Anda di halaman 1dari 19

Strategi Militer Maraden Panggabean dalam

Perang Mempertahankan Kemerdekaan


di Kabupaten Tapanuli Tengah
Tahun ( 1945-1949)

JURNAL

Oleh
Ida S Pandiangan
NIM. 3113121030

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015
ABSTRAK

Ida S Pandiangan. 2015.Strategi Militer Maraden Panggabean Dalam Perang


Mempertahankan Kemerdekaan Di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun ( 19451949). Sarjana Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan.Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui(a) Latar Belakang Kehidupan Maraden Panggabean
di Kemiliteran (b) Strategi Maraden Panggabean dalam mempertahankan
kemerdekaan di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tahun 1945-1949) (c) Keberhasilan
Strategi Militer yang dilakukan oleh Maraden Panggabean dalam
mempertahankan kemerdekaan di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tahun 1945-1949)
(d) Dampak Strategi Militer Maraden Panggabean terhadap pejuang yang
mempertahankan kemerdekaan di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tahun 19451949). Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan metode
penelitian lapangan dan studi pustaka.Teknik pengumpulan data yang dilakukan
peneliti adalah studi pustaka dan wawancara.Pada masa penjajahan Belanda di
wilayah kabupaten Tapanuli Tengah, pernah terjadi sebuah peristiwa yang sangat
bersejarah.Pada awal kemerdekaan Indonesia 1945, Belanda tidak mengakui
Kemerdekaan tersebut.Seiring berjalannya waktu Maraden Panggabean salah
seorang pejuang TNI AD yang bertugas di Kabupaten Tapanuli Tengah akhirnya
memberlakukan strategi untuk membela dan mempertahankan kemerdekaan
tersebut khususnya di Kabupaten Tapanuli Tengah.Maraden di tugaskan di
Tapanuli Tengah tahun 1948. Selama kurang lebih 2 tahun Belanda menyerang
untuk merebut kembali kemerdekaan khususnya di Kabupaten Tapanuli Tengah
ini yaitu sampai tahun 1949.Banyak korban jiwa yang melayang ketika peristiwa
mempertahankan kemerdekaan tersebut.Peristiwa ini berdampak pada keadaan
para pejuang dari kalangan rakyat biasa dan kondisiTNI yang terlibat dalam
peristiwa ini.

Kata Kunci: Strategi Militer, Maraden Panggabean, Perang Mempertahankan Kemerdekaan.

ABSTRACT

This study alms to determine a) Maraden Panggabean background in military life,


b) Maraden Panggabean strategy in maintaining independence in the middle of the
Tapanuli regency (1945-1959),c) the success of military strategy conducted by
Maraden Panggabean defending the war of independence in the middle of the
Tapanuli regency (1945-1949), d)yhe impact of military strategy Maraden
Panggabean against fighters who defend freedom in the middle of the Tapanuli
regency (1945-1949). To obtain the required data, researchers used methods of
field research and literature and interviews. In the dutch colonial period in central
Tapanuli regency, never happened a very historic event. At the beginning of the
independence of Indonesia in 1945, the Netherlands does not recognize the
independence. Over time, one warrior Maraden Panggabean Indonesian army
who served in the middle of the Tapanuli regency finally enact strategies to defend
and maintaining the independence of Tapanuli regency, especially in the middle.
Maraden Panggabean Tapanuli assigned in the middle of 1948. For approimately
two years the dutch attack to regain independence, especially in this central
Tapanuli regencies, namely until 1949. Many casualties were floated when events
maintain the independence. These events have an impact on the state of the
fighters from among the common people and the military are involved in this
event.

Keywords: Military strategy, Maraden Panggabean, a war to defend freedom.

PENDAHULUAN
Sebelum adanya Traktat London, wilayah Tapanuli Tengah dikuasai oleh
Kolonial Inggris.Setelah adanya Traktat London tanggal 17 Maret 1824 Inggris
menyerahkan Sumatera kepada Belanda dan Belanda menyerahkan Semenanjung
Melayu kepada Inggris.Pada saat itulah Inggris menyerahkan Barus kepada
Belanda.Selanjutnya, Belanda memasukkan Teluk Tapian Nauili dalam wilayah
Residen Sumatera Barat yang beribukotakan Padang.
Pada zaman Jepang khususnya Sistem Pemerintahan Keresidean Tapanuli
dititik beratkan pada strategi pertahanan misalnya Heiho, Gyugun, Kaygon Heiho,
dan lain-lain. Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia maka pada
tanggal 15 Oktober 1945 oleh Gubernur Sumatera, Mr. T.Mohd Hasan
menyerahkan urusan daerah otonom bawahan dan penyusunan pemerintahan
daerah kepada masing-masing residen. Pada permulaan kemerdekaan, residen
Tapanuli Dr. F.L.Tobing berkedudukan di Tarutung dengan dasar telegram
Gubernur Sumatera tanggal 12 Oktober 1945 tentang Pembentukan KepalaKepala Luha (Bupati) Sibolga.Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia banyak
dilakukan suatu perubahan-perubahan.Diantaranya adalah di bentuknya badanbadan yang bersifat militer maupun semi militer.Ini dilakukan oleh Jepang untuk
menunjang kekuatan pertahanan Jepang di Indonesia.
Salah satu pemuda yang masuk sebagai anggota militer Jepang adalah
Jenderal Maraden Panggabean. Dia memulai karir militernya dengan memasuki
badan militer yang dikenal dengan nama adalah Zyokyu Kanri Gakko di Bukit
Tinggi Sumatera Barat tepatnya di daerah Batusangkar Tahun 1944, yaitu suatu
sekolah untuk mendidik pegawai tinggi. Karir Maraden Panggabean di dalam
kemiliteran di era pendudukan Jepang di Indonesia telah menduduki jabatan
sebagai seorang pelatih Militer Pegawai di lembaga Pegawai Tinggi Jepang di
Kotapraja Sibolga.
Setelah Indonesia Merdeka, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) mengadakan sidang. Pada sidang hari ketiga, PPKI memutuskan mengenai
Badan Keamanan Rakyat (BKR) tujuan awalnya adalah

untuk menciptakan

ketertiban didalam masyarakat. Namun, dikemudian hari badan ini mengalami

perubahan akibat masuknya kekuatan sekutu yang dipimpin oleh Inggris ke


Indonesia yang kemudian diikuti oleh Belanda.
Perubahan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap BKR (Badan
Keamanan Rakyat), dilakukan pada tanggal 5 Oktober 1945 yakni diubah menjadi
Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Dengan perubahan ini maka secara resmi
Negara Indonesia telah membentuk suatu lembaga kemiliteran. Pembentukan
lembaga kemiliteran ini tidak hanya terjadi di Jakarta tetapi juga keseluruh daerah
di Indonesia. Diantaranya di Sumatera Utara yang dulu dikenal dengan sebutan
Sumatera Timur.
Salah seorang yang mempunyai peran didalam kemiliteran di Sumatera
Utara khususnya Sibolga adalah Maraden Panggabean. Peran yang dilakukan oleh
Maraden Panggabean dalam perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia di
daerah Sibolga adalah menjabat sebagai Kepala Staf Batalyon I Resimen IV
Divisi Tapanuli Sumatera (Tahun 1945-1946), Kepala Staf Resimen I Brigade
I Tapanuli (Tahun 1946), Komandan Resimen I Brigade I Tapanuli (tahun
1947), Komandan Sektor IV Sub Teritorium VII Sumatera (Tahun 1948-1949).
Strategi yang diupayakan oleh Maraden Panggabean sebagai Komandan perang
dalam mempertahankan kemerdekaan adalah menggunakan sistem perang gerylia
dan perang terbuka.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penulisan heuristik, dengan
cara ini penulis berusaha mencari sumber, mengumpulkan, menganalisa data,
secara sistematis dan objektif berdasarkan bukti-bukti dari arsip dan
dokumenyang berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu Strategi Militer
Maraden Panggabean dalam Perang Mempertahankan Kemerdekaan di Kabupaten
Tapanuli Tengah (Tahun 1945-1949).

PEMBAHASAN
1. Deskripsi Kota Sibolga Kabupaten Tapanuli Tengah

Kota Sibolga dahulunya merupakan Bandar kecil dan Teluk Tapian Nauli
dan terletak di Poncan Ketek.Pulau kecil ini letaknya tidak jauh dari Kota Sibolga
yang sekarang ini.Diperkirakan Bandar tersebut berdiri sekitar abad delapan belas
dan sebagai pengusaha adalah Datuk Bandar.
Kemudian pada zaman Pemerintahan Kolonial Belanda, pada abad
sembilan belas didirikan Bandar Baru yaitu Kota Sibolga yang sekarang, karena
Bandar di Pulau Poncan Ketek dianggapnya tidak akan dapat berkembang,
disamping pulaunya terlalu kecil juga tidak memungkinkan menjadi kota
pelabuhan yang fungsinya bukan saja sebagai tempat bongkar muat barang tetapi
juga tidak akan berkembang sebagai kota perdagangan. Akhirnya Bandar Pulau
Poncan Ketek mati bahkan bekas-bekasnyapun tidak terlihat lagi saat ini.
Sebaliknya Bandar Baru yaitu Kota Sibolga yang sekarang berkembang pesat
menjadi kota Pelabuhan dan Perdagangan.
Pada zaman awal Kemerdekaan Republik Indonesia Kota Sibolga menjadi
Ibukota keresidenan Tapanuli dibawah pimpinan seorang Residen dan
membawahi beberapa Luka atau Bupati.Dengan dikeluarkannya undang-undang
nomor 8 tahun 1956 Sibolga ditetapkan menjadi Daerah Swabtantra Tingkat II
dengan nama kotapradja Sibolga yang dipimpin oleh seorang Walikota dan daerah
wilayahnya sama dengan surat keputusan Residen Tapanuli Nomor : 999 tanggal
19 Nopember 1946.
Selanjutnya dengan Undang-Undang Nomor 18 tahun 1965 Daerah
Swabtantra Tingkat II dengan nama Kotapradja Sibolga diganti sebutannya
menjadi Daearah tingkat II Kota Sibolga yang pengaturan selanjutnya ditentukan
oleh Undang-Undang Nomor 5 tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan
daerah yang dipimpin oleh Walikota kepada Daerah yang dipimpin oleh Walikota
kepala daerah. Kemudian hingga sekarang Sibolga merupakan Daerah Otonom
Tingkat II Kota Daerah Tingkat II di pimpin oleh Walikota Kepala Daerah.
Kemudian dengan dikeluarkannya peraturan Pemerintah Nomor : 9 tahun
1979 tentang Pola Dasar Pembangunan Daerah Sumatera Utara, Sibolga
ditetapkan sebagai Pusat Pembangunan Wilayah I Pantai Barat Sumatera Utara.
Perkembangan terakhir yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah
Nomor : 35 tahun 1981, Kota Daerah Tingkat II Sibolga dipecah menjadi 3 (tiga)

kecamatan yaitu: Kecamatan Sibolga Utara, Kecamatan Sibolga Kota dan


Kecamatan Sibolga Selatan.
Pada tahun 2002 berdasarkan Surat Keputusan (SK) Walikota Sibolga,
Kota Sibolga dibagi menjadi 4 (empat) wilayah Kecamatan yaitu : Kecamatan
Sibolga Utara, Kecamatan Sibolga Kota, Kecamatan Sibolga Selatan dan
Kecamatan Sibolga Sambas.
Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di
pantai Barat pulau Sumatera.Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu
Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 6.194,98 km2meliputi
darat dan laut dengan hamparan gunung, pantai dan laut. Wilayahnya berada 01266 meter di atas permukaan laut serta terletak pada 11100 - 22200
Lintang Utara dan 9807-9812 Bujur Timur. Kabupaten Tapanuli Tengah
mempunyai luas wilayah 6.194,98 km2yang terdiri atas darat 2.194,98 km2dan laut
4.000 km2.Sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil
berada di pulau-pulau kecil di sekitar wilayah kabupaten ini. Wilayah Tapanuli
Tengah berbatasan dengan :Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh
Singkil (Provinsi Nanggro Aceh Darusalam),sebelah Selatan dengan Kabupaten
Tapanuli Selatan, sebelah Timur dengan Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten
Humbang Hasundutan dan Kabupaten Pakpak Bharat dan sebelah Barat dengan
Kota Sibolga dan Samudera Indonesia.
Topografi Kabupaten Tapanuli Tengah sebagian besar berbukit bukit
dengan ketinggian 0 1.226 meter diatas permukaan laut. Dari seluruh wilayah di
Tapanuli Tengah, 43,90% berbukit dan bergelombang.
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah terbentuk pada tanggal 24
Agustus 1945. Ibukota Kabupaten Tapanuli Tengah adalah Pandan. Pada bulan
Mei 2007, secara administratif Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah terdiri atas
19 Kecamatan, 24 Kelurahan dan 154 Desa, yaitu meliputi kecamatan
Manduamas, Sirandorung, Andam Dewi, Barus, Barus Utara, Sosorgadong,
Sorkam Barat, Pasaribu Tobing, Kolang, Tapian Nauli, Sitahuis, Pandan, Tukka,
Badiri, Pinangsori, Lumut, Sibabangun dan Suka Bangun.
Pada bulan Desember 2007 jumlah Kecamatan di Kabupaten Tapanuli
Tengah bertambah satu lagi Kecamatan Sarudik sehingga jumlah Kecamatan
seluruhnya 20 Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah.
6

2. Latar Belakang Kehidupan Maraden Panggabean di Kemiliteran


Maraden panggabean yang memiliki nama lengkap Maraden Saur
Halomoan Panggabean merupakan salah satu pemuda yang masuk sebagai
anggota militer Jepang. Sebelum masuk menjadi anggota Militer Jepang Maraden
bekerja sebagai pegawai biasa di Kantor pemerintahan Jepang yang berada di
Sibolga.Berkat kerja keras dan kemampuan yang dimilikinya, sehingga Jepang
memerintahkan Maraden untuk masuk dalam sekolah Militer Jepang. Dari situlah
Dia memulai karir militernya yaitu dengan memasuki badan militer yang dikenal
dengan nama adalah Zyokyu Kanri Gakko di Bukit Tinggi Sumatera Barat
tepatnya di daerah Batusangkar Tahun 1944, yaitu suatu sekolah untuk mendidik
pegawai tinggi. Karir Maraden Panggabean di dalam kemiliteran di era
pendudukan Jepang di Indonesia telah menduduki jabatan sebagai seorang pelatih
Militer Pegawai di lembaga Pegawai Tinggi Jepang di Kotapraja Sibolga.
Setelah Jepang menyerah tanggal 14 Agustus 1945, akibat dijatuhkannya
bom atom oleh sekutu di Nagasaki dan Hirosima akhirnya Jepang bertekuk lutut
kepada Sekutu.Keadaan yang demikian, oleh bangsa-bangsa Asia yang sedang
dijajah Jepang menjadikan kesempatan tersebut untuk memproklamirkan
Kemerdekaannya.Berita tentang proklamasi kemerdekaan sudah diterima oleh
kelompok para pemimpin bekas Gerindo di Sibolga pada tanggal 26 Agustus
1945.Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) badan yang mula-mula
dibentuk oleh Jepang tetapi kemudian dipergunakan oleh pimpinan nasional
Indonesia bersidang pada tanggal 18 Agustus 1945. Dalam sidang itu dipilih
Presiden dan Wakil Presiden serta disahkan Undang-Undang Dasar Negara yang
kemudian dikenal dengan nama UUD 1945.
Dalam sidangnya yang kedua pada tanggal 19 Agustus 1945 diputuskan
untuk membentuk tentara kebangsaan.Keputusan tersebut dirubah pada sidang
yang ketiga pada tanggal 22 Agustus 1945. Dalam sidang yang ketiga itu PPKI
memutuskan untuk membentuk tiga badan sebagai wadah perjuangan, yaitu
Komite Nasional Indonesia (KNI), Partai nasional Indonesia (PNI) dan Badan
Keamanan Rakyat (BKR) sebagai bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban
Perang (BPKKP).
7

Mengenai Badan Keamanan Rakyat (BKR) tujuan awalnya adalah untuk


menciptakan ketertiban didalam masyarakat. Namun, dikemudian hari badan ini
mengalami perubahan akibat masuknya kekuatan sekutu yang dipimpin oleh
Inggris ke Indonesia yang kemudian diikuti oleh Belanda.Perubahan yang
dilakukan oleh pemerintah terhadap BKR (Badan Keamanan Rakyat), dilakukan
pada tanggal 5 Oktober 1945 yakni diubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat
(TKR). Dengan perubahan ini maka secara resmi Negara Indonesia telah
membentuk suatu lembaga kemiliteran. Pembentukan lembaga kemiliteran ini
tidak hanya terjadi di Jakarta

tetapi juga keseluruh daerah di Indonesia.

Diantaranya di Sumatera Utara yang dulu dikenal dengan sebutan Sumatera


Timur.
Ditengah-tengah itu, pada tanggal 29 September 1945, kesatuan-kesatuan
Sekutu datang ke Indonesia. Bersama-sama pasukan Sekutu datang pula
pemerintahan Sipil Hindia Belanda dengan tujuan untuk mendapatkan kembali
kekuasaannya dan menjajah tanah air Indonesia. Dengan berbagai perlawanan
yang dilakukan diberbagai daerah, di daerah Tapanuli Tengah muncul perlawanan
terhadap Belanda yang dipimpin oleh Maraden Panggabean dengan berbagai
strategi perang yang dilakukan untuk melawan Belanda.
3. Strategi Maraden Panggabean dalam mempertahankan kemerdekaan di
Kabupaten Tapanuli Tengah (1945-1949)
Kabupaten tapanuli tengah khususnya sibolga yang menjadi daerah atau
sektor yang dipimpin oleh Maraden Panggabean merupakan daerah yang memiliki
kekayaan alam, baik dalam bidang pertaniannya maupun dalam bidang
perairannya, sehingga Belanda ingin menguasai daerah ini. Maraden Panggabean
sebagai seorang pejuang yang berjuang mempertahankan daerah tapanuli tengah
tidak menginginkan hal tersebut terjadi, sehingga dengan menggunakan strategi
perang Maraden berhasil mempertahankan kemerdekaan Indonesia khususnya di
daerah tapanuli tengah.Strategi Maraden Panggabean dalam mempertahankan
Kemerdekaan di Tapanuli Tengah ada 2, yaitu : Perang Terbuka dan Perang
Gerilya.

Perang terbuka merupakan salah satu strategi perang yang dilakukan oleh
Maraden Panggabean di Kabupaten Tapanuli Tengah dimana masyarakat ikut
terlibat dalam berjuang mempertahankan kemerdekaan di Tapanuli Tengah.
Menurut Surbakti (1979 : 53-54) Organisasi pertahanan Rakyat Semesta (PRS)
merupakan suatu staregi perang terbuka yang dilakukan oleh para pejuang
khususnya Maraden Panggabean yaitu untuk mengikut sertakan seluruh rakyat
dalam pertahanan. Sifat dan hakekat PRS adalah membantu, mengisi dan
menggerakkan rakyat untuk mensukseskan perang gerilya.
Perang Gerilya merupakan suatu strategi perang yang juga dilakukan oleh
Maraden Panggabean dalam melawan pihak Belanda dimana strategi dari perang
gerilya tersebut adalah TNI dan masyarakat yang bisa menggunakan senjata ikut
berperang dengan mengintip lawan dari hutan-hutan dan menyerang lawan jika
melewati Raum atau daerah yang telah ditentukan untuk mereka awasi.Sebelum
melancarkan serangan dan menjalankan strategi perang gerilya terhadap Belanda,
Maraden sebelumnya telah membagi para pejuang tersebut kedalam beberapa
Raum atau lokasi yang harus mereka jaga dan awasi agar Belanda tidak dapat
melintasi atau melewati Raum yang telah mereka jaga tersebut.
Strategi yang diatur Mayor Maraden Panggabean dengan tugas khusus
yang diberikan kepada pasukan-pasukan yang berada diraum-raum yang telah
ditentukan. Letak antara satu raum dengan raum yang lain tidak terlalu jauh.
Dengan strategi terpencarnya pasukan, dari jurusan mana saja datang konvoi,
serangan yang datang dari berbagai penjuru menyatu kearah konvoi itu akan
bingung kemana tembakan harus diutamakan dari sebelah kiri jalan atau sebelah
kakan jalan dalam jarak yang tidak begitu jauh.
Dari strategi yang digunakan Maraden dalam pembagian Raum di daerah
Front Utara sektor IV ditentukan Raum. Raum I : sekitar Bonandolok sebelah
kanan jalan raya Sibolga Tarutung dibawah tanggung jawab Kapten Hendri
Siregar dengan wakilnya Letnan Rivai Harahap. Raum II : daerah sepanjang kirikanan jalan raya Sibolga-Tarutung antara Lobu Nagor dan Jembatan Aek Raisan
dibawah tanggung jawab Letnan Sinta Pohan. Raum III : daerah sebelah kiri jalan
besar Sibolga-Tarutung sekitar Simaninggir, Meladolok-Mela dibawah tanggung
jawab Letnan Agus Marpaung. Raum IV : daerah sebelah kiri jalan raya Sibolga-

Tarutung antara Aek Meranti dengan Lobu Nagor dibawah tanggung jawab
Letnan Parlindungan Hutagalung.
Raum V : daerah jalan raya Sibolga-Barus antara Poriaha dengan Kolang
dibawah tanggung jawab Letnan Bangun Siregar dan letnan Maruap Simorangkir.
Raum VI : daerah kiri kanan jalan Sibolga-Barus antara Guntingmahe dengan
Sorkam sampai ke perbatasan sektor 5 dekat Barus dibawah tanggung jawab
Kapten Bongsu Pasaribu dengan wakilnya Letnan Mauliater Simatupang. Raum A
: sebagian dari daerah kanan jalan raya Sibolga-Tarutung yaitu Aek Natulu dan
Aek Maranti sebagai daerah langsung dibawah tanggung jawab Mayor Maraden
Panggabean dan Letnan P. Hasibuan dengan pasukannya untuk melakukan
penghadangan terhadap konvoi Belanda.
Dengan membentu Raum ini, para TNI dan pejuang lainnya berjuang di
raum masing-masing yang telah ditentukan untuk berjuang melawan pihak
Belanda dengan menggunakan strategi perang terbuka dan perang gerilya.Berkat
strategi Maraden Panggabean dan semangat juang yang mereka miliki akhirnya
pihak Belanda dapat dikalahkan dan rakyat Indonesia khususnya Tapanuli Tengah
akhirnya dapat merasakan kemerdekaan hingga saat ini.Inilah yang menjadi
pertimbangan dari Maraden Panggabean sebagai pemimpin sektor IV di Tapanuli
Tengah

pada

saat

itu

memberlakukan

strategi

militer

dalam

perang

mempertahankan Kemerdekaan.

4. Keberhasilan Strategi Militer Maraden Panggabean dalam Mempertahankan Kemerdekaan di Kabupaten Tapanuli Tengah
Maraden Panggabean yang merupakan tokoh TNI AD pernah bertugas
disibolga sekitar Tahun 1948 oleh Komandan Sub Territorium VII melalaui
pembagian sektor atau daerah tugas pada masa mempertahankan kemerdekaan
dari pihak penjajah Belanda. Ini merupakan peristiwa peninggalan sejarah
berharga yang perlu diketahui khususnya masyarakat lokal bahwa ada banyak
tokoh-tokoh pejuang dari daerah bahkan mungkin dari daerah mereka sendiri,
salah satunya yaitu Maraden Panggabean yang pernah berjuang mempertahankan

10

Kemerdekaan yang telah dirasakan sekarang ini khususnya didaerah Sibolga agar
masyarakat juga ikut berjuang mengisi Kemerdekaan tersebut.
Sekitar tahun 1948, ketika Maraden ditugaskan didaerah atau sektor
Tapanuli Tengah untuk mempertahankan kemerdekaan dari pihak Belanda,
Maraden dan tokoh pejuang lainnya yang ikut berjuang mengalami kesulitan
melawan pihak penjajah Belanda, karena kurangnya persenjataan yang mereka
miliki.Akhirnya, Maraden memberlakukan strategi perang baik perang terbuka
maupun perang gerilya yaitu dengan memerintahkan para pejuang baik dari
kalangan TNI dan masyarakat biasa ini untuk berjuang dengan menggunakan
persenjataan seadanya dan juga dengan strategi perang yang mampu mengecoh
pihak lawan sehinga Belanda dapat dikepung mundur.
Orang-orang yang berjuang ketika mempertahankan Kemerdekaan
khususnya di Tapanuli Tengah adalah rakyat-rakyat biasa dan para TNI yang
berada di Tapanuli Tengah. Untuk melihat dengan jelas bagaimana keberhasilan
strategi Militer Maraden Panggabean dalam mempertahankan Kemerdekaan di
Tapanuli Tengah ini, bisa kita lihat dengan dirasakannya kemerdekaan itu oleh
masyarakat saat ini.Hal itu merupakan tujuan akhir dari perjuangan mereka dalam
mempertahankan kemerdekaan.Disamping hal tersebut, keberhasilan yang
diperoleh dari strategi militer Maraden Panggabean ini adalah terbunuhnya
Jenderal Spoor yaitu seorang Panglima tentara Belanda.
Tewasnya jenderal Spoor di Tapanuli Tengah merupakan pukulan berat
bagi Belanda.Belanda sungguh tidak menyangka bahwa Jenderalnya bisa
tewasdalam perang kemerdekaan di Indonesia. Hal ini dibenarkan oleh S.
Hutabarat bahwa pasukan Maraden Panggabean berhasil membunuh Jenderal
Spoor di Tapanuli Tengah perbatasan antara Sibolga Tarutung dan jika Jenderal
tersebut tidak terbunuh maka perang kemerdekaan di Tapanuli tengah pasti tidak
akan secepat itu berakhir, karena Jenderala Spoor ini sangat kejam dan tidak mau
kalah.
Dari uraian yang sederhana ini, jelaslah betapa rapinya strategi yang
disusun oleh Komandan Maraden Panggabean dalam usaha menghadang dan
menyerang konvoi-konvoi Belanda, baik yang datang dari Tarutung maupun yang

11

keluar dari Sibolga menuju Tarutung.Sehingga terbukti berkat strategi tersebut


akhirnya Belanda dapat dikalahkan dan kemerdekaan dapat dipertahankan.
Sangat mudah untuk menentukan sampai berapa tahun Belanda tersebut
berusa ingin merebut kemerdekaan Indonesia di Tapanuli Tengah. Tetapi yang
jelas sejak ditugaskannya Maraden Panggabean di sekror IV Tapanuli Tengah ini
untuk memimpin perjuangan kemerdekaan dari belanda sekitar tahun 1948 sampai
mereka terusir sekitar 1949, Maraden dan para pejuang tetap berusaha keras
dalam menjaga dan mengisi kemerdekaan tersebut. Selama sekitar 2 tahun
Maraden memimpin sektor di Tapanuli Tengah dengan melakukan strategi
militernya ditempat ini, mamimpin ratusan masyarakat dan TNI yang ingin
berjuang dan membantu mempertahankan kemerdekaan tersebut.
Sekilas timbul pertanyaan mengenai keberadaan Maraden Panggabean
ini.Mengapa Maraden harus berjuang di Tapanuli Tengah, mengapa Maraden tidak
berjuang di daerahnya sendiri yaitu Tapanuli Utara yang sudah jelas lebih dikuasai
dan masyarakat disana juga lebih mengenal dirinya. Namun, bukan hal tersebut
yang menjadi faktor penentu mengapa Maraden ditunjuk sebagai pemimpin sektor
IV Tapanuli Tengah, faktor pertama yang menjadi alasan mengapa Maraden yang
ditunjuk sebagai pemimpin sektor IV Tapanuli tengah adalah karena
pengalamannya dalam bidang kemiliteran zaman Jepang dan faktor kedua yaitu
karena Maraden tersebut sudah lama tinggal dan bertugas di Daerah Sibolga
Tapanuli Tengah sebelum terjadinya perang Kemerdekaan.
Maraden telah mengalami kesulitan untuk mempertahankan kemerdekaan
di Tapanuli Tengah.Diakibatkan oleh kurangnya persenjataan yang mereka miliki
dan sulitnya daerah yang mereka lalui yaitu hutan-hutan yang begitu lebat dan
berbukit-bukit. Sehingga mau tidak mau Maraden harus tetap memperjuangkan
Bangsa dan negara terutama keselamatan pejuang dan prajurit-prajuritnya yaitu
dengan mengatur strategi perang untuk mengalahkan Belanda karena dianggap
strategi yang baik dan terarah itulah satu-satunya jalan yang bisa dilalui, dan
akhirnya perjuangan merekapun terbayar dengan strategi yang mereka gunakan
akhirnya Jenderal Spoor Belanda dapat dibunuh dan akhirnya kemenanganpun
dirasakan oleh masyarakat khususnya di Tapanuli Tengah dengan Belanda
mengakui kedaulatan Indonesia.

12

5. Dampak Strategi Militer Maraden Panggabean Terhadap Pejuang yang


Mempertahankan Kemerdekaan di Tapanuli Tengah
Suatu trategi militer tentu saja akan membawa dampak bagi masyarakat
yang berjuang dalam perang mempertahankan kemerdekaan tersebut. Dampak
tersebut

tentu saja berpengaruh besar dalam kehidupan suatu kelompok

masyarakat tertentu. Dampak yang dimaksud bisa berpengaruh baik terhadap


kondisi masyarakat biasa maupun kondisi TNI yang menjalami dan mengalami
suatu peperangan. Tentu saja akan banyak perubahan-perubahan dalam bidang
militer akibat dari strategi militer yang diterima oleh suatu kelompok masyarakat
dari sebuah peristiwa perang.
Sebagaimana yang telah kita ketahui strategi milter dibuat oleh Maraden
Panggabean bukan karena atas dasar jabatan yang diberikan padanya namun
karena semangat dan tanggungjawab yang tinggi membuat dia mampu untuk
berpikir bagaimana cara agar Belanda dapat dikalahkan dan masyarakat bisa
merasanan kemerdekaan yang sebelumnya telah mereka rasakan. Tidak ada satu
kelompok masyarakat pun yang menginginkan kelompoknya ditindas oleh suatu
kelompok masyarakat lain. Setiap masyarakat ingin berada dalam suatu
kebebasan.Dalam penelitian ini ada dua dampak yang difokuskan, yaitu dampak
strategi militer Maraden Panggabean terhadap kondisi masyarakat biasa yang ikut
berperang dalam mempertahankan kemerdekaan dan dampak terhadap kondisi
TNI yang ikut berjuang.Hampir semua masyarakat Tapanuli Tengah pada saat itu
merasakan dampak strategi Militer Maraden Panggabean dalam mempertahankan
kemerdekaan di Tapanuli Tengah ini.Tapi peneliti menyebutkan masyarakat
Tapanuli Tengah karena alasan bahwa strategi militer Maraden Panggabean
tersebut dalam mempertahankan kemerdekaan terjadi diwilayah Kabupaten
Tapanuli Tengah dan pada umumnya para pejuang dari masyarakat biasa dan
tokoh TNI adalah masyarakat Tapanuli Tengah.
Seperti yang telah dijelaskan diatas mengenai dampak diberlakukannya
strategi Militer oleh Maraden Panggabean di Kabupaten Tapanuli Tengah, sekilas
kita sudah bisa melihat dampak yang dirasakan oleh masyarakat yang
bersangkutan terutama terhadap masyarakat yang ikut berjuang. Jadi beberapa
13

dampak strategi militer Maraden terhadap pejuang masyarakat dikabupaten


Tapanuli Tengah adalah :Banyak masyarakat yang terbunuh. Hal ini terjadi
diakibatkan karena kurangnya kemampuan dan pengetahuan masyarakat tentang
cara berperang. Mereka ikut berjuang sebagai pengantar surat, sebagai penyedia
makanan, petugas kesehatan dan ada juga yang ikut berperang dengan memegang
senjata meskipun latihan yang mereka terima masih kurang. Hal tersebut mereka
lakukan karena kurangnya anggota TNI pada saat itu.
Begitu banyak pengorbanan yang mereka berikan pada saat itu, mereka
harus meninggalkan keluarga mereka dan mempertaruhkan nyawa mereka.
Dengan tidak memiliki bekal ilmu berperang mereka tetap berani berjuang demi
kemerdekaan yang mereka yakini walaupun mereka tidak akan ikut merasakanya
karena gugur dalam perang tapi mereka tetap memberanikan diri mereka untuk
ikut berjuang demi mempersembahkan kemerdekaan itu pada bangsa dan negara
ini. Mereka juga yakin dengan strategi yang Maraden perintahkan akan membawa
bangsa ini pada keberhasilan meskipun nyawa mereka menjadi taruhannya.
Meskipun banyak korban yang jatuh diakibatkan perang mempertahankan
kemerdekaan ini terutama dari kalangan masyarakat, namun perjuangan mereka
tidak sia-sia dan akhirnya dapat terbayarkan dengan kemerdekaan yang berhasil
mereka pertahankan dan kembali mereka rasakan.
Dampak dari strategi militer Maraden Panggabean terhadap kondisi TNI
yang ikut berjuang pada saat itu yaitu mereka menjadi semakin bersemangat
karena adanya teknik baru yang mereka peroleh dari Maraden Panggabean dalam
berperang di dunia kemiliteran.Dengan strategi baru yang mereka dapatkan ini
mereka menjadi semakin bersemangat dalam melawan pihak Belanda dan dalam
mempertahankan kemerdekaan khususnya di Tapanuli Tengah.Berkat strategi
Maraden Panggabean ini akhirnya TNI juga dapat merasakan kemerdekaan
disamping itu mereka juga mendapatkan ilmu pengetahuan dalam berperang
untuk selanjutnya mereka gunakan dalam kegiatan kemiliteran untuk melawan
musuh jika suatu saat berada pada kondisi yang sama.
PENUTUP
Dari hasil penelitian ini penulis telah mempelajari sedikit sejarah strategi
militer Maraden Panggabean dalam perang mempertahankan kemerdekaan yang

14

pernah terjadi di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah Khususnya di Kota Sibolga.


Beberapa motif dan dampak strategi militer Maraden Panggabean telah dicoba
dirangkum oleh peneliti berdasarkan penuturan para narasumber dan analisis data
yang dilakukan penulis.
Kesimpulan yang bisa ditarik dari hasil penelitian ini adalah Pada awalnya
Maraden Panggabean ikut berjuangdi wilayah Tapanuli Tengah tepatnya di
Sibolga pada tahun 1948 ikut berjuang dikemiliteran diakibatkan oleh berbagai
latar belakang, salah satunya ialah untuk menegakkan dan mempertahankan
proklamasi 17 Agustus 1945. Maraden merupakan tokoh yang memiliki
pendidikan dari sekolah pegawai tinggi Jepang yang akhirnya ikut latihan Militer
karena memenuhi syarat untuk mengikuti latihan Militer sebab pada saat itu
negara sedang berperang dan membutuhkan banyak prajurit. Pada waktu Jepang
takluk, timbullah angkatan perang Republik Indonesia dengan melalui beberapa
tingkat dengan nama BKR, TKR dan kemudian timbullah TNI. Di dalam lembaga
inilah Maraden bergabung untuk berjuang menegakkan dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Rasa tanggungjawab yang besar dan semangat juang
tinggi yang dimilikinya sehingga pada perkembangan selanjutnya Maraden
mendapat tugas dari atasannya.
Berbicara soal Strategi
mempertahankan
menyimpulkan

kemerdekaan
bahwa

ada

Militer
tersebut

kaitannya

Maraden
dengan
dengan

Panggabean
perjuangan,

masalah

dalam
peneliti

wilayah

dan

kekuasaanIndonesia.Indonesia khususnya masyarakat Tapanuli Tengah tidak ingin


di kuasai oleh bangsa asing lagi, mereka ingin tetap merasakan yang namanya
kemerdekaan yang sebelumnya sudah pernah mereka rasakan.
Keberhasilan dari strategi militer Maraden Panggabean ini dapat dilihat
bukti nyatanya yaitu kemerdekaan yang telah dicapai dan dirasakan hingga saat
ini dan hal tersebut juga bisa terwujud karena pada saat itu berhasilnya strategi
militer Maraden Panggabean ini dalam membunuh Jenderal Belanda yaitu
Jenderal Spoor yang memimpin peperangan di Tapanuli Tengah.
Dampak dari strategi militer yang diterapkan Maraden Panggabean ini
pada masyarakat dan juga kalangan TNI AD di masa itu sangat banyak.Penulis
menyimpulkan beberapa dampaknya yaitu untuk kondisi masyarakat banyak

15

penduduk yang terbunuh karena ikut berjuang tanpa adanya pengetahuan perang
diakibatkan kurangnya tenaga pejuang pada saat itu.Yang kedua adalah
masyarakah akhirnya dapat merasakan kemerdekaan hingga saat ini terkhusus di
Tapanuli Tengah.Untuk kondisi TNI AD pada masa itu, strategi militer Maraden
Panggabean dalam perang mempertahankan Kemerdekaan ini juga memiliki
dampak yang signifikan.

16

DAFTAR PUSTAKA
Bangun, Payung, (1996). Kolonel Maludin Simbolon. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan.
Biro Sejarah Prima, (1976). Medan Area Mengisi Proklamasi.Medan :
Badan Musyawarah Pejuang Republik Medan Area.
BPS, (2013).Kabupaten Tapanuli Tengah dalam Angka 2013. Pandan
BPS, (2014).Kabupaten Tapanuli Tengah dalam Angka 2014.Pandan.
Djamhari, Saleh, (1995).IkhtisarSejarah Perjuangan ABRI (1945
sekarang). Jakarta: Markas Besar Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia Pusat Sejarah dan Tradisi ABRI.
DS,

Soegiri, (2003). Demokrasi dan


Indonesia.Jakarta : Hasta Mitra.

Spektrum

Kemerdekaan

Harahap, Syahrin, Ridwan, dkk, (2000).Pertahanan Dan Keamanan Dalam


Perspektif Islam.Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya.
Israr, Hikmat, Hery Syafa, dkk, (2011).M. Panggabean Jenderal dari Tano
Batak.Bandung : Dinas Sejarah Angkatan Darat.
Imran, Amrin, (1988). Ikhtisar Sejarah Perang Kemerdekaan Di Sumatera
(1945 1949).Jakarta : Markas Besar Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia Pusat Sejarah dan Tradisi ABRI.
Maarif, Syamsul, (2011). Militer dalam Parlemen 1960-2004.Jakarta :
Predana Media Group.
Marbun, C, (1977). Memori Sejarah Gerilla di Tapanuli dan Sumatera
Timur.Medan : Panitia Sejarah E TNI.
Markas Besar TNI AD, (2005). Sejarah Perjuangan dan Kepemimpinan
TNI Angkatan Darat.Jakarta : PT. Mulia Arinka Mandiri
Simatupang, DR. T.B, (1986). Harapan, Keprihatinan dan Tekad Angkatan
45 Merampungkan Tugas Sejarahnya.Jakarta : Inti Idayu Press.

17

Simatupang, Mayjend T.B, (1981). Pelopor dalam Perang Pelopor dalam


Damai.Jakarta : Sinar Harapan.
SH, Sudharmono, (1975). 30 Tahun Indonesia Merdeka 1945-1949. Jakarta:
PT. Citra Lamtoro Gung Persada.
Sjamsuddin, Helius, (2012). Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Ombak.
Soedewo, Eri, Dra. Misnah Shalihat, (2010). Kota-Kota Tua Sumatera
Utara.Medan : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara.
Supriyatno, Makmur, (2014). Tentang Ilmu Pertahanan. Jakarta : Yayasan
Pustaka Obor Indonesia.
Surbakti, AR, (1979). Perang Kemerdekaan. Medan : Yayasan Pro Patri
Medan.
TWH, Muhammad, (2006). Jenderal Spoor Tewas di Tapanuli Tengah
(Sumatera Utara).Medan : Yayasan Pelestarian Fakta Perjuangan
Kemerdekaan RI.

18

Anda mungkin juga menyukai

  • Rk3m Metha
    Rk3m Metha
    Dokumen3 halaman
    Rk3m Metha
    user personal
    Belum ada peringkat
  • Wqyeuqweboqfihs 5 TXT
    Wqyeuqweboqfihs 5 TXT
    Dokumen1 halaman
    Wqyeuqweboqfihs 5 TXT
    user personal
    Belum ada peringkat
  • Wqyeuqweboqfihs 4
    Wqyeuqweboqfihs 4
    Dokumen1 halaman
    Wqyeuqweboqfihs 4
    user personal
    Belum ada peringkat
  • Wqyeuqweboqfihs 6
    Wqyeuqweboqfihs 6
    Dokumen1 halaman
    Wqyeuqweboqfihs 6
    user personal
    Belum ada peringkat
  • Wqyeuqweboqfihs 1
    Wqyeuqweboqfihs 1
    Dokumen1 halaman
    Wqyeuqweboqfihs 1
    user personal
    Belum ada peringkat
  • DSAD
    DSAD
    Dokumen3 halaman
    DSAD
    user personal
    Belum ada peringkat
  • HKHKH
    HKHKH
    Dokumen9 halaman
    HKHKH
    user personal
    Belum ada peringkat
  • Wqyeuqweboqfihs 1
    Wqyeuqweboqfihs 1
    Dokumen1 halaman
    Wqyeuqweboqfihs 1
    user personal
    Belum ada peringkat
  • DSAD
    DSAD
    Dokumen3 halaman
    DSAD
    user personal
    Belum ada peringkat
  • Intro Lagu
    Intro Lagu
    Dokumen24 halaman
    Intro Lagu
    user personal
    Belum ada peringkat
  • DSAD
    DSAD
    Dokumen3 halaman
    DSAD
    user personal
    Belum ada peringkat
  • Mencintaimu Selamanya
    Mencintaimu Selamanya
    Dokumen24 halaman
    Mencintaimu Selamanya
    user personal
    Belum ada peringkat
  • Contoh Soal Perpajakan Koreksi
    Contoh Soal Perpajakan Koreksi
    Dokumen12 halaman
    Contoh Soal Perpajakan Koreksi
    user personal
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 1 Fix
    Lampiran 1 Fix
    Dokumen3 halaman
    Lampiran 1 Fix
    user personal
    Belum ada peringkat
  • Kisi-Kisi Soal T.P 2014-2015
    Kisi-Kisi Soal T.P 2014-2015
    Dokumen2 halaman
    Kisi-Kisi Soal T.P 2014-2015
    user personal
    Belum ada peringkat
  • RPP KLS 8
    RPP KLS 8
    Dokumen54 halaman
    RPP KLS 8
    user personal
    Belum ada peringkat
  • Prosem
    Prosem
    Dokumen3 halaman
    Prosem
    user personal
    Belum ada peringkat
  • Pro
    Pro
    Dokumen9 halaman
    Pro
    user personal
    Belum ada peringkat
  • Contoh Soal Perpajakan Koreksi
    Contoh Soal Perpajakan Koreksi
    Dokumen12 halaman
    Contoh Soal Perpajakan Koreksi
    user personal
    Belum ada peringkat
  • Gabungan Abstrak
    Gabungan Abstrak
    Dokumen8 halaman
    Gabungan Abstrak
    user personal
    Belum ada peringkat
  • IPS SMP
    IPS SMP
    Dokumen47 halaman
    IPS SMP
    Amal Qurany
    100% (1)
  • RPP KLS 8
    RPP KLS 8
    Dokumen57 halaman
    RPP KLS 8
    user personal
    Belum ada peringkat
  • Pengembangan Media Pembelajaran
    Pengembangan Media Pembelajaran
    Dokumen1 halaman
    Pengembangan Media Pembelajaran
    user personal
    Belum ada peringkat
  • Peta Lokasi
    Peta Lokasi
    Dokumen1 halaman
    Peta Lokasi
    user personal
    Belum ada peringkat
  • METODE BRAINSTORMING
    METODE BRAINSTORMING
    Dokumen2 halaman
    METODE BRAINSTORMING
    user personal
    Belum ada peringkat
  • Daftar Informan 1
    Daftar Informan 1
    Dokumen6 halaman
    Daftar Informan 1
    user personal
    Belum ada peringkat
  • Adat
    Adat
    Dokumen14 halaman
    Adat
    user personal
    Belum ada peringkat
  • Contoh Soal Perpajakan Koreksi
    Contoh Soal Perpajakan Koreksi
    Dokumen12 halaman
    Contoh Soal Perpajakan Koreksi
    user personal
    Belum ada peringkat
  • Vientien Lifting
    Vientien Lifting
    Dokumen4 halaman
    Vientien Lifting
    user personal
    Belum ada peringkat