Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH IMUNOLOGI

FUNGSI DARI ORGAN LIMFOID

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
Jenny Megananda 2021141002
Sinta Mei Enjelina 2021141008
Rosyadah Hafidz 2021141011
Aprilliyani Dwi S. 2021141017
Ika Suryani 2022142016

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS SAINS, TEKNOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS SAHID SURAKARTA
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Setiap manusia memiliki sistem imun untuk menjaganya dari virus dan bakteri
yang ada di sekitar, baik di udara ataupun yang menempel pada benda-benda yang ada
di keseharian kita. Sistem imun adalah sistem yang membentuk kemampuan tubuh
untuk melawan bibit penyakit dengan menolak berbagai benda asing yang masuk ke
tubuh agar terhindar dari penyakit (Irianto, 2012). Sistem imun tubuh memiliki dua
mekanisme pertahanan dalam menjaga tubuh, yaitu sistem imun spesifik dan sistem
imun non-spesifik.
Sistem imun spesifik adalah sistem imun khusus yang akan mulai bekerja saat suatu
virus atau bakteri itu sudah dikenali sebelumnya karena sistem imun ini memiliki
memori atau daya ingat tentang suatu bibit penyakit yang sebelumnya dan mulai
memproses sel imun khusus yang disebut limfosit untuk membasmi penyakit tersebut.
Sedangkan sistem imun non-spesifik yaitu sistem imun yang akan berfungsi saat benda
asing atau virus apapun yang masuk ke dalam tubuh tanpa harus mengenali suatu bibit
penyakit tertentu karena sistem imun ini tidak memiliki ingatan atau memori.
Sistem imun terdiri dari sel-sel imun, jaringan limfoid, organ limfoid dan sirkulasi
limfatik. Organ limfoid dibagi menjadi 2, yaitu organ limfoid primer dan organ limfoid
perifer atau sekunder. Organ limfoid primer adalah organ yang menyimpan dan
mematangkan sel limfosit yaitu sumsum tulang dan timus, sedangkan yang termasuk
organ limfoid sekunder adalah organ yang menyimpan sel limfosit yaitu limpa,
apendiks, adenoid dan tonsil.

1.2. TUJUAN
1. Mengetahui kelompok pada organ limfoid
2. Mengetahui fungsi dari organ limfoid
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Organ dan Jaringan Limfoid


Organ dan jaringan limfoid dibagi menjadi 2 kelompok utama, yaitu organ limfoid
primer seperti timus, ekivalen bursa fabricius dan sumsum tulang yang berfungsi
sebagai embriogenesis dari sel-sel imunologik. Dan organ limfoid sekunder seperti
kelenjar limfe, limfa dan jaringan limfoid lainnya yang bereaksi aktif terhadap stimulasi
antigen (Subowo 1993; Roitt dkk., 1993).

2.2. Fungsi Organ Limfoid Primer


a. Kelenjar Timus
Timus adalah sebuah kelenjar yang letaknya di depan dada di bagian depan
mediastinum, terbagi dalam dua lobus dan banyak lobulus yang masing-masing
terdiri atas korteks dan medula. Berat maksimalnya saat manusia memasuki masa
pubertas, pada bayi baru lahir ukurannya sangat kecil dan beratnya sekitar 10 gram.
Ukurannya akan bertambah pada masa remaja menjadi sekitar 30-40 gram dan
kemudian mengecil ketika mencapai masa dewasa. Hingga saat ini, fungsi kelenjar
diketahui hanya sebagai tempat produksi sel T yang dibutuhkan dalam sistem imun
adaptif (Sofwan et all., 2022).
Proses diferensiasi limfosit didalam timus, dipengaruhi oleh epitel timus dan sel
dendritik yang berasal dari sumsum tulang (interdigitating cells). Sel dendritik ini
mengekspresikan MHC (Major Histocompatibility Complex) kelas II dalam jumlah
banyak dan diduga berperan dalam mendidik limfosit T untuk mengenal antigen diri
(self). Dalam proses maturasi ini sel T menjadi imunokompeten. 2-3 hari, setelah
sel induk masuk kedalam timus, limfosit meninggalkan timus lalu masuk kedalam
sirkulasi dan selanjutnya menetap didalam organ limfoid perifer (Suardana, 2017).
Kelenjar timus merupakan kelenjar yang bertanggung jawab dalam
pertumbuhan manusia. Bahkan sangat berpengaruh pada saat usia pertumbuhan.
Karena kelenjar thymus berfungsi untuk pertumbuhan. Bila kekurangan kelenjar
thymus akan menderita kretinisme (kekerdilan) dan bila kelebihan menimbulkan
gigantisme (raksasa) (Sofwan et all., 2022).
Fungsi kelenjar timus adalah: (Sofwan et all., 2022)
1. Mengaktifkan pertumbuhan badan
2. Mengurangi aktivitas kelenjar kelamin
3. Menghasilkan timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosit

b. Sumsum Tulang dan Ekivalen Bursa Fabrisius


Bursa Fabricius merupakan organ limfoid primer yang memiliki fungsi sebagai
tempat pematangan dan diferensiasi sel dalam pembentukan antibodi, sehingga sel
ini disebut sel B. Organ semacam ini tidak dijumpai pada mamalia, akan tetapi
diketahui bahwa sel B pada mamalia berdiferensiasi dalam sumsum tulang dan
dalam organ limfoid perifer. Selain tempat pematangan sel B, sumsum tulang juga
mengandung sel T matang dan plasmosit. Dengan demikian, sumsum tulang di
samping sebagai organ limfoid primer, juga berfungsi sebagai organ limfoid
sekunder (Suardana, 2017).

2.3. Organ Limfoid Sekunder


a. Kelenjar Limfa
Kelenjar Limfa sering disebut sebagai simpul limfa (Nodus Limfe) yang dapat
ditemukan di ketiak dan lipatan paha, sepanjang pembuluh-pembuluh besar di leher
dan dalam jumlah besar di toraks dan abdomen, terutama dalam mesenterium
(Hofinessia, 2009). Kelenjar limfa akan membengkak apabila tubuh terkena infeksi.
Kelenjar limfa berfungsi:
1. Menghasilkan sel darah putih (limfosit)
2. Menjaga agar tidak terjadi penjalaran infeksi lebih lanjut
3. Menyaring cairan limfe yang mengalir dalam pembuluh limfatik saat cairan
limfe melewati nodus limfe

b. Limfa
Limfa adalah kumpulan jaringan limfoid terbesar dalam organisme. Karena
banyak mengandung sel fagositik dan adanya kontak erat antara darah yang beredar
dalam sel, maka limfa merupakan alat pertahanan penting terhadap mikroorganisme
yang menerobos masuk sirkulasi. Limfa bereaksi segera terhadap antigen yang
terbawa darah dan merupakan organ pembentuk antibodi penting. Limfa terletak di
belakang lambung dan terdiri atas pulpa merah sebagai tempat penghancuran
eritrosit dan pulpa putih yang terdiri atas jaringan limfoid (Hofinessia, 2009).
Fungsi limpa adalah:
1. Pembentukan sel darah putih dan antibodi
2. Tempat cadangan sel darah
3. Tempat pembongkaran sel darah merah yang mati
4. Tempat membunuh kuman-kuman penyakit

c. Jaringan Limfoid Lain


Jaringan limfoid lain tersebar dalam jaringan submukosa saluran nafas, saluran
cerna dan saluran urogenital. Contoh jaringan limfoid yang tersusun baik dan
mengandung banyak pusat-pusat germinal adalah tonsil yang merupakan garis
pertahanan pada pintu masuk saluran cerna dan saluran napas (Suardana, 2017).
Tonsila adalah organ yang terdiri atas kelompok jaringan limfoid bersimpai
tidak sempurna yang terdapat dibawah, namun berkontak dengan epitel saluran
cerna berdasarkan lokasinya. Maka tonsila dalam mulut dan faring disebut tonsila
palatina, tonsila faringeal, tonsila lingualis. Tonsil disebut juga amandel. Terletak
pada bagian kiri dan kanan pangkal tenggorokan (Hofinessia, 2009).
Tonsil mensekresikan kelenjar yang banyak mengandung limfosit, sehingga
tonsil dapat berfungsi untuk membunuh bibit penyakit dan melawan infeksi pada
saluran pernapasan bagian atas dan faring.
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
1. Sistem imun tubuh memiliki 2 mekanisme pertahanan dalam menjaga tubuh, yaitu
sistem imun spesifik dan sistem imun non-spesifik.
2. Organ dan jaringan limfoid terbagi menjadi 2 kelompok utama, yaitu organ limfoid
primer (timus, ekivalen bursa fabricius dan sumsum tulang) dan organ limfoid
sekunder (kelenjar limfe, limfa dan jaringan limfoid lainnya).
3. Fungsi spesifik timus, tempat perkembangan limfosit yang dihasilkan dari sumsum
merah untuk menjadi limfosit T.
4. Sumsum tulang merupakan jaringan penghasil limfosit.
5. Contoh jaringan limfoid lain yang tersusun baik dan mengandung banyak pusat-
pusat germinal adalah tonsil, merupakan garis pertahanan pada pintu masuk saluran
cerna dan saluran napas.
DAFTAR PUSTAKA
Hofinessia, D. 2009. Organ Lymfoid. Makalah Histologi. Universitas Padjajaran.
Roitt I, Brostoff J, Male D. 1993. (eds): Cell Involved in Immune Responses.
Immunology. 3rd-ed st. Louis: Mosby : 2. 16-2. 20.
Sofwan, A., Aryenti. 2022. Buku Ajar Anatomi Endokrin. Universitas Yarsi. 30-32.
Suardana, I.B.K. 2017. Sistem Imun. Diktat Imunologi Dasar. Universitas Udayana.
Denpasar. 32-35.

Anda mungkin juga menyukai