Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

NY R DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN TERMOREGULASI PADA


GANGGUAN SISTEM IMUN ETCAUSE FEBRIS TYPHOID
RUANG ADENIUM RSUD PROF DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO

DISUSUN OLEH :
DWI RAHAYU SETYANINGTYAS, S. Kep., NS

RSUD PROF DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO


2021
FEBRIS THYPOID
A. DEFINISI
1. Termoregulasi
Mekanisme fisiologis dan perilaku mengatur keseimbangan antara
panas yang hlang dan dihasilkan atau lebih sering disebut sebagai
termoregulasi. Mekanisme tubuh harus mempertahankan hubungan antara
produksi panas dan kehilangan panas agar suhu tubuh tetap konstan dan
normal. Hubungan ini diatur oleh mekanisme neurologis dan
kardiovaskuler (Poter dan perry,2010).
Termoregulasi merupakan suatu pengaturan fisiologi tubuh manusia
mengenai keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga
suhu tubuh dapat diperhatikan secara konstan (Aziz,2012).
Ketidakefektifan termoregulasi merupakan fluktuasi suhu diantara
hipotermia dan hipertrmia (Nanda,2018).
2. Sistem Imun
Sistem imun merupakan system yang berfungsi untuk mencegah
terjadinya kerusakan tubuh dan timbulnya penyakit. Sistem imun yang
berfungsi baik dan mutlak diperlukan untuk kelangsungan hidup manusia
(Barathawidjaja,2009). Tubuh manusian mengembangkan mekanisme yang
kompleks untuk menghadapi pathogen yang memiliki kemampuan untuk
msuk kedalam tubuh dan mengganggu keseimbangan tubuh (Subowo,
1993).
Sistem imunitas tubuh yang optimal diperlukan untuk melindungi
diri dari invasi mikroorganisme pathogen. Mikroorganisme yang
berpotensi untuk menginvasi tubuh terdapat dilingkungan kehidupan
manusia seperti protozoa, jamur, virus dan bakteri. Sistem imunitas tubuh
sangat berperan dan memiliki tanggungjawab dalam melindungi tubuh
serta mempertahankan diri terhadap invasi mikroorganisme pathogen
tersebut melalui mekanisme nonspesifik dan spesifik (Subowo 1993).
Sistem imun dapat merespon antigen melalui imunitas sel perantara dan
imunitas sel humoral (Baratawidjaja 2009).
3. Febris Typhoid
Typhoid adalah penyakit infeksi mengenai saluran saluran
pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan
pada pencernaan dan gangguan kesadaran (Ngastiyah 1997). Febris typhoid
merupakan salah satu penyakit infeksi akut usus halus yang menyerang
saluran pencernan disebabkan kuman salmonella typhi dari
terkontaminasinya air atau makanan yang biasa menyebabkan enteritis akut
disertai gangguan kesadaraan (Suriadi dan Yuliani,R 2006). Demam
typhoid yang ditandai dengan malaise (Corwin,2007).
World Health Organization (WHO) memperkirakan terdapat sekitar
17 juta kasus demam typhoid. Asia menempati urutan tertinggi pada kasus
typhoid ini, dan terdapat 13 juta kasus tiap tahunnya. Di Indonesia
diperkirakan antara 800-100.000 orang yang terkena penyakit typhoid
sepanjang tahun. Kasus typhoid sebesar 91% berusia 3-19 tahun dengan
angka kematian 20.000 pertahunnya. Demam typhoid merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang penting karena penyebarannya berkaitan erat
dengan urbanisasi, kepadatan penduduk, kesehatan lingkungan, sumber air
dan sanitasi yang buruk serta standar kebersihan industry pengolahan
makanan yang masih rendah. Penularan penyakit hamper selalu melalui
makanan dan minuman ya ng terkontaminasi (Subowo 1993).

B. ANATOMI FISIOLOGI
a. Organ Utama (Organ Limfatik Primer)
1. Sumsum Tulang
Sumsum tulang merupakan jaringan limfatik karena
memproduksi limfosit muda yang akan diproses pad timus atau
tempat tempat lainnya untuk menjadi limfosit T atau limfosit B.
Sumsum tulang berada dibagian dalam rongga interior tulang yang
merupakan tempat produksi sebagian sel darah baru. Ada dua jenis
sumsum, yaitu sumsum merah yang memproduksi sel darah mersh,
trombosit dan sebagian besar sel darah putih dan sumsum kuning
yang menghasilkan sedikit jenis sel darah putih.
Semua sel sel system kekebalan tubuh manusia terbentuk
pada sumsum tulang, ditemukan dalam tulang dengan proses yang
disebut hematopoiesis. Dari proses hematopoiesis, satu sel
berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel, termasuk sel-sel myeloid
dalam fagosit dan granulosit, dan sel-sel limfoid menjadin sel B, sel
T, dan sel-sel pembunuh alami. Begitu mereka telah sepenuhnya
dibedakan, limfosit keluar dari sumsum darah dan melakukan
perjalanan ke organ kekebalan tubuh lainnya. Sumsum tulang
bertanggungjawab untuk produksi sel system kekebalan tubuh yang
penting seperti sel B,granulosit, sel sel pembunuh alami dan timosit
dewasa. Hal ini juga menghasilkan sel sel darah merah dan platelet.
2. Kelenjar Timus
Kelenjar timus merupakan suatu jaringan limfatik yang
terletak disepanjang trakea dirongga dada bagian atas dan paling
efektif memproduksi sejumlah limfosit selama masa kanak-kanak.
Fungsi utama dari kelenjar timus adalah memproses limfosit muda
menjai T limfosit (menghasilkan sel T matang). Sel sel yang belum
matang diproduksi di sumsum tulang, bermigrasi dan datang ke
timus, dimana prses pematangan berlangsung. Proses pematangan ini
adalah salah satu hal yang luar biasa, karena memungkinkanlah yang
akan dirilis ke dalam aliran darah. Sedangkan sel T yang
membangkitkan respon autoimun yang merugikan medapatkan
dieliminasi. Proses ini juga dikenal sebagai seleksi tymus. Setelah
proses selesai, sel T dewasa sepenuhnya dan mulai beredar dalam
aliran darah.
3. Limpa
Limpa dalah organ system kekebalan tubuh yang terdiri dari
sel T,sel B, sel-sel pembunuh alami, makrofag sel dendritic dn sel
darah merah. Limpa terdiri dari 2 bagian, yaitu pulp merah dan pulp
putih. Limfosit yang baru dibuat di pulp putih, mula mula
dipindahkan ke pulp merah. Lalu mengikuti aliran darah. Tugas
limpa, seperti berkontribusi pada produksi sel, fagositosis,
perlindungan sel darah merah dan pembangunan kekebalan.
Limpa bertindak sebagai filter immunologi darah dan
menjebak benda asing, yaitu antigen dari aliran darah yang melewati
limpa. Ketika makrofag dan sel dendritic membawa antigen ke limpa
melalui aliran darah, sel sel B dalam limpa bia dialtifkan dan
menghasilkan antibody dalam tingkat yang besar. Dengan demikian,
limpa juga dapat dikenal sebagai pusat konferensi imunologi. Selain
itu, limpa juga membentuk lokasi kehancuran sel darah merah yang
lama.
Dalam kedua kasus, limfosit akan mati jika mereka mengenali
antigen diri yang membantu untuk menghilangkan kemungkinan
bahwa system akan menghasilkan sel yang reaktif pada diri sendiri
(ketika system ini gagal, hasilnya, mungkin penyakit autoimun.
a. Sewaktu masa janin limpa membentuk sel darah merah dan
mungkin pada orang dewasa juga masih mengerjakannya bila
sumsum tulang rusak.
b. Sel darah merah yang sudah rusak dipisahkan dari sirkulasi.
c. Limpa juga menghasilkan limfosit
d. Diperkirakan juga limpa bertugas menghancurkan sel darah putih
dan trombosit.

4. Kelenjar Getah Bening


Kelenjar getah bening adalah benjolan kecil jaringan yang
putus-putus, sepanjang system limfatik. Kelenjar adalah pusat
kegiatan dimana limfosit terus beredar dari jaringan ke kelenjar getah
bening dan kembali lagi, melalui aliran darah dan pembuluh limfatik.
Sama seperti cara limpa menyaring darah, kelenjar getah bening ini
menyaring cairan intestinal yang hadir antara sel-sel tubuh manusia.
Kelenjar getah bening yang terletak di seluruh system limfatik tubuh
dan tidak lain hanyalah agresi jaringan.

Kelenjar getah bening yang terdiri dari sebagian besar sel-B


sel-T, makrofag dan sel dendritic. Mereka bertindak sebagai filter
imunologi dan menguras getah bening dari sebagian besar jaringan
tubuh dan menyaring antigen hadir didalamnya, sebelum
mengizinkan getah bening untuk kembali ke sirkulasi. Jika limfosit
mengenali antigen, mereka menjadi aktif. Mereka berhenti beredar
diseluruh tubuh dan sebaliknya, tinggal di kelenjar getah bening dan
mulai memperbanyak, sehingga melepaskan respon imun. Hal ini
adalah mengapa kelenjar getah bening menjadi bengkak dan lembut
sebagai akibat dari infeksi.

b. Organ lain dari system imun


1. Adenoid

Adenoid terletak dibelakang rongga hidung, dimana bagian


dari rongga hidung memenuhi faring, adenoid muncul sebagai satu
rumpun dari Jringan spons yang membentuk garis pertahanan
pertama dalam tubuh. Fungsi adenoid adalah untuk menghentikan
bakteri dan organisme penyebab infeksi lainnya dari menginfeksi
organ tubuh lainnya. Ini terdiri dari jaringan limfoid terutama yang
bertindak sebagai filter dalam tubuh, dengan menjebak bakteri dan
virus. Antibodi yang hadir didalam adenoid membantu melawan
infeksi. Pada anak-anak organ ini sangat bermanfaat, namun itu
menyusut pada saat anak memasuki remaja dan tidak ada pada orang
dewasa.
2. Amandel atau tonsil

Merupakan jaringan limfatik yang terdiri dari kumpulan-


kumpulan limfosit. Ada dua massa jaringan kelnjar lembut di kedua
sisi bagian belakang mulut. Mereka terlihat pada cermin. Tonsil
bukan merupakan kelenjar karena tidak memiliki pembuluh limfa
afferent. Oleh sebab itu tonsil tidak menyaring cairan limfa. Seiring
dengan adenoid, amandel juga membentuk garis pertahanan pertama
terhadap infeksi. Tonsil terletak pada :

- Dinding dalam nasopharynx (tonsila pharingea)

- Fosa tonsilaris disamping belakang lidah (tonsil palatina)

- Dibawah lidah (tonsila liqualis)

Fungsi utama amandel adalah untuk menjebak bakteri dan


virus dari udara yang dihirup. Limfosit dan antibody hadir
didalamnya membantu membunuh bakteri, sehinga memainkan peran
penting dalam melindungi tubuh. Fungsi lainnya adalah untuk
memproduksi limfatik dan antibody yang kemudian akan masuk
kedalam cairan limfa.

C. ETOLOGI
1. Etiologi Termoregulasi

Menurut NANDA (2013) etiologi pada gangguan termoregulasi yaitu :

1. Agen farmaseutikal (seperti pada keadaan kadar gula darah rendah


atau hipoglikemia).
2. Aktivitas yang berlebihan
3. Berat badan ekstrem (berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) kurus
<18,5 dan obesitas =>40)
4. Dehidrasi
5. Pakaian yang tidak sesuai untuk suhu lingkungan
6. Peningkatan kebutuhan oksigen
7. Perubahan laju metabolism
8. Sepsis
9. Suhu lingkungan ekstrem
10. Usia ekstrem (bayi premature dan lansia)
11. Kerusakan hipotalamus
12. Trauma.
2. Etiologi system imun

Sistem imun mempunyai hubungan rapat dengan cara hidup. Berikut


adalah factor-faktor yang merendahkan system keimunan.

1. Cara hidup yang tidak sehat


2. Kekurangan zat makanan
3. Pencemaran udara atau alam sekitar
4. Keletihan
5. Tekanan dan kerisauan
6. Kurang bersenaman
7. Penggunaan antibiotic yang berlebihan

Apabila system imun menurun, maka lebih mudah terjangkit


penyakit. Orang yang mempunyai system imun yang rendah mudah
berasa letih, tidak bersemangat, senantiasa selesema, jangkitan usus
(makanan yang tidak sesuai akan menyebabkan muntah dan mual ), luka
sukar untu, sembuh, energy dan sebagainya. Selain itu, system imun yang
tidak teratur juga bisa menyebabkan kecederaan pada sel.

3. Etiologi Febris typhoid

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella


typhosa/Eberthella typhosa/Salmonella typhi yang merupakan kuman
gram negative, bergerak dengan rambut getar dan tidak menghasilkan
spora (Lestari,2011). Kuman ini dapat tumbuh pada semua media dan
pada media yang selektif, bakteri ini memfermentasi glukosa dan manosa,
tetapi tidak dapat memfermentasi laktosa. Waktu inkubasi berkisar tiga
hari sampai satu bulan (Putra,2012).

Sumber penularan utama demam tipoid adalah penderita itu sendiri


dan karier yang dapat mengeluarkan berjuta-juta kuman S typhi dalam
tinja dan tinja inilah yang menjadi sumber penularan (Rasmilah,2012).
Bakteri ini dapat hidup baik sekali pada suhu tubuh manusia maupun
yang sedikit lebih rendh, serta mati pada suhu 700C ataupun oleh
antiseptic (Rampengan,2008).

Bakteri ini dapat hidup sampai beberapa minggu di alam bebas


seperti didalam air,es,sampah da debu. Bakteri ini dapat mati dengan
pemanasan (suhu 600C) selama15-20 menit,pasteurisasi,pendidihan dan
khlorinisasi (Harahap,2011).

S typhi mempunyai beberapa komponen antigen yaitu :

1. Antigen O (Antigen somatic), yaitu terletak pada lapisan luar dari


tubuh kuman. Bagian ini mempunyai struktur kimia lipopolisakarida
atau disebut juga dengan endotoksin. Antigen ini tahan terhadap panas
dan alcohol tetapi tidak tahan terhadap formaldehid.
2. Antigen H (Antigen flagella) yang terletak pada flagella, fimbriae atau
pili dari kuman. Antigen ini mempunyai struktur kimia suatu protein
dan tahan terhadap formaldehid tetapi tidak tahan terhadap panas
alcohol.
3. Antigen Vi yang terletak pada kapsul (envelope) dari kuman yang
dapat melindungi kuman terhadap fagositosis (Harahap,2011). Selan
itu, S typhi juga dapat menghambat proses aglutinasi antigen o oleh
anti o serum. Antigen Vi berhubungan dengan daya infasif bakteri dan
efektivitas vaksin. Ketiga macam antigen tersebut didalam tubuh
penderita akan menimbulkan pula pembentukan 3 macam antibody
yang lazim disebut agglutinin (Harahap,2011).
4. Outer membrane protein (OMP) merupakan bagian dari dinding sel
terluar yang terletak diluar membrane sitoplasma dan lapisan
peptidoglikan yang membatasi sel dengan lingkungan sekitarnya. OMP
berfungsi sebagai barrier fisik yag mengendalikan masuknya cairan
kedalam membrane sitoplasma, selan itu juga berfungsi sebagai
reseptor untuk bakteriosin yang sebagian besar terdiri dari protein
purin, berperan pada pathogenesis demam tipoid dan merupakan
antigen yang penting dalam mekanisme respon imun penjamu.
Sedangkan protein non purin hingga fungsinya belum diketahui pasti
(Putra,2012).

D. PATOFISIOLOGI
1. Patofisiologi Termoregulasi

Dengan peningkatan suhu tubuh terjadi peningkatan kecepatan


metabolism basal. Jika hal ini disertai dengan penurunan masukan makanan
akibat anoreksia, maka simpanan karbohidrat, protein serta lemak menurun
dan metabolism tenaga otot dan lema dalam tubuh cenderung dipecah dan
terdapat oksidasi tid ak lengkap dari lemak, dan ini mengarah pada fetosis
(Sacharin,1996).

Dengan terjadinya peningkatan suhu, tenaga konsentrasi normal dan


pikiran logis hilang.Jika tetap dipelihara amak akan berada dalam keadaa
bingung. Pembicaraan jadi inkoheren dan akhirnya ditambah dengan
timbulnya stupor dan koma (Sacharin,1996).

Pada pasien febris atau demam pemeriksaan laboratorium perlu


dilakukan, yaitu pemeriksaan darah lengkap misalnua: HB,HT dan
leukositnya akan mengalami peningkatan. LED akan meningkat pada
pasien observasi febris yang tidak diketahui penyebabnya (pemeriksaan
sputum diperlukan untuk pasien yang menderita demam dan disertai batuk-
batuk) (isselbacher,1999).

2. Patofisiologi Sistem Imun

Respon imun nonspesifik pada umumnya merupakan imunitas bawaan


(innate immunity), artinya bahwa respon terhadap zat asing yang masuk
kedalam tubuh dapat terjadi walaupun tubuh belum pernah terpapar pada
zat tersebut. Respon imun nonspesifik dapat mendeteksi adanya zat asing
dan melindungi tubuh dari keruskan yang diakibatkannya, tetapi tida
mampu mengenali dan mengingat zat asing tersebut. Komponen-komponen
utama respon imun nonspesifik adalah pertahanan nonfisik, kimiawi,
humoral dan selular. Pertahanan ini meliputi epitel dan zat-zat antimikroba
yang dihasilkan dipermukaannya, berbagai jenis protein dalam darah
termasuk komplemen-komplemen system komplemen, mediator inflamasi
lainnya dan berbagai sitokin, sel-sel fagosit yaitu sel-sel
polimorfonuklear,makrofag dan sel natural killer (NK) (Kresno,2010).

3. Patofisiologi Febris Typhoid

Penularan Salmonella Typhi dapat ditularkan melalui berbagai cara,


yang dikenal dengan 5F yaitu food (makanan), fingers (jari tangan/kuku),
fomitus (muntah), fly (lalat), dan melalui feses. Makanan yang tercemar
bakteri salmonella typhi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut.
Kemudiam bakteri masuk kedalam lamung, sebagian bakteri akan
dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
bagian distal dan mencapai jaringan limfoid. Dalam jaringan limfoid
bakteri berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel
retikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan
kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman
selanjutnya masuk ke limpa, usus halus dan kandung empedu
(Ngastiyah,2005).

Pada akhir inkubasi (5-9 hari), bakteri kembali masuk dalam darah
(bakteremi sekunder) dan menyebar ke seluruh tubuh terutama kedalam
kelenjar limfoid usus halus,menimbulkan tukak berbentuk lonjong diatas
plak peyer. Tukak tersebut dapat mengakibatkan perdarahan dan perforasi
usus. Pada masa bakteremi ini, bakteri mengeluarkan endotoksin yang
mempunyai peran pembantu proses peradangan local dimana bakteri ini
berkembang.

E. PATHWAYS
Daftar Pustaka

Aziz,T. DAN Harque,S.S.2012.Role of widal test in the diagnosis of typhoid fever in


context to other text.

Baratawidjaja,K.G.2009.Imunologi Dasar.Edisi kedelapan Jakarta. Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia

Corwin Elizabeth.2007.Buku saku patofisiologi.Edisi ketiga.jakarta:EGC

Issel bacher,J.Kurt.1999.Harrison prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam/editor edisi


Bahasa inggris,Kurt J.Issell bacher. Jakarta:EGC

Nanda.2013.Diagnosis keperawatan definisi & klasifikasi 2013-2015 edisi


9.Jakarta:EGC

Nanda.2018.Diagnosis keperawatan definisi & klasifikasi 2018-2020 edisi


11.Jakarta:EGC

Harahap,N.2011.Karakteristik penderita demam typhoid

Kresno S.B.Immunologi diagnosis dan prosedur laboratrium.Jakarta:Badan penerbit


fakultas kedokteran universitas Indonesia;2010

Lestari,K.2011.Demam typhoid.Fakultas kesehatan masyarakat universitas sriwijaya

Ngastiyah.1997.Perawatan anak sakit.Edisi 1,EGC,Jakarta

Putra,S.R.2012.Asuhan neonates bayi dan balita untuk keperawatan dan


kebidanan.yogyakarta:D.Medika

Potter,Perry.2010.Fundamental of nursing:consep,proses,and practice.Edisi 7.vol 3


Jakarta:EGC

Rampengan.Demam typhoid.Dalam:Penyakit infeksi tropic pada anak ed 2.Jakarta:


Penerbit buku kedokteran.EGC 2005-2008.46-62

Rasmilah.2012.Tyfoid.Fakultas kesehatan masyarakat universitas Sumatra utara

Sacharin.1996.Prinsip keperawatan pediatric.Jakarta:EGC\

Subowo.1993.Immunobiologi klinik.Bandung.Penerbit:Angkasa Bandung

Suriadi,Rita Yuliani,2006.Asuhan keperawatan pada anak,Surabaya.Salemba Medika


ASUHAN KEPERAWATAN
NY R DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN TERMOREGULASI PADA
GANGGUAN SISTEM IMUN ETCAUSE FEBRIS TYPHOID

Format Dokumentasi Asuhan Keperawatan dengan gangguan system Imun

1. Pengkajian
A. Identitas Diri Klien
Nama : Ny.R
Tempat/tanggal lahir : Adiarsa, 04 Januari 1967
Umur : 53 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Suku : Jawa
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal Masuk RS : 13 Desember 2021
Sumber Informasi : Pasien dan Keluarga
Status Perkawinan : Menikah

B. Riwayat Kesehatan Klien


a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan badan terasa panas (demam).
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan badan panas (demam), pegal-pegal atau nyeri
pada kedua kaki, mual-mual, sesak napas dan batuk pada hari sebelum
masuk rumah sakit tanggal 13 desember 2021, lebih tepatnya keluhan
dirasa pada siang sebelum waktu solat jumat dan dibawa ke IGD rumah
sakit Purbalingga pada malam harinya. Kemudian pada esok harinya pada
tanggal 14 desember 2021 pasien dipindahkan ke ruang kenanga dengan
keluhan masih sama seperti pertama masuk IGD.
P : Nyeri pada kedua lutut hingga telapak kaki
Q : Nyeri seperti ditekan-tekan
R : Dibagian lutut hingga telapak kaki
S : Skala 4
T : Hilang timbul
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit dahulu dan
baru pertama kali dirawat di rumah sakit.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga.
Genogram :

Keterangan :

: Perempuan

: Laki-laki

: Perempuan penderita febris typhoid

: Meninggal

C. Data Pengkajian
1. Aspek Biologis

Data Subjektif -Pasien mengatakan badan terasa panas


16 Desember 2021 -Pasien mengatakan merasa sesak napas
jika sering batuk
-Pasien mengatakan merasa pusing
-Pasien mengatakan merasa mual
-Pasien mengatakan sering merasa haus
-Pasien mengatakan ia tidak pernah
dirumah, karena pekerjaan sebelumnya
adalah merantau
Data Objektif -Pasien tampak lemas dan gelisah
16 Desember 2021 -Bibir pasien tampak kering
-Akral pasien teraba panas
-Pasien terpasang nasal canul
-Suhu 38,70 C

2. Aspek Fisik

Data Subjektif -Pasien mengatakan tidak dapat


16 Desember 2021 beraktifitas secara normal
-Pasien mengatakan kesulitan saat ke
kamar mandi
Data Objektif Pasien terlihat berbaring dan sesekali
16 Desember 2021 duduk ditempat tidur

3. Aspek Psikologis (Nyeri,Hospitalisasi,Support System,dll)


Data Subjektif -Pasien mengatakan tidak bisa tidur
17 Desember 2021 -Pasien mengatakan pegal atau nyeri di
kedua kaki dari lutut hingga telapak
kaki
P : Nyeri pada kedua lutut hingga
telapak kaki
Q : Nyeri seperti ditekan-tekan
R : Dibagian lutut hingga telapak kaki
S : Skala 4
T : Hilang timbul
Data Objektif Tidak terdapat benjolan atau edema di
17 Desember 2021 lutut hingga telapak kaki
TD : 140/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,6 0C
RR : 22x/menit

4. Aspek Sosial (Hubungan & Interaksi social disekitar lingkungan)

Data Subjektif Pasien mengatakan masih menjalin


16 Desember 2021 hubungan baik dengan keluarga
Data Objektif Pasien terlihat dapat berkomunikasi
16 Desember 2021 dengan baik dengan keluarga

5. Aspek Spiritual
a. F (Faith/eliefs) :
Apakah iman atau kepercayaan anda? Apakah anda
menganggap diri memiliki spiritual atau agama? Hal-hal yang anda
percaya bahwa ada sesuatu yang memberi makna pada hidup anda?
 Pasien mengatakan memiliki keyakinan kepada Allah SWT
b. I (Importnce and Fluence) :
Apakah spiritual ini penting dalam hidup anda? Apa spiritual
itu memiliki pengaruh pada diri anda pribadi, bagaimana anda
memahami spiritualist ini pada diri sendiri? Bagaimana keyakinan
anda memiliki pengaruh terhadap perubahan perilaku selama anda
sakit ini? Apakah peran keyakinan anda akan memberikan kekuatan
untuk bangkit/kembali dalam keadaan sehat?
 Pasien mengatakan keyakinan spiritual itu penting
 Pasien mengatakan kesulitan dalam beribadah ketika dirumah
sakit karena kedua kaki nyeri jika berjalan
 Pasien mengatakan sebelum sakit jarang melaksanakan sholat
karena bekerja
 Pasien percaya akan sembuh dari penyakit yang diderita
c. C (Community) :
Apakah anda berada pada bagian dari komunitas spiritual atau
komunitas religious dirumah/dilingkungan anda? Apakah hal itu
merupakan suatu dukungan utuk anda bagaimana wujud dukungan
tersebut? Apakah ada seseorang atau sekelompok orang yang benar-
benar anda cintai atau yang sangat penting dalam kehidupan anda,
siapakah dia, dimana posisi orang tersebut (dekat/jauh)?
 Pasien mengatakan jarang mengikuti pengajian
 Pasien mengatakan suami dan anak sangat berperan penting saat
berada di dekatnya
d. A (Addres) :
Bagaimana anda memilih tempat penyedia layanan kesehatan /RS ini,
dalam mengatasi masalah untuk perawatan kesehatan anda?
 Pasien mengatakan terdapat layanan spiritual di rumah sakit
Kesimpulan dari data Pola nilai-nilai dan keyakinan, yang akan
dilanjutkan untuk dirumuskan pada Analisa data :
DS :
 Pasien mengatakan memiliki keyakinan kepada Allah SWT
 Pasien mengatakan keyakinan spiritual itu penting
 Pasien mengatakan kesulitan dalam beribadah ketika dirumah sakit
karena kedua kaki nyeri jika berjalan
 Pasien mengatakan sebelum sakit jarang melaksanakan sholat karena
bekerja
 Pasien percaya akan sembuh dari penyakit yang diderita
 Pasien mengatakan jarang mengikuti pengajian
 Pasien mengatakan suami dan anak sangat berperan penting saat berada
di dekatnya
 Pasien mengatakan terdapat layanan spiritual di rumah sakit
DO :
 Pasien terlihat pasrah/menerima penyakit yang diderita
 Pasien percaya akan sembuh dari penyakitnya
 Pasien terlihat masih memiliki semangat untuk hidup
 Pasien terlihat sesekali mengucap kalimat istighfar

D. Laboratorium

No Pemeriksaa Nilai Interpretasi


n Pemeriksaan hasil
Tanggal Jenis Normal Hasil
1 14/12/2021 Hemoglobin 11.7-15.5 12,0 Normal
2 14/12/2021 Leukosit 3.6-11 6.1 Normal
3 14/12/2021 Hematokrit 35-47 37 Normal
4 14/12/2021 Eritrosit 3.8-5.2 4.4 Normal
5 14/12/2021 Trombosit 150-440 203 Normal
6 14/12/2021 MCH 28-34 28 Normal
7 14/12/2021 MCHC 32-36 33 Normal
8 14/12/2021 MCV 80-100 84 Normal

E. Pengobatan
1. Injeksi Ketorolac 2x30 mg/1ml
2. Injeksi Omeprazole 2x1 40mg
3. Injeksi Ondancetron 2x1 4mg/2ml
4. Paracetamol 3x1 tablet 500mg
5. Ambroxol Hcl 3x1 tablet 30mg
F. Hasil Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan EKG.
Memperoleh hasil Sinus Tachycardia. Sinus takikardi yaitu irama jantung
normal namun jumlah detak jantung cepat, yaitu lebih dari 100/menit. Sinus
takikardi tidak selalu menggambarkan keadaan yang tidak normal, beberapa
perubahan pada kondisi tubuh seperti aktivitas berat, kelelahan, rasa cemas
dan panic bisa menyebabkan sinus takikardi. Selain itu, juga bisa disebabkan
karena kondisi yang tidak normal, seperti demam, hipertiroid, gangguan listrik
jantung dan lain lain.

G. Analisis Data

Data Subjektif dan Data Problem Etiologi


Objektif
DS : Pasien mengatakan Ketidakefektifan Peningkatan Kebutuhan
badan terasa panas Termoregulasi Oksigen
DO : Akral pasien teraba
hangat.
S : 38,70C
DS : Pasien mengatakan Hambatan religiositas Nyeri
kesulitan dalam
beribadah ketika dirumah
sakit karena kedua kaki
nyeri jika berjalan.
DO : Pasien terlihat
sesekali mengucap
kalimat istighfar
DS : Defisiensi volume cairan Asupan cairan kurang
-Pasien mengatakan
sering merasa haus
-Pasien mengatakan
pusing
DO :
-Bibir pasien tampak
kering
-Pasien tampak lemah
dan lemas

2. Daftar Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakefektifan termoregulasi b/d peningkatan kebutuhan oksigen d/d
kulit hangat dan peningkatan frekuensi pernapasan
2. Hambatan religiositas b/d nyeri d/d hospitalisasi
3. Defisiensi volume cairan b/d asupan cairan kurang d/d sering merasa haus

3. Perencanaan
Nama : Ny.R Ruang : Kenanga
Umur : 55 Tahun Tanggal pengkajian : 16 Desember 2021
Dx 1 : Ketidakefektifan termoregulasi b/d peningkatan kebutuhan oksigen d/d
kulit hangat dan peningkatan frekuensi pernapasan.
DX 1 Data dari Tujuan/Kriteria Rencana
analisis hasil/indicator Tindakan (NIC)
(Maladaktif) (NOC/SMART) (ONEC)
16 Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan O:
Desember termoregulasi keperawatan 3x24 jam Mengidentifikasi
2021 b/d peningkatan termoregulasi teratasi kesiapan dan
kebutuhan dengan kriteria hasil : kemampuan
oksigen d/d kulit menerima
hangat dan Indikator Awal Target informasi.
peningkatan Takikardi 3 5 N:
frekuensi Hipoksia 2 5 Menjadwalkan
pernapasan. Suhu 2 5 pendidikan
Tanda dan tubuh kesehatan sesuai
gejala : Tek.darah 2 5 kesepakatan.
DS : Pasien Pegal 3 5 E : Judul Jurnal
mengatakan (Pengaruh
badan terasa Keterangan : pemberian
panas 1 : Berat kompres hangat
DO : Akral 2 : Cukup Berat dalam
pasien teraba 3 : Sedang pemenuhan
hangat. 4 : Ringan ketidakefektifan
S : 38,70C 5 : Tidak Ada termoregulasi
pada pasien
demam typhoid)
-Menganjurkan
kompres hangat
jika demam
-Menganjurkan
penggunaan
pakaian longgar.
C : Kolaborasi
dengan ahli
farmako untuk
obat sebelum
atau sesudah
makan.

Dx 2 : Hambatan religiositas b/d nyeri d/d hospitalisasi

DX 2 Data dari Tujuan/Kriteria hasil/indicator Rencana


analisis (NOC/SMART) Tindakan (NIC)
(Maladaktif) (ONEC)
16 Hambatan Setelah dilakukan tindakan O:
Desember religiositas keperawatan 3x24 Hambatan Mengidentifikasi
2021 b/d nyeri d/d religiositas teratasi dengan ketaatan dalam
hospitalisasi. kriteria hasil : beragama
Tanda dan N : Memberikan
gejala : Indikator awal target kesempatan
DS : Pasien Kemampuan 2 5 mengekspresikan
mengatakan beribadah perasaan tentang
kesulitan penyakit dan
dalam Interaksi 3 5 kematian
beribadah dengan E:
ketika orang Menganjurkan
dirumah terdekat berinteraksi
sakit karena dengan kelurga,
kedua kaki Keterangan : teman dan/atau
nyeri jika 1 : Sangat terganggu orang lain
berjalan. 2 : Banyak terganggu C : Mengatur
DO : Pasien 3 : Cukup terganggu kunjungan
terlihat 4 : Sedikit terganggu dengan
sesekali 5 : Tidak terganggu rohaniawan
mengucap
kalimat
istighfar

Dx 3 : Defisiensi volume cairan b/d asupan cairan kurang d/d sering merasa
haus

DX 3 Data dari Tujuan/Kriteria hasil/indicator Rencana


analisis (NOC/SMART) Tindakan (NIC)
(Maladaktif) (ONEC)
16 Defisiensi Setelah dilakukan tindakan O:
Desember volume keperawatan 3x24 jam Mengidentifikasi
2021 cairan b/d Defisiensi volume cairan kesiapan dan
asupan cairan teratasi dengan kriteria hasil : kemampuan
kurang d/d menerima
sering merasa Indikator awal Target informasi.
haus Kelembaban 2 5 N:
membran Menyediakan
Tanda dan mukosa materi & media
gejala : Kehausan 2 5 Pendidikan
DS : -Pasien Pusing 2 5 kesehatan
mengatakan E : Judul jurnal
sering merasa Keterangan : (Upaya
haus 1 : Berat peningkatan
-Pasien 2 : Cukup Berat volume cairan
mengatakan 3 : Sedang pada pasien
pusing 4 : Ringan dengan demam
DO : -Bibir 5 : Tidak Ada typhoid)
pasien -Menjelaskan
tampak pentingnya
kering cairan bagi
-Pasien tubuh
tampak -Menjelaskan
lemah dan jenis dan fungsi
lemas cairan dalam
tubuh
C:
Konsultasikan
dengan dokter
jika tanda tanda
dan gejala
kelebihan
volume cairan
menetap atau
memburuk

4. Implementasi
Nama : Ny.R Ruang : Kenanga
Umur : 55 Tahun Tanggal pengkajian : 16 Desember 2021
Dx 1 : Ketidakefektifan termoregulasi b/d peningkatan kebutuhan oksigen d/d
kulit hangat dan peningkatan frekuensi pernapasan.

Hari/tgl/waktu Implementasi Respon Paraf


Senin,16/12/2021 -Melakukan DS : Pasien Ttd
10.45 pengkajian mengatakan badan Dwi r
-Menjelaskan tujuan terasa panas, mual,
dan manfaat pusing, pegal dan
pemberian kompres sesak napas jika
hangat batuk.
DO : -Pasien tampak
lemas dan gelisah
-Akral pasien teraba
11.00 hangat
TD : 110/70 mmHg
-Mengukur TTV
N : 104x/menit
S : 38,70C
RR : 20x/menit
Selasa, -Mempertahankan DS : Pasien Ttd
17/12/2021 pemberian komppres mengatakan masih Dwi r
08.00 hangat merasa demam
DO : Pasien tampak
lemas
-Memberikan obat DS :
injeksi dan oral DO : 1. Injeksi
ketorolac
1x30mg/1ml
2. Injeksi omeprazole
11.15
2x1 40mg
3. Injeksi ondancetron
2x1 40mg/2ml
4. Paracetamol 3x1
11.20 -Mengukur TTV tablet 500mg
5. Ambroxol Hcl 3x1
tablet 30mg
TD : 140/80 mmHg
N : 80x/menit
-Mengkaji status nyeri S : 36,60C
RR : 22x/menit
DS : Pasien
mengatakan nyeri
pada kedua kaki dari
lutut hingga telapak
kaki
-Memonitor infuse DO : Tidak terdapat
benjolan atau edema.
Infuse asering 500ml
20Tpm
Rabu,18/12/2021 -Mengukur TTV DS :- Ttd
17.00 DO ; TD : 130/90 Dwi r
mmHg
N : 80x/menit
19.00 S : 36,30C
RR : 22x/menit
-Mengkaji status nyeri
DS : Pasien
-Mengatur posisi tidur
mengatakan pegal
semi fowler
atau nyeri sudah
mulai berkurang.
19.15 DO : Pasien masih
19.15 -Memonitor infuse tampak lemas
Infuse asering 500ml
-Memberikan obat 20Tpm
injeksi dan oral 1. Injeksi ketorolac
1x30mg/1ml
2. Injeksi omeprazole
2x1 40mg
3. Injeksi ondancetron
2x1 40mg/2ml
4. Ambroxol Hcl 3x1
30mg

Dx 2 : Hambatan religiositas b/d nyeri d/d hospitalisasi

Hari/tgl/waktu Implementasi Respon Paraf


Senin,16/12/2021 -Melakukan DS : Pasien Ttd
11.00 pengkajian perasaan mengatakan sulit Dwi r
pasien beribadah ketika
dirumah sakit
DO : -Pasien tampak
sering menguap
kalimat istighfar

Selasa, -Memotivasi pasien DS : Pasien Ttd


17/12/2021 untuk beribadah dan mengatakan Dwi r
08.00 berdoa bersama perasaannya lebih
keluarga tenag dan lebih dekat
dengan Allah swt
DO : Pssien tampak
tenang dan
bersemangat

Rabu,18/12/2021 -Mengajarkan metode DS : Pasien Ttd


17.00 relaksasi dan berdoa mengatakan sudah Dwi r
bersama keluarga dapat beribadah di
tempat tidur dan
merasa lebih tenang
DO : Pasien tampak
sedang berdoa

Dx 3 : Defisiensi volume cairan b/d asupan cairan kurang d/d sering merasa
haus

Hari/tgl/waktu Implementasi Respon Paraf


Senin,16/12/2021 -Mengkaji tanda- DS : Pasien Ttd
13.00 tanda dehidrasi mengatakan lemas dan Dwi r
pusing saat bangun
dari berbaring
DO : -Bibir pasien
tampak kering
DS : Pasien
-Memberi edukasi
mengatakan sering
tentang konsumsi
haus
cairan dan mengkaji
DO : -Pasien tampak
keluhan pasien
lemas

Selasa, -Mengkaji keluhan DS : Pasien Ttd


17/12/2021 pasien mengatakan rasa haus Dwi r
11.00 mulai berkurang
DO : Bibir pasien
tampak sedikit lembab
DS : -
11.15 -Mengukur TTV DO : TD : 140/80
mmHg
N : 80x/menit
S : 36,60 C
RR : 22x/menit
Rabu,18/12/2021 -Mengukur TTV DS : - Ttd
17.00 DO : TD : 130/90 Dwi r
mmHg
N : 80x/menit
S : 36,30C
RR : 22x/menit
17.15 -Mengkaji keluhan
DS : Pasien
pasien
mengatakan jarang
haus
DO : Bibir pasien
Nampak sedikit
lembab

5. Evaluasi (SOAP/Sheif)
Nama : Ny.R Ruang : Kenanga
Umur : 55 Tahun Tanggal pengkajian : 16 Desember 2021
Dx 1 : Ketidakefektifan termoregulasi b/d peningkatan kebutuhan oksigen d/d
kulit hangat dan peningkatan frekuensi pernapasan.

Tgl/Jam Catatan Perkembangan Paraf


Senin, 16 S : Pasien mengatakan badan terasa panas dan sesak Ttd
Desembe napas Dwi r
r 2021 O : Wajah pasien tampak lemas dan gelisah
TD : 110/70 mmHg
11.00 N : 104x/menit
S : 38,70C
RR : 20x/menit
A : Masalah termoregulasi belum teratasi
Indikator Awal Target Saat ini
Takikardi 3 5 3
Hipoksia 2 5 2
Suhu tubuh 2 5 2
Tek.darah 2 5 2
Pegal 3 5 3

P : Melajutkan Intervensi
1. Takikardi
2. Hipoksia
3. Suhu tubuh
4. Tek.darah
5. Pegal

Selasa, S : Pasien mengatakan suhu tubuh sudah menurun tetapi Ttd


17 sesak napas jika tidak memakai nasal canul Dwi r
Desembe O : -TD : 140/80 mmHg
r 2021 N : 80x/menit
S : 36,60C
13.00 RR : 22x/menit
-1. Injeksi ketorolac 1x30mg/1ml
2. Injeksi omeprazole 2x1 40mg
3. Injeksi ondancetron 2x1 40mg/2ml
4. Paracetamol 3x1 tablet 500mg
5. Ambroxol Hcl 3x1 tablet 30mg
-Infuse asering 500ml 20Tpm
A : Masalah termoregulasi teratasi sebagian
Termoregulasi Awal Akhir Saat ini
Takikardi 3 5 4
Hipoksia 2 5 4
Suhu tubuh 2 5 4
Tek.darah 2 5 3
Pegal 3 5 4

P : Melanjutkan intervensi
1. Takikardi
2. Hipoksia
3. Suhu tubuh
4. Tek.darah
5. Pegal
Rabu 18 S : Pasien mengatakan panas sudah turun dan sesak napas Ttd
Desembe berkurang Dwi r
r 2021 O : -Pasien terlihat bugar
-TD : 130/90 mmHg
17.00 N : 80x/menit
S : 36,30C
RR : 22x/menit
-1. Injeksi ketorolac 1x30mg/1ml
2. Injeksi omeprazole 2x1 40mg
3. Injeksi ondancetron 2x1 40mg/2ml
4. Ambroxol Hcl 3x1 30mg
A : Masalah termoregulasi teratasi
Indikator Awal Target Saat ini
Takikardi 3 5 5
Hipoksia 2 5 5
Suhu tubuh 2 5 5
Tek.darah 2 5 5
Pegal 3 5 5

P : Hentikan intervensi

Dx 2 : Hambatan Religiositas b/d nyeri d/d hospitalisasi

Tgl/Jam Catatan Perkembangan Paraf


Senin,16/12/2021 S : Pasien mengatakan sulit beribadah Ttd
11.00 O : Pasien terlihat tidak melaksanakan ibadah Dwi r
A : Masalah belum teratasi

Indikator Awal Targe Saat


t ini
Kemampuan 2 5 2
beribadah
Interaksi dengan 3 5 3
orang terdekat

P : Lanjutkan intervensi
1. Kemampuan beribadah
2. Interaksi dengan orang terdekat
Selasa, S : Pasien mengatakan sudah dapat melakukan Ttd
17/12/2021 ibadah sedikit demi sedikit Dwi r
08.00 O : Pasien terlihat sering mengucap kalimat
stighfar
A : Masalah sedikit teratasi
Indikator Awal Targe Saat
t ini
Kemampuan 2 5 3
beribadah
Interaksi dengan 3 5 4
orang terdekat

P : Lanjutkan intervensi
1. Kemampuan beribadah
2. Interaksi dengan orang terdekat
Rabu, S : Pasien mengatakan sudah dapat beribadah Ttd
18/12/2021 O : Pasien terlihat melaksanakan ibadah Dwi r
17.00 A : Masalah teratasi

Indikator Awal Targe Saat


t ini
Kemampuan 2 5 5
beribadah
Interaksi dengan 3 5 5
orang terdekat

P : Hentikan intervensi

Dx 3 : Defisiensi volume cairan b/d asupan cairan kurang d/d sering merasa haus

Tgl/ Jam Catatan Perkembangan (SOAP) Paraf

Senin, 16 S : pasien mengatakan masih merasa haus Ttd


desember 2021
O : bibir pasien tampak kering Dwi r
11.00
A : masalah belum teratasi

Indikator Awal Target Saat


ini
Kelembaban 2 5 2
membran mukosa
Kehausan 2 5 2
Pusing 2 5 2
P : lanjutkkan intervensi

1. Kelembaban membran mukosa


2. Kehausan
3. Pusing

Selasa, 17 S : pasien mengatakan tidak sehaus kemarin Ttd


desember 2021 tetapi kepalanya masih terasa sakit
Dwi r
08.00 O : bibir pasien masih tampak kering

A : masalah belum teratasi

Indikator Awal Target Saat


ini
Kelembaban 2 5 3
membrane mukosa
Kehausan 2 5 3
Pusing 2 5 3
P : lanjutkan intervensi

1. Kelembaban membran mukosa


2. Kehausan
3. Pusing

Rabu desember S : pasien mengatakan sudah tidak haus Ttd


2021
O : bibir pasien tidak kering Dwi r
17.00
A : masalah teratasi

Indikator Awal Target Saat


ini
Kelembaban 2 5 5
membran mukosa
Kehausan 2 5 5
Pusing 2 5 5
P : hentikan intervensi

KESIMPULAN

Dx 1 : Ketidakefektifan termoregulasi b/d peningkatan kebutuhan oksigen d/d kulit


hangat dan peningkatan frekuensi pernapasan.

Data Tujuan / Kriteria Hasil / Senin Selasa Rabu


Subjektif Indikator (NOC/SMART)
Data Ketidakefektifan termoregulasi
Objektif b/d peningkatan kebutuhan
oksigen d/d kulit hangat dan
peningkatan frekuensi
pernapasan.
DS : Setelah dilakukan tindakan DS : DS : DS :
-Pasien keperawatan 3x24 jam -Pasien -Pasien -Pasien mengatakan
mengatakan diharapkan termoregulasi mengatakan mengatakan panas badan sudah tidak
badan terasa teratasi dengan kriteria hasil : badan terasa sudah mulai panas
panas Termoregul Aw Tar Saa panas berkurang -Pasien mengatakan
-Pasien asi al get t -Pasien -Pasien sudah tidak sesak
mengatakan ini mengatakan mengatakan sesak -Pasien mengatakan
merasa Takikardi 3 5 5 merasa sesak napas berkurang sudah tidak mual
sesak napas Hipoksia 2 5 5 napas jika sering -Pasien DO :
jika sering Suhu tubuh 2 5 5 batuk mengatakan mual -Pasien tampak
batuk Tek.darah 2 5 5 -Pasien sudah jarang bugar
-Pasien Pegal 3 5 5 mengatakan DO : -Pasien sudah tidak
mengatakan merasa mual -Pasien tampak terpasang nasal
merasa mual DO : lemas canul
DO : -Pasien tampak -Akral pasien -Suhu 36,30C
-Pasien lemas dan teraba hangat
tampak gelisah -Pasien masih
lemas dan -Akral pasien terpasang nasal
gelisah teraba hangat canul
-Akral -Pasien -Suhu 36,60C
pasien terpasang nasal
teraba canul
hangat -Suhu 38,70 C
-Pasien
terpasang
nasal canul
-Suhu 38,70
C

Dx 2 : Hambatan Religiositas b/d nyeri d/d hospitalisasi

Data Tujuan / Kriteria Hasil / Senin Selasa Rabu


Subjektif Indikator (NOC/SMART)
Data Hambatan Religiositas b/d nyeri
Objektif d/d hospitalisasi
DS : Setelah dilakukan tindakan DS : DS : DS :
-Pasien keperawatan 3x24 jam -Pasien -Pasien -Pasien mengatakan
mengatakan diharapkan hambatan mengatakan mengatakan sudah sudah dpat
kesulitan religiositas teratasi dengan kesulitan dalam dapat beribadah beribadah
dalam kriteria hasil : beibadah sedikit demi DO :
beribadah DO : sedikit -Pasien terlihat
ketika Indikator Aw Tar Sa -Pasien terlihat DO : melaksanakan
dirumah al get at tidak -Pasien terlihat ibadah
sakit karena ini melaksanakan sering mengucap
kedua kaki Kemampu 2 5 5 ibadah kalimat istighfar
nyeri jika an
berjalan. beribadah
DO : Interaksi 5 5 5
-Pasien dengan
terlihat orang
sesekali terdekat
mengucap
kalimat
istighfar

Dx 3 : Defisiensi volume cairan b/d asupan cairan kurang d/d sering merasa haus

Data Subjektif Tujuan / Kriteria Hasil / Senin Selasa Rabu


Data Objektif Indikator (NOC/SMART)
Defisensi volume cairan b.d
asupan cairan kurang d.d sering
merasa haus
DS : Setelah dilakukan tindakan DS : DS : DS :
keperawatan 3x24 jam diharapkan -Pasien -Pasien -Pasien
-Pasien keseimbangan cairan teratasi mengatakan mengatakan mengatakan
mengatakan dengan kriteria hasil : sering merasa sudah jarang senang jika
pasien sering haus merasa haus akan segera
merasa haus. kembali
-Pasien -Pasien -Pasien kerumah
Indikator Awa Tar Saat mengatakan mengatakan
mengaakan
l get ini pusing masih pusing -Pasien
pusing
Kelembaba 2 5 5 mengatakan
DO : n membran DO : DO : sudah tidak
mukosa -Bibir pasien sering merasa
-Pasien tampak 2 5 5
Kehausan -Bibir pasien masih terlihat haus
lemah tampak kering kering
-Pasien tampak -Pasien
-Pasien tampak -Pasien tampak mengatakan
lemas
lemah lemah sudah tidak
-bibir pasien pusing
tampak kering -Pasien tampak -Pasien tampak
lemas lemas DO :
-Bibir pasien
terlihat tidak
kering

-Pasien tampak
tenang

Anda mungkin juga menyukai