Anda di halaman 1dari 40

MEDICAL EDUCATION UNIT

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACMAD YANI
SERUMEN

 Suatu campuran dari material sebasea dan


sekresi apokrin dari kelenjar seruminosa yang
bersatu dengan epitel deskuamasi dan
rambut.
KOMPOSISI DAN PRODUKSI SERUMEN

 Kelenjar seruminosa terdapat di dinding


superior dan bagian kartilaginosa kanalis
akustikus eksternus.
 Bercampur dengan sekret berminyak kelenjar
sebasea dari bagian atas folikel rambut
membentuk serumen.
KOMPOSISI DAN PRODUKSI SERUMEN

 Serumen membentuk lapisan pada kulit


kanalis akustikus eksternus bergabung dengan
lapisan keratin yang bermigrasi untuk
membuat lapisan pelindung pada permukaan
yang mempunyai sifat antibakteri.
TIPE SERUMEN

 Serumen tipe basah


 Serumen tipe kering
 Serumen tipe lunak
 Serumen tipe keras.
TIPE SERUMEN

Serumen pada cotton bud, tipe basah dan tipe kering


SERUMEN TIPE BASAH DAN TIPE KERING

 Serumen ras Oriental, memilki karakteristik


kering, berkeping-keping, berwarna kuning
emas dan berkeratin skuamosa yang disebut
rice-brown wax.
 Serumen ras non-Oriental berwarna coklat
dan basah, dan juga dapat menjadi lunak
ataupun keras
SERUMEN TIPE LUNAK DAN TIPE KERAS

 Tipe lunak lebih sering terdapat pada anak-


anak, tipe keras lebih sering pada orang
dewasa.
 Tipe lunak basah dan lengket, sedangkan tipe
keras lebih kering dan bersisik.
 Tipe keras lebih sering menyebabkan
sumbatan.
WARNA SERUMEN

 Bervariasi dari kuning emas, putih, sampai


hitam, dan konsistensinya dapat tipis dan
berminyak sampai hitam dan keras.
 Serumen yang berwarna hitam biasanya tidak
ditemukan pada anak-anak, namun bila
dijumpai maka dapat menjadi tanda awal
terjadinya aklaptonuria.
FUNGSI SERUMEN

 Membersihkan
 Lubrikasi
 Antibakteri dan Antifungal
MEMBERSIHKAN
 Terjadi sebagai hasil dari proses yang disebut
“conveyor belt” process, hasil dari migrasi epitel
ditambah dengan gerakan seperti rahang (jaw
movement).
 Jaw movement menempatkan kotoran yang
menempel pada dinding kanalis akustikus
eksternus.
LUBRIKASI

 Mencegah terjadinya desikasi, gatal, dan


terbakarnya kulit kanalis akustikus eksternus.
 Berasal dari kandungan lipid yang tinggi dari
produksi sebum oleh kelenjar sebasea.
 Serumen tipe basah, lipid mengandung
kolesterol, skualan, dan asam lemak rantai
panjang dalam jumlah yang banyak, dan
alkohol.
ANTIBAKTERI DAN ANTIFUNGAL
 Efektif menurunkan kemampuan hidup bakteri
antara lain haemophilus influenzae,
staphylococcus aureus dan escherichia colli.
 Pertumbuhan jamur yang biasa menyebabkan
otomikosis juga dapat dihambat dengan
signifikan oleh serumen manusia.
 Anti mikroba karena adanya asam lemak
tersaturasi lisosim dan khususnya pH yang relatif
rendah pada serumen.
PENYEBAB AKUMULASI SERUMEN

 Penumpukan serumen mungkin disebabkan


ketidakmampuan pemisahan korneosit.
 Terdapat hipotesis yang menyebutkan bahwa
impaksi serumen bukan karena overproduksi
dari kelenjar seruminosa, tetapi karena
ketidakmampuan korneosit di stratum
korneum untuk terpisah-pisah.
PENYEBAB AKUMULASI SERUMEN

 Dikarenakan adanya komponen yang hilang


yaitu “keratinocyte attachment-destroying
substance” (KADS).
 KADS (-), sel tidak akan terpecah dan akan
mencapai bagian superfisial dengan bentuk
yang utuh → akumulasi, bersatu dengan
serumen → massa sumbatan.
PENYEBAB AKUMULASI SERUMEN

 Faktor lain
Steroid sulfatase yaitu enzim arylsulfatase-C
normalnya terdapat di sel epitel, fibroblast, dan
leukosit. Membantu proses deskuamasi sel
epidermal.
 Kolesterol sulfat sebagai perekat intraselular
menjaga Kohesi sel di stratum korneum.
 Steroid sulfat menghambat kerja kolesterol sulfat
dan melepaskan ikatan antar sel.
PENANGANAN SERUMEN

 Mengeluarkan serumen dapat dilakukan


dengan irigasi atau dengan alat-alat.
 Alat-alat untuk membersihkan kanalis
akustikus eksternus adalah :
 Jerat kawat.
 Kuret cincin yang tumpul.
 Cunam Hartmann yang halus.
PENANGANAN SERUMEN

Cara Membersihkan Kanalis Akustikus Eksternus


PENANGANAN SERUMEN

 Dilakukan dengan sentuhan lembut karena


liang telinga sangat sensitif terhadap alat-alat.
 Dinding posterior dan superior kanalis
akustikus eksternus kurang sensitif sehingga
pelepasan paling baik dilakukan disini.
Kemudian serumen yang lepas dipegang
dengan cunam dan ditarik keluar.
PENANGANAN SERUMEN

 Membersihkan serumen dari lubang telinga


tergantung pada konsistensi serumen .
 Serumen cair dibersihkan dengan
mempergunakan kapas yang dililitkan pada
aplikator.
 Serumen yang keras dikeluarkan dengan
pengait atau kuret.
PENANGANAN SERUMEN

 Apabila sukar dikeluarkan dengan kuret dapat


digunakan Seruminolitik, gliserit peroksida
dan dipakai 2-3 hari sebelum dibersihkan.
 Obat pengencer serumen harus digunakan
dengan hati-hati, karena sering dapat
mengiritasi liang telinga dan menyebabkan
otitis eksterna.
ZAT SERUMENOLISIS

 Terdapat 2 tipe
 Aqueos.
 Organik.
SOLUSIO AQUEOS

 Tersusun atas air yang dapat dengan baik


memperbaiki masalah sumbatan serumen
dengan melunakkannya, diantaranya :
 10% Sodium bicarbonate B.P.C (sodium
bicarbonate dan glycerine).
 3% hidrogen peroksida.
 2% asam asetat.
 Kombinasi 0,5% aluminium asetat dan 0,03%
benzetonium chloride.
SOLUSIO ORGANIK

 Penyusun minyak hanya berfungsi sebagai


lubrikan, dan tidak berefek mengubah
intergitas keratin skuamosa, antara lain :
 Carbamide peroxide (6,5%) dan glycerine.
 Various organic liquids (propylene glycerol, almond
oil, mineral oil, baby oil, olive oil).
 Cerumol (arachis oil, turpentine, dan
dichlobenzene).
 Cerumenex (Triethanolamine, polypeptides, dan
oleate-condensate).
ZAT SERUMENOLISIS

 Khususnya solutio organik dapat


menimbulkan reaksi sensitivitas seperti
dermatitis kontak.
 Pembersihan serumen yang tidak tuntas
dapat menyebabkan superinfeksi jamur.
 Komplikasi lain yang mungkin adalah
ototoksisitas yang dapat terjadi bila terdapat
perforasi.
PENYEMPROTAN TELINGA

 Beberapa serumen bisa dilunakkan.


 Larutan irigasi dialirkan di canalis telinga yang
sejajar dengan lantai, mengambil serumen
dan debris dengan larutan irigasi mengunakan
air hangat (37oC), larutan sodium bicarbonate
untuk mencegah infeksi sekunder .
METODE KURETASE

 Serumen yang keras dikeluarkan dengan


pengait atau kuret.
 Serumen diangkat dengan sebuah kuret
dibawah pengamatan langsung.
 Pentingnya pengamatan dan paparan yang
memadai dengan penerangan cermin kepala.
KELAINAN MENGENAI SERUMEN

 Hiperseruminosis
 Seruminal gland adenoma
 Ceruminal gland adenocarcinoma
 Ceruminoma
HIPERSERUMINOSIS

 Hiperseruminosis merupakan akumulasi


abnormal dari serumen.
 Penyebab → karena aktivitas steroid sulfat
rendah pada statum korneum kanalis
profunda.
 Penanganan → Tergantung konsistensi
serumen. Jerat kawat, kuret cincin yang
tumpul, suction atau Irigasi dapat digunakan
untuk membersihkan kanalis.
SERUMINAL GLAND ADENOMA

 Pertumbuhan lunak unit apilosebasea dalam


kanalis akustikus eksternus. Seruminoma
dapat menyerupai lesi agresif lainnya
(seruminal gland carcinoma).
 Tumor ini terjadi pada usia 40-60 tahun dan
perbandingan pria-wanita 3:1.
 Lesi biasanya asimptomatis kecuali bila
obstruksi kanalis akustikus eksternus dan
infeksi sekunder.
SERUMINAL GLAND ADENOMA

 Secara histologis → nodul tumor yang merah


keabu-abuan, kistik, dan kapsul dengan
batasan tidak jelas.
 Pengobatan → pemotongan lokal pada lesi
dengan cangkok kulit selama waktu yang
dibutuhkan.
 Rekuren → terjadi apabila pemotongan tidak
sempurna.
CERUMINAL GLAND
ADENOCARCINOMA
 Adenocarcinoma menyerang usia
pertengahan dan orang yang lebih tua, lebih
dominan pada pria. Karsinoma ini merupakan
keganasan dari adenoma glandula seruminal
lunak (benign).
 Gejalanya → otalgia, kotoran telinga yang
sering berdarah, dan tuli.
 Pemeriksaan → eritem dan ulserasi pada
kanalis.
CERUMINAL GLAND
ADENOCARCINOMA
 Secara histologis menunjukkan arsitektur
umum sebagai lesi lunak tetapi dengan
aktivitas mitosis dan invasi.
 Perawatan mirip dengan karsinoma
adenoidcystic, terapi radiasi post operatif
biasanya berperan penting.
 Kekambuhan persentasenya 10-50%.
CERUMINOMA

 Kelenjar seruminosa secara histologi mirip


dengan kelenjar apokrin pada aksila dan
genital karena mempunyai dua lapisan
struktur epitel terdiri dari selapis oxyphyilic
kolumnar dalam dan selapis mioepitel luar.
CERUMINOMA

 Histologi tumor terdiri dari sel asidofilik yang


mengelilingi lumen atau disekitar korda dan
dibatasi oleh sel mioepital yang tidak dikenal.
Terdapat stroma intraglandula yang berubah-
ubah. Kadang-kadang histologisnya mirip
dengan adenoma, mixed tumor, dan
adenoidcystic.
CERUMINOMA

 Rekurensi → bila karsinoma tidak diangkat


semua.
 Pengobatannya tergantung luasnya
pemotongan tumor. Sifat agresif lokal atau
invasif harus disamakan dengan keganasan
meskipun tidak ada kasus mengenai
penyebaran seruminoma.
DAFTAR PUSTAKA
 Adam G.L., Boies L.R., Highler P.A., BOIES Buku Ajar Penyakit THT (BOIES Fundamentals of Otolaryngology).
Edisi 6. 1997. Balai Penerbit Buku Kedokteran EGC.
 Bailey B.J., Johnson J. T., Newlands S. D., Head & Neck Surgery Otolaryngology. 4th Edition. 2006. Lippincot
Williams & Wilkins.
 Ballenger J. John, Penyakitt Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher. 13th edition. Binarupa Aksara
 Blueestune D. Charles, Pediatric Otolaryngology. 3th Edition. 1996.W>B Saunders Company.
 Brian J. G.B., Michael H., Peter K., Atlas of Clinical Otolaryngology. 2001. Mosby Yaer Book.
 Canalis F. Rinaldo, The Ear Comprehensive Otology. 1987. Lippincott Williams &Wilkins.
 Schuknecht F. Harold. Pathology of The Ear. 1974. Harvad University.
 Strom M.D Marshall. Manual of Otolaryngology. Brown and Company Boston Toronto.
 Nurbaiti I. Prof, Dr., Sp.THT., Efiaty A.S. Dr., Sp.THT., Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung dan
Tenggorok. Edisi 5. 2004. Balai Penerbit FKU1, Jakarta.Guest
 J. F., Greener M. J., Robinson A. C., Impacted Cerumen: compotition, production, epidemiology and
management. Available at Retrieved from http://qjmed.oxfordjournals.org/cgi/content/full/97/8/477
 Earwax : Review and Clinical Update March 26, 2008 Available at Retrieved from
http://en.wikipedia.org/wiki/Earwax
 Pray W. Steven, Earwax : Shoult It be Removed?. Posted June 6th, 2005. Available at Retrived from
http://www.medscape.com/viewarticle/504788
 Hawkw, Michael, Update on Cerumen and Ceruminolytics. Posted January 8 th, 2002. Available at Retrived
from http://www.encyclopedia.com/doc/1G1-90869479.html
 Hasil Penelusuran Gambar Google untuk http://www.globalrph.com/vocerum.htm available at
http://www.ispub.com/vocerum/index

Anda mungkin juga menyukai