Anda di halaman 1dari 12

IMUNOLOGI

Presented By Group Fauget


Meet The Group

Gede Parna Angga Krisna Kuja Mesha


2213091032
2213091024 2213091025
Organ Imun Primer
Organ-organ imun primer adalah tempat di mana sel-sel imun yang
penting dalam sistem kekebalan tubuh berkembang dan matang. Berikut
adalah beberapa organ imun primer yang teridentifikasi:
1. Sumsum Tulang Belakang (Bone Marrow): Sumsum tulang belakang
adalah organ yang terletak di bagian dalam tulang. Ini adalah tempat di
mana sel-sel darah, termasuk sel-sel imun seperti limfosit, diproduksi
dan matang. Sumsum tulang belakang menghasilkan sel-sel induk
hematopoietik, yang kemudian berkembang menjadi berbagai jenis sel
darah, termasuk sel-sel imun.
2. Thymus: Timus adalah organ imun yang terletak di dalam dada, di atas
jantung. Ini adalah tempat di mana limfosit T, jenis sel imun yang penting
dalam memberikan respons imun seluler, berkembang dan mengalami
diferensiasi. Timus juga berperan dalam menghilangkan sel-sel imun
yang merespon secara berlebihan terhadap jaringan tubuh sendiri
melalui proses seleksi negatif.
Kedua organ ini, sumsum tulang belakang dan timus, berperan penting
dalam pengembangan dan pematangan sel-sel imun. Sumsum tulang
belakang menghasilkan sebagian besar sel darah, termasuk sel-sel imun,
sedangkan timus berfungsi khusus dalam pengembangan limfosit T.
Organ Imun Sekunder
Organ-organ imun sekunder adalah tempat di mana interaksi antara sel-sel imun
terjadi, dan di mana respon imun terhadap patogen atau benda asing lainnya terjadi.
Berikut adalah beberapa organ imun sekunder yang teridentifikasi:
1. Limfonodus (Lymph Nodes): Limfonodus adalah struktur kecil berbentuk kacang yang
terdistribusi di seluruh tubuh, terutama di sepanjang saluran limfatik. Mereka berfungsi
sebagai tempat pertemuan dan interaksi antara sel-sel imun, termasuk sel-sel B dan T.
Limfonodus mengandung sel-sel imun dan berperan dalam filtrasi dan pemurnian limfa,
serta mengaktifkan respons imun melawan patogen yang ada di dalamnya.
2. Otot Limfoid MALT (Mucosa-Associated Lymphoid Tissue): MALT adalah jaringan
limfoid yang terletak di dalam mukosa tubuh seperti saluran pernapasan, saluran
pencernaan, dan saluran kemih. Ini meliputi amandel (tonsil), adenoid, kelenjar getah
bening usus, dan jaringan limfoid di paru-paru dan usus. MALT berperan dalam
mendeteksi patogen yang masuk melalui mukosa dan memicu respons imun lokal.
3. Limpa (Spleen): Limpa adalah organ besar yang terletak di bagian kiri atas perut. Ini
berfungsi sebagai filter kekebalan tubuh dan tempat pertemuan antara sel-sel imun.
Limpa memfilter darah untuk menghilangkan patogen, sel-sel darah merah yang usang,
dan partikel asing lainnya. Sel-sel imun dalam limpa mengenali dan membantu
melawan patogen yang ada dalam darah.
4. Kelenjar Getah Bening (Lymph Glands): Kelenjar getah bening adalah struktur kecil
yang terdistribusi di seluruh tubuh. Mereka berfungsi sebagai tempat pertemuan dan
interaksi antara sel-sel imun. Kelenjar getah bening mengandung sel-sel imun dan
berperan dalam mengenali dan melawan patogen yang masuk melalui aliran limfa.
Peran dan Proses Penting yang terjadi
dalam Organ Imun Primer
Organ imun primer, yaitu sumsum tulang dan timus, memiliki peran
penting dalam perkembangan dan pendidikan sel-sel imun. Berikut adalah
penjelasan mengenai peran dan proses penting yang terjadi pada organ
imun primer:
1. Sumsum Tulang Belakang (Bone Marrow):
Peran: Sumsum tulang adalah tempat di mana sel-sel imun, seperti sel-
sel B, sel-sel T, dan sel-sel dendritik, diproduksi, matang, dan
berkembang biak. Sumsum tulang juga berperan dalam produksi sel
darah, termasuk sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Proses Penting: Sel-sel imun, seperti prekursor sel-sel B dan sel-sel T,
diproduksi dalam sumsum tulang. Mereka mengalami diferensiasi dan
maturasi di dalam sumsum tulang, di bawah pengaruh faktor-faktor
pertumbuhan dan interaksi dengan sel-sel stromal. Selama proses ini,
sel-sel imun belajar mengenali dan membedakan antigen yang asing
dan berbahaya dari yang tidak berbahaya. Sel-sel imun yang gagal
dalam proses pengenalan antigen yang tepat atau menunjukkan
reaktivitas yang berlebihan terhadap antigen normal cenderung
dihapus atau diatur ulang.
Peran dan Proses Penting yang terjadi
dalam Organ Imun Primer
Organ imun primer, yaitu sumsum tulang dan timus, memiliki peran penting dalam
perkembangan dan pendidikan sel-sel imun. Berikut adalah penjelasan mengenai
peran dan proses penting yang terjadi pada organ imun primer:
2. Timus (Thymus):
Peran: Timus berperan dalam pendidikan dan seleksi sel-sel T. Sel-sel T yang
dihasilkan di sumsum tulang mengalami proses pematangan selama transit
melalui timus. Timus juga berfungsi sebagai organ endokrin yang
menghasilkan hormon, seperti hormon timosin, yang mempengaruhi
perkembangan dan diferensiasi sel-sel T.
Proses Penting: Ketika sel-sel T masih dalam tahap pematangan, mereka
bermigrasi ke dalam timus. Di dalam timus, sel-sel T berinteraksi dengan sel-sel
stromal dan sel dendritik. Proses ini melibatkan seleksi positif dan negatif.
Pada seleksi positif, sel-sel T yang dapat mengenali antigen yang dihadirkan
oleh sel-sel presentasi antigen di timus dipilih untuk bertahan hidup. Pada
seleksi negatif, sel-sel T yang bereaksi berlebihan terhadap antigen self atau
tidak dapat mengenali antigen dengan toleransi yang tepat cenderung dihapus
atau dimatikan. Proses ini membantu memastikan bahwa hanya sel-sel T yang
responsif terhadap antigen asing dan tidak merusak jaringan tubuh yang
diizinkan untuk keluar dari timus dan berperan dalam respons imun.
Peran dan Proses Penting yang terjadi
dalam Organ Imun Sekunder
Organ imun sekunder, yaitu limfonodus, otot limfoid, limpa dan
kelenjar getah bening, memiliki peran penting dalam perkembangan
dan pendidikan sel-sel imun. Berikut adalah penjelasan mengenai
peran dan proses penting yang terjadi pada organ imun sekunder
1. Limfonodus (Lymph Nodes):
Peran: Limfonodus berperan sebagai tempat pertemuan dan
interaksi antara sel-sel imun, terutama sel-sel B dan T. Mereka
membantu mengaktifkan respons imun terhadap patogen yang
ada dalam limfa.
Proses Penting: Limfonodus berfungsi sebagai filter untuk
memurnikan limfa. Ketika patogen memasuki limfa, mereka akan
terbawa menuju limfonodus. Di dalam limfonodus, sel-sel imun
seperti makrofag dan sel dendritik akan mendeteksi, menangkap,
dan mempresentasikan bagian-bagian patogen kepada sel-sel T
dan B. Hal ini memicu aktivasi sel-sel imun tersebut untuk
melawan patogen dengan memproduksi antibodi (sel B) atau
merangsang respons imun seluler (sel T).
Peran dan Proses Penting yang terjadi
dalam Organ Imun Sekunder
2. Otot Limfoid MALT (Mucosa-Associated Lymphoid Tissue):
Peran: MALT adalah jaringan limfoid yang terdapat di dalam
mukosa tubuh seperti saluran pernapasan, saluran
pencernaan, dan saluran kemih. Mereka berperan dalam
melindungi mukosa dari invasi patogen dan merespons benda
asing yang masuk melalui mukosa.
Proses Penting: MALT memiliki sel-sel imun, termasuk sel-sel B
dan T, yang berada di dekat permukaan mukosa. Ketika
patogen atau benda asing masuk melalui mukosa, sel-sel imun
di MALT mendeteksi dan merespons dengan memproduksi
antibodi dan sitokin untuk melawan patogen tersebut. Mereka
juga berperan dalam mengatur toleransi imun terhadap
antigen yang tidak berbahaya, sehingga mencegah reaksi imun
yang berlebihan terhadap zat-zat umum seperti makanan atau
komensal bakteri.
Peran dan Proses Penting yang terjadi
dalam Organ Imun Sekunder
3. Limpa (Spleen):
Peran: Limpa berfungsi sebagai organ filter kekebalan tubuh. Ia
memonitor dan membersihkan darah dari patogen, sel darah
merah yang usang, dan partikel asing lainnya. Selain itu, limpa
juga berperan dalam memicu respons imun terhadap patogen
yang ada dalam darah.
Proses Penting: Limpa memiliki jaringan spongy yang terdiri dari
kompartemen khusus yang mengandung sel-sel imun, termasuk
makrofag, limfosit, dan sel dendritik. Ketika darah mengalir
melalui limpa, sel-sel imun dalam limpa menangkap dan
mengenali patogen dalam darah. Sel-sel imun tersebut
kemudian merespons dengan mengeluarkan antibodi, memicu
respons imun seluler, atau menghancurkan patogen langsung.
Limpa juga berperan dalam produksi dan penghancuran sel
darah merah yang usang serta menyimpan darah dalam kondisi
darurat
Peran dan Proses Penting yang terjadi
dalam Organ Imun Sekunder
4. Kelenjar Getah Bening (Lymph Glands):
Peran: Kelenjar getah bening berperan sebagai tempat
pertemuan dan interaksi antara sel-sel imun. Mereka
membantu mengenali dan melawan patogen yang masuk
melalui aliran limfa.
Proses Penting: Kelenjar getah bening mengandung sel-sel
imun, terutama sel-sel B dan T. Ketika patogen memasuki
aliran limfa, mereka akan terbawa menuju kelenjar getah
bening terdekat. Di dalam kelenjar getah bening, sel-sel imun
akan mendeteksi, menangkap, dan mengenali patogen
tersebut. Hal ini memicu aktivasi sel-sel imun untuk melawan
patogen dengan memproduksi antibodi (sel B) atau
merangsang respons imun seluler (sel T). Kelenjar getah
bening juga berperan dalam memicu dan mengatur respons
imun sistemik.
Resirkulasi Limfatik
Proses resirkulasi limfatik, juga dikenal sebagai sirkulasi limfatik, adalah perjalanan limfa melalui sistem
limfatik dalam tubuh. Limfa adalah cairan bening yang mengandung sel-sel imun, nutrisi, dan limbah
metabolik. Proses resirkulasi limfatik penting dalam mengangkut limfa dari jaringan tubuh kembali ke
sistem peredaran darah, serta dalam menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dan memfasilitasi respons
imun.
Proses resirkulasi limfatik meliputi:
1. Pembentukan Limfa: Limfa terbentuk ketika cairan jaringan tubuh, yang mengandung nutrisi dan limbah
metabolik, disaring melalui kapiler darah di jaringan. Sebagian cairan tersebut diserap oleh kapiler limfatik
yang berdiameter lebih besar dan membentuk limfa.
2. Kapiler Limfatik: Kapiler limfatik adalah jaringan pembuluh halus yang menyebar di seluruh tubuh, mirip
dengan jaringan pembuluh darah. Kapiler limfatik memiliki dinding yang lebih longgar dibandingkan dengan
kapiler darah, sehingga memungkinkan pergerakan cairan dan partikel ke dalamnya. Kapiler limfatik juga
dilengkapi dengan katup unidirectional yang membantu mencegah aliran balik limfa.
3. Perjalanan Limfa: Limfa yang terbentuk di jaringan akan masuk ke kapiler limfatik dan mengalir melalui
jaringan-jaringan yang membentuk jaringan limfatik, seperti limfonodus, kelenjar getah bening, amandel,
dan MALT (Mucosa-Associated Lymphoid Tissue). Selama perjalanan, limfa akan melewati berbagai
kompartemen sel-sel imun yang berperan dalam deteksi dan pembersihan patogen.
4. Saluran Limfatik Utama: Limfa dari jaringan limfatik akan mengalir melalui saluran-saluran limfatik yang
semakin besar, seperti duktus limfatik kanan dan duktus limfatik kiri. Duktus limfatik kanan akan membuang
limfa ke dalam vena besar di sisi kanan tubuh, sedangkan duktus limfatik kiri membuang limfa ke dalam
vena besar di sisi kiri tubuh. Dengan demikian, limfa akan kembali ke dalam sistem peredaran darah.
5. Aliran Limfatik: Aliran limfatik didorong oleh kontraksi otot polos di dinding pembuluh limfatik, tekanan
jaringan, dan kontraksi otot rangka yang berdekatan dengan pembuluh limfatik. Gerakan tubuh dan
pernapasan juga membantu dalam perpindahan limfa. Selain itu, katup-katup unidirectional di dalam
pembuluh limfatik mencegah aliran balik limfa.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai