DISUSUN OLEH :
NOVITA EFENDI
TIANSI HIDAYATI PAKAYA
ROMAN SABALI
YUSUF K. SULEMAN
NURJANNAH DILIHAMA
NURUL HASANAH
FEBRIANTO ADAM
JERLIAWANTI TUNA
SRIYATI NAPU
Kelompok 1
DAFTAR ISI
SAMPUL....................................................................................................................
NAMA KELOMPOK 1..............................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................
BAB IV PENUTUP..................................................................................................
KESIMPULAN................................................................................................
SARAN............................................................................................................
1.3 MANFAAT
1. Untuk mengetahui Pengkajian pada pasien TB paru, DM tipe 2, Efusi Pleura, Dispepdia
Sindrom
2. Untuk mengetahui cara menetapkan diagnosa keperawatan pada pasien TB paru, DM tipe 2,
Efusi Pleura, Dispepdia Sindrom
3. Untuk mengetahui Rencana keperawatan pada pasien TB paru, DM tipe 2, Efusi Pleura,
Dispepdia Sindrom
4. Untuk mengetahui Implementasi keperawatan pada pasien TB paru, DM tipe 2, Efusi Pleura,
Dispepdia Sindrom
5. Untuk mengetahui Evaluasi keperawatan pada pasien TB paru, DM tipe 2, Efusi Pleura,
Dispepdia Sindrom
BAB II
KONSEP MAPT TEORITIS
DEFINI
CULOSIS Kedokteran Tata Laksana Tuberculosis. Jakarta
DPP PPNI (2018). Standar Diagnosa Keperawaran
Penyakit radangan parenkim SI Indonesia. Jakarta
paru karena infeksi bakteri DPP PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan
mycrobacterium tuberculosis TB paru, DM tipe 2,
Indonesia. Jakarta
dan mycrobacterium bosis Efusi Pleura, Dispepdia Sindrom
DPP PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan
Indonesi. Jakarta
Diabetes melitus (DM) adalah Penyebab rusaknya sebagian sel beta pankreas Sekresi insulin dari sel beta pankreas semakin
suatu keadaan tubuh tidak yang berfungsi sebagai penghasil insulin didalam menurun untuk mengatasi resistensi insulin dan
menghasilkan hormone insulin tubuh keruskan sel beta berakibatkan kekurangan timbulah toleransi glukosa terganggu dan menjadi
akibat gangguan hormonal yang insulin. DM tipe 2.
menyebabkan komplikasi kronik
pada mata, ginjal, saraf dan
pembuluh darah.
Patofisiologi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, - Kolaborasi pemberian Analgesik Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2018.Standar Intervensi keperawatan
Indonesia. Dewa Pengurus pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia : Jakarta Selatan
ekspektoran, mukolitik Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2019.Standar Intervensi keperawatan
Indonesia. Dewa Pengurus pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia : Jakarta Selatan
CLINICAL PATHWAY (JALUR KLINIS) PASIEN KELOLAAN
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH INTERNA II
PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
No.RM : 00033483
Nama Lengkap : Tn. A.Y
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tanggal Lahir : 05-10-1971
TanggalMasukRS : 14-06-2022
- Anamnesis : Pasien mengeluh sesak napas dialami sejak 2 hari yang lalu di sertai batuk.
- Pemeriksaan Fisik :keadaan umum sakit Sedang, kesadaran Composmentis, Mata CA ⁻/- S1 ⁻/-. Thorax : C
: S1-S2 Reguler. Abdomen : Supel. Peristaltik (+) Nyeri Tekan (-). Dan ekstremitas : Akral hangat.
- Pemeriksaan Penunjang:
- Laboratorium Hb 12.5 g/dl, leukosit 9.6 eritrosit 4.64, hematokrit 36.4, trombosit 172 , GDS 480
mg/dl, Ureum 26 mg/dL, Kreatinin 0.63 mg/dL, Natrium 130 mmol/L, Kalium 3.3 mmol/L dan Chlorida 96
mmol/L.
- Diagnosa Kerja : Dispnea
- Diagnosa Banding :
- Diagnosa Keperawatan : Gangguan pola napas, Bersihan jalan napas
- Treatment: O2 nasal kanul : 2-4 liter, Rl 20 tpm, Nebulizer 3x1/inhalasi/ 8 jam, Ambroxol 2x1 /oral,
Ranitidin 2x1 /lv, metmorfin 3x500 mg/oral.
No.RM : 00033483
Tanggal: 16/06/2022
Tempat : Interna II
I. DATAUMUM
1. IdentitasKlien
Nama : Tn. AY Umur : 51 th
Tempat / Tanggal Lahir : 05/10/1971 Jenis Kelamin : L
Agama : Islam Suku : Gorontalo
Pendidikan : SD Dx.Medis : TB Paru
Alamat : Kabila Telepon :-
Tanggal masuk RS : 14/16/2022 Ruangan : Isolasi
Golongan Darah : Sumber info : Keluarga
d. Faktor Pencetus :
1) Penyakit :-
2) Tanggal :-
d. Riwayat Operasi : pasien tidak ada riwayat operasi
e. Riwayat Penyakit Keluarga : tidak ada keluarga yang memiliki riwayat penyakit
yang sama dengan pasien
Obat/Jamu yang
No Dosis Ket.
Biasa dikonsumsi
b. Tanda(objective)
1) Suhu Tubuh : 37.5 ºC
Diaforesis : Pasien berkeringat di malam hari
2) Berat Badan : 47 kg
Tinggi badan : 158 cm
IMT: 18,8
Turgor kulit : turgor kulit tampak Normal
Tonus Otot : Kekuatan otot
5 5
5 5
3) Edema:( tidak)
Lokasi dan Karaterisktik : tidak terdapat edema pada area ekstermitas
4) Asites : (tidak)
Jelaskan : tidak terjadi asites
5) Integritas Kulit Perut : warna kulit abdomen sama dengan warna sekitar
Lingkar abdomen: tidak terjadi perubahan Lingkar abdomen
7) Hernia/Massa:( tidak)
Lokasi dan Karateristik: tidak terdapat massa pada area abdomen pasien
8) Bau Mulut/Halitosis :(ya/tidak)
Jelaskan:
b. Tanda(Objektif)
1) Pernapasan:
- Frekuensi: 30x/menit
- Kedalaman:
- Simetris: pergerakan dinding dada simetris
2) Penggunaan Otot Bantu Pernapasan : pasien menggunakan otot bantu
pernapasan
Nafas Cuping Hidung :
3) Batuk : pasien mengeluh batuk
Sputum (KarateristikSputum)
4) Fremitus :
Auskultasi Bunyi Nafas : Terdengar bunyi suara ronkhi
5) Egofoni :
Sianosis : tidak terdapat sianosis
6) Perkusi: terdengar bunyi suara Pekak
b. Tanda(Objektif)
1) Respon Terhadap Aktifitas yang Teramati:
Pasien melakukan aktivitas secara perlahan
3) Tampilan Umum
- Tampak Lemah : (ya)
- Kerapian Berpakaian : pakaian pasien tampak rapi
5) Massa/Tonus Otot
Kekuatan otot :
5 5
5 5
Postur :
6) Bau badan:
Lama Tidur : pasien tidur ± 8 jam pada malam hari dan 1-2 jam pada siang
hari
b. Tanda(Objektif)
1) Tampak Mengantuk/Mata Sayup :( tidak)
Jelaskan : Mata pasien tidak tampak sayup
6. Sirkulasi
a. Gejala (Subjektif)
1) Riwayat Hipertensi atau Masalah Jantung:
Pasien tidak ada riwayat hipertensi, namun pada hasil pemeriksaan foto
thorax terdapat kardiomegali disertai dilatasi aorta
b. Tanda(Objektif)
1) Tekanan Darah : 130/70 mmhg
2) Mean Arteri Pressure/Tekanan Nadi : terdapat peningkatan tekanan nadi
99x/m
3) Bunyi Jantung : reguler
Frekuensi 99 x /menit
4) Friksi Gesek:( tidak terdengar fiksi gesek pada jantung)
Murmur :( tidak terdengar suara mur-mur)
5) Ekstremitas
Suhu : 37,5ºc
Warna:
Tanda Homan : (tidak)
6) Pengisian Kapiler
Varises:(tidak terdapat varises)
Phlebitis : ( tidak terjadi phlebitis)
7) Warna
Membran Mukosa : lembab
Bibir : tampak tidak pucat
Konjungtiva : tidak anemis
8) Punggung Kuku :
9) Sklera: skelra tidak ikterik
7. Eliminasi
a. Gejala (Subjektif)
1) Pola BAB:
Frekuensi : 2-3 kali sehari
Konsisten : lunak
2) Perubahan Dalam Kebiasaan BAB (pengunaan alat tertentumisal
Terpasang kolostomi/ileotomy): pasien tidak terpasang kolostomi
10) Rasa nyeri / rasa terbakar Saat BAK: tidak ada rasa nyeri atau rasa terbakar
saat BAK
b. Tanda(Objektif)
1) Abdomen
- Inspeksi : Abdomen membuncit : (tidak)
Jelaskan : abdomen pasien tampak tidak membuncit
- Auskultasi: Bisingusus:
Bunyi Abnormal :( tidak)
Jelaskan : bising usus normal 8x/m
- Perkusi:
Bunyi Timpani(tidak terdengar bunyi timpani)
Kembung (pasien tidak kembung)
Bunyi abnormal lain (tidak)
Jelaskan: tidak terdengar bunyi abnormal yang lainPalpasi :
Nyeri tekan (ya)
Jelaskan : pasien mengatakan ada nyeri tekan saat dilakukan palpasi
2) Pola eliminasi :
- Konsistensi Lunak/keras: lunak
Massa : (tidak)
Jelaskan : tidak terdapat massa
- Pola BAB
Konsistensi : Lunak
Warna Abnormal : (tidak)
Jelaskan : tidak terdapat warna abnormal pada feses, tidak ada darah
- Pola BAK
Inkotinensia (tidak)
Jelaskan : tidak terjadi inkontenensia urin
- Karateristik Urine
Warna : kuning jernih
Jumlah :
Bau : khas urin
3) Sakit Kepala
Lokasi:
Nyeri : tidak ada nyeri kepala
Frekuensi :
4) Kesemutan/Kebas/Kelemahan :
5) Kejang : (tidak)
Jelaskan : pasien tidak mengalami kejang
Cara mengatasi
6) Mata
Penurunan Penglihatan : (tidak)
Jelaskan : pasien tidak mengalami masalah penurunan penglihatan
7) Pendengaran :
Penurunan Pendengaran : (tidak)
Jelaskan : pasien tidak mengalami masalah pada pendengaran
8) Epistaksis:( tidak)
Jelaskan : pasien tidak mengalami epitaksis
b. Tanda(Objektif)
1) Statusmental
Kesadaran : (√ ) composmentis, ( ) Apatis, ( ) somnolen,
( ) Sopor, ( ) Coma
4) Persepsi Sensori
Ilusi : pasien tidak mengalami ilusi
6) Memori
Saat Ini : pasien mengingat kejadian yang terjadi hari ini
Masa Lalu : pasien mengingat segala kejadian yang terjadi dimasa lalu
Respon Emosional :
Penyempitan :
Fokus :
9. Keamanan
a. Gejala(Subjektif)
1) Alergi : (catatan agen dan reaksi spesifik)
4) Faktor Lingkungan
b. Tanda (Objektif)
1) Suhu Tubuh : 37,5ºc
Diaforesis: pasien berkeringat di malam hari
7) Faktor Risiko
Terpasang Alat Invasi : (pasien tidak terpasang alat invasif)
9) Kekuatan Umum
Tonus otot : 5 5
5 5
10. Seksual danReproduksi
a. Gejala (Subjektif)
1) Pemahaman Terhadap Fungsi Seksual : ( tidsk dilakukan pengkajian terkait
masalah seksual pada pasien)
b) Riwayat Kehamilan :
b. Tanda(Objektif)
1) Pemeriksaan Payudara/ Penis/Testis :
8) Konsep Diri:
- Citra Diri : pasien tidak mengalami masalah citra diri
- Ideal diri : pasien mengatakan menerima apa yang terjadi pada dirinya
- Konflik Dalam Peran : pasiem tidak memiliki konflik pada perannya saat
ini
b. Tanda(Objektif)
1) Status emosional :
Tenang( √ ) Gelisah( ) Marah ( )
Takut ( ) Mudah Tersinggung ()
Afasia :
3) Pola Bicara Tidak Biasa/Kerusakan : ( tidak ada masalah pada pola bicara)
Frekuensi :
b. Tanda(Objektif)
1) Perubahan Perilaku :
- Menarik Diri : (tidak ada)
Jelaskan : pasien tidak menunjukkan perilaku menarik diri
NAMA OBAT
N DOSIS MANFAAT
O
Cairan RL 1 16 tpm Digunakan untuk mempertahankan dehidrasi pada
. pasien rawat inap yang tidak dapat menahan
cairan. Mengembalikan cairan tubuh setelah
kehilangan darah yang signifikan atau luka bakar
yang sangat parah diperlukan
Injeksi omeprazole2 40 Mg 2x1 Untuk mengatasi penyakit asam lambung
.
Injeksi metamizole3 3x1 Obat analgetik-antipiretik yang berguna sebagai
. anti nyeri sekaligus anti demam
Ambroxol 4 3x1 Obat yang digunakan untuk memecah dahak,
digunakan pada terapi gangguan pernapasan
terkait mukus yang kental atau berlebih
Meprovent 5 3x1 Untuk pengobatan bronkospasme akibat penyakit
. penyumbatan paru kronis
Antasida 6 3x1 Untuk meredakan gejala akibat sakit maag atau
. penyakit asam lambung
Ceftriaxone 7 Untuk mengatasi infeksi bakteri gram negative
. maupun gram positif
Domperidon 8 Untuk meredakan mual dan muntah
.
Ryzodeg 9 Insulin, ntuk menurunkan kadar gula dalam darah
.
VI. IDENTIFIKASIDATA
2. Datao bjektif
5. Nausea b.d Distensi lambung d.d Mengeluh mual dan merasa ingin muntah
Data subjektif :
- Pasien mengeluh mual dan merasa ingin muntah
- Pasien mengeluh Lemas
Data Objektif :
Nyeri Akut
IX. DAFTAR MASALAHKEPERAWATAN
5. Nausea 16/06/2022
RuangRawat/UnitKerja : …………………
RiwayatAlergi :AlergiTerhadapObat
Y :TidakAda a
Dihentika 16/ 06/ 2022 17/ 06/ 2022 18/ 06/ 2022 19/ 06/ 2022
N Tgl/ Dos Frekue Cara n
Nama Obat Tgl
o Jam is nsi Pemberian
(Tgl/Jam)
tanda
Initial
tanda
Initial
tanda
Initial
4 Meprovent 3x1 Inhalasi Jam
tanda
Initial
tanda
Initial
tanda
Initial
tanda
Initial
tanda
Initial
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
2. Bersihan jalan napas tidak tidak efektif b.d Setelah dilakukan intervensi Latihan Batuk Efektif
proses infeksi d.d keperawatan selama 1x24 jam, maka Observasi
Data subjektif : bersihan jalan napas meningkat dengan 1. Identifikasi kemampuan batuk
- Pasien mengeluh Batuk kriteria hasil: 2. Monitor tanda dan gejala infeksi
Data Objektif : 1. Produksi sputum menurun saluran napas
- Pasien tampak batuk 2. Ronchi menurun Terapeutik
- Batuk tidak Efektif 3. Frekuensi napas membaik 3. Atur posisi semi-Fowler atau
- Terdapat sputum 4. Pola napas membaik Fowler
4. Pasang perlak dan bengkok di
- Hasil pemeriksaan fisik pada pangkuan pasien
thorax 5. Buang waktu pada tempat sputum
Auskultasi Terdengar Bunyi Edukasi
Suara Ronkhi 6. Jelaskan maksud dan tujuan
Perkusi Terdngar suara Pekak prosedur batuk efektif
7. Anjurkan tarik napas dalam
melalui hidung selama 4 detik
ditahan 2 detik, kemudian
keluarga dari mulut dengan bibir
mencucu (dibulatkan) selama 8
detik
8. Anjurkan batuk dengan kuat
langsung setelah tarik napas
dalam yang ke-3
Kolaborasi
9. Kolaborasi pemberian mukotil
atau ekspektoran, jika perlu
3. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d Setelah dilakukan intervensi Manajemen Hiperglikemia
disfungsi pankreas d.d keperawatan selama 1x24 jam maka Observasi
Data subjektif : kestabilan kadar glukosa darah 1. Identifikasi kemungkinan
- Pasien mengeluh Lemas meningkat, dengan kriteria hasil : penyebab hiperglikemia
- Pasien mengeluh Mudah Lapar 1. Lelah/lesu menurun 2. Monitor kadar glukosa darah, jika
Data Objektif : 2. Rasa haus menurun perlu
3. Berkeringat menurun 3. Monitor intake dan ouput cairan
- Hasil pemeriksaan Laboratorium :
4. Mulut kering menurun Terapeutik
GDS : 327 mg/dL
5. Kadar glukosa dalam darah 4. Konsultasi dengan medis jika
membaik tanda dan gejala hiperglikemia
tetap ada atau memburuk
Edukasi
5. Anjurkan monitor kadar glukosa
secara mandiri
6. Anjurkan kepatuhan terhadapa
diet dan olahraga
7. Ajarkan pengelolaan diabetes
(mis. Penggunaan insulin, obat
oral, monitor asupan cairan ,
penggantian karbohidrat, dan
bantuan profesional kesehatan)
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian insulin,
jika perlu
4. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nyeri
Data subjektif : keperawatan selama 1x24 jam maka Observasi
- Pasien mengeluh Nyeri pada area tingkat nyeri menurun, dengan kriteria 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
Ulu hati hasil : durasi, frekuensi, kualitas,
P : nyeri terasa saat diberikan 1. Keluhan nyeri menurun intensitas nyeri
tekanan 2. Meringis menurun 2. Identifikasi skala nyeri
Q : nyeri seperti di tusuk-tusuk, 3. Gelisah menurun Terapeutik
R : Nyeri pada area ulu hati. 3. Berikan tehnik nonfarmakologis
S: Skala nyeri 5 sedang, untuk mengurangi rasa nyeri
T : nyeri dirasakan hilang timbul 4. Fasilitasi istirahat dan tidur
Data Objektif : Edukasi
5. Jelaskan penyebab, periode, dan
- Pasien tampak meringis
pemicu nyeri
- Pasien tampak melindungi area nyeri 6. Jelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi
7. Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
5. Nausea b.d distensi lambung d.d Setelah dilakukan intervensi Manajemen Mual
Data subjektif : keperawatan selama 1x24 jam maka Observasi
- Pasien mengeluh mual dan merasa tingkat nausea , dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi pengalaman mual
ingin muntah 1. Nafsu makan meningkat 2. Identifikasi faktor penyebab mual
- Pasien mengeluh Lemas 2. Keluhan mual menurun (mis. Pengobatan dan prosedur)
Data Objektif : 3. Perasaan ingin muntah menurun Terapeutik
3. Kendalikan faktor lingkungan
penyebab mual (mis. Bau tidak
sedap, suara, dan rangsangan
visual yang tidak menyenangkan)
Edukasi
4. Anjurkan istirahat dan tidur yang
cukup
5. Anjurkan penggunaan tehnik
nonfarmakologis untuk mengatasi
mual (mis. Relaksasi, terapi
musik)
Kolaborasi
6. Kolaborasi pemberian antimetik,
jika perlu
6. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nutrisi
menelan makanan d.d keperawatan selama 1x24 jam maka Observasi
Data subjektif : status nutrisi membaik, dengan kriteria 1. Identifikasi status nutrisi
- Pasien mengeluh Tidak enak hasil : 2. Identifikasi alergi dan intoleransi
saat menelan makanan 1. pola makanan yang dihabiskan makanan
Data Objektif : meningkat 3. Monitor asupan makanan
- Terjadi penurunan Berat 2. berat badan membaik 4. Monitor berat badan
3. indeks massa tubuh (IMT) Terapeutik
badan selama 6 bulan terakhir
membaik 5. Fasilitasi menentukan pedoman
- Berat Badan sebelumnya : 58 4. nafsu makan membaik diet
kg Edukasi
- Berat badan saat ini : 47 kg 6. Ajarkan diet yang diprogramkan
- Tinggi badan : 158 cm Kolaborasi
- IMT: 18,8 7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis makanan yang dibutuhkan.
PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 1 cetakan III.
Jakarta:Tim Pokja SDKI PPNI