Anda di halaman 1dari 12

TUGAS FARMAKOTERAPI TERAPAN

KELOMPOK XII

OSTEOPOROSIS

Dosen Pengampu: Yance Anas, M.Sc., Apt.

Disusun Oleh:

Endang Fitrianingsih (175020007)

Iis Shopita (175020037)

Panji Rohman (175020063)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

2017 / 2018
KELOMPOK XII

KASUS
Seorang pasien (perempuan, usia 58 tahun) melakukan pemeriksaan di rumah
sakit dengan keluhan utama berupa rasa nyeri pada lutut dan tidak bisa berjalan.
Data radiologi dari hasil pemeriksaan central DXA testing menghasilkan T-score -
3,00 dan diagnosa dokter adalah pasien mengalami osteoporosis. Dokter
meresepkan Fosamax plus® tablet sebanyak 8 tablet, dengan aturan pakai 1 kali
seminggu 1 tablet setelah makan.

Pertanyaan/Tugas Mahasiswa:
1. Sebutkan definisi osteoporosis dan jelaskan patofisiologi penyakit ini
Definisi :
Osteoporosis adalah suatu kondisi yang ditandai dengan penurunan kepadatan
tulang, penurunan kekuatan tulang, dan mengakibatkan tulang rapuh. Arti
osteoporosis secara harfiah adalah terjadinya keropos tulang membentuk porus-
porus seperti spons. Gangguan ini melemahkan tulang dan mengakibatkan sering
terjadinya patah tulang (Ikawati, 2011).
WHO mengklasifikasikan massa tulang berdasarkan T-scores. T-scores
merupakan bilangan standar deviasi dari rata-rata densitas mineral tulang pada
populasi muda normal. Massa tulang yang normal memiliki nilai T-score lebih
besar dari -1, osteopenia memiliki nilai T-score -1 sampai -2,5, sedangkan
osteoporosis memiliki nilai T-score kurang dari -2,5 (Dipiro et al, 2005).
Patofisiologi

Penyebab terjadinya osteoporosis adalah multifaktorial, dengan banyak faktor


risiko. Namun dari berbagai faktor risiko tersebut, yang paling banyak dan umum
dijumpai adalah :
1. Osteoporosis postmenopause
Dalam keadaan normal estrogen akan mencapai sel osteoblas dan beraktivitas
melalui reseptor yang terdapat dalam sitosol, mengakibatkan menurunnya
sekresi sitokin seperti IL-1, IL-6, dan TNF α yang berfungsi dalam penyerapan
tulang.Di lain pihak, estrogen akan meningkatkan sekresi TGF β yang
merupakan mediator untuk menarik sel osteoblas ke daerah tulang yang
mengalami penyerapan oleh osteoklas.Sedangkan efek estrogen normal pada
osteoklas adalah menekan diferensiasi dan aktivasi sel osteoklas dewasa.
Defisiensi estrogen setelah menopause meningkatkan proliferasi, diferensiasi,
dan aktivasi osteoklas baru dan memperpanjang masa hidup osteoklas lama,
sehingga resorpsi tulang melebihi pembentukannya (Dipiro et al, 2005).
2. Osteoporosis terkait usia
Hampir separuh masa hidup terjadi mekanisme penyerapan dan pembentukan
tulang. Selama masa anak-anak dan dewasa muda pembentukan tulang jauh
lebih cepat dibanding penyerapan tulang. Titik puncak massa tulang terjadi
pada usia sekitar 30 tahun, dan setelah itu mekanisme resorpsi tulang menjadi
lebih jauh lebih cepat dibanding pembentukan tulang. Penurunan massa tulang
yang cepat akan menyebabkan kerusakan mikroarsitektur tulang, terutama pada
tulang trabekular. Progresifitas resorpsi tulang merupakan kondisi normal
dalam proses penuaan. Peristiwa ini diawali pada antara dekade 3 sampai 5
kehidupan. Perkembangan resorpsi tulang lebih cepat pada tulang trabekular
dibanding tulang kortikal, dan pada wanita akan mengalami percepatan
menjelang menopause.Progresifitas resorpsi pada usia tua juga diperburuk
dengan penurunan fungsi organ tubuh, termasuk penurunan absorbsi kalsium di
usus, meningkatnya hormon paratiroid dalam serum, dan menurunnya laju
aktivasi vitamin D yang lazim terjadi seiring proses penuaan.

2. Apa tujuan terapi pada kasus ini?


 Untuk menjaga BMD (Bone Mineral Density) dan meminimalkan
kehilangan tulang karena usiadan pascamenopause.
 Mencukupi asupan nutrisi, kalsium, maupun vitamin D.
 Mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri
 Meningkatkan kualitas hidup pasien.
(Chisholm-burns et.al , 2008).
3. Jelaskan konsep terapi pada kasus osteoporosis

Terapi Farmakologi yang diberikan kepada pasien, meliputi :


1. Terapi Osteoporosis
Untuk mengatasi osteoporosis yang diderita pasien, diberikan fosamax plus,
dengan keterangan sebagai berikut :
Fosamax plus
Nama Sediaan : fosamax plus® diproduksi oleh Sharp d Dohme
Komposisi : Alendronate Na 70mg, cholecalciferol 70 mcg(2800 iu)
Dosis : 1 tab 1x /minggu
Aturan paka : dikonsumsi 1 tablet, 1 kali seminggu pagi 30 menit
sebelum makan. Berikan sesudah bangun tidur dan tetap
dalam posisi duduk. Jangan berbaring selama min 30 menit.
Jangan berikan menjelang tidur atau sebelum bangun dari
tempat tidur. Telan utuh, jangan dikunyah/ dihancurkan/
dihisap.
Biaya : Tab 4 (Rp. 344.300,-)
Efek samping : sakit kepala,gangguan GI, penurunan kadar ca dan fosfat
serum
Interaksi obat : alendronat : suplemen ca, antasida, kolekalsiferol: olestra,
minyak mineral, orlistat dan d sekuestran asam empedu (misalnya
kolestiramin, kolestipol) dapat mengganggu absorpsi vitamin D.
Antikonvulsan, simetidin, dan tiazid dapat meningkatkan katabolisme vit D.
Alasan pemilihan :
 Alendronate terbukti oleh FDA untuk pencegahan dan pengobatan
osteoporosi postmenopause. Alendronate bekerja terutama pada tulang.
Kerja farmakologi utamanya adalah inhibisi resorpsi tulang normal dan
abnormal (ISO farmakoterapi, 2008).

2. Suplemen Tulang
Pemberian Kalsium
Nama Sediaan : Susu Hilo Gold
Kode Produk : Hilo Gold Plain 500gr.
Komposisi : Susu bubuk skim, gula pasir, maltodekstrin, krimer nabati,
bubuk coklat, susu bubuk full krim, premiks vitamin dan mineral, perisa
artificial coklat, alga merah, kolin, kromium pikolinat
Aturan pakai : Larutkan 4sdm (35gr) susu Hilo ke dalam 200ml air
hangat.
Biaya : Rp 75.000
Alasan pemilihan :
 HiLo dengan kandungan kalsium yang tinggi berperan dalam
pembentukan tulang dan mempertahankan kepadatan tulang. Dalam tiap
100gr mengandung 2000mg kalsium, sehingga apabila dikonsumsi 2 gelas
(75gr) perhari asupan kalsium dalam tubuh sekitar 1500mg sudah
memenuhi syarat kebutuhan kalsium sesuai terapi pengobatan osteoporosis
yaitu 1200mg perhari.
3. Antinyeri
Parasetamol
a. Untuk mengatasi nyeri pada lutut yang dialami nyonya iis dipilih.
Nama Sediaan : parasetamol
Dosis : 1 tab. Maksimal 4g/hari. Semua dosis diberikan 3-4 x/hari
Aturan pakai : diminum 1 tablet sesudah makan, dan bila nyeri
Efek samping : Reaksi hematologi, reaksi kulit dan reaksi alergi lainnya.
Interaksi obat : -
Alasan pemilihan:
 Tidak dapat menggunakan obat antinyeri golongan NSAID( seperti asmef,
piroxicam, meloxicam, na diklofenak) karena apabila diminum secara
bersamaan dengan fosamax plus dapat meningkatkan toksisitas oleh efek
sinergis farmakodinamik serta dapat meningkatkan resiko GI ulcer.
 Untuk mengatasi efek samping dari penggunaan fosamax plus, dimana
efek samping sakit kepala.
(Mims, 2014)
4. Lakukanlah identifikasi mengenai kemungkinan adanya DRP’s pada kasus
pengobatan pasien ini? Jika ada bagaimana cara pengatasannya? Jika perlu,
lakukanlah komunikasi dengan dokter penulis resep untuk mencari solusi
dalam mengatasi DRP’s
 DRP’s terjadi apabila obat fosamax plus diberikan bersamaan dengan
makanan, pemberian fosamax plus dengan makanan di jeda sekitar 30
menit.
 Pemberian bersamaan dengan kalsium (kalsium citrat, kalsium karbonat)
menurunkan level alendronate dengan menghambat absorbs GI. Pemberian
harus dimonitor. Waktu pemberiannya harus dijeda 30 menit.
 Pemberian dengan obat anlgetik secara oral (misal : diklofenak, asam
mefenamat, piroxicam, dsd) dapat meningkatkan toksisitas oleh efek
sinergis farmakodinamik serta dapat meningkatkan resiko GI ulcer.
Digunakan obat analgetik parasetamol(PIO, 2015).
5. Siapkan dan Serahkanlah obat kepada pasien serta lakukan pemberian
informasi obat!

Percakapan antara apoteker dan pasien di rumah sakit Unwahas !


Apoteker : selamat pagi. Saya apoteker di instalansi farmasi ini ada
yang bisa saya bantu???
Pasien : Ini mw nebus resep??
Apoteker : o iya mbak, boleh saya liat resepnya
pasien : iya mbak (sambil memberi resep kepada apoteker)
Apoteker : (sambil mengambil resep dari pasien dan membaca resep) apa betul
ini resep atas nama ibu iis dengan alamat jalan sampangan,
gajahmungkur, kota semarang?
Pasien : iya betul.
Apoteker : silahkan duduk dulu. Nanti saya panggil lagi.

Percakapan antara apoteker dan dokter


Apoteker : assalammu’alaykum dokter
Dokter : wa’alaykum salam
Apoteker : saya apoteker di instalasi farmasi ini dokter mau bertanya
Dokter : iya bu, ada apa ya?
Apoteker : iya dok begini, apa betul pasien atas nama ibu iis dengan alamat jalan
sampangan, Gajahmungkur, kota semarang. Dengan resep tablet
fosamax plus pemakaian 1 kali seminggu 1 tablet adalah pasien
dokter?
Dokter : maaf ya saya cek dulu
Apoteker : iya dok
Dokter : iya betul , ada apa ya?
Apoteker : begini dok, obat yang diresepkan dokter saya sangat setuju begitu
juga dengan aturan pakainya.
Dokter : terus kenapa??
Apoteker : berdasarkan mims tahun 2014 bahwa obat fosamax plus di minum
30 menit sebelum makan. Karena klo diminum setelah makan bisa
timbulnya efek samping iritasi esofagus.
Dokter : ooo begitu ,
Apoteker : iya , kemudian saya mw merekomendasikan untuk penambahan
kalsium juga untuk pasien ibu iis ini gimana dok??
Dokter : Loh kenapa lagi ditambah kalsium??
Apoteker :berdasarkan algoritma pengobatan pada kasus osteoporosis
kalsium dibutuhkan.
Dokter : o iya bu, kalau gitu beri saja, tapi kalsiumnya dicocokkan yah
dengan pesiennya terus harus berdasarkan literatur yang
terpercaya.
Apoteker : iya dok. satu lagi dok, orang dengan osteoporosis kan mengalami
nyeri dok, saran saya ditambah parasetamol 500 mg dengan
penggunaan 3-4x/perhari 1 tablet bila nyeri
Dokter : iya tidak apa-apa sebenarnya. Tapi kenapa ditambah parasetamol?
Apoteker : soalnya berdasarkan literatur terkait interaksi obat fosamax plus
dengan gol NSAID (seperti asmef, piroxicam, na diklofenak, melox
icam) dapat meningkatkan toksisitas secara farmakodinamik dok.
Jadi analgesic yang aman untuk pemberian bersamaan forsamax ya
parasetamol. karena berdasarkan who pain leader dan disesuaikan
dengan rekam medik pasien, pasien mengalami nyeri sampai tidak
bisa berjalan. Jadi diberikan parasetamol dengan dosis 500mg dok.
Dengan jumlah satu strip.
Dokter :oke, saya setuju kalau literaturnya seperti itu. Berikan saja
Apoteker : iya dok, maaf y dok mengganggu waktunya. Terimakasih dok.
Dokter : iya....

Percakapan antara apoteker dengan pasien di instalasi farmasi rs unwahas!


Apoteker : resep atas nama ibu iis
Pasien : iya bu
Apoteker : ibu ini obatnya, ada penambahan obat dari resepnya saya sudah
konfirmasikan dengan dokternya, parasetamol diminum 3-
4x/perhari 1 tablet jika ibu merasa nyeri diminum satu tablet
sesudah makan. susu anlene gold diminum 2 gelas sehari untuk
memenuhu kebutuhan kalsiumya, fosamax plus obatnya diminum
1 kali seminggu 1 tablet, diminumnya pagi 30 menit sebelum
makan. Kalau susunya 30 menit sesudah makan.
Pasien : maaf y buk, saya bingung cara minum obatnya?
Apoteker : ooo ini parasetamol 3-4x/perhari bila nyeri diminum satu tablet
sesudah makan. Ini susu diminum 2 gelas sehari 30 menit
setelah makan. Obat fosamax plus diminum 1 kali seminggu 1
tablet 30 menit sebelum makan. Obat ini ditelan utuh jangan
dikunyah, minumnya dengan air putih yang banyak dalam
posisi duduk selama 30 menit. Jangan berbaring selama
setidaknya 1 jam dan sampai setelah makan. Jangan
diminum pada waktu tidur atau sebelum tidur.
Pasien : maaf y buk , jadi setelah saya minum obat saya tidak bisa
berbaring begitu??
Apoteker : iya buk, tapi hanya untuk obat fosamax plus ini. Agar obatnya
tidak menimbulkan iritasi pada kerongkongan.
Pasien : tapi amankan buk??
Apoteker : iya buk , aman . sudah sesuai dengan petunjuknya.
Pasien :owhh ya bu mw tanya, selain obat dan susu ini, ada gk alternatif
lain agar saya bisa sembuh ??
Apoteker : ibu harus banyak makan sayuran seperti ; brokoli, bayam, yang
banyak mengandung kedelai, dan kurma, ibu bisa berjemur
pada pagi hari, istirahat yang cukup.. gmna buk? Ada lagi yang
bisa saya bantu ?
Pasien : sepertinya sudah cukup buk, terimakasih banyak ya,
Apoteker : sama-sama buk, semoga ibu lekas sembuh ya.
6. Jelaskan mekanisme aksi obat yang anda berikan kepada pasien !
 Alendronate berperan pada osteoblas maupun osteoklas. Alendronate
secara tidak langsung memicu osteoblast menghasilkan substansi yang
akan menghambat dan menurunkan jumlah osteoklas, sehingga aktivatas
osteoklas terbatas dan menurun. Sedangkan pada osteoklas, alendronate
menghambat kerja osteoklas dengan berikatan pada permukaan tulang
yang akan mengurangi produksi proton dan enzim lisomal dari osteoklas.
 Parasetamol
Mekanisme kerja parasetamol yaitu sebagai inhibitor prostaglandin yang
lemah. Jadi mekanisme kerjanya dengan menghalangi produksi
prostaglandin, yang merupakan bahan kimia yang terlibat dalam transmisi
pesan rasa sakit ke otak. Dengan mengurangi produksi prostaglandin,
parasetamol membantu meredakan rasa sakit, seperti rasa saakit kepala,
sakit/ nyeri pada anggota tubuh lainnya dan demam atau panas.

7. Tentukanlah terapi non farmakologi yang anda sarankan untuk


mengoptimalkan pengobatan pasien. Lakukanlah konseling agar pasien
patuh terhadap terapi yang akan dijalankan.
1. Menyarankan pasien untuk meningkatkan aktivitas fisik, seperti olahraga
atau aktivitas lain sesuai usia dan kondisi tubuh.
2. Menyarankan pasien untuk meningkatkan konsumsi sayuran, dan air putih,
untuk mengantisipasi efek samping kontstipasi dari suplemen kalsium
3. Menyarankan pasien untuk meningkatkan konsumsi makanan kaya
kalsium dan vitamin D seperti susu, sarden, brokoli, lele, bayam, tahu, dan
yogurt.
4. Menyarankan pasien mengendalikan stres karena nyeri maupun gejala
menopause yang terasa dengan aktivitas yang disukai.
5. Tidak boleh melakukan pekerjaan berat
8. Sebutkan dan jelaskanlah parameter klinik yang akan dipantau dalam
evaluasi perkembangan penyakit pasien !
a. Pasien yang menerima farmakoterapi untuk massa tulang yang rendah harus
diperiksa setidaknya setiap tahun.
b. Pasien harus ditanya tentang gejala fraktur yang mungkin terjadi (misalnya
nyeri tulang, cacat) pada setiap kunjungan.
c. Kepatuhan pasien harus dievaluasi pada setiap kunjungan
d. Beberapa dokter mengukur BMD setiap 1-2 tahun setelah memulai terapi
dengan tujuan untuk mengidentifikasi ketidakpatuhan obat atau osteoporosis
sekunder (Dipiro, 2005).
DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, I. K., Andrajati, R., Setiadi, A. P., Sigit, J. I., Sukandar, E. Y. 2008. ISO
Farmakoterapi. PT. ISFI Penerbitan: Jakarta.

Chisholm-burns, Marie A., Wells, Barbara G., Schwinghammer, Terry L.,


Malone, Patrick M., Kolesar, Jill M., Rotschafer, John C., Dipiro, Joseph
T., 2008, Pharmacotherapy principles and practice, United States of
America : McGraw-Hill Companies, Inc.

Dipiro, Joseph T.,Talbert, Robert L.,Yee, Gary C., Matzke, Gary R., Wells,
Barbara G., Posey, L. Michael., 2005, Pharmacotheraphy a
Pathophysiologic Approach 1 Fifth Edition, United States of America :
McGraw-Hill Companies, Inc.

Ikawati, Z., Mari Melangkah Dengan Pasti di Tahun 2011 (tanpa


osteoporosis),http://zulliesikawati.wordpress.com/2011/01/03/mari-
melangkah-dengan-pasti-tanpa-osteoporosis/, diakses tanggal 22
September 2011.

MIMS Indonesia, Petunjuk Konsultasi, Edisi 13, 2013/2014. Jakarta: Penerbit


Asli (MIMS Pharmacy Guide).

PIO, (online), (http://www.farmasinet.com/pio/konsultasi.php, diakses 3 oktober


2017).

Anda mungkin juga menyukai