Anda di halaman 1dari 35

Dasar-Dasar

Imunologi
DOSEN PENGAMPU :

HERLINDA DJOHAN,SKM.M.SI
Pengantar

Tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan


bakteri, virus, parasit, radiasi matahari, dan polusi.
Stres emosional atau fisiologis dari kejadian ini adalah
tantangan lain untuk mempertahankan tubuh yang
sehat. Biasanya kita dilindungi oleh sistem
pertahanan tubuh, sistem kekebalan tubuh,
terutama makrofag, dan cukup lengkap kebutuhan
gizi untuk menjaga kesehatan. Kelebihan tantangan
negatif, bagaimanapun, dapat menekan sistem
pertahanan tubuh, sistem kekebalan tubuh, dan
mengakibatkan berbagai penyakit fatal
Sistem Imun dalam
Definisi & Fungsi

Imunitas / Kekebalan = sistem mekanisme pada


organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh
biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh
patogen serta sel tumor.

Fungsi dari sistem imun :


•Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit;
menghancurkan & menghilangkan
mikroorganisme atau substansi asing (bakteri,
parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk
ke dalam tubuh
•Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak
(debris sel) untuk perbaikan jaringan.
•Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal
Sistem Imun

Organ Limpatik Organ Limpatik


Sistem Imun Primer Sistem Imun Sekunder

❖ Sumsum ❖ Limpa
Tulang ❖ Nodus
❖ Kelenjar Limpa
Timus ❖ Tonsil
Tonsil Timus

Limpa Nodus limpa


Sumsum Tulang

Di sumsum tulang
inilah sel-sel darah
(terutama sel darah
putih) dibentuk oleh
sel darah induk. Sel
darah putih
(leukosit) memiliki
fungsi yang sangat
vital bagi sistem
kekebaan tubuh.
Kita bisa melihat
pada gambar
disebelah
Fagosit dan limfosit memiliki peran yang
sangat penting bagi sistem kekebalan tubuh.
Sel fagosit akan menghancurkan patogen
yang masuk ke dalam tubuh dengan cara
memakannya atau yang dinamakan sebagai
fagositosis. Fagosit ini terdiri dari neutrofil dan
monosit. Neutrofil akan beredar dalam aliran
darah sedangkan monosit akan berubah
menjadi makrofag yang kemudian dapat
beredar hingga masuk ke dalam rongga
tubuh.
Mikrofag melakukan fagositosis yakni dengan
cara menarik atau menempelkan kaki
semunya (pseudopodia) ke sel patogen,
kemudian menghancurkannya dengan
menggunakan enzim pencernaanya. Pada
reaksi peradangan, proses fagositosis terjadi
dengan cara mengelilingi patogen kemudian
memakannya. Selain itu, pada kekebalan
spesifik, makrofag juga memiliki peran yakni
membantu menangkap dan mengantarkan
mikroba patogen kepada sistem kekebalan
lainnya untuk dihancurkan.
Limfosit terdiri dari dua jenis yakni limfosit B
dan limfosit T.

 Limposit B Sel limfosit B dapat


membentuk sebuah struktur
Dalam perkembangannya protein khusus yang
limfosit B mengalami dinamakan
pematangan di sumsum Immunoglobulin atau
tulang, hidup dalam jangka antibodi, protein ini dapat
waktu yang sangat lama dipindahkan ke dalam
dimana kemudian membran sel sehingga
berdiferensiasi menjadi sel dapat mengenali dan
plasma dan sel limfosit B membunuh mikroba
memori. Sel plasma memiliki patogen yang ada di
fungsi mensekresikan dalamnya. Antibodi ini
antibodi ke dalam cairan pada dasarnya terbentuk
tubuh sedangkan sel limfosit sebagai akibat atau respon
B memori memiliki fungsi masuknya patogen yang
sebagai tempat dapat menyebabkan
penyimpanan segala penyakit di dalam tubuh.
informasi terkait antigen
yang pernah menyerang
tubuh dalam bentuk DNA.
Limfosit T

1. Sel T penolong (helper T cell) memiliki


fungsi mengaktifkan limfosit B dan
limfosit T.
Berbeda dengan limfosit
B, limfosit T dimatangkan 2. Sel T sitotoksik (cytotoxic T cell) memiliki
di kalenjar timus yang fungsi membunuh sel yang telah terjangkit
patogen.
dalam
perkembangannya
kemudian berubah 3. Sel T supressor (supressor T cell) memiliki
menjadi sel T sitotoksik fungsi sebagai penghambat kinerja Sel T
(cytotoxic T cell), sel T penolong dan Sel T sitotoksik sehingga
penolong (helper T cell), produksi antibodi berhenti (ibaratnya
sel T supressor (supressor T sebagai rem pada sepeda motor).
cell) dan sel Tmemori
4. Sel T memori (memory T cell) memiliki
(memory T cell).
fungsi untuk mengingat segala informasi
terkait antigen yang pernah menyerang
tubuh.
Timus berfungsi sebagai
Timus tempat perkembangan
limfosit yang dihasilkan dari
sumsum tulang untuk
menjadi limfosit T yang
kemudian berubah
menjadi sel T sitotoksik
(cytotoxic T cell), sel T
penolong (helper T cell), sel
T supressor (supressor T cell)
dan sel Tmemori (memory T
cell). Timus tidak
menyerang patogen
secara langsung. Timus
akan mensekresikan
hormon tipoprotein untuk
memberikan kekebalan
pada Limfosit T.
Kelenjar timus adalah kelenjar yang terletak di
tengah rongga dada, tepatnya di belakang
tulang dada dan di antara paru-paru. Bentuknya
menyerupai tabung kecil dan terdiri atas dua
bagian yang berukuran sama. Kelenjar timus ini
ukurannya akan berubah seiring bertambahnya
usia.

Kelenjar timus merupakan bagian


penting dari sistem getah bening
(sistem limfatik) di dalam tubuh. Salah
satu tugas penting kelenjar timus bagi
kesehatan adalah memproduksi sel
darah putih yang disebut limfosit-T
atau sel T.
➢Kelenjar timus bagian penting dari sistem getah bening (sistemlimfatik) di
dalam tubuh.
➢tugas penting memproduksi sel darah putih yang disebut limfosit-T / sel T.
➢merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi untuk
melawan sel kanker dan mikroorganisme penyebab infeksi yang masuk
ke dalam tubuh.
➢limfosit-T tidak bekerja sendirian. Sel ini dibantu oleh sel darah putih lain
yang disebut limfosit-B. Limfosit-B diproduksi oleh sumsum tulang
belakang
di dalam tubuh.
➢Sel darah putih ini bertugas mendeteksi zat tertentu, benda asing, dan
mikroorganisme yang dianggap berbahaya di dalam tubuh, lalu
memproduksi antibodi untuk melawannya.
➢ kelenjar timus juga memproduksi hormon thymosin yang bertugas untuk
menunjang kerja sel limfosit-T dalam melawan infeksi dan sel kanker.
Beberapa jenis hormon, seperti insulin dan melatonin (hormon pengatur
tidur), juga diproduksi oleh kelenjar ini, tapi jumlahnya hanya sedikit.
Komponen Sistem Kekebalan
Tubuh
1.Limpa
Komponen sistem
kekebalan tubuh pada Limfa merupakan organ
manusia banyak limfoid dengan ukuran
terdapat di organ- yang besar dan terletak
organ limfoid yakni di belakang lambung.
limfa, nodus limfa, Adapun kalenjar yang
sumsum tulang dihasilkan leh limfa
belakang, timus dan bewarna ungu tua yang
tonsil. memiliki fungsi antara lain
membentuk sel darah
putih (leukosit) dan
antibodi, membunuh
kuman dan
menghancurkan sel
darah merah yang sudah
tua (Endang Sri Lestari,
Hal.161).
2. Nodus Limpa
Di dalam nodus limfa
terdapat ruang yang
lebih kecil yang
dinamakan nodulus.
Nah, di dalam
nodulus terdapat
ruangan yang lebih
kecil lagi yang
dinamakan sinus
dimana di dalam sinus
terdapat banyak
makrofag dan
limfosid. Nodus limfa
berfungsi untuk
menyaring
mikroorganisme yang
ada di dalam limfa.
3. Tonsil
Tonsil berfungsi untuk
membunuh penyakit
yang terdapat pada
saluran pernapasan
pada bagian atas
dan faring. Hal ini
dapat dilakukan
karena tonsil dapat
mensekresikan
kelenjar yang banyak
mengandung limfosit.
Mengenal Antigen
dan Antibodi

Antigen
merupakan zat yang
merangsang respons
imunitas, terutama dalam
menghasilkan antibodi. Memiliki 2 bagian
Antibodi yang dihasilkan
1. Determinan antigen
berupa zat molekul besar
(epitop)
seperti protein dan
polisakarida, contohnya 2. Hapten
permukaan bakteri. Antigen
dapat berupa bakteri, virus,
protein, karbohidrat, sel-sel
kanker, atau racun.
Memiliki 2 Bagian

Determinan Antigen
(epitop) Hapten
 Epitop merupakan  Hapten adalah molekul
bagian antigen yang kecil yang hanya bisa
dapat membangkitkan menginduksi produksi
respons imunitas, atau antibodi jika bergabung
dengan kata lain, dapat dengan carrier yang
menginduksi bermolekul besar. Oleh
pembentukan antibodi. karena itu, hapten
Satu antigen tersusun memiliki sifat
dari 2 atau lebih molekul imunogenik. Hapten
epitop. dapat berupa obat,
antibiotik, dan kosmetik.
1.IgG
Antibodi
(imunoglobulin) (80%) dan akan lebih besar
pada kontak ke 2, 3, dan
Antibodi atau seterusnya. IgG dapat
imunoglobulin adalah menembus plasenta dan
protein larut yang memberikan imunitas pada
dihasilkan oleh sistem bayi. Selain itu, IgG juga
imunitas sebagai respons merupakan pelindung
terhadap keberadaan terhadap mikroorganisme dan
suatu antigen dan akan toksin, dapat mengaktivasi
bereaksi dengan antigen komplemen, dan dapat
tersebut. Ada lima kelas meningkatkan efektivitas sel
imunoglobulin fagositik.
IgA IgM
Berjumlah 15%, IgA IgM adalah antibodi yang
dapat ditemukan pada pertama kali tiba di lokasi
zat sekresi seperti infeksi, menetap di pembuluh
keringat, ludah, air darah dan tidak masuk ke
mata, ASI, dan sekresi jaringan. IgM berumur pendek
usus. IgA berfungsi dan berfungsi untuk
untuk melawan mengaktivitasi komplemen
mikroorganisme yang dan memperbanyak
masuk ke dalam tubuh. fagositosis.
IgE
IgD Antibodi ini terikat pada
IgD memiliki fungsi reseptor sel mast dan basofil.
memicu respons IgE menyebabkan pelepasan
imunitas dan banyak histamin dan mediator kimia
ditemukan di limfosit B. lainnya. Selain itu, IgE banyak
Meskipun demikian, IgD ditemukan dalam darah
berjumlah sedikit dengan konsentrasi rendah
pada limpa dan serum dan kadarnya meningkat
darah. ketika bereaksi terhadap
alergi.
Interaksi
Antibodi
dan Antigen

Antibodi memiliki sisi pengikat antigen pada


daerah variabel dan antigen memiliki sisi
penghubung determinan (epitop). Oleh karena
itu, kedua sisi akan berikatan membentuk
kompleks antigen dan antibodi. mekanisme
pengikatan antibodi ke antigen dapat melalui
beberapa cara

1. Fiksasi komplemen
2. Netralisasi
3. Aglutinasi
(penggumpalan)
4. Presipitasi
(pengendapan)
Netralisasi
Netralisasi menyebabkan antibodi menutup
sisi penghubung determinan antigen,
Fiksasi komplemen
sehingga antigen tidak berbahaya dan
Dalam fiksasi komplemen terjadi
akhirnya dapat dicerna oleh sel fagosit.
aktivasi sistem komplemen oleh
kompleks antigen-antibodi.
Komplemen memiliki 20 protein
Aglutinasi (penggumpalan)
serum yang berbeda. Ketika infeksi,
Yang dimaksud dengan aglutinasi adalah
protein serum pertama teraktivasi
kondisi ketika satu antibodi memiliki minimal
dan mengaktifkan protein serum
2 pengikatan. Semua sisi pengikatan
selanjutnya secara jalur berantai
tersebut berikatan dengan antigen berupa
(efek domino). Hasil reaksi
materi partikel seperti sel darah merah atau
komplemen tersebut akan melisiskan
bakteri. Oleh karena itu, kompleks besar
sel-sel patogen dan virus. Fiksasi
dengan mudah difagosit oleh makrofag.
komplemen menghasilkan 2 jenis
efek yang disebut dengan sitolisis
dan inflamasi. Seperti apa, ya? Presipitasi (pengendapan)
Simak gambar di bawah ini, ya! Presipitasi adalah pengikatan silang
molekul-molekul antigen yang terlarut
dalam cairan tubuh. Setelah terendapkan,
antigen dikeluarkan dan dibuang melalui
fagositosis.
Sistem pertahanan tubuh
Sistem Pertahanan berfungsi melindungi tubuh
Tubuh dari serangan benda asing
atau bibit penyakit yang
masuk ke dalam tubuh.

Sistem pertahanan
tubuh terdiri atas 3
macam lapisan
pertahanan antara
lain
Pertahanan Tubuh Non Spesifik Pertahanan Tubuh Spesifik

Lapisan Pertahanan Lapisan Pertahanan Ke Lapisan Pertahanan Ke


Pertama Dua Tiga
Kulit Sel Darah Putih Fagositik Limfosit

Membran Mukosa Protein Anti Mikroba Antibodi

Sekresi dari kulit dan Respon Peradangan


Membran Mukosa
Pertahanan Tubuh Non Spesifik Eksternal

Sistem pertahanan tubuh non


spesifik merupakan pertahanan
tubuh yang tidak membedakan
mikroorganisme pathogen satu
dengan yang lainnya

• Pertahanan fisik, dilakukan oleh kulit dan embran


mukosa
• Pertahanan mekanis,dilakukan oleh rambut hidung
dan silia
• Pertahanan kimiawi, dilakukan oleh sekret yang
dihasilkan oleh rambut hidung dan silia.
•Petahanan biologis, dilakukan oleh populasi bakteri
tidak berbahaya yang hidup di kulit dan membran
mukosa.
Pertahanan Tubuh Nonspesifik Internal

Respon
peradangan (inflamasi)

Inflamasi merupakan respon tubuh


terhadap kerusakan jaringan, missal akibat
tergores atau benturan keras. Pada proses
ini dipengaruhi oleh Histamin dan
Prostalgidin
Fagositosis

Fagositosis adalah suatu


mekanisme pertahanan
yang dilakukan oleh sel –
sel fagosit dengan cara
mencerna mikroorganisme
/ partikel asing yang masuk
kedalam tubuh
Protein anti mikroba
Jenis protein yang berperan
dalam system pertahanan
tubuh non spesifik yaitu
protein komplemen dan
interferon, protein
komplemen membunuh
bakteri penginfeksi dengan
cara membentuk lubang
pada dinding sel dan
membran plasma bakteri
tersebut. Interferon akan
membentuk zat yang
mampu mencegah replikasi
virus sehingga serangan virus
dapat dicegah
Pertahanan Tubuh Spesifik

Pada system pertahan tubuh ini bereaksi terhadap antigen dengan cara
mengaktifasikan sel limfosit B yang akan mensekresikan protein khusus yang
disebut antibody, setiap antigen memiliki susunan molekul khusus
yang merangsang limfosit B tertentu untuk mensekresikan antibody yang
berinteraksi secara spesifik dengan antigen tersebut

Limfosit B dibentuk pada sumsum tulang kuning yang mengalami


pembelahan atau diferensiasi menjadi sel plasma dan sel limfosit B ( didalam
tubuh limfosit B jumlahnya mencapai 30% ). Sel plasma yang terbentuk
bertugas menyekresikan antibody ke dalam cairan tubuh. Adapun limfosit B
memori berfungsi menyimpan informasi antigen

Limfosit T dibentuk dibentuk disumsum tulang akan tetapi pematangan llimfosit


T terjadi di kelenjar timus, setelah mengalami setelah mengalami
pematangan limfosit T dan limfosit B akan masuk kedalam system
peredaran limfatik, oleh karena itu sel – sel limfotik banyak ditemui pada
peredaran darah limfatik,sumsum tulang, kelenjar timus, kelenjar limpa,
amandel, darah dan system pencernaan.
Tipe Limfosit Jenis Limfosit Fungsi
Limfosit B ( sel B ) Sel B plasma Membentuk antibody.
Sel B pengingat Mengingat antigen yang pernah masuk
kedalam tubuh.
Sel B pembelah Membentuk sel B plasma dan sel B
pengingat.
Limfosit T ( sel T ) Sel T pembunuh Menyerang pathogen yang masuk kedalam
tubuh, sel tubuh yang terinfeksi, serta sel
kanker secara langsung.
Sel T pembantu Menstimulasikan pembentukkan jenis sel T
lainnya dan sel B plasma serta
mengaktifasikan makrofag untuk melakukan
fagositosis.
Sel T Supresor Menurunkan dan menghentikan respon
imun dengan cara menurunkan produksi
antibody dan mengurangi aktifitas sel T
pembunuh.
Antibody

bahwa limfosit B membentuk sel plasma yang akan


mensekresikan antibody. Antibodi terdiri atas
sekelompok protein serum globular yang disebut
immunoglobulin. Protein ini merupakan protein
khusus yang diimigrasikan atau dipindahkan ke
bagian membrane sel, kemudian akan mengenali
dan membunuh sel asing yang di temui.

Anda mungkin juga menyukai