ERITEMATOSUS
SISTEMIK
Disusun Oleh : Asy Syifa Dhiya Ulhaqq Anwar (629222012)
Lupus Eritematosus Sistemik (LES) atau Lupus merupakan penyakit autoimun kompleks
yang menyerang berbagai sistem dalam tubuh, mengenai satu atau beberapa organ tubuh,
seperti ginjal, kulit, sel darah dan sistem saraf yang ditandai dengan adanya inflamasi luas
pada pembuluh darah dan jaringan ikat yang bersifat episodik diselingi oleh periode remisi.
Epidemiologi
• Prevalensi lupus bervariasi pada tiap negara dengan angka kejadian lupus empat kali lebih
banyak terjadi pada afrikan-amerikan dibandingkan kaukasian.
• Angka insidensi lupus di Asia Pasifik sebesar 0,9-3,1/100.000 penduduk setiap tahunnya.
• Di Indonesia, insidensi lupus pada anak secara umum mengalami peningkatan, yaitu sekitar
15-17%.
• Penyakit ini paling sering mengenai anak perempuan dengan usia 9-15 tahun dengan ratio
perempuan dan laki-laki adalah 2:1 sebelum pubertas dan setelah pubertas menjadi 9:1.
Etiologi
Faktor
01 Faktor Genetik Lingkungan 02
5
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
• Muskuloskeletal • Ginjal
• Hematologi • Mata
• Neuropsikiatri
• Paru
Pemeriksaan Fisik
• Tanda-tanda rambut mudah dicabut atau terdapat area kebotakan
• Konjungtiva anemis
• Pemeriksaan thorax Nyeri dada tanpa kelainan radiologi yang nyata, sesak napas, hemoptisis, dan demam. Pada
keadaan berat, dapat ditemukan efusi pleura
• Pemeriksaan abdomen Nyeri tekan pada abdomen yang menandakan adanya vaskulitis dari pembuluh darah
usus
• Pada pasien anak perlu dilakukan perhitungan status gizi berdasarkan tabel pengukuran CDC 2000 BB/U, TB/U, dan
BB/TB.
Pemeriksaan Penunjang
13
Penatalaksanaan
14
Penatalaksanaan
Kortikosteroid Imunosupresan
1. Prednison (Peroral) : • Azatioprin : Dosis anak 1-3 mg/kg/hari
• Dapat diberikan bersamaan dengan makanan, dosis• Siklofosfamid : Diberikan secara per oral dengan
rendah <0,5 mg/kgBB/hari dibagi 3-4 dosis dosis 1–3 mg/kgBB/hari, parenteral Dosis awal 500 –
• Dosis tinggi 1-2 mg/kgBB/hari (max. 60–80 mg/hari) 750 mg/m², max. 1 g/m²/hr bolus per infus, dosis
p.o, dibagi 3-4 dosis selama 3-6 minggu terendah dalam 150 ml larutan Dextrosa 5% selama
2. Metil prednisolon (Parenteral) 1 jam
• Dosis 30 mg/kg/hari i.v. (max. 1 g), selama 90 menit,• Metotreksat : Dosis 7,5 mg peroral, 1x/minggu
3 hari berturut-turut, dilanjutkan tiap minggu, diberikan bersama asam folat peroral
disertai prednison dosis rendah setiap hari
3. Triamsinolon (Intraartikular)
15
Penatalaksanaan
• Penyebab kematian utama pada lupus antara lain adalah infeksi, nefritis, penyakit SSP, perdarahan paru, dan
infark jantung. Infark jantung disebabkan oleh pemakaian kortikosteroid kronis
• Prognosis lupus bervariasi mulai dari ringan hingga berkembang cepat menjadi berat disertai kegagalan
multiorgan bahkan kematian
• Prognosis pasien dengan lupus lebih buruk apabila disertai dengan atau pada keadaan penyakit renal, hipertensi,
usia muda, ras kulit hitam, antibodi anti fosfolipid positif, aktivitas penyakit yang tinggi.
• Penyebab mortalitas pada beberapa tahun pertama adalah penyakit yang aktif (misal penyakit sistem saraf pusat
atau ginjal) atau infeksi yang berhubungan dengan imunosupresi