Anda di halaman 1dari 22

Pemberian Antibiotik pada

Gizi Buruk
(Severe Acute Malnutrition)
Ida Safitri Laksono, Amanda Sari P, Eggi Arguni
Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis
Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK-KMK UGM
Curiculum vitae

Dr. dr. Ida Safitri Laksanawati, Sp.A(K)


Education Organization
– Medical Doctor – Fac of Medicine UGM – Infection and tropical disease working group,
– Pediatrician – Fac of Medicine UGM Indonesian Pediatric Society
– Pediatric Consultant in Infection and tropical – Center for Tropical Medicine – Faculty of
disease – Fac of Medicine Univ Padjajaran Medicine, Public Health and Nursing, UGM
– PhD – Fac of Medicine, Public Health and – Member of Asian Society of Pediatric
Nursing UGM Infectious Disease (ASPID)
– Member of European Society of Pediatric
Infectious Disease (ESPID)
– Member of International Society of Infectious
2
Disease (ISID)
Pendahuluan
20 juta balita menderita
gizi buruk/ tahun
1 juta kematian/tahun
akibat infeksi berat

6-18 bulan→ paling rentan


(saat pertumbuhan dan
perkembangan otak tinggi)

Williams PCM, Berkley JA. Severe acute malnutrition update: current WHO guidelines and the WHO essential medicine list for children. 2016. 3
Gizi Buruk di Indonesia
Proporsi Status Gizi Buruk dan Gizi Kurang pada Balita 2007-2018

Kemenkes RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Hasil Utama Riskesdas 2018. 2018 4
Proporsi Status Gizi Buruk dan Gizi Kurang Balita Menurut Provinsi, 2013-2018

Kemenkes RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Hasil Utama Riskesdas 2018. 2018 5
• sdg

“Mengakhiri kelaparan, mencapai


ketahanan pangan dan perbaikan gizi,
serta menggiatkan pertanian yang
berkelanjutan.”

6
Mekanisme
Infeksi pada
Malnutrisi

Vicious Circle Malnutrisi dan Kejadian Infeksi. 7


Prinsip Pengelolaan Gizi Buruk Kemenkes
✓ Upaya pencegahan yang melibatkan semua pihak
✓ Pemberian terapi gizi berupa pangan untuk keperluan medis khusus (PKMK)
seperti F-75, F-100, atau ready to use therapeutic food, serta konseling
pemberian makanan sesuai umur balita dan pencegahan penyakit
✓ Advokasi dan peningkatan kolaborasi dengan pihak terkait
✓ Ketersediaan pedoman/protokol penanggulangan gizi buruk, dan didukung
dengan ketersediaan peralatan dan obat-obatan
✓ Menjadikan penanggulangan gizi kurang/buruk pada balita sebagai upaya
prioritas wilayah (deteksi dini, peningkatan cakupan kasus dengan pelayanan
yang berkualitas)
✓ Penanggulangan gizi buruk secara sistematis dan menyeluruh
✓ Pemantapan sistem informasi gizi buruk/kurang/masalah gizi lainnya di setiap
tingkatan wilayah
✓ Pemantapan fungsi posyandu dan penggerakan masyarakat secara intensif.
✓ Upaya pengadaan Pangan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK) dalam
tatalaksana gizi buruk

Kemenkes RI. Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita. Jakarta. 2019
8
• Klinis tidak jelas
• Hipotermi
• Hipoglikemia

x Antibiotik
Infeksi berat
Kematian
Kemenkes RI. Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita. Jakarta. 2019
9
Williams PCM, Berkley JA. Severe acute malnutrition update: current WHO guidelines and the WHO essential medicine list for children. 2016.
Rawat
Tanpa jalan
komplikasi
RUTF
Gizi buruk
Dengan
Rawat inap
komplikasi

Antibiotik diberikan pada pasien rawat inap maupun rawat jalan

Jones KDJ, Berkley JA. Severe acute malnutrition and infection. Paediatrics and international child health. 2014; 34(1). Doi 10.1179/2046904714Z.000000000218
10
Sepuluh Tatalaksana Gizi Buruk

11
Kemenkes RI. Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita. Jakarta. 2019
Rekomendasi WHO: Pedoman Tatalaksana Gizi
Buruk dengan atau Tanpa Komplikasi
Kondisi Rekomendasi Evidence basea Tahun
diperbarui
Gizi buruk Amoksisilin oral Conditional 2013
tanpa Dosis dan waktu pemberian tidak spesifik recommendation,
komplikasi low quality
evidence
Gizi buruk Benzilpenisilin IV 50.000 U/kg IM/IV tiap 6 jam selama 2 Weak 2012
dengan hari recommendation,
komplikasi ATAU low quality
Ampisilin IV 50mg/kg IM/IV tiap 6 jam selama 2 hari evidence
KEMUDIAN
Amoksisilin oral 25-40 mg/kg/dosis tiap 8 jam selama 5
hari (total 7 hari perawatan)

DAN
Gentamisin IV/IM 7.5 mg/kg IM/IV sekali sehari selama 7
hari
Gizi buruk “Metronidazol oral 7.5 mg/kg tiap 8 jam selama 7 hari None 2013
dengan dapat diberikan sebagai tambahan antibiotik spektrum
komplikasi luas; Namun, efikasi dari terapi ini masih belum ditetapkan
dalam suatu uji klinis”.
aat the time of the recommendation 12
Williams PCM, Berkley JA. Severe acute malnutrition update: current WHO guidelines and the WHO essential medicine list for children. 2016.
Terapi Antibiotik pada Gizi Buruk di Indonesia
Kondisi Pilihan Antibiotik
Gizi buruk Amoksisilin 15 mg/kgBB per oral setiap 8 jam selama 5 hari
tanpa
komplikasi
Gizi buruk Ampisilin (50 mg/kgBB IM atau IV/6jam) selama 2 hari, dilanjutkan dengan
dengan Amoksisilin oral (25-40 mg/kgBB/8jam) selama 5 hari,
komplikasi DAN
Gentamisin (7,5 mg/kgBB IM atau IV/24 jam) selama 7 hari
Gizi buruk Pemberian metronidazole (7,5 mg/kgBB/ 8 jam) selama 7 hari dapat
dengan diberikan sebagai antibiotik tambahan, namun efektivitasnya belum teruji
komplikasi secara uji klinis
PENTING
❑ Perlu disesuaikan dengan pola resistensi kuman setempat
❑ Pada penyakit infeksi sesuai dengan pedoman tatalaksana infeksi terkait (tuberkulosis, malaria,
meningitis, atau HIV)
❑ Antibiotik dilanjutkan hingga 10 hari jika terdapat anoreksia setelah pemberian antibiotik. Lakukan
penilaian ulang menyeluruh jika makan belum membaik
13
Kemenkes RI. Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita. Jakarta. 2019
Bukti Ilmiah
Antibiotik pada Gizi Buruk

14
Amoksisilin po (5 hari) vs seftriakson IM Penisilin, kotrimoksazol, dan gentamisin
(2 hari): aman diberikan sesuai dengan dosis
- Efektivitas sama pada anak gizi buruk, sedangkan
- Biaya lebih banyak pada amoksisilin kloramfenikol membutuhkan
oral selama 5 hari penyesuaian dosis dan frekuensi dalam
Gizi buruk tanpa komplikasi: pemberiannya
Amoksisilin tidak lebih baik dibandingkan
Toksisitas dan farmakokinetik dari
plasebo
gentamisin, kloramfenikol, seftriakson,
Ampisilin+gentamisin pada beberapa dan siprofloksasin pada anak gizi buruk
controlled trial secara signifikan masih perlu diuji lebih lanjut
menurunkan angka kematian 15
16
Metaanalisis 2 uji klinis: Antibiotik golongan
Antibiotik oral spektrum sefalosporin (pada gizi
luas masih dipertahankan buruk dengan atau tanpa
pada pasien anak gizi komplikasi)
buruk tanpa komplikasi.

Menurunkan episode • Perlu diuji lebih lanjut


rawat inap dan angka
mortalitas. • Dikhawatirkan dapat
meningkatkan resistensi
17
Patofisiologi Gizi Buruk yang Mempengaruhi
Farmakokinetik dan Farmakodinamik Antibiotik

Antibiotik

Contoh: beta lactam, Hidrofilik Lipofilik Contoh: fluroquinolon,


aminoglikosida dan macrolide, rifampisin,
glikoprotein
(dominan (uptake
linezolid
ekstrasel) seluler cepat)

Vd rendah Vd tinggi
18
Kerusakan endotel, permeabilitas kapiler meningkat → cairan
Sepsis intravaskuler pindah ke interstitial → obat hidrofilik Vd meningkat,
konsentrasi dalam plasma turun.
Malnutrisi

Edema luas Cairan tubuh meningkat → Vd akan meningkat

Penurunan GFR→ clearance antibiotik hidrofilik menurun→ waktu


AKI paruh diperpanjang→ toksisitas meningkat akibat peningkatan
konsentrasi plasma dan akumulasi metabolit.

Obat dengan protein-binding tinggi tidak terikat albumin→ fraksi


Hipoproteinemia obat bebas meningkat→ toksisitas meningkat

Distribusi obat lipofilik di jaringan adipose menurun→ konsentrasi


Massa adipose obat meningkat di jaringan target→ aksi farmakologis obat lebih
rendah lama

Oshikoya KA, Senbanjo IO. Pathophysiological changes that affect drug disposition in protein-energy malnourished children. Nutr Metab (Lend). 2009;6:50. doi: 10.1186/1743-7075-6-50
19
Take Home Messages

❑Anak dengan gizi buruk mudah menderita infeksi

❑Pemberian antibiotik direkomendasikan pada anak gizi buruk


dengan tetap memperhatikan pilihan antibiotik serta hasil
antibiogram

20
Referensi
• Kemenkes RI. Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita. Jakarta. 2019
• Schaible UE, Kaufmann SHE. Malnutrition and infection: complex mechanisms and global impacts. Plos Med. 2007; 4(5):
e115. https://doi.org/10.1371/journal.pmed.0040115
• Jones KDJ, Berkley JA. Severe acute malnutrition and infection. Paediatrics and international child health. 2014; 34(1). Doi
10.1179/2046904714Z.000000000218
• Pino-Lagos K, Guo Y, Brown C, Alexander MP, Elgueta R, Bennett KA, et al. A retinoic acid dependent checkpoint in the
development of CD4+ T cell-mediated immunity. J Exp Med 2011;208:1767–75.
• Drakesmith H, Prentice AM. Hepcidin and the iron infection axis. Science 2012;338:768–72.
• Korpe PS, Petri WA Jr. Environmental enteropathy: critical implications of a poorly understood condition. Trends Mol Med
2012;18:328–36.
• Williams PCM, Berkley JA. Severe acute malnutrition update: current WHO guidelines and the WHO essential medicine list
for children. 2016.
• World Health Organization. Updates on the management of severe acute malnutrition in infants and children. WHO. 2013.
9789241506328.
• World Health Organization. Pocket Book of Hospital Care for Children. 2nd ed. Geneva. 2013
• Lazzerini M, Tickell D. Antibiotics in severely malnourished children: systematic review of efficacy, safety and
pharmacokinetics. Bull World Health Organ. 2011; 89: 593-606.
• Trehan I, Goldbach HS, LaGrone LN, Meuli GJ, Wang RJ, Maleta KM, Manary MJ. Antibiotics as part of the management of
severe acute malnutrition. N Engl J Med. 2013 Jan 31;368(5):425-35.
• Oshikoya KA, Senbanjo IO. Pathophysiological changes that affect drug disposition in protein-energy malnourished children.
Nutr Metab (Lend). 2009;6:50. doi: 10.1186/1743-7075-6-50
21
-TERIMA KASIH-

22

Anda mungkin juga menyukai