Ananda
Biologi NonDik 2010
A. Pengertian Limforetikuler
Sistem limforetikuler, jika kita artikan secara terpisah, maka sebenarnya katakata ini tersusun dari 3 buah kata, yaitu sistem, limfoid, dan retikuler.
Sistem dalam kamus biologi berarti hirarki tertinggi susunan struktur dan
fungsi tubuh. Jadi, sistem terdiri dari banyak organ degan fungsi khusus,
kemudian organ dibina oleh jaringan, dan tiap jaringan dibina oleh banyak sel.
Limfoid dalam kamus biologi diartikan sebagai alat/jaringan penghasil
limfosit, antibodi dan lain-lain perlengkapan respons imun.
Kemudian arti kata retikuler dalam kamus biologi adalah yaitu jenis sel dalam
jaringan timus, membina suatu jalinan, dan di cela suatu jalinan itu terdapat
limfosit T.
Dari ketiga susunan kata di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem
limforetikuler adalah sekumpulan organ khusus yang memiliki fungsi yang sama
(dalam artian penghasil limfosit, antibodi, dll) yang saling berikatan dan diantara
ikatan-ikatan yang memiliki cela diisi oleh limfosit T.
Keadaan tubuh yang menyiapkan suatu proteksi terhadap masuknya benda
asing dalam tubuh dikenal sebagai sistem imun. Ketika paparan bahaya dapat
melewati pertahanan pertama, maka pertahanan selanjutnya dilakukan oleh
komponen yang terdapat dalam tubuh. Komponen-komponen sistem imun
terdapat dalam jaringan limforetikuler yang letaknya terletak di seluruh tubuh,
misalnya dalam sumsum tulang, kelenjar limfe, limpa, thymus, sistem saluran
napas, saluran cerna dan organ-organ lain.
sumsum tulang dihasilkan limfosit B dan linfosit T selain itu pada sumsum
tulang terjadi pematangan limfosit B.
b. Tymus. Tymus merupakan organ yang terdapat pada mediastinum seperioranterior, didepan pangkal pembuluh darah pada jantung yang terdiri atas 2
lobus dengan berat 30-40 gram. Tymus berfungsi sebagai tempat
perkembangan limfosit menjadi limfosit T yang bersifat imunokompeten
selain itu juga berfungsi dalam melepaskan limfosit T ke dalam peredaran
darah untuk menuju ke jaringan limfoid sekunder.
2. Organ limfoid sekunder
a. Nodus limfe. Nodus limfe adalah bintilan tisu yang berbentuk seperti biji
kacang. Berdiameter 2 hingga 35 mm, berwarna Kelabu-merah jambu
(greyish-pink). Terdapat di sepanjang salur limfatik. Mengandung
leukocyte (sel darah putih) yang mempunyai fungsi phagositosis. Cairan
limfa mesti melalui nodus ini sebelum kembali kedalam sistem peredaran
darah.
b. Limpa. Limpa merupakan organ berwarna ungu tua yang terletak di
sebelah kiri abdomen. Limfa memiliki sistem kapiler biasa, tetapi darah
langsung berhubungan dengan sel-sel limpa, darah dari limpa dikumpulkan
oleh sebuah sinus yang bekerja sebagai vena dan yang mengantarkan
darahnya ke dalam cabang-cabang vena. Fungsi limpa yaitu sewaktu masih
janin limpa berfungsi menghasilkan sel darah merah dan hal ini juga
mungkin berfungsi pada orang dewasa jika sumsum tulang mengalami
dan
cepat
3. Limfosit B memori, menyimpan mengingat antigen yang pernah masuk ke
dalam tubuh
b. Sel Plasma
Sel plasma (bahasa Inggris: plasmocyte, plasma B cell, effector B cell) adalah
plasmablas yang teraktivasi. Plasmablas merupakan sel B hasil pembibitan pusat
germinal (germinal centers) pada sistem limfatik sehingga mempunyai
kemampuan untuk memproduksi antibodi. Sel plasma lalu akan menghasilkan
antibody dan melepaskanya ke dalam cairan tubuh.
Plasmablas yang bermukim pada area folikel limfatik sekunder seperti Peyer
patch dan nodus limfa mesenterik, kemudian bermigrasi ke dalam sirkulasi darah,
masuk ke dalam lamina propia dari saluran pencernaan dan lapisan epitelial
lainnya. Sedangkan yang bermukim pada area sekunder nodus limfa dan folikel
limpa akan bermigrasi menuju sumsum tulang.
Sepanjang migrasi, plasmablas akan teraktivasi menjadi sel plasma yang dapat
bertahan hidup selama beberapa bulan hingga beberapa tahun dan memproduksi
antibodi sepanjang usianya.
c. Sel NK (Natural Killer)
Natural killer disebut juga sel nul atau populasi ketiga karena tidak termasuk sel B
atau sel T. Sel NK membunuh sel target secara spontan dan memberikan
pertahanan alamiah terhadap sel kanker dan virus.
Cara kerja sistem ini adalah sebagai berikut: Cairan getah bening dalam
pembuluh limfatik menyebar di seluruh tubuh dan berkontak dengan jaringan
yang berada di sekitar pembuluh limfatik kapiler. Cairan getah bening yang
kembali ke pembuluh limfatik sesaat setelah melakukan kontak ini membawa
serta informasi mengenai jaringan tadi. Informasi ini diteruskan ke nodus limfatik
terdekat pada pembuluh limfatik. Jika pada jaringan mulai merebak permusuhan,
pengetahuan ini akan diteruskan ke nodus limfa melalui cairan getah bening.
Jika setelah pengamatan atas sifat-sifat musuh ini terdeteksi adanya bahaya, maka
dikeluarkan tanda bahaya. Pada tahap ini, di nodus limfa dimulailah produksi
limfosit dan sel prajurit lainnya dengan sangat cepat.
Invasi mikroba memicu berbagai efektor nonspesifik dan sinyal inflamasi
sehingga mikroba mudah diserang oleh berbagai molekul dan sel efektor. Sinyal
inflamasi memacu fagosit oleh makrofag dan neutrofil yang berikatan dengan
dinding pembuluh darah dan bergerak ke tempat infeksi untuk memakan mikroba
penyebab infeksi. Selama proses ini sinyal inflamasi lainnya meningkatkan
mobilisasi fagosit dan mediator lewat CRP, MBL dan komplemen melalui aliran
darah ke tempat infeksi. Sel dendritik memakan dan memproses komponen
mikroba, bermigrasi melalui saluran limfe ke kelenjar lomfoid yang dekat dan
mempresentasikan antigen ke sel T. Sel T yang diaktifkan bermigrasi ke tempat
infeksi dan memberikan bantuan ke sel NK dan makrofag. Sitokin yang
diproduksi selama respon nonspesifik mendukung dan mengarahkan respon imun
spesifik ke tempat infeksi.