Anda di halaman 1dari 14

LIMFOID SYSTEM DAN SEL-SEL PADA

RESPON IMUN
DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK III

SELLI HERAYATI PANE


SURIANI ADELINA PANE
SETRIDIA DWI YANTI
INDAH SAFITRI
SUCI ANUGHRAH RIASTAMY
INTAN
INTAN MESRIANY PUTRI
RESI DWI JAYANTI
TRIA SARTIKA
RIZA ASHARI
CANTIKA AULIA PUTRI
MAIZARI OLVINA
INTAN SARI
NIRMAYANTI

DOSEN MATA KULIAH : BDN. WAHYUNI, S.ST, M.BIOMED


LIMFOID SYSTEM

 Sel-sel yang terlibat dalam sistim imun terdapat pada jaringan dan
organ yang spesifik yaitu jaringan limfoid, dan dikenal juga sebagai
jaringan imun. Struktur jaringan limfoid membentuk sistim limfoid
yang terdiri dari limfosit, sel epitelial dan sel stromal. Sel- sel tersebut
tersusun dalam organ tersendiri yang berkapsul, atau tersusun
berkelompok dalam jaringan limfoid yang difus.
1. Timus

 Timus adalah kelenjar yang berlokasi pada mediastinum superior,


dibagian depan pembuluh darah besar. Secara embriologis, timus
berasal dari kantong faringeal ke III dan IV pada minggu ke enam
pertumbuhan janin. Pada saat lahir ukuran timus dibanding berat
badan merupakan ukuran terbesar. Pada manusia ukuran tersebut
berkurang secara perlahan-lahan karena mengalami proses involusi
mulai usia lima tahun sampai usia pubertas. Setelah usia pubertas,
timus secara perlahan mengecil, jumlah sel menurun dan digantikan
oleh lemak dan jaringan ikat. Timus bertanggung jawab untuk
memproduksi hormon timosin, yang berperan membantu proliferasi
dan diferensisi sel T.
2. Bursa Fabricius

 Bursa Fabricius pada burung merupakan organ limfoid primer, tempat


dimana limfosit B berdiferensiasi dan nama sel B berasal. Mamalia
tidak memiliki bursa Fabricius, perannya dilaksanakan oleh sel
hemopoeitik pada hati janin dan sum-sum tulang dewasa. Bursa
Fabricius terdapat pada ujung saluran pencernaan dekat kloaka,
terlihat sebagai modifikasi intestin yang membentuk lipatan kearah
lumen dan dilapisi oleh epitel bertingkat torak. Pada organ ini terdapat
folikel limfoid yang terdiri dari korteks dan medula.
3. Limfonodus

 Limfonodus diseut juga sebagai kelenjar getah bening dengan jumlah


ribuan tersebar diseluruh tubuh, biasanya terdapat pada percabangan
pembuluh limf besar. Pada manusia limfonodus memiliki diameter 1-
25 mm, berbentuk seperti kacang, dimana pada bahagian yang
mencekung (hilus) terdapat pembuluh darah dan limf. Limfonodus
berperan penting dan sangat dinamis pada induksi awal respon imun.
Limfonodus mempunyai dua fungsi, fungsi pertama adalah untuk
penyaringan bahan-bahan asing seperti partikel sisa fagositik yang
bersifat imunogenik melalui saluran limf, dan fungsi kedua adalah
sirkulasi limfosit yang dibentuk dalam organ limfoid primer
4. Limpa

 Limpa terletak dibagian atas kiri rongga abdomen dibelakang lambung.


Limpa dibungkus oleh kapsul yang terdiri dari jaringan kolagen yang
mengandung serat otot polos. Kapsul masuk ke parenkhim limpa
membentuk trabekula, yang bersama-sama dengan jaringan retikuler
menyokong bermacam-macam sel yang terdapat pada limpa. Fungsi
utama limpa adalah menyaring darah. Sel darah merah yang sehat
dengan mudah melewati limpa, sedangkan sel darah merah yang rusak
akan difagosit oleh makrofag. Disamping itu limpa juga berfungsi
sebagai unit penyimpanan trombosit dan leukosit. Limpa membantu
sistem imun dengan mengidentifikasi mikroorganisme yang dapat
menyebabkan infeksi.
5. Jaringan Limfoid Pada Mukosa
 Saluran-saluran didalam tubuh ditutupi oleh lapisan mukosa untuk
membatasi lingkungan luar dan dalam tubuh. Lapisan mukosa
merupakan jaringan yang luas (pada manusia ± 400m²) dengan lapisan
epitel yang menutupi saluran didalam tubuh seperti saluran
pencernaan, saluran pernafasan, saluran reproduksi dan saluran kemih.
Jaringan mukosa berperan untuk perlindungan permukaan mukosa
yang sangat rentan terhadap paparan mikroorganisme dan berbagai
bahan fisik, kimia dan biologis. Mikroorganisme yang menginfeksi
mukosa termasuk virus flu, influenza, toksin, keracunan makanan,
TBC, penyakit menular seksual, kolera, difteri dan vaksin oral. Jaringan
limfoid pada mukosa memiliki susunan mekanisme imunitas bawaan
dan adaptif yang kompleks, dan berbeda dari sistem limfoid perifer
lainnya, karena itu disebut sistem kekebalan mukosa. Pada manusia
dewasa yang sehat, sistem imun ini menyumbang hampir 80% dari
semua imunosit. Sel-sel ini terakumulasi dalam jaringan limfoid, atau
dalam perjalanan antara berbagai jaringan limfoid.
6. Tonsil

 Tonsil adalah jaringan limfoid yang terletak di faring yang berperan


penting dalam pertahanan host terhadap antigen yang menyerang
saluran pernapasan bagian atas. Tonsil terdiri dari tonsil palatina,
tonsil faringealis dan tonsil lingualis. Tonsil palatina terdapat pada
bagian kanan dan kiri belakang orofaring dapat saat membuka mulut.
Tonsila faringealis terdapat di belakang atas faring dan tonsil lingualis
terletak di permukaan belakang di dasar lidah. Lokasi tonsil secara
bersama membentuk lingkaran, sehingga sisebut sebagai cincin
Waldeyer.
 Secara histologis, struktur ini terdiri dari empat kompartemen mikro
yang terdefinisi dengan baik yang semuanya berpartisipasi dalam
respon imun: cryptepithelium, pusat germinal folikel dengan zona
mantel dan area interfollikular. Pada manusia, tonsil mengandung
banyak germinal senter.
Sel-Sel Pada Sistem Imun

1. Limfosit
Limfosit merupakan tipe sel yang predominan pada sistim imun adaptif,
dengan jumlah 25-35% dari seluruh leukosit. Sel ini berperan pada reaksi imun
melalui kemampuannya untuk berinteraksi secara spesifik dengan antigen.
Kemampuan tersebut merupakan respon imun normal, untuk membedakan self
dan non-self. Dengan kata lain, limfosit bertanggung jawab terhadap respon imun
adaptif. Sel-sel sistem imun adaptif disebut juga sebagai sel efektor imun,
menjalankan fungsi imun sebagai respon terhadap suatu stimulus.

Limfosit dibagi dalam populasi limfosit T (sel timus) dan limfosit B (sel
turunan bursa) dengan beberapa subpulasi atau subset. Kedua populasi
ini berhubungan dengan fungsi respon imun adaptif.
2. Natural Killer Cells ( sel NK )
Sel NK merupakan sel sel limfoid dengan populasi 5% sampai 10%
dari limfosit dalam darah perifer manusia. Sel NK mensekresi FIN-γ,
mirip dengan cytotoxic T lymphocyte (CTL), dan memiliki fungsi
sitotoksik yang berperan untuk membunuh sel abnormal, terutama sel
yang terinfeksi virus dan sel tumor melalui proses lisis. Berdasarkan
pada morfologinya sel NK disebut sebagai large granular lymphocytes
(LGL), dengan glikoprotein spesifik pada permukaan selnya seperti
limfosit T. Sel NK mampu mengenal struktur glikoprotein dengan
berat molekul tinggi yang biasanya terdapat pada permukaan sel yang
terinfeksi virus, dan mampu membedakannya dengan sel normal.
 3. Sel Fagosit Mononukler dan Antigen Precenting Cells
(APC)
Sel fagosit mononulear merupakan sel fagosit yang berinti satu yaitu
makrofag dan prekusornya monosit, dan sel dendrit.
Sel makrofag berperan sebagai sel fagosit untuk menghilangkan bahan
berbahaya seperti zat asing, puing-puing seluler dan sel kanker.
Sel makrofag memiliki beberapa fungsi pada sistim imun, yaitu fungsi
fagositik, APC dan memproduksi mediator biologis.
Fungsi fagositik untuk menelan benda asing atau sel mati, sisa sel yang
sudah rusak, antigen atau kompleks imun.
Fungsi sebagai penyaji antigen (APC). Antigen yang masuk kedalam tubuh
akan menjalani proses didalam makrofag (antigen processing) untuk
kemudian dipresentasikan kepada limfosit untuk respon selanjutnya.
Fungsi sekresi berbagai macam mediator yang aktif secara biologik untuk
mengatur respon limfosit T dan limfosit B seperti komponen komplemen,
prostaglandin, interferon dan monokin seperti interleukin.
4. Sel Granulosit Polimorfonuklear
Sel granulosit berasal dari prekusor stem sel di sum-sum tulang, mendominasi
jumlah leukosit dalam sirkulasi (60-70%). Pada sitoplasma terdapat sejumlah besar
granul yang khas untuk masing- masing sel. Granul biru terdapat pada basofil (0-1%
dari jumlah granulosit), granul merah pada eosinofil (3-5% dari jumlah granulosit) dan
granul yang relatif tidak berwarna pada netrofil (90-95% dari jumlah granulosit).
Netrofil merupakan sel fagosit, memiliki masa hidup 2-3 hari dalam sirkulasi,
bermigrasi menembus endotel ke jaringan dengan aktivasi molekul adesi pada proses
inflamasi.
5. Trombosit
Trombosit merupakan derivat megakaryosit yang berasal dari myeloid di sum-
sum tulang. Trombosit berbentuk bikonkaf dengan diameter μ, tidak berinti
tetapi struktur yang kompleks meliputi mikrofilamen, mikrutubulus, vesikel,
granul glikogen, mitokhondria dan sedikit ribosom. Selain berperan pada
pembekuan darah, trombosit berperan juga dalam respon imun terutama pada
respon inflamasi.
Resirkulasi Limfosit

 Limfosit tidak menetap pada satu organ saja tetapi beredar atau mengalami
resirkulasi antara darah, pembuluh limf, jaringan dan organ limfoid, untuk
kembali ke jaringan semula. Resirkulasi diperkirakan memakan waktu
selama 1-2 hari. Kecepatan resirkulasi pada proses pengawasan (immuno
surveillance) tergantung pada tipe sel dan anatomi.
 Pembuluh limf berperan untuk memfasilitasi migrasi sel imun dan
transportasi antigen dari perifer ke kelenjar getah bening yang dilalui.
Disamping itu pembuluh limf juga berperan dalam migrasi sel kanker ke
tempat metastasisnya.
 Dalam tubuh terdapat dua sistim sirkulasi, yaitu sirkulasi darah dan
sirkulasi limf. Sirkulasi darah keseluruh tubuh melalui pembuluh darah
mulai dari pembuluh besar seperti yaitu aorta sampai ke pembuluh terkecil
kapiler di jaringan. Selain berfungsi untuk transport oksigen oleh eritrosit,
darah juga berfungsi untuk transport leukosit pomormonuklear dewasa yang
pada proses inflamasi diprodu ksi oleh sum-sum tulang secara cepat
ketempat proses inflamasi.
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai