang terdiri
dari molekul kecil disebut hapten sedangkan yang besar disebut imunogen.

Respons sel B terhadap hapten yang memerlukan protein pembawa


(karier) untuk dapat dipresentasikan ke sel Th. Epitop atau determinan antigen
adalah bagian dari antigen yang dapat membuat kontak fisik dengan reseptor
antibodi, menginduksi pembentukan antibodi; dapat di ikat spesifik oleh bagian
dari antibodi atau oleh reseptor antibodi. Makromolekul dapat memiliki berbagai
epitop yang masing-masing merangsang produksi antibodi sepesifik yang
berbeda. Paratop adalah bagian dari antibodi yang mengikat epitop. Respons imun
dapat terjadi terhadap semua golongan bahan kimia seperti hidrat arang, protein
dan asam nukleat. Glikolipid dan lipoprotein dapat juga sebagai imunogenik.
Superantigen adalah molekul yang sangat poten terhadap mitogen sel T. Contoh
superantigen adalah racun / toksin. Superantigen dapat memacu pelepasan
sejumlah besar sitokin seperti IL-1 dan TNF yang berperan dalam syok anafilatik.

d. Antibodi

Bila darah dibiarkan membeku akan meninggalkan serum yang


mengandung berbagi bahan larut tanpa sel. Bahan larut tersebut mengandung
molekul antibodi yang digolongkan dalam protein yang disebut globulin dan
sekarang dikenal sebagai immunoglobulin. Dua ciri utama imunoglobulin adalah
spesifisitas dan aktivitas biologinya.

Imunoglobulin (Ig) dibentuk oleh sel plasma yang berasal dari proliferasi
sel B yang terjadi setelah kontak dengan antigen. Semua molekul immunoglobulin
mempunyai 4 rantai polipeptida dasar yang terdiri atas 2 rantai berat (heavy chain)
dan 2 rantai ringan (light chain) yang identik serta dihubungkan satu sama lain
oleh ikatan disulfide.

e. Fungsi Imun bagi Tubuh

Yang dimaksud dengan sistem ketahanan tubuh imunologik adalah semua


mekanisme yang digunakan tubuh untuk menjaga keutuhan tubuh sebagai
perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai bahan dalam
lingkungan hidup. Sistem ketahanan tubuh imunologik juga dapat didefinisikan
sebagai suatu sistem kompleks dalam tubuh yang berupa jaringan organ dan sel
yang fungsinya melindungi tubuh terhadap masuknya kuman, bakteri, virus,
parasit dan atau benda asing yang dianggap asing (non-self).

f. Respons ketahanan tubuh imunologik

Terjadi bila ada benda asing masuk ke dalam tubuh. Menurut Belanti
(1995) respons ketahanan tubuh mencakup semua merkanisme yang membantu
individu untuk mengenal berbagai benda asing yang ada di lingkungannya, untuk
menetralkan, menghilangkan atau memetabolisasi benda asing tersebut denganb
menghindari kerusakan pada jaringan itu sendiri.

Respons ketahanan tubuh dapat bersifat respons ketahanan tubuh non-


spesifik (RKT-nonspesifik) dan respon ketahanan tubuh spesifik (RKT-spesifik).
Respons ketahanan tubuh mempunyai tiga fungsi yaitu:

 Fungsi ketahanan merupakan upaya melawan segala aktivitas


benda asing dengan kemampuan tubuh untuk menyebarkan
ketahanan tubuh ke seluruh tubuh tanpa merusak jaringan.
 Fungsi homeostasis merupakan mekanisme untuk memenuhi
segala kebutuhan umum dari organisme multiseluler yang selalu
menghendaki uniformalitas setiap jenis sel tubuh.
 Fungsi pengawasan adalah memantau pengenalan jenis abnormal
yang secara tetap selalu timbul dalam individu, baik secara spontan
atau disebabkan olehg pengaruh virus atau zat kimia.
B. Pengkajian
Pada anamnesa pada pasien dengan gangguan system imun dan
hematologi, pertama yang perlu dilakukan yaitu menanyakan identitas klien.
Adapun data yang perlu ditanyakan berhubungan dengan identitas klien antara
lain :
Tanggal masuk : ( ditulis tanggal dan jam )
Tanggal pengkajian : ( ditulis tanggal dan jam )
Metode pengkajian :
(Diisi Allo anamnesa/ data diperoleh dari keluarga), Auto anamnesa/ data
diperoleh dari pasien sendiri)
 Identitas Pasien
Nama : ( ditulis inisial)
Alamat : (ditulis nama kota, tidak ditulis lengkap dengan
pertimbangan kerahasian )
Umur :
Jenis Kelamin :
Suku : (sebagai pertimbangan transkultural keperawatan dalam
pemberian asuhan keperawatan)
Pendidikan : (sebagai pertimbangan dalam mengkomunikasikan
kondisi pasien dan tidakan keperawatan yang akan dilakukan)
Pekerjaan : ( sebagai pertimbangan pembiayaan selama dirawat di
rumah sakit)
Status Perkawinan :
Diagnosa Medis :
Nama dokter : ( ditulis inisial)
 Identitas Penanggung Jawab
Nama :
Alamat :
Hubungan dengan pasien :
No Hp :
(Identitas penanggung jawab perlu dituliskan sebagai pertimbangan untuk
pembiayaan administrasi rumah sakit dan pertimbangan pengambilan keputusan
tindakan medis/ keperawatan
 Keluhan Utama
(data yang ditulis yaitu keluhan yang dirasakan atau disampaikan pasien
saat dilakukan pengkajian, misal : batuk berdahak )
 Riwayat Penyakit Sekarang
(data yang ditulis yaitu tanda dan gejala yang muncul dari pasien berada di
rumah, di rumah sudah dilakukan tindakan apa, bagaimana hasilnya, jika tanda
dan gejala tidak berkurang kemudian di bawa kemana (dokter, puskesmas, atau
rumah sakit), diberikan obat apa, hasilonya seperti apa, kemudian jika dibawa ke
rumah sakit, masuk lewat poli atau UGD, didapatkan data apa, dignosa medis apa,
dilakukan tindakan/ diberikan obat apa)  jika pengkajian dilakukan di ruang
UGD, jika pengkajian dilakukan di bangsal data yang ditambahkan yaitu di
ruangan pasien sudah dilakukan tindakan apa saja)
Mis : ± 1 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh nyeri dada
sebelah kiri menjalar ke rahang dan lengan kiri, di rumah pasien hanya beristirahat
tetapi nyeri tidak berkurang kemudian dibawa ke dokter praktek, kemudian pasien
disarankan untuk dibawa ke rumah sakit. Kemudian pasien dibawa ke rumah sakit
melalui UGD, di UGD pasien diperiksa dan didapatkan data TD : 140/90 mmHg,
N : 80 X/ menir, RR : 24 X/ menit, S : 37,5 0 C, hasil rekan EKG menunjukan
adanya ST elevasi di Lead II, V5, V6. Pasien diberikan infuse RL 20 tpm, obat
ISDN 5 mg. Pasien dirujuk ke bangsal.
 Riwayat Penyakit Dahulu
(Data yang ditulis yaitu riwayat pasien apakah pernah menderita penyakit
tertentu, apakah dirawat di rumah sakit)
Mis : pasien pernah di rawat di rumah sakit selama 1 minggu Karena sakit
Hipertensi, pasien tidak kontrol)
 Riwayat Keluarga
(Data yang ditulis yaitu penyakit keturunan yang dimiliki keluarga klien,
mis : Alergi, Hipertensi, Diabetes Melitus, Asam urat, dan penyakit keturunan
lainnya)
 Riwayat Sosial
Bagaimana riwayat pekerjaan pasien, apakah terpapar sinar matahari,
allergen potensial, atau parasit kulit? Apakah menggunakan produk pembersih
baru? Ada hewan peliharan?
Apakah pasien bepergian ke luar negeri?
Adakah pajanan pada penyakit infeksi (mis: cacar air)
 Riwayat Pengobatan
(data yang ditulis yaitu pengobatan yang masih berjalan yang didapatkan
pasien, mis : pasien mendapatkan pengobatan TB 3 bulan terakhir)

Anda mungkin juga menyukai