Pembimbing:
Prof. H. Nizar Zainal Abidin, dr. Sp.KJ (K)
BAGIAN PSIKIATRI
RS DUSTIRA / FAKULTAS KEDOKTERAN UNJANI
CIMAHI
2015
0
CASE REPORT SESSION (CRS)
Identitas Pasien
Agama : Protestan
Pekerjaan : Kasir
Hubungan : Ibu
Nama : Tn.Salim
Hubungan : Ayah
1
HETEROANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
Mengamuk Agresivitas motorik
Berbicara sendiri dan melantur Agresivitas verbal
agresivitas
motorik
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Menurut penjelasan Bapak Salim, Kristin menderita gangguan jiwa
sejak tahun 2010. Pada saat itu gejala yang terlihat cemas, banyak
diam dan melamun, sulit tidur. Hal itu disebabkan karena faktor
2
lulus SMA Kristin bekerja sebagai waitress di sebuah hotel. Kristin
karena kristin sudah punya gaji sendiri. Pada tahun 2014 Kristin
3
Kristin bekerja sebagai waitress di sebuah hotel. Pada tahun 2014
RIWAYAT PERNIKAHAN
Kristin sudah menikah, namun keluarga Kristin tidak mengetahui
Kehidupan fantasi
Tidak ada keterangan.
Kehidupan seksual
Tidak ada keterangan.
Kehidupan sosial
Hubungan sosial pasien dalam kedaan baik tetapi apabila dalam
keadaan sakit maka pasien akan membenci semua orang yang ada
Waham curiga
4
AUTOANAMNESIS
Keluhan Utama:
Mengamuk
dia tahu akan ada hal buruk yang akan menimpa pasien dan orang-
orang didunia, namun ketika ditanya hal buruk apa pasien menolak
menjawab.
Gangguan Orientasi
Orientasi pasien terhadap tempat, waktu, orang lain, dan diri sendiri
5
dianggapnya yesus yang memperingatkan bahwa ada yang
berusaha membuhunnya.
Waham curiga
Gangguan Ingatan
Gangguan Pikiran
Pikiran pasien ada yang tidak wajar, yaitu pasien merasa bahwa
dengan baik. Sifat pemikiran pasien tersebut mempengaruhi Halusinasi dengar +++
Gangguan Emosi
Sebelum pasien mengalami gangguan jiwa, pasien pendiam dan Waham kebesaran
6
pemalu, tidak banyak bicara. Lalu setelah pasien mengalami
ganguan jiwa pasien menjadi banyak bicara dan suka mengamuk. Waham curiga
pasien.
2016.
Riwayat Keluarga:
orang tua pasien sering menengok pasien baik ketika pasien sehat Faktor presipitasi
ataupun sakit. Cara orang tua dalam mendidik dan mengasuh pasien
7
penuh kasih sayang.
Riwayat Hidup
Ketika bayi pasien dalam keadaan sehat dan normal. Masa kecil
tua dalam keadaan baik dan cara orang tua mendidik pasien juga
Riwayat Perkawinan
istri yesus.
Kehidupan Fantasi
8
Kehidupan Psikososial
pendiam.
Kehidupan Emosional
Hubungan Sosial
Status Fisikus
Keadaan Umum
Tanda Vital:
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
9
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,5 ⁰C
Status Psikikus
Bentuk : Autistik
Jalan : Inkoheren
Fungsi kognisi
Konsentrasi : kurang
Memori : baik
10
Penilaian abstrak : baik
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Psikologis
Pemeriksaan EEG
Psikodinamika
Premorbid
Pasien berasal dari keluarga yang harmonis. Kepribadian pasien sejak kecil
kurang baik dan pasien terpaksa bekerja untuk menutupi ekonnomi keluarganya.
Status present
Kesadaran pasien baik ketika diperiksa, pasien memiliki waham curiga dan
pasien masih baik, kecerdasan pasien dalam batas normal. Pasien mulai tenang
11
Diagnosis Multiaksial
Aksis I
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
• Masalah ekonomi
Aksis V
Diagnosis Kerja
Skizofrenia Paranoid
Diagnosis Banding
Skizofrenia paranoid
12
Penatalaksanaan
Prognosis
Pada kasus, pasien mengalami skizofrenia paranoid. prognosis pada pasien baik.
13
PEMBAHASAN
Definisi
fungsi kognitif, emosi, persepsi dan aspek tingkah laku. Manifestasi klinis
bergantung pada tiap-tiap pasien sesuai dengan lamanya penyakit, tetapi efek dari
penyakitnya ini selalu berat dan biasanya bertahan lama. Kelainan ini biasanya
muncul sebelum usia 25 tahun bertahan seumur hidup, serta mengganggu fungsi
Pada pasien yang menderita penyakit ini memiliki kesadaran yang jernih
Etiologi
1. Faktor Biologik
14
Terjadi hipofungsi reseptor glutamate tipe N-methyl-D-aspartate (NMDA)
yang menyebabkan gejala negative dan positif pada skizofrenia. Menurut teori
skizofrenia. Belum diketahui secara pasti model genetik yang berpengaruh, namun
skizofrenia yaitu 1q, 5q, 6p, 6q, 8p, 10p, 13q, 15q, dan 22q. Penelitian terbaru
untuk relaps lebih tinggi dibandingkann pasien dengan keluarga yang harmonis.
Klasifikasi Skizofrenia
1. Skizofrenia paranoid
2. Skizofrenia hebefrenik
3. Skizofrenia katatonik
4. Skizofrenia tak terinci
5. Depresi pasca skizofrenia
6. Skizofrenia residual
7. Skizofrenia simpleks
8. Skizofrenia lainnya
15
9. Skizofrenia yang tak tergolongkan
Semua pasien skizofrenia sebaiknya digolongkan kedalam salah satu dari
menonjol.
Tipe ini paling stabil dan paling sering terjadi. Awitan subtipe ini biasanya
lainnya. Gejala terlihat sangat konsisten, pasien dapat atau tidak bertindak sesuai
dengan wahamnya. Pasien sering tak kooperatif dan sulit untuk kerjasama,
cemburu
Halusinasi akustik berupa ancaman, perintah, atau menghina.
1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas ( dan biasanya
dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
a. - “tought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau
16
- “tought broadcasting“ = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang
mukzizat;
c. Halusinasi auditorik:
- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap
jelas:
e. Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai
17
berlebihan (over- valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi
menerus;
f.Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase non psikotik
prodormal);
4. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self
18
a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi
(laughing);
b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual,
jarang menonjol;
c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis tetapi waham
Penatalaksanaan
DAFTAR PUSTAKA
19
1. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry .
10th ed. Philadelphia. 2007
2. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya. 2003.
20