Anda di halaman 1dari 45

OSTEOPOROSI

S
Definisi Osteoporosis

• Osteoporosis adalah penyakit dengan sifat khas


berupa massa tulang yang rendah, disertai
perubahan mikroarsitektur tulang, dan penurunan
kualitas jaringan tulang, yang pada akhirnya
menimbulkan akibat meningkatnya kerapuhan
tulang dengan risiko terjadinya patah tulang
Epidemiologi

• Wanita > pria


• Sering pada wanita post-menopausal
• Sering juga pada pria > 70 tahun
• Indonesia:
• 32,3% wanita > 50 tahun
• 28,8 % pria > 50 tahun
Faktor Risiko

• Usia: penambahan 10 tahun usia, risiko meningkat 1,4 –


1,8 kali
• Kaukasia dan oriental lbh sering terkena dibanding kulit
hitam (ras),
• Genetik
• Jenis kelamin wanita
• Lingkungan: def.kalsium, kurangnya aktivitas fisik, obat-
obatan, rokok, alkohol
• Hormonal dan penyakit lain
Etiologi
• Perubahan pada kadar estrogen
• Kurangnya konsumsi vit.D
• Nutrisi dan olahraga yang kurang adekuat
• Pemakaian kortikosteroid jangka panjang
• Peningkatan glukokortikoid
• Penurunan insulin
• Gangguan PTH
• Kurang kalsium
• Disuse
• Genetik
Klasifikasi
OP primer
• Idiopatik
• Pasca menopause
• Pada wanita karena kurangya estrogen pada pria karena
kurangnya testosteron
OP sekunder
• Karena penyakit lain
• Senilis (penurunan homeostasis keseluruhan)
Patogenesis
Osteoporosis
Gejala klinis
Gejala klinis
osteoporosis
• 1. Postur tubuh lebih bungkuk ke depan
• 2. Tinggi badan berkurang
• 3.mudah mengalami patah tulang walaupun
dengan cedera ringan
• 4. Nyeri punggung karena vertebrae kolaps
Pemeriksaan Penunjang

• Lab: darah perifer lengkap, kalsium urin 24 jam, fungsi ginjal,


fungsi hepar, kadar TSH.
• Pemeriksaan biokimia tulang: Ca serum total, fosfor serum, fosfat
urin, osteokalsin serum, Bone Alcaline Isoenzyme Phospatase,
piridinolin urin, PTH, vitamin D.
• Pemeriksaan radiologis: X-ray terutama untuk mendiagnosis
banding dan mencari kemungkinan fraktur
*gambaran radiologis khas OP: tulang lebih lusen, trabekulasi
jarang dan kasar, penipisan korteks, korpus vertebra menjadi lebih
pipih.
• Pemeriksaan DMT: menjadi tolak ukur diagnosis, memprediksi risiko
fraktur, dan monitoring terapi.
Diagnosis
Diagnosis
• Diagnosis ditegakan dengan pemeriksaan
radiologis dengan melihat Bone Mineral
Density (BMD)  central Dual Energy X-Ray
(DEXA) assessment
• DEXA perifer (Calcaneus)  tidak bisa u/
diagnosis
• Kriteria dibawah tidak bisa diterapkan ke
pasien <50 thn, anak, wanita
premenopouse.
Sumber

• Diagnosis and Management of Osteoporosis


• MICHAEL P. JEREMIAH, MD; BRIAN K. UNWIN, MD; and MARK H.
GREENAWALD, MD, Virginia Tech Carilion School of Medicine, Roanoke,
Virginia
• VINCENT E. CASIANO, MD, Evans Army Community Hospital, Fort
Carson, Colorado
• Am Fam Physician. 2015 Aug 15;92(4):261-268.
PENATALAKSANAAN
Non farmakologi
• Edukasi:
• Anjuran aktivitas fisik yang ringan dan hindari risiko jatuh
• Jaga asupan kalsium 1000-1500 mg/hari (makanan, suplemen)
• Berhenti alkohol, rokok, jamu, hindari angkat barang berat
• Batasi asupan natrium sampai 3 g/ hari untuk meningkatkan
reabsorpsi kalsium
• Hindari defisiensi vit D
• Kenali penyakit dan obat-obatan yang dapat menyebabkan
osteoporosis
• Latihan dan program rehabilitasi
• Belum osteoporosis  bersifat pembebanan thd tulang
• Sudah osteoporosis  tanpa beban kemudian ditingkatkan secara
bertahap hingga beban yang adekuat
PRINSIP UTAMA LATIHAN TERAPI OSTEOPOROSIS

• Spesifikasi  spesifik menurut fisiologi tubuh


• Reversibility  efek positif latihan akan hilang perlahan bila
latihan tidak dilanjutkan
• Progression  peningkatan intensitas latihan secara
progresif untuk mencapai kepadatan tulang optimal
• Nilai Awal  latihan dimulai dari kapasitas kemajuan
fungsional awal yang ada
• Diminishing Return  terdapat batasan biologis pada
kemajuan optimal yang dapat dicapai individu
Latihan dan program rehabilitasi

Tujuan :
- Latihan yang teratur akan lebih lincah, tangkas, dan
otot-ototnya kuat sehingga tidak mudah terjatuh.
- Mencegah perburukan osteoporosis  merangsang
biofisikoelektrokemikal  meningkatkan remodeling
tulang

• Penderita yang osteoporosis latihan dimulai dengan


latihan tanpa beban kemudian ditingkatkan secara
bertahap mencapai latihan beban yang aekuat
Latihan khusus osteoporosis

• Tujuan : mengoptimalkan kesehatan tulang


• Program latihan :
- aktivitas latihan beban selama 45 menit, 3-4 kali tiap minggu.
- Latihan angkat beban selama 20-30 menit 2-3 kali seminggu

Jenis latihan
• Latihan beban aktivitas rendah : jalan, treadmill.
• Latihan beban aktivitas sedang : lompat, angkat beban,
pemakaian angkat beban.
• Latihan beban aktivitas tinggi : jogging, tenis dan sepakbola
Latihan khusus osteoporosis (cont)

• latihan untuk mempertahankan massa otot : berenang.


• Latihan untuk mencegah risiko jatuh : berenang dan latihan
keseimbangan.
Komponen latihan fisik

1. Pembebanan (weight bearing)


- Beban: berat tubuh, posisi berdiri
- Jenis latihan : berjalan, berlari, naik tangga, lompat tali
2. Resistensi
- Beban : beban tambahan (dumbel, alat, dll)
- Jenis latihan : dapat digabung dengan latihan weight bearing
3. Gerak ekstensi
- Manfaat lebih baik dari risiko mikro fraktur lebih kecil dibandingkan gerak
fleksi
4. Gerakan dinamis
- Gerak isotonis lebih memberi manfaat
Komponen latihan fisik (cont)

5. Latihan endurance
- Aerpbic low impact
- Memberikan nilai tambahan unntuk kebugaran
6. Latihan koordinasi dan keseimbangan
- Untuk keamanan mobilitas, dan menghindari jatuh
Dosis latihan fisik

• Frekuensi : 3-5 kali perminggu


• Durasi : 30-60 menit
• Waktu : sebaiknya terpapar matahari. Pukul 07.00-09.00
atau 15.00-16.30.
Farmakologi
• Terapi sulih hormon (wanita): • Kontraindikasi absolut sulih
• Post menopause: hormon:
• Estrogen terkonjugasi 0,3125 – Ca mammae, Ca endometrium,
1,25 mg/hari PO dikombinasi hiperplasia endometrium,
kehamilan, hipertensi,
dengan medroksiprogesteron trombosis, Ca ovarium,
asetat 2,5 – 10 mg/hari P.O gangguan hati
• Pra menopause: • Kontraindikasi relatif sulih
• Estrogen terkonjugasi 0,3125 – hormon:
1,25 mg /hari PO diberikan penggunaan estrogen, infark
miokard, stroke, hiperlipidemia
pada hari 1 – 25 siklus haid familial, riwayat Ca pada
keluarga, melanoma, DM tidak
terkontrol
Farmakologi
• SERM (Selective Estrogen-Receptor Modulators):
• Golongan anti estrogen yang memiliki efek spt estrogen pd tulang
dan lipid
• Raloksifen: 60 mg / hari P.O.

• Bisfosfonat: bekerja dengan menghambat osteoklas


Generasi bifosfonat
Generasi Nama Posologi
Generasi I Etidronat 400 mg/ hari per oral slm 2 mgg
dilanjutkan suplemen Ca 500
mg /hari slm 76 hari. Diulang tiap
3 bln
Klodronat Idem, kalsium selama 60 hari
Generasi II Alendronat 10 mg / hari atau 70 mg /
minggu kontinyu
Generasi III Risedronat 5 mg / hari atau 35 mg / minggu
kontinyu
Ibandronat 2,5 mg / hari atau 150 mg / bulan
PO
3 mg bolus IV dalam 15-30” tiap
3 bln
Zoledronat 5 mg IV drip setahun sekali
PENATALAKSANAAN

• Evaluasi hasil pengobatan dapat dilakukan dengan


mengulang pemeriksaan densitometry 1-2 tahun setelah
pengobatan dan nilai peningkatan densitas.
• Bila dalam 1 tahun tidak ada peningkatan/ penurunan 
pengobatan berhasil
• Pemeriksaan biokimia tulang dapat digunakan untuk
evaluasi pada 3-4 bulan setelah pengobatan dengan
menilai penurunan kadar (pertanda resopsi dan formasi
tulang)
PENATALAKSANAAN

• Terapi fisik dan rehabilitasi merupakan


pilihan terapi bagi pasien
• Kombinasi terapi medikamentosa dan terapi
fisik dan rehabilitasi, memberikan hasil
optimal
• Aktivitas fisik dengan postur tubuh yang
baik, sebaiknya menjadi pola hidup pasien
Pencegahan, Komplikasi
& Prognosis
Pencegahan

• Latihan fisik dan kekuatan otot saat usia muda


• Aktivitas fisik teratur
• Mencegah jatuh
• Pastikan lingkungan aman
• Hindari alkohol, rokok
• Asupan Ca dan vit.D cukup
• DEXA berkala (1 kali/2 tahun)

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FK UI Jilid 1.


Edisi III
Komplikasi

1. Fraktur (kolum femoris, tulang


panjang)
2. Deformitas
3. Dowager’s hump (kifosis)
4. Gangguan sistem respirasi

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FK UI Jilid 1. Edisi III


Library.med.utah.edu/WebPath/TUTORIAL/OSTEO/OSTEO
POR.html
Prognosis

• 1. Quo Ad Vitam → Ad Bonam


• 2. Quo Ad Functionam → Dubia Ad
Malam
• 3. Quo Ad Sanationam → Dubia Ad
Bonam

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FK UI Jilid 1. Edisi III


TERIMA KASIH
Chest Expansion Test
• Dengan pita ukur, ukur lingkar
dada pada iga ke 6
• Minta pasien untuk inspirasi
maksimal dan ekspirasi maksimal
• Normal ukuran saat inspirasi dan
ekspirasi 5.8 – 7.6 cm
• Tidak normal jika selisih antara
inspirasidan ekspirasi maksimal
pada laki-laki < 2.5 cm  dan
wanita < 1.9 cm.

https://medisavvy.com/chest-expansion-t
est/
ICS III Procecus Xyphoideus
Torakal V Torakal X

https://www.hindawi.com/journals/crj/2019/517594
Cara Berjalan
JENJANG PENDIDIKAN DARI TIM
REHABILITASI MEDIK
Dokter Rehabilitasi Medik:
S1 : Program Sarjana Kedokteran (S.Ked)  profesi: program
profesi dokter umum (dr.)  program Spesialis : Rehabilitasi Medik
atau Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (Sp.KFR)

Fisioterapis
mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi
organ tubuh dengan penanganan secara manual, peningkatan
gerak, peralatan (fisik, elektroterapi, mekanis), dan pelatihan.
Program D-3 Fisioterapis (A.Md.Ft atau A.Md.Fis),
Program D-4 Fisioterapis (S.St.Ft)
S1: Program sarjana Fisioterapis (S.Ftr atau S.Ft)  pendidikan
profesi fisioterapi (Ftr.)
• Psikolog
pengembangan pemeliharaan mental emosional dan pemecahan
masalah yang diakibatkan keadaan sakit, penyakit, dan cedera
S1: Program Sarjana Psikologi (S. Psi) Magister Profesi Psikologi (
M.Psi)

Ortotis - prostetis :
suatu bentuk pelayanan keteknisian medik yang ditujukan kepada
individu untuk merancang, membuat, dan mengepas alat bantu
untuk pemeliharaan dan pemulihan fungsi (ortotik), atau
penggantian anggota gerak (prostetik)
Pendidikan D-III Ortotik Prostetik (Ahli Madya Ortotik Prostetik)
Line Of Gravity
• The line of gravity is an
imaginary vertical line from the
centre of gravity to the ground
or surface the object or person
is on.
• The closer the line of gravity is
to the centre of the base of
support (your next dash point)
the better balanced a person is
in this position.

Anda mungkin juga menyukai