0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan12 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang variabilitas fisiologi pra-analitik yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium, seperti variasi diurnal, latihan, diet, merokok, stres, posisi tubuh, umur, jenis kelamin, dan pengaruh obat-obatan. Variabilitas ini perlu dikontrol secara individual agar hasil pemeriksaan dapat akurat.
Dokumen tersebut membahas tentang variabilitas fisiologi pra-analitik yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium, seperti variasi diurnal, latihan, diet, merokok, stres, posisi tubuh, umur, jenis kelamin, dan pengaruh obat-obatan. Variabilitas ini perlu dikontrol secara individual agar hasil pemeriksaan dapat akurat.
Dokumen tersebut membahas tentang variabilitas fisiologi pra-analitik yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium, seperti variasi diurnal, latihan, diet, merokok, stres, posisi tubuh, umur, jenis kelamin, dan pengaruh obat-obatan. Variabilitas ini perlu dikontrol secara individual agar hasil pemeriksaan dapat akurat.
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS A. PERSIAPAN PENDERITA
• Variabilitas pra supaya hasil pemeriksaan akurat. analitik
karena pengaruh fisiologi dapat dikontrol secara individual • Variabilitas pra analitik fisiologi meliputi : 1. Variasi diurnal. 2. Latihan. 3. Diet. 4. Merokok. 5. Stress. 6. Postur atau posisi. 7. Umur . 8. Jenis kelamin. • Pengaruh terapi obat. 1. VARIASI DIURNAL
• Variasi diurnal akan mempengaruhi pemeriksaan
hormon, besi, asam fosfat . • Hormon insulin : lebih rendah pada malam hari. • Iron : puncaknya pada awal pagi sampai menuju siang. • Asam fosfat : lebih tinggi pada siang dan sore. 2. LATIHAN.
• Aktivitas fisik memiliki efek sementara dan
jangka panjang pada pemeriksaan laboratorium. • Latihan dapat meningkatkan kadar AST, LDH. 3. DIET. • Diet pada individu dapat mempengaruhi hasil laboratorium. • Efeknya sementara dan mudah dikontrol. • Glukosa dan trigliserida diabsorbsi dari makanan dan meningkat setelah makan. • Vegetarian dalam waktu lama dapat menurunkan LDL , total lipid, trigliserida . 4. PEROKOK • Pada perokok kadar karboksi hemoglobin, katekolamin dan kortisol yang meningkat. • Perubahan hormon - hormon ini sering mengakibatkan eosinofil turun, sedangkan neutrofil dan monosit meningkat. • Efek jangka panjang : meningkatkan Hb, jumlah eritrosit, MCV. • Pengaruh pada respon imun : IgA, IgG, Ig M menurun. 5. STRES.
• Dapat meningkatkan kortisol dan Growth
Hormon. • Dengan terstimulasinya adrenal, akan meningkatkan glukosa plasma. 6. POSTUR ATAU POSISI
• Yang dapat dipengaruhi oleh perubahan posisi :
albumin, protein total, bilirubin, kolesterol, trigliserida. • Posisi saat pengambilan dapat disesuaikan dengan keadaan pasien, sedapat mungkin pasien diambil darahnya dengan posisi duduk. 7. UMUR.
• Pada bayi baru lahir Hb yang terbanyak Hb F.
• Konsentrasi bilirubin meningkat setelah lahir dan puncaknya pada hari kelima. • Bayi memiliki kadar glukosa lebih rendah daripada dewasa. • Adanya pertumbuhan skeletal dan otot, serum alkali fosfatase, kreatinin akan meningkat. 8. JENIS KELAMIN. • Setelah pubertas : – Pria : kadar alkali fosfatase, aminotransferase, aldolase lebih tinggi daripada wanita. – Wanita : kadar kalsium, magnesium, Hb, serum besi, ferritin lebih rendah. 9.OBAT-OBATAN
• Obat-obatan yang dapat mempengaruhi hasil
laboratorium : – Dalam darah : • Diuretik, kafein menyebabkan hampir seluruh pemeriksaan dalam darah akan meningkat karena terjadi hemokonsentrasi : Hb, Ht, lektrolit. • dalam urine akan terjadi pengenceran. – Morfin dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan enzim hati ( AST, ALT ). TERIMA KASIH