FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
1
OSTEOPOROSIS
Pendahuluan
Tulang sehat perlu remodeling /pergantian secara konstan
Remodeling dimulai dengan resorpsi tulang tua oleh osteoklas,
diikuti pembentukan tulang baru oleh osteoblas
Mulai usia pertengahan/dapat lebih dini terjadi kehilangan massa
tulang karena resorpsi melebihi pembentukan, diidentikasi diatas
usia 50 tahun oleh Dr. Alton Fuller (Penyakit tulang metabolik)
Pada wanita paska menopause terdapat peninggian kadar kalsium
dalam urin > keseimbangan kalsium negatif > osteoporosis
fraktur.
Pada defisiensi estrogen, penyakit / keadaan lain dapat
menyebabkan resorpsi tulang (Watts, 1999)
Pendahuluan
Osteoporosis adalah berkurangnya kekuatan tulang yang merupakan
predisposi peningkatan risiko fraktur
Osteoporosis merupakan penyakit tanpa gejala yang khas, massa
tulang digerogoti terus, tiba2 terjadi fraktur spontan/trauma ringan
> nyeri
Oki perlu petanda deteksi dini mencegah osteoporosis
Ada 3 prosedur diagnosis utama untuk memantau pergantian tulang
dan mengevaluasi penyakit tulang metabolik :
1. Densitas massa tulang (Bone Mass Density = BMD)
2. Biopsi tulang = histomorfometri
3. Petanda biokimia
Pendahuluan
Pemeriksaan BMD penting untuk diagnosis osteoporosis, sebagai
baku emas (gold standard) adalah DEXA ( Dual energy X-ray
absorbtiometry).
Pemeriksaan BMD dapat dilakukan pada beberapa lokasi sehingga
dapat diketahui lokasi yang sudah mengalami kelainan, sangat
mahal, tidak dapat mendeteksi pergantian tulang stadium dini dan
memantau perubahan akut (patogenesis)
Pemeriksaan biopsi tulang invasif, tidak semua tulang mengalami
osteoporosis, tidak dapat mendeteksi pergantian tulang stadium
dini dan memantau perubahan akut (patogenesis)
Petanda biokimia tulang dapat mendeteksi remodelling/pergantian
tulang stadium dini dan memantau perubahan akut (patogenesis),
tapi tidak dapat mengetahui lokasi .
OSTEOPOROSIS
Definisi
Osteoporosis adalah penyakit tulang metabolik, bersifat
sistemik, matriks tulang organik (kolagen)dan mikroarsitektur
jaringan tulang berkurang , akibatnya fragilitas tulang
meningkat dan mudah fraktur.
Risiko fraktur
Fraktur tulang akibat osteoporosis pada wanita menopause
ada 3 lokasi utama, yaitu : vetebra,
paha (hip joint)
pergelangan tangan
Laju penyusutan : vertebra
> 5 %/tahun
non vertebra 1 2 %/tahun
Patofisiologi
3. Sel tulang
dan DPyr
Ratio spesifik , Pyr : DPyr tulang = 3 3,5 : 1. Jaringan lain 10 : 1.
4. Tidak dimetabolisme
5. Hanya terdapat pada kolagen matur (Watts, 1999)
6. Di ekskresi melalui urine dalam bentuk bebas 40 %, terikat
peptide 60 % (Risteli, 1993)
Makna Klinik
Kadar telopeptides dan Dpyr meningkat pada :
1. Osteoporosis
2. Penyakit Pagets
3. Penyakit tulang metastase
4. Hiperparatiroidism primer dan sekunder
5. Hipertiroidism
6. Penyakit lain dengan peningkatan resorpsi tulang
Pada wanita paska menopause telopeptides lebih tinggi
Obat menghambat resorpsi tulang (estrogen/bifosfonat)
menurunkan telopeptides dan DPyr
Ekskresi Pyr dan Dpyr meningkat setelah menopause, dapat
digunakan untuk evaluasi terapi hormon pengganti
(Fledelius, 1994)
Aplikasi klinik :
1. Identifikasi kehilangan massa tulang
2. Evaluasi penyakit tulang metabolik
3. Prediksi metastase kanker ke tulang
4. Managmen terapi antiresorpsi tulang
Reference intervals
Tergantung tujuan tes
Untuk menentukan wanita osteoporosis, hasil dibandingkan
dengan wanita sehat premenopause
Kadar dipengaruhi umur dan kelamin
Pada anak kecil dan dewasa lebih tinggi, periode pertumbuhan
tulang cepat
Pada umur 30 45 tahun relatif konstan
Setelah menopause meningkat
Pada wanita dibandingkan dengan kadar pada wanita sehat,
umur 30 45 tahun dengan siklus normal
Pada laki-laki juga terdapat peningkatan kadar sesuai umur
Reference intervals
Tergantung tujuan tes
Untuk menentukan wanita osteoporosis, hasil dibandingkan
dengan wanita sehat premenopause
Kadar dipengaruhi umur dan kelamin
Pada anak kecil dan dewasa lebih tinggi, periode pertumbuhan
tulang cepat
Pada umur 30 45 tahun relatif konstan
Setelah menopause meningkat
Pada wanita dibandingkan dengan kadar pada wanita sehat,
umur 30 45 tahun dengan siklus normal
Pada laki-laki juga terdapat peningkatan kadar sesuai umur
Hydroxyproline urine
Ditemukan sebagian besar dalam kolagen
Berasal dari proline dengan posttranslational hydroxylation
Selama katabolisme kolagen dilepas + 10 % dari peptida oleh
hidrolisis asam
Tidak spesifik karena :
1. Terdapat dalam jaringan lain : otot, kulit, C1q
2. Kadar kolagen & prokolagen (N/C terminal) menurun
selama sintesis dan maturasi
3. Kadar dipengaruhi berbagai penyakit, faktor lain termasuk
diet
1. Alkali Fosfatase 2
Dua terbanyak ALP isoenzim dalam sirkulasi , berasal dari
sensitifitas cukup
1. Alkali Fosfatase 3
ALP- B meningkat pada penyakit tulang metabolik, termasuk :
1. Osteoporosis
6. Akromegali
7. Metastases ke tulang
3. Hyperparatiroidism
8. Glukokortikoid >>>
4. Renal osteodistrophy
9. Penyakit Pagets
5. Tirotoksikosis
tulang meningkat
1. Alkali Fosfatase 3
Keuntungan pemeriksaan ALP- B dibandingkan osteokalsin :
1. Waktu paruh relatif lama (in vivo 1 3 hari)
2. Relatif tidak dipengaruhi variasi diurnal
Menurun pada :
1. Hipoparatiroidism
2. Hipotoroidism
3. Defisiensi Growth hormon
4. Terapi estrogen
5.
glukokortokoid
6.
bisfosfonat
7.
kalsitonin
Kadar menurun pada gangguan fungsi ginjal yang menetap
Pemeriksaan osteokalsin 1
Syarat sampel :
Serum paling luas penggunaannya
Plasma heparin untuk beberapa metode
Dalam serum stabil 3 jam pada suhu ruangan, 2 jam pada suhu 4oC,
metode OC utuh dan OC fragmen bagian tengah/N-terminal
Sampel + es, dipisahkan dalam 1 jam, segera dibekukan, hindarkan
beku- cair ulang.
Stabilitas OC tergantung metode, imunoreaksi pada :
Suhu ruangan setelah 6 24 jam menurun 50 % - 70 %
Suhu 4oC setelah 2 minggu menurun 40 % - 80 %
Pemeriksaan osteokalsin 2
OC terdiri dari : OC utuh dan
OC fragmen besar bagian tengah/N-terminal
Metode pemeriksaan : imunoassays
Imunoreaksi OC utuh : normal
+ 35 %
Osteoporosis
45 %
menurun + 20 % setelah 3 jam pd suhu ruangan
Imunoreaksi OC utuh + OC fragmen besar tidak berubah, karena
OC fragmen besar mungkin :
1. dilepas osteoblas selama pembentukan tulang
2. dihasilkan invivo dalam sirkulasi
3. dihasilkan invitro selama pengambilan sampel oleh
proteolisis OC utuh
Pemeriksaan osteokalsin 3
Belum distandarisasi, variasi lebar antar metode dan
laboratorium, mungkin karena spesifitas antiserum beda dan
heterogenitas OC dalam sirkulasi
Nilai normal OC dewasa : - pria
1,1 11 ng/mL
- wanita 0,7 6,5 ng/mLHenry.
Nilai normal : 3 27 ng/ml (Ug/L)Tietz.
Reference intervals :
Tergantung metode
Kadar lebih tinggi pada anak, paling tinggi selama
pertumbuhan cepat
OC umumnya meningkat selama menopause
Variasi diurnal, paling tinggi malam, paling rendah pagi > 50 %
Meningkat pada renal failure
LITERATUR
1.
2.
3.
4.
5.