Anda di halaman 1dari 12

Contoh Soal Perpajakan Koreksi Fiskal

11 Friday Apr 2014

Posted by MyNote in Data Catatan Study, Home, Perpajakan


Leave a comment
Tags
Perpajakan
Kali ini, saya ingin membahas soal yang menurut saya cukup kompleks dan rumit, bahkan saya
pun sulit mencari penjelasan di internet ini. Soal ini diberikan oleh dosen perpajakan
UNSWAGATI Cirebon pada saat kuis dan UAS hari ini (Jumat 10/01/2014). Kita diminta untuk
membuat KOREKSI FISKAL dari sebuah laporan laba rugi suatu perusahaan dagang. Untuk
lebih jelasnya, mari langsung saja lihat soal ini :

Berikut ini informasi yang berhubungan dengan laporan laba rugi


UD USAHA JAYA untuk
yang berakhir tanggal 31
desember 2009
UD USAHA JAYA
LAPORAN LABA RUGI
Untuk periode yang berakhir tgl. 31 Desember 2009
Penjualan
Retur Penjualan
Penjualan Neto
Harga Pokok Barang
yang Dijual:
Persediaan (awal)
Pembelian
Rp 875.000.000
Biaya Angkut
10.600.000
Pembelian
Pembelian Neto
Rp 885.600.000
Barang Siap Dijual
Persdiaan (akhir)
Laba Kotor
Biaya Usaha:
Biaya Iklan
Biaya Gaji
Biaya Perjalanan
Biaya Depresiasi
Kendaraan
Biaya Depresiasi
Peralatan
Biaya Depresiasi
Gedung
Biaya Listrik
Biaya Pajak Bumi dan
Bangunan
Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan
Bangunan
Pajak Penghasilan
Pasal 25
Biaya Asuransi
Gedung
Biaya Telepon
Biaya Perlengkapan
Biaya Alat Tulis
Kantor
Biaya Sewa
Biaya Sumbangan dan
Zakat
Biaya Kerugian

Rp 17.500.000
120.000.000
35.000.000

32.500.000
7.000.000
8.000.000

15.000.000
6.500.000
42.500.000
10.000.000
6.000.000
10.000.000
20.000.000

Rp

1.575.000.000

Berikut Adalah
Informasi-Informasi untuk Koreksi Fiskalnya
Informasi tambahan:
1. Penjualan termasuk penjualan kepada cabang di kota lain, seharga Rp425.000.000 yang
jika dijual kepada pelanggan seharga Rp500.000.000
2. Perusahaan mengantisipasi retur penjualan dengan metode cadangan sebesar 8% dari
penjualan; retur penjualan yang terjadi selama tahun 2009 sebesar Rp72.500.000
3. Perusahaan menerapkan metode harga yang terendah antara harga pokok dan harga pasar
(LOCOM).
Harga
Pokok
Harga Pasar
Persediaan (awal)

Rp200.000.000 Rp212.500.000

Persediaan (akhir)

Rp300.000.000 Rp275.000.000

4. Biaya Gaji termasuk Rp16.000.000 untuk pembelian beras yang dibagikan kepada karyawan
5. Biaya Perjalanan, termasuk Rp5.000.000 untuk pembelian tiket isteri pimpinan yang
menyertai perjalanan dinas
6. Kendaraan yang dimiliki perusahaan berupa:
truk dengan harga perolehan Rp200.000.000, menurut akuntansi umur ekonomis 10 tahun, nilai
residu Rp10.000.000
Metoda penyusutan baik untuk fiskal maupun akuntansi saldo menurun ganda,
fiskal, kendaraan truk, masuk kelompok 2.

menurut

7. Peralatan terdiri atas Peralatan Kantor, dengan harga perolehan Rp180.000.000, umur
ekonomis 5 tahun, nilai residu Rp5.000.000; dan peralatan telekomunikasi berupa handphone
yang digunakan untuk kegiatan operasional,
10 buah harga perolehan masing-masing
Rp3.000.000, nilai residu masing-masing Rp300.000, umur ekonomis 4 tahun.
Penyusutan menggunakan metode saldo menurun ganda baik untuk kepentingan akuntansi
maupun fiskal. Menurut fiskal handphone kelompok 1 dan peralatan kantor masuk kelompok 2.
8. Harga perolehan gedung Rp1.000.000.000, umur ekonomis 25 tahun, nilai residu
Rp50.000.000. Menurut akuntansi gedung disusut dengan metode garis lurus, menurut fiskal
merupakan gedung permanen.
9. Biaya Telepon, termasuk pembelian pulsa telepon seluler untuk pimpinan dan bagian
pemasaran, selama tahun 2009 sebesar Rp24.000.000

10. Biaya Sewa dibayar awal tahun 2009 untuk sewa kantor perwakilan luar kota tahun 2009 dan
2010 (dua tahun)
11. Biaya Sumbangan dan Zakat, Rp10.000.000 diserahkan kepada Badan Amil Zakat (yang
didirikan oleh pemerintah), bukti lengkap, yang Rp6.000.000 sumbangan untuk hari besar
nasional dan Rp4.000.000 untuk yayasan yatim piatu di sekitar perusahaan
12. Biaya Kerugian Piutang, untuk keperluan akuntansi, perusahaan menerapkan metode
cadangan sebesar 1% dari penjualan neto, sedang pada periode tersebut piutang yang nyata-nyata
tidak dapat ditagih sebesar Rp15.000.000
13. Pendapatan Lain-Lain, termasuk Rp20.000.000 bunga deposito dan Rp5.000.000 pendapatan
sewa gedung yang digunakan untuk suatu acara dan pajak telah dipotong sesuai peraturan
perpajakan
14. Perusahaan mulai beroperasi awal tahun 2007, semua aktiva tetap digunakan sejak
perusahaan beroperasi
Diminta !!
1. Susunlah Laporan Koreksi Fiskal UD Jaya 2012 !
2. Buatlah Tabel Depresiasi Yang Dibutuhkan !
3. Hitunglah PPh Terhutangnya !
Pembahasan :
Untuk menjawab menjawab soal diatas berikut langkah nya
1. Buat terlebih dahulu Tabel Koreksi Fiskalnya
2. Masukan setiap akun dan nilainya yang diketahui pada Laporan Laba Rugi di soal pada kolom
Akun dan Akuntansi yang ada di tabel Koreksi Fiskal
3. Kerjakan satu informasi tambahan yang ada! (Lebih baik untuk berurutan). Ingat ! Koreksi
Fiskal Positif = Menambah Laba, Koreksi Fiskal Negatif = Mengurangi Laba
4. Ketika masuk pada Biaya Depresiasi, buatlah tabel depresiasinya dan untuk efisiensi waktu
hitung depresiasi hanya yang dibutuhkan saja. Lihat pada tahun berapa usaha dimulai, dan aktiva
tersebut mulai digunakan. Dalam soal ini lihatlah pada informasi tambahan nomor 14. Sehingga
kita hanya perlu membuat tabel depresiasi dari tahun 2007 hingga 2009 saja.
Ini adalah Koreksi Fiskal yang telah Jadi :

KOREKSI FISKAL
Untuk periode yang berakhir tgl. 31 Desember 2009

Koreksi Fiskal
Akun

Akuntansi
Positif
(1)
75.000.000

Penjualan

1.575.000.000
(2)
126.000.000
Retur Penjualan

Penjualan Neto
Harga Pokok Barang yang
Dijual:

1.449.000.000

(3)
200.000.000
Persediaan (awal)
Pembelian

875.000.000
10.600.000

Biaya Angkut Pembelian


Pembelian Neto

885.600.000

Barang Siap Dijual

1.085.600.000
(3)
275.000.000

Persdiaan (akhir)
810.600.000
Laba Kotor

(2)
(53.500.000)

Neg

638.400.000
Biaya Usaha:
17.500.000
Biaya Iklan
(4)
(16.000.000)
Biaya Gaji

120.000.000
(5)
(5.000.000)

35.000.000
Biaya Perjalanan
25.600.000

2.52

Biaya Depresiasi Kendaraan


29.670.000

(7)
(1.486.406)

Biaya Depresiasi Peralatan


38.000.000

(8)
12.000

Biaya Depresiasi Gedung


32.500.000
Biaya Listrik
7.000.000
Biaya Pajak Bumi dan Bangunan
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan

8.000.000

15.000.000

(*)
(15.000.000)

Pajak Penghasilan Pasal 25


6.500.000
Biaya Asuransi Gedung

42.500.000

(9)
(18.500.000)

Biaya Telepon
10.000.000
Biaya Perlengkapan
6.000.000
Biaya Alat Tulis Kantor

(10)
(5.000.000)

10.000.000
Biaya Sewa
20.000.000

(11)
(10.000.000)

Biaya Sumbangan dan Zakat


(**)
14.490.000

51

Biaya Kerugian Piutang

Laba Usaha

437.760.000
(^)
200.640.000
65.000.000

Pendapatan Lain-Lain
Laba Bersih
Laba Bersih / PKP

(#)
265.640.000

(1) Pada Informasi Tambahan Penjualan termasuk penjualan kepada cabang di kota lain,
seharga Rp425.000.000 yang jika dijual kepada pelanggan seharga Rp500.000.000 Jika kita
cermati seksama nominal penjualan pada kolom Akuntansi sebesar Rp 1. 575.000.000
disebutkan sudah termasuk penjualan kepada cabang Rp 425.000.000. Menurut Fiskalnya
Penjualan dalam Usaha Dagang adalah penjualan kepada pelanggan bukan kepada cabang.
Sehingga nilainya bukan 425.000.000 tetapi 500.000.000. Karena ini 425.000.000 sudah masuk
di akun penjualan maka kekurangan yang perlu dikoreksi untuk fiskal adalah 75.000.000
(500.000.000-425.000.000). Rp. 75.000.000 ini akan menambah penjualan pada kolom fiskal,
Penjualan Naik maka Laba akan naik untuk itu dimasukan kedalam Koreksi Fiskal Positif.

(13)
(25.000

(2) Pada Informasi tambahan Perusahaan mengantisipasi retur penjualan dengan metode
cadangan sebesar 8% dari penjualan; retur penjualan yang terjadi selama tahun 2009 sebesar
Rp72.500.000 Perusahaan membuat cadangan untuk mengantisipasi retur penjualan sebesar 8%
dari penjualan, maka 8% x Rp 1.575.000.000 = Rp 126.000.000. Sedangkan pada faktanya retur
yang terjadi hanya sebesar Rp 72.500.000. Nilai 72.500.000 ini lah merupakan jumlah retur
penjualan yang akan dicatat pada kolom fiskal. Terdapat selisih sebesar Rp 53.500.000
(126.000.000 72.500.000), yang mana mengurangi jumlah nominal retur penjualan. Retur
penjualan yang turun, maka akan memperbesar penjualan, Penjualan meningkat maka Laba akan
meningkat, untuk itulah dimasukan pada kolom koreksi fiskal positif.
*Penjualan Neto hasil dari Penjualan dikurangi dengan Retur Penjualan*
(3) Perusahaan menerapkan metode harga yang terendah antara harga pokok dan harga pasar
(LOCOM).
Harga
Pokok
Harga Pasar
Persediaan (awal)

Rp200.000.000 Rp212.500.000

Persediaan (akhir)

Rp300.000.000 Rp275.000.000

Jelas sekali pada informasi diatas bahwa persediaan awal dan akhir ditetapkan dengan harga
terendah antara harga pasar dan harga pokoknya. Sehingga Persediaan awal ditetapkan sebesar
Rp 200.000.000 sedangkan persediaan akhir ditetapkan sebesar Rp 275.000.000.
*Ada satu variasi lagi dalam informasi tentang persediaan selain yang ada disoal diatas, yaitu
seperti dibawah ini
Tanggal

Transaksi

Biaya/unit

Harga jual/unit

1 Januari

Saldo 5 potong

3 Januari

Pembelian 12 potong

5 Januari

Penjualan 10 potong

6 Januari

Pembelian 10 potong

10 Januari

Penjualan 8 potong

Rp. 45.000

14 Januari

Penjualan 5 potong

Rp. 45.000

20 Januari

Pembelian 10 potong

25 Januari

Penjualan 8 potong

Rp. 35.000
Rp. 36.000
Rp. 45.000
Rp. 37.000

Rp. 37.500
Rp. 47.000

Hitung persediaan akhir menggunakan metode FIFO (Bisa diganti LIFO dan Average). Dari sini
kita bisa mengetahui tentang nilai Persediaan Awal (lihat dari Saldo (unitxbiaya)) Pembelian
(Totalkan semua pembelian yang terjadi) Sedangkan Persediaan Akhir kita harus mehitungnya
dengan membuat tabel persediaan seperti ini
PD. Anugerah
(Konveksi)
Kartu Persediaan Barang Dagangan : Pakaian
FIFO
Tanggal Pembelian
Unit

harga
pokok

total

Penjualan
harga
unit
jual

Saldo
total

harga pokok

total

35.000

175.000

35.000

175.000

12

36.000

432.000

17

71.000

607.000

36.000

252.000

36.000

252.000

10

37.000

370.000

17

73.000

622.000

37.000

333.000

37.000

148.000

01-Jan

unit

03-Jan

12

36.000

432.000

05-Jan

06-Jan

10-Jan

10

37.000

35.000,
175.0007
0

36.000,
180.000
0

10

71.000,
355.000
0

370.000

36.000,
252.0009
0

37.000,
37.000
0

73.000,
289.000
0

37.000, 185.0004

14-Jan

0
20-Jan

10

25-Jan

37.500

375.000

37.000

148.000

10

37.500

375.000

14

74.500

523.000

37.500

225.000

37.000,
148.0006
0

37.500,
150.000
0

74.500,
298.000
0

Oke balik lagi ke soal!


*Penjualan Neto didapat dari (Pembelian + Biaya Angkut Pembelian)
*BTUD / Barang Tersedia Untuk Dijual didapat dari (Persediaan awal + Pembelian Neto)
*HPP didapat dari (BTUD Persediaan Akhir)
*Laba Kotor didapat dari (Penjualan Neto HPP)
(4) Biaya Gaji termasuk Rp16.000.000 untuk pembelian beras yang dibagikan kepada karyawan.
Pembelian beras ini menurut Fiskal tidak boleh dimasukkan dalam biaya gaji, dalam soal ini
berarti biaya gaji harus di kurangkan Sebanyak Rp 16.000.000. Hal ini berpengaruh terhadap
biaya gaji yang menurun sehingga laba akan meningkat, Laba meningkat merupakan koreksi
fiskal positif untuk itu di taruh pada kolom fiskal positif sebesar (Rp 16.000.000)
(5) Biaya Perjalanan, termasuk Rp5.000.000 untuk pembelian tiket isteri pimpinan yang
menyertai perjalanan dinas. Biaya pembelian tiket istri, menurut fiskal tidak termasuk dalam
kegiatan perusahaan sehingga hatus dikurangkan dari Biaya Perjalanan. Sehingga biaya
perjalanan dikurangkan sebesar (Rp 5.000.000), karna biaya menurun maka laba akan
meningkat, hal ini berarti koreksi fiskal positif maka di taruh pada kolom koreksi fiskal positif.
(6) . Kendaraan yang dimiliki perusahaan berupa:
truk dengan harga perolehan Rp200.000.000, menurut akuntansi umur ekonomis 10 tahun, nilai
residu Rp10.000.000
Metoda penyusutan baik untuk fiskal maupun akuntansi saldo menurun ganda, menurut fiskal,
kendaraan truk, masuk kelompok 2.
(7) Peralatan terdiri atas Peralatan Kantor, dengan harga perolehan Rp180.000.000, umur
ekonomis 5 tahun, nilai residu Rp5.000.000; dan peralatan telekomunikasi berupa handphone

yang digunakan untuk kegiatan operasional, 10 buah harga perolehan masing-masing


Rp3.000.000, nilai residu masing-masing Rp300.000, umur ekonomis 4 tahun. Penyusutan
menggunakan metode saldo menurun ganda baik untuk kepentingan akuntansi maupun fiskal.
Menurut fiskal handphone kelompok 1 dan peralatan kantor masuk kelompok 2.
(8) Harga perolehan gedung Rp1.000.000.000, umur ekonomis 25 tahun, nilai residu
Rp50.000.000. Menurut akuntansi gedung disusut dengan metode garis lurus, menurut fiskal
merupakan gedung permanen.
6-7-8 Perhitungan Depresiasinya sebagai berikut > Kunci KF <
(*) Pajak penghasilan Pasal 25 pada fiskal harus di nol kan , beban pajak penghasilan menjadi
nol, sehingga laba meningkat. Laba meningkat berarti koreksi fiskal positif.
(9) Biaya Telepon, termasuk pembelian pulsa telepon seluler untuk pimpinan dan bagian
pemasaran, selama tahun 2009 sebesar Rp24.000.000. Ternyata biaya telepon setelah dinilai pada
fiskal sebesar Rp 24.000.000 sehingga biaya telepon pada akuntansi harus dikurangkan sebesar
(Rp 18.500.000) . Biaya telepon yang turun, mengakibatkan laba meningkat, sehingga termasuk
koreksi fiskal positif.
(10) Biaya Sewa dibayar awal tahun 2009 untuk sewa kantor perwakilan luar kota tahun 2009
dan 2010 (dua tahun). Biaya sewa pada akuntansi ternyata adalah biaya sewa untuk tahun 2009
dan 2010, sedangkan kita akan membuat koreksi fiskal untuk tahun 2009 saja. Sehingga total
biaya sewa pada akuntansi (Rp10.000.000) harus di bagi 2tahun, berarti masing-masing tahun
sebesar Rp 5.000.000. Biaya sewa untuk koreksi fiskal tahun 2009 harus dikurangkan (Rp
5.000.000). Biaya berkurang mengakibatkan laba bertambah, sehingga hal ini termasuk koreksi
fiskal positif.
(11) Biaya Sumbangan dan Zakat, Rp10.000.000 diserahkan kepada Badan Amil Zakat (yang
didirikan oleh pemerintah), bukti lengkap, yang Rp6.000.000 sumbangan untuk hari besar
nasional dan Rp4.000.000 untuk yayasan yatim piatu di sekitar perusahaan. Pada fiskal ternyata
biaya sumbangan zakat hanya diakui Rp 10.000.000 sehingga biaya sumbangan pada akuntansi
harus dikurangkan sebesar (Rp 10.000.000) dari saldo awal Rp 20.000.000. Biaya berkurang
mengakibatkan laba meningkat, sehingga hal ini termasuk kedalam koreksi fiskal positif.
(**) berdasarkan soal nomor 12 biaya kerugian piutang pada akuntansi dinilai sebesar 1% dari
penjualan neto. Sehingga 1% x Rp 1.449.000.000 = Rp 14.490.000
(12) Biaya Kerugian Piutang, untuk keperluan akuntansi, perusahaan menerapkan metode
cadangan sebesar 1% dari penjualan neto, sedang pada periode tersebut piutang yang nyata-nyata
tidak dapat ditagih sebesar Rp15.000.000 . Pada kenyataan ternyata piutang yang tak tertagih
seharusnya Rp 15.000.000 sehingga harus ditambahkan dari saldo biaya kerugian piutang pada
akuntansi sebesar Rp 510.000 dari nilai awal Rp 14.490.000 . Biaya bertambah mengakibatkan
laba menurun, sehingga hal ini termasuk kedalam koreksi fiskal negatif.
(^) dan (^^), Laba Usaha = Laba Kotor Biaya Usaha

(13) Pendapatan Lain-Lain, termasuk Rp20.000.000 bunga deposito dan Rp5.000.000


pendapatan sewa gedung yang digunakan untuk suatu acara dan pajak telah dipotong sesuai
peraturan perpajakan. Menurut fiskal bunga deposito dan pendapatan sewa gedung yang
digunakan untuk suatu acara tidak termasuk kedalam pendapatan lain-lain, sehingga harus
dikurangkan. Pendapatan lain-lain berkurang mengakibatkan laba berkurang, sehingga termasuk
kedalam koreksi fiskal negatif.
(#) Laba bersih = Laba Usaha + Pendapatan Lain-lain
(14) perhitungan fasilitas PPh terutang sesuai SE-66/PJ/2010
Peredaran bruto (PB) = penjualan bruto = 1.575.000.000, maka PB 4,8M (Jawaban soal ini)
PPh terutang 59,512,740
Jika PB pada soal ini = 10M, maka 4,8M < PB 50M
PKP memperoleh fasilitas 204,043,680
PKP tanpa fasilitas 221,047,726
PPh terutang 90,459,479
Jika PB pada soal ini = 60M, maka PB > 50M
PPh terutang 119,025,480
CATATAN :
Karna kurang jelas tabelnya yang panjang bisa di lihat download disini > Perpajakan 2Pertemuan ke-15 dan Kunci KF

Anda mungkin juga menyukai