Anda di halaman 1dari 11

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

ANATOMI FISIOLOGI, KIMIA DAN BIOKIMIA SISTEM IMUNOLOGI

Oleh:

Kelompok 1

1. Anak Agung Gde Weda Pratama (193213005)


2. I Komang Febiana (193213016)
3. Kadek Ayu Rani Ariasih (193213019)
4. Leila Da Silva Pinto (193213021)
5. Ni Gusti Ayu Indah Adsari (193213022)
6. Ni Kadek Winda Pramana Putri (193213026)
7. Ni Luh Putu Satyaning Natha Dewi (193213033)
8. Ni Luh Widiningsih (193213034)
9. Putri Sukma Maha Dewi (193213047)
10. Putu Riska Pramudita Dewi (193213049)
11. Solangia Cabral Da Conceicao Santos (193213052)

PROGAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

DENPASAR

2021
A. Anatomi Fisiologi Sistem Imun
Sistem imun adalah sistem kompleks yang memberikan respons imun (humoral dan
selular) untuk menghadapi agens asing seperti bakteri, virus, toksin, atau zat lain yang
dianggap bukan bagian dari diri oleh tubuh. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar,
sistem ini akan melindungi tubuh dari infeksi virus dan bakteri, serta menghancurkan sel
kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Sebaliknya jika sistem kekebalan melemah maka
kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan pathogen,
termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu dapat berkembang dalam tubuh.
Imunologi berasal dari kata Imunitas yang berarti kekebalan tubuh. Pengertian
Imunologi yaitu cabang ilmu yang mempelajari tentang imunitas atau kekebalan tubuh dan
reaksi alergi atau sensitivitas terhadap sesuatu. Imunologi juga berarti ilmu yang
mempelajari kemampuan tubuh untuk melawan atau mempertahankan diri dari serangan
patogen atau organisme yang menyebabkan penyakit. Tubuh memerlukan imunitas atau
kekebalan agar tidak mudah terhindar dari serangan penyakit yang dapat menghabat fungsi
organ tubuh. Salah satu bentuk dari imunitas yaitu adanya antibodi yang dihasilkan oleh
sel-sel leukosit atau sel darah putih. Sel darah putih bekerja dengan cara mengikat dan
kemudian menghancurkan sel-sel patogen atau penyebab penyakit. Imunologi antara lain
mempelajari antigen, antiobodi dan fungsi pertahanan tubuh host yang diperantarai oleh
sel, terutama yg berhubungan dengan imunitas terhadap penyakit, mempelajari reaksi
biologis hipersensitifitas, alergi dan penolakan benda asing.

1
Berbagai organ sistem kekebalan tubuh bertanggung jawab untuk melindungi tubuh
dari parasit, bakteri, virus, infeksi jamur dan pertumbuhan sel tumor. Sistem kekebalan
tubuh terdiri dari organ sistem kekebalan tubuh, yang pada gilirannya terdiri dari beberapa
sel yang saling bergantung, yang membunuh tumor dan sel-sel parasit, menghancurkan sel-
sel virus yang terinfeksi dan menelan bakteri. Organ-organ sistem kekebalan tubuh
membuat sel-sel, yang baik berkontribusi dalam respon imun, atau bertindak sebagai lokasi
untuk fungsi kekebalan tubuh. Organ utama dalam sistem kekebalan tubuh adalah sumsum
tulang, timus, limpa dan kelenjar getah bening, adenoid, amandel atau tonsil.

1. Sumsum Tulang

Sumsum tulang merupakan jaringan limfatik karena memproduksi limfosit


muda yang akan diproses pada timus atau tempat- tempat lainnya untuk menjadi
limfosit T atau limfosit B.Sumsum tulang berada di dalam bagian rongga
interior tulang yang merupakan tempat produksi sebagian sel darah baru. Ada
dua jenis sumsum, yaitu sumsum merah yang memproduksi sel darah merah,
trombosit, dan sebagian besar sel darah putih; dan sumsum kuning yang
menghasilkan sedikit jenis sel darah putih.
Semua sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia terbentuk pada sumsum
tulang, ditemukan dalam tulang, dengan proses yang disebut hematopoiesis.
Dari proses hematopoiesis, satu sel berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel,
termasuk sel-sel mieloid dalam fagosit dan granulosit, dan sel-sel limfoid
menjadi sel B, sel T, dan sel-sel pembunuh alami. Begitu mereka telah
sepenuhnya dibedakan, limfosit keluar dari sumsum darah dan melakukan
perjalanan ke organ kekebalan tubuh lainnya: sel T ke timus, dan sel B ke limpa.
Di sini, mereka akan menjalani proses pematangan lebih lanjut. Kemudian,

2
sebagian besar lainnya meninggalkan sumsum tulang sel-sel dewasa yang
berfungsi penuh.
Sumsum tulang berfungsi untuk produksi sel sistem kekebalan yang penting
seperti sel B, granulosit, sel-sel pembunuh alami dan timosit dewasa. Hal ini
juga menghasilkan sel-sel darah merah dan platelet.

2. Kelenjar Timus

Kelenjar timus merupakan suatu jaringan limfatik yang terletak di


sepanjang trakea di rongga dada bagian atas dan paling aktif memproduksi
sejumlah limfosit selama masa kanak-kanak. Fungsi utama dari kelenjar timus
adalah memproses limfosit muda menjadi T limfosit (menghasilkan sel T
matang). Sel-sel yang belum matang diproduksi di sumsum tulang, bermigrasi
dan datang ke timus, di mana proses pematangan berlangsung. Proses
pematangan ini adalah salah satu hal yang luar biasa, karena memungkinka n
hanya sel-sel T menguntungkanlah yang akan dirilis ke dalam aliran darah.
Sedangkan sel T yang membangkitkan respon autoimun yang merugikan
mendapatkan dieliminasi. Proses ini juga dienal sebagai seleksi thymus. Setelah
proses selesai, sel T dewasa sepenuhnya dan mulai beredar dalam aliran darah.

3. Limpa

3
Limpa adalah organ sistem kekebalan tubuh yang terdiri dari sel-T, sel-B,
sel-sel pembunuh alami, makrofag, sel dendritik dan sel darah merah. Limpa
terdiri dari 2 bagian, yaitu pulp merah dan pulp putih. Limfosit yang baru dibuat
di pulp putih mula-mula dipindahkan ke pulp merah, lalu mengikuti aliran
darah. Tugas limpa, seperti berkontribusi pada produksi sel, fagositosis,
perlindungan sel darah merah, dan pembangunan kekebalan.
Limpa berfungsi sebagai filter imunologi darah dan menjebak benda asing,
yaitu antigen dari aliran darah yang melewati limpa. Ketika makrofag dan sel
dendritik membawa antigen ke limpa melalui aliran darah, sel-sel B dalam
limpa bisa diaktifkan dan menghasilkan antibodi dalam tingkat yang besar.
Dengan demikian, limpa juga dapat dikenal sebagai pusat konferensi
imunologi. Selain itu, limpa juga membentuk lokasi kehancuran sel darah
merah yang lama.

4. Kelenjar Getah Bening

Kelenjar getah bening adalah benjolan kecil jaringan yang putus-putus


sepanjang sistem limfatik. Kelenjar adalah pusat kegiatan dimana limfosit terus
beredar dari jaringan ke kelenjar getah bening dan kembali lagi, melalui aliran
darah dan pembuluh limfatik. Sama seperti cara limpa menyaring darah,
kelenjar getah bening ini, menyaring cairan interstitial yang hadir antara sel-sel
tubuh manusia. Kelenjar getah bening yang terletak di seluruh sistem limfatik
tubuh dan tidak lain hanyalah agregasi jaringan. Kelenjar getah bening yang
terdiri dari sebagian besar sel-B, sel-T, makrofag dan sel dendritik. Mereka
bertindak sebagai filter imunologi dan menguras getah bening dari sebagian
besar jaringan tubuh dan menyaring antigen hadir di dalamnya, sebelum

4
mengizinkan getah bening untuk kembali ke sirkulasi. Jika limfosit mengenali
antigen, mereka menjadi aktif. Mereka berhenti beredar di seluruh tubuh dan
sebaliknya, tinggal di kelenjar getah bening dan mulai memperbanyak,
sehingga melepaskan respon imun. Hal ini adalah mengapa kelenjar getah
bening menjadi bengkak dan lembut sebagai akibat dari infeksi.
Kelenjar getah bening memiliki fungsi yaitu:
a. Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh
b. Menjaga daya tahan tubuh dan melawan infeksi
c. Menyerap lemak dan zat gizi yang larut dalam lemak

5. Adenoid

Adenoids terletak di belakang rongga hidung, di mana bagian dari rongga


hidung memenuhi faring. Adenoids muncul sebagai satu rumpun dari jaringan
spons yang membentuk garis pertahanan pertama dalam tubuh. Fungsi adenoids
adalah untuk menghentikan bakteri dan organisme penyebab infeksi lainnya
dari menginfeksi organ tubuh lainnya. Ini terdiri dari jaringan limfoid terutama
yang bertindak sebagai filter dalam tubuh, dengan menjebak bakteri dan virus.
Antibodi yang hadir didalam adenoids membantu melawan infeksi. Pada anak-
anak organ ini sangat bermanfaat, namun, itu menyusut pada saat anak
memasuki remaja dan tidak ada pada orang dewasa.

5
6. Amandel atau Tonsil

Amandel atau Tonsil Merupakan jaringan limfatik yang terdiri dari


kumpulan-kumpulan limposit. Ada dua massa jaringan kelenjar lembut di
kedua sisi bagian belakang mulut. Mereka terlihat pada cermin. Tonsil bukan
merupakan kelenjar karena tidak memiliki pembuluh limfa afferent, oleh sebab
itu tonsil tidak menyaring cairan limfa. Seiring dengan adenoid, amandel juga
membentuk garis pertahanan pertama terhadap infeksi.
Tonsil terletak pada:
a. Dinding dalam nosopharynx (tonsila pharingea)
b. Fosa tonsilaris di samping belakang lidah (tonsil palatina)
c. Di bawah lidah (tonsila liqualis)
Fungsi utama amandel atau tonsil adalah untuk menjebak bakteri dan virus
dari udara yang dihirup. Limfosit dan antibodi hadir di dalamnya membantu
membunuh bakteri, sehingga memainkan peran penting dalam melindungi
tubuh. Fungsi lainnya adalah untuk memproduksi limfatik dan antibodi yang
kemudian akan masuk ke dalam cairan limfa. Amandel mencapai kematangan
saat remaja.

B. Fungsi Sistem Imun


Dalam pandangan modern, system imun mempunyai tiga fungsi utama yaitu: pertahanan,
homeostasis dan perondaan.

6
a. Pertahanan
Fungsi pertahanan menyangkut pertahanan terhadap antigen dari luar tubuh seperti
invasi mikroorganisme dan parasit kedalam tubuh. Ada dua kemungkinan yang
terjadi dari hasil perlawanan antara dua fihak yang berhadapan tersebut, yaitu tubuh
dapat bebas dari akibat yang merugikan atau sebaliknya, apabila fihak penyerang
yang lebih kuat (mendapat kemenangan), maka tubuh akan menderita sakit.
b. Homeostasis
Fungsi homeostasis, memenuhi persyaratan umum dari semua organisme
multiseluler yang menghendaki selalu terjadinya bentuk uniform dari 12 setiap
jenis sel tubuh. Dalam usaha memperoleh keseimbangan tersebut, terjadilah proses
degradasi dan katabolisme yang bersifat normal agar unsure seluler yang telah
rusak dapat dibersihkan dari tubuh. Sebagai contoh misalnya dalam proses
pembersihan eritrosit dan leukosit yang telah habis masa hidupnya.
c. Perondaan
Fungsi perondaan menyangkut perondaan diseluruh bagian tubuh terutama
ditujukan untuk memantau pengenalan terhadap sel-sel yang berubah menjadi
abnormal melalui proses mutasi. Perubahan sel tersebut dapat terjadi spontan atau
dapat diinduksi oleh zat-zat kimia tertentu, radiasi atau infeksi virus. Fungsi
perondaan (surveillance) dari sistem imun bertugas untuk selalu waspada dan
mengenal adanya perubahabperubahan dan selanjutnya secara cepat membuang
konfigurasi yang baru timbul pada permukaan sel yang abnormal.

C. Respon Antibody
Antibodi adalah bagian dari sistem kekebalan yang bekerja untuk melindungi tubuh
dari bahaya virus, bakteri, kuman zat-zat yang dapat menyebabkan penyakit infeksi. Sistem
imunitas tubuh akan menghasilkan antibodi sesuai dengan banyaknya antigen. Antibodi
atau sistem imun tubuh diaktifkan oleh mikroorganisme atau zat asing (antigen) yang tidak
dikenali oleh tubuh. Contoh antigen tersebut seperti bakteri, jamur, dan virus. Bentuk
antibodi menyerupai bentuk antigen yang akan dilawan. Tujuan antibodi menyerupai
bentuk yaitu supaya antibodi bisa menempel pada antigen kemudian melawannya. Dengan
begitu, antigen dalam tubuh tidak akan berkembang dan gagal menyebabkan infeksi.

7
Salah satu cara antigen menimbulkan respon kekebalan adalah dengan cara
mengaktifkan sel B untuk mensekresi protein yang disebut antibodi. Istilah antigen sendiri
merupakan singkatan antibody-generator (pembangkit antibodi). Masing-masing antigen
mempunyai bentuk molekuler khusus dan merangsang sel-sel B tertentu untuk mensekresi
antibodi yang berinteraksi secara spesifik dengan antigen tersebut. Interaksi antigen
antibodi merupakan interaksi kimiawi yang dapat dianalogikan dengan interaksi enzim
dengan substratnya. Spesifitas kerja antibodi mirip dengan enzim.
Sel-sel kunci dalam respon antigen-antibodi adalah sel limfosit. Terdapat dua jenis
limfosit yang berperan, yaitu Limfosit B dan T. Keduanya berasal dari sel tiang yang sama
dalam sumsum tulang. Pendewasaan Limfosit B terjadi di hati fetus, tonsil, usus buntu dan
jaringan limfoid dalam dinding usus. Pendewasaan limfosit T terjadi di organ timus. Sistem
kebal atau imun terdiri dari dua macam, yaitu sistim kebal humoral dan seluler. Limfosit
B bertanggung jawab terhadap sistim kebal humoral. Apabila ada antigen masuk ke dalam
tubuh, maka limfosit B berubah menjadi sel plasma dan menghasilkan antibodi humoral.
Antibodi humoral yang terbentuk di lepas ke darah sebagai bagian dari fraksi γ- globulin.
Antibodi humoral ini memerangi bakteri dan virus di dalam darah.
Sistem humoral merupakan sekelompok protein yang dikenal sebagai
imunoglobulin (Ig) atau antibodi (Ab). Limfosit T bertanggung jawab terhadap kekebalan
seluler. Apabila ada antigen di dalam tubuh, misalnya sel kanker atau jaringan asing, maka
limfosit T akan berubah menjadi limfoblast yang menghasilkan limphokin (semacam
antibodi), namun tidak dilepaskan ke dalam darah melainkan langsung bereaksi dengan
antigen di jaringan. Sistim kekebalan seluler disebut juga “respon yang diperantarai sel”.
Ketika antigen masuk ke dalam tubuh, antibodi akan mengikat pada antigen yang
masuk dan Limfosit B akan membentuk sel memori yang bertahan dalam tubuh. Jadi ketika
sistem imun berjumpa dengan antigen yang sama, antibodi akan selalu siap sedia melawan
antigen tersebut. Antibodi dari Limfosit B ini tidak bekerja sendiri. Antibodi membutuhkan
bantuan Limfosit T untuk membunuh antigen. Limfosit B akan berperan sebagai pengikat
yang akan mengurung antigen. Sedangkan Limfosit T berperan pembunuh antigen yang
menyerang sistem kekebalan tubuh. Selain itu, Limfosit T berfungsi menyampaikan sinyal
ke sel lain (seperti fagosit) yang juga bekerja menghancurkan antigen.

8
D. Mekanisme Imunitas
Sistem imunitas didesain untuk mengenal dan menghancurkan benda asing yang
masuk kedalam tubuh manusia termasuk pathogen. Pathogen adalah benda atau bahan
yang dapat menimbulkan penyakit. Istilah pathogen secara umum dipakai untuk organisme
penyebab penyakit seperti bakteri, virus dan produk biologisnya seperti toksin yang
dihasilkan oleh organisme tersebut.
Sistem imunitas yang ada dalam tubuh manusia merespon masuknya bakteri dan
virus ke dalam tubuh manusia melalui mekanisme yang sangat rumit dan komplek. Sistem
imunitas ini mengenal molekul (antigen) yang unik dari bakteri atau virus yang
merangsang timbulnya antibodi (sejenis protein) dan sejenis sel darah putih yang disebut
limfosit. Limfosit ini menandai antigen yang masuk dan kemudian menghancurkannya.
Awal terjadinya proses reaksi imunitas yaitu mekanisme pertahanan tubuh untuk
melawan setiap benda asing masuk ke dalam tubuh, sejumlah limfosit yang disebut dengan
sel memori segera berkembang menjadi limfosit yang mempunyai kemampuan membuat
zat kekebalan yang bertahan lama (long lasting immunity). Seperti telah disebutkan diatas,
imunitas adalah mekanisme tubuh manusia untuk melawan dan memusnahkan benda asing
yang masuk ke dalam tubuh manusia. Apabila suatu sel atau jaringan seperti bakteri atau
organ tubuh ditransplantasikan ke dalam tubuh seseorang maka tubuh orang tersebut akan
menolaknya karena benda asing tersebut dianggap bukan sebagai pendatang (invader) yang
harus diusir. Jadi secara sederhana dapat didefinisikan kembali bahwa sistem kekebalan
(immune system) ialah mekanisme tubuh manusia untuk melawan atau mengusir benda
asing yang masuk ke dalam tubuh mereka.
Pertama-tama sel memori berupaya mengenal benda asing yang masuk dan
disimpan dalam ingatan sel memori ini. Ini disebut dengan reaksi imunitas primer. Apabila
benda asing yang sama masuk lagi ke dalam tubuh orang tersebut untuk kedua kalinya dan
seterusnya, maka sel memori ini dengan lebih cepat dan sangat efektif akan merangsang
sistem imunitas untuk mengusir dan melawan benda asing yang sudah dikenal tersebut.
Reaksi tubuh akan lebih cepat dan lebih efektif dibandingkan dengan reaksi saat pertama
kali benda asing tersebut masuk ke dalam tubuh.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abbas K A, Lichtmant A H, Pillai S. 2012. Cellular and Molecular Immunologi. Seventh ed.
Philadelphia: W B Saunders Company.

Abbas, A.K., Lichtman, A.H., Pillai, S. 2016. Imunologi Dasar Abbas: Fungsi dan Kelainan
Sistem Imun, Edisi Kelima. ELSEVIER, Halaman 15-18.

Bratawidjaya K G. 2012. Imunologi Dasar Edisi ke-10. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.

Peaece, C. & Evelyn. 2014. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: CV. Prima Grafika.

Anda mungkin juga menyukai