,MM
KELOMPOK 1
1. Fandrian Potutu
2. Fillah Hardiyanto
3. Amalia Fajarini Latief
4. Dinda Riyanti Kadir
5. Indah Puspa Lestari
6. Septia Ningsi Polumulo
7. Siti Fadillah Dauhi
8. Nadia Mozen
9. Pujiati
10. Astuti Alhasni
11. Shinta Aswin Rahman
12. Yunthya S.R.Z. Abay
13. Zuniarsi Thalib “ KELAINAN GENETIK
14. Sasmitra Rahman TUMOR DAN KANKER ”
Apa itu Analisa Osteoporosis ?
Osteoporosis adalah penyakit metabolisme
tulang yang kronik dan progresif, yang ditandai
dengan massa tulang yang rendah dan kerusakan
struktural jaringan tulang, yang dapat mengakibatkan
kerapuhan tulang. (SharonL. Lewis, 2007).
Etiologi
1. Osteoporosis Primer
2. Osteoporosis Sekunder : a) Osteoporosis Tipe I
b) Osteoporosis Tipe II
3. Osteoporosis Juvenil Idiopatik
Patofisiologi
• Berawal dari adanya massa puncak tulang yang rendah disertai adanya
penurunan massa tulang.
• Massa puncak tulang yang rendah berkaitan dengan faktor genetic, seperti proses
ketuaan, menopause. Faktor lain seperti obat obatan atau aktifitas fisik yang kurang
• Akibat massa puncak tulang yang rendah disertai adanya penurunan massa tulang
menyebabkan densitas tulang menurun sehingga terjadi fraktur.
Apa Saja Pemeriksaan diagnostiknya ?
Penegakan diagnosis osteoporosis dilakukan dengan langkah evaluasi yang
lengkap yaitu anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
A. anamnesis
1. Fraktur pada trauma minimal, imobilisasi lama, penurunan tinggi badan pada orang
tua, latihan fisik yang teratur, kurangnya paparan sinar matahari, serta kurangnya
asupan mineral yang berperan penting dalam proses remodeling tulang seperti
vitamin D, kalsium, dan fosfor.
2. Konsumsi jangka panjang obat-obatan yang mempengaruhi metabolisme tulang
seperti kortikosteroid, hormon tiroid, antikonvulsan, heparin, antasid dengan
kandungan alumunium, sodium-flourida, dan bifosfonatetidronat.
3. Riwayat merokok dan konsumsi alkohol.
4. Adanya penyakit lain seperti penyakit pada sistem endokrin, traktus digestivus,
hepar, dan ginjal.
5. Riwayat haid, usia menarke, usia menopause, dan riwayat penggunaan obat-obatan
kontraseptif.
6. Riwayat anggota keluarga yang menderita osteoporosis atau penyakit tulang lainnya.
Faktor Resiko Osteoporisis
Faktor resiko Contoh
Usia Setiap peningkatan usia 1 dekade berhubungan dengan
peningkatan resiko 1,4-1,8
Genetik Etnis, gender (wanita beresiko dari pada pria), riwayat
keluarga
Lingkungan Makanan (defisiensi kalsium),aktivitas fisik, pembebanan
mekanik, obat-obatan (kortikosteroid, antikolvusan,
heparin), merokok, alkohol, jatuh (trauma)
Hormon endogen dan Defisiensi estrogen, defisiensi androgen,
penyakit kronik gastrektomi, sirosis, tiroksikosis, hiperkortisolisme
Sifat fisik tulang Bone Mineral Density (BMD), ukuran dan
geometri tulang, mikroarsitektur tulang, komposisi tulang
Pada pemeriksaan fisik, dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan, gaya
berjalan, ada atau tidaknya deformitas tulang, leg-length inequality, nyeri spinal, dan
jaringan parut pada leher sebagai tanda pernah dilakukan operasi tiroid. Karakteristik
lain pada pemeriksaan fisik penderita osteoporosis adalah ditemukannya kifosis
dorsal (Dowager’s hump), protuberansia abdomen, spasme otot paravertebral, dan ku
lit yang tipis.
Pemeriksaan penunjang pada kasus osteoporosis terdiri atas pemeriksaan biokimia
tulang, pemeriksaan radiologi, pemeriksaan BMD, dan pemeriksaan fungsi beberapa
organ terkait seperti kelenjar tiroid, traktus digestivus, hepar, dan ginjal.
Asuhan keperawatan
pada eostoporosis
Pengkajian
1. Assesment
a) Riwayat kesehatan
Anamnese memegang peranan penting pada evaluasi penderita osteoporosis
Obat-obatan yang diminum jangka panjang harus diperhatikan
Penyakit lain yang harus ditanyakan juga berhubungan dengan osteoporosis adalah penyakit ginjal,
saluran cerna, hati, endokrine dan isufisiensi pankreas.
Riwayat haid, umur menarche dan menopause, penggunaan obat kontrasepsi juga diperhatikan &
Riwayat keluarga dengan osteoporosis juga harus diperhatikan.
Lanjut…
b) Pengkajian psikososial
Gambaran klinik penderita dengan osteoporosis
Perawat perlu mengkaji konsep diri penderita terutama body image khususnya kepada penderita kiposis
berat.
Klien mungkin membatasi onteraksi sosial sebab adanya perubahan yang tampak atau keterbatas fisik,
tidak mampu duduk di kursi dan lain-lain.
c) Pola aktivitas sehari-hari
Pola aktivitas dan latihan biasanya berhubungan dengan olah raga.
Pengisian waktu luang dan rekreasi, berpakaian, makan, mandi dan toilet.
Lanjut…
2. Pemeriksaan fisik 4.
Sistem pernapasan: Pemeriksaan laboratorium
Kadar Ca., P dan alkali posfatase tidak menunjukkan
Sistem perkemihan
Sistem pencernaan kelainan yang nyata.